Anda di halaman 1dari 18

KEPATUHAN WAJIB PAJAK

DALAM MEMBAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
DI KELURAHAN WURING KECAMATAN ALOK BARAT KABUPATEN SIKKA

Disusun dan diajukan oleh


ANTONIUS NONG BABA
NIM 062.190.252
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Agus martowardjo mentri keuangan mengakui kondisi krisis global menyebabkan
900 wajib pajak setoran pajaknya menurun hinga Rp.65 triliun. Menurut agus
penurunan ini yang menyebabkan pertumbuhan penerimaan pajak tahun 2012 tidak
mencapai target. (Agus Martowardjo, 2013)
Fenomena penerimaan pajak (Y)

Direktorat jendral pajak mengakui saat ini kemampuan


pegawainya dalam melakukan penagihan piutang atau
tunggakan masih sangat kurang. Terutama untuk menghadapi
wajib pajak yang bersifat preman. (Fuad Rahmany :2012)
Dan masih banyak jumlah tunggakan pajak (piutang pajak)
yang belum tertagih sebesar 54 triliun dan pemerintah
mengancam para penunggak akan diumumkan ke media
masa(Agus Martowadojo, 2012).
Fenomena penagihan pajak (X1)

seperti agus marto mengaku, masih banyak wajib pajak yang


belum terdaftar. Bahkan terdapat wajib pajak yang tidak
Fenomena
setisp variabel membayar pajaknya sesuai dengan ketentuan. (Agus
Martowardjo:2012)
Fenomena kepatuhan wajib pajak (X2)
KERANGKA PEMIKIRAN
toro Arief : 2008
Zakiah m Syahab Dan Han
Titin Vigirawati: 2011

Penagihan
pajak

Diaz priantara , 2012:110


Amin Punawarman: 2004 Penerimaan
pajak

Kepatuhan
wajib pajak

Desi Handayani: 2008


Asri Fika Agusti:2008
Suryadi:2006
TEORI SETIAP
VARIABEL
Penerimaan pajak
“Kepatuhan adalah"Pajak adalah iuran
adalah suatu kepada negara (yang dapat
Penagihan pajak pemenuhan dipaksakan) yang terutang
adalah perbuatan yang kewajiban oleh yang wajib
dilakukan oleh perpajakan, yang membayarnya menurut
Direktur Jendral Pajak harus dilakukan peraturan-peraturan, dengan
karena wajib pajak wajib pajak tidak mendapat prestasi
tidak memenuhi melalui tingkat kembali yang langsung
kententuan undang- pelaporan SPT, dapat ditunjuk dan yang
undang pajak gunanya adalah untuk
laporan membiayai pengeluaran-
khususnya mengenai penyelsaian
pembayaran pajak pengeluaran umum
tunggakan pajak berhubung dengan tugas
Rochmat Soemitro dan negara untuk
(2004:76)” perkembangan menyelenggarakan
pembayaran atau pemerintahan. (Suparmoko,
penyetoran pajak 2000)
terutang Chaizi
Nasucha
(2004:38)
• hubungan antara penagihan terhadap penerimaan yang meliputi penagihan
dengan tujuan untuk menjaga penerimaan negara yang seharusnya diterima
dari sektor pajak. Surat tagihan pajak diharapkan dapat meningkatkan
Teori
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Menurut Ginting (2006) wajib
penagihan
pajak yang terutang pajak, 95% mau membayar pajak setalah diberikan surat
pajak
ketetapan pajak. (Titin Vigirawati: 2011)
terhadap

penerimaan waluyo (2000:238) penagihan pajak berhubungan terhadap penerimaan pajak
pajak yaitu perkembangan jumlah tunggakan pajak dari waktu ke waktu menunjukan
jumlah yang sangat besar. Peningkatan jumlah tunggakan pajak ini belum
diimbangi dan kegiataan pencairannya, namun dengan demikian secara umum
penerimaan pajak di bidang perpajakan semakin meningkat terhadap
tunggakan pajak maka perlu dilaksanakan penagihan

Teori • Besarnya jumlah penerimaan pajak ada hubunganya dengan tingkat


kepatuhan
wajib pajak kepatuhan wajib pajak. ( desi handayani, 2008).
terhadap • Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan posisi strategis
penerimaan dalam peningkatan penerimaan pajak. (diaz priantara, 2012:109)
pajak

Teori
penagihan • Menurut (Diaz priantara, 2012: 110) maka penagihan pajak yang
pajak dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan merupakan wujud law
terhadap enfrocement untuk meningkatkan kepatuhan yang menimbulkan aspek
kepatuhan psikologi bagi wajib pajak.
wajib pajak
Seberapa besar pengaruh penagihan
terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP
Kanwil Jabar 1.

Seberapa besar pengaruh penagihan


pajak dan kepatuhan wajib pajak
terhadap penerimaan pajak di KPP
Kanwil Jabar 1.
OPRASIONAL
VARIABEL

indikator Jumlah rupiah


surat tagihan
pajak
X1

Jumlah rupiah Surat


indikator
ketetapan pajak
kurang bayar

X2

Jumlah
indikator
penerimaan
pajak
Y
Metode penelitian

Penelitian melihat jumlah rupiah


Unit dari setiap masing-masing
variabel dilihat dari 16 kantor
analisis pelayanan pajak di Kantor
wilayah Jawabarat 1
Analisis jalur(path analyis)
Analisis jalur mengkaji
hubungan sebab akibat yang
bersifat struktural dari variabel
analisis independen terhadap variabel
dependen dengan
data mempertimbangkan keterkaitan
antar variabel independen.
Populasi dalam penelitian ini adalah
data-data yang ada di kantor
pelayanan pajak yang ada di jabar 1
yaitu sebanyak 16 kantor pelayanan
pajak
Sampel yang di ambil penulis sampel
jenuh yang di ambil dalam penelitian
Populasi ini adalah yang terdapat di 16 KPP
dan sample yang mempunyai atas tentang apa
yang penulis bahas. Teknik yang
diambil sensus.
Menurut Cooper and Schindler (2006;
492) mengatakan bahwa “uji
signifikansi dilakukan untuk
menentukan keakuratan hipotesis
berdasarkan fakta yang telah
dikumpulkan dari data sampel, bukan
data sensus”. Jadi untuk menjawab
hipotesis penelitian, koefisien jalur
yang diperoleh langsung dibandingkan
dengan nol
Nilai koefisien determinasi Melalui nilai

wajib pajak
Variabel penagihan terhadap kepatuan

Variabel penagihan dan kepatuhan wajib


pajak terhadap penerimaan pajak
dinterpretasikan sebagai koefisien
besar kontribusi variabel determinasi (R
independen terhadap Square) dapat
variabel dependen. Jadi dari diketahui bahwa
hasil penelitian ini diketahui secara bersama-
bahwa penagihan pajak sama penagihan
hanya memberikan pajak dan
pengaruh sebesar 0,9% kepatuhan Wajib
terhadap kepatuhan Wajib Pajak memberikan
Pajak pada Kantor kontribusi
Pelayanan Pajak Pratama di (pengaruh) sebesar
Kanwil Jawa Barat I, 94,8% terhadap
sedangkan sebesar 99,1% penerimaan pajak
sisanya merupakan pada Kantor
pengaruh faktor-faktor lain Pelayanan Pajak
diluar penagihan pajak, Pratama di Kanwil
seperti kualitas pelayanan Jawa Barat I.
perpajakan, pemeriksaan Sisanya sebesar 5,2%
pajak dan lainnya. merupakan
pengaruh faktor lain
diluar kedua
variabel yang
Koefisien jalur X1
nilai koefisien terhadap X2
korelasi diatas dapat dan didukung oleh
dilihat bahwa jurnal (amin
hubungan antara punawarman, 2004).
penagihan pajak (X1) Dan didukung oleh
dangan kepatuhan teori yang
Wajib Pajak (X2) menyatakan
sebesar 0,096 dan penagihan pajak yang
masuk dalam kategori dilaksanakan secara
sangat lemah atau konsisten dan
sangat rendah. Arah berkesinambungan
hubungan positif merupakan wujud law
antara penagihan enfrocement untuk
pajak dengan meningkatkan
kepatuhan Wajib kepatuhan yang
Pajak menujukkan menimbulkan aspek
bahwa semakin sering psikologi bagi wajib
dilakukan penagihan pajak (Diaz priantara,
pajak cenderung akan 2012:110).
diikuti dengan
peningkatan
kepatuhan Wajib
Pajak.
Kofisen jalur X1
terhadap Y Penagihan pajak berhubungan
penagihan berpengaruh terhadap penerimaan pajak
terhadap penerimaan pajak yaitu perkembangan jumlah
sangatlah berpengaaruh positif tunggakan pajak dari waktu
dan hasil penerlitian. diperoleh ke waktu menunjukan jumlah
koefisien jalur penagihan pajak yang sangat besar,
terhadap penerimaan pajak Peningkatan jumlah
sebesar 0,031. Karena nilai tunggakan pajak ini belum di
koefisien jalur penagihan pajak imbangi dan kegiataan
(0,031) lebih besar dari nol, pencairannya, namun dengan
maka diputuskan untuk Ho demikian secara umum
sehingga Ha diterima. Jadi penerimaan pajak di bidang
dapat disimpulkan bahwa perpajakan semakin
penagihan pajak berpengaruh
terhadap terhadap penerimaan
meningkat terhadap
pajak pada Kantor Pelayanan tunggakan pajak maka perlu
Pajak Pratama di Kanwil Jawa dilaksanakan penagihan
Barat I. Hasil penelitian ini (Waluyo, 2000:238). Dan
memberikan bukti empirik didukung juga oleh jurnal
bahwa semakin sering Zakiah m Syahab Dan
dilakukan penagihan pajak akan Hantoro Arief (2008) dan
meningkatkan penerimaan pajak Titin Vigirawati (2011) yang
pada Kantor Pelayanan Pajak isi jurnalnya bertolak
Pratama di Kanwil Jawa Barat I. belakang sama hasil
penelitian, dikarenakan
indikator yang dilihat jurnal
itu jumlah STP yang terbit,
dan hasil penelitian ini jumlah
rupiah STP.
Hasil penelitian Hasil penelitian ini
Koefisen jalur X2 diperoleh koefisien didukung oleh penelitian
terhadap Y jalur kepatuhan Wajib menurut Asri Fika Agusti
(2008) menyatakan
Pajak terhadap terdapat pengaruh antara
penerimaan pajak tingkat kepatuhan wajib
sebesar 0,970. Karena pajak badan terdapat
nilai koefisien jalur peningkatan penerimaan
kepatuhan Wajib Pajak pajak pada Kantor
(0,970) lebih besar dari pelayanan pajak, yang
nol, maka diputuskan koefien regresinya
untuk menolak Ho menunjukan bahwa
pengaruh antara tingkat
sehinggaHa diterima. kepatuhan terhadap
Jadi dapat disimpulkan penerimaan pajak adalah
bahwa kepatuhan Wajib positif. Dan juga didukung
Pajak berpengaruh oleh Suryadi (2006) yang
terhadap terhadap hasil penelitianya
penerimaan pajak pada menyimpulkan semakin
Kantor Pelayanan patuh wajib pajak
Pajak Pratama di melaporkan dan melunasi
kewajiban perpajakanya
Kanwil Jawa Barat I. maka akan semakin
meningkatkan
penerimaaan pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak
Diagram Hasil Jalur Keseluruhaan

2
X1
0,052
0,031

0,096 Y

0,970

X2
KESIMPULAN

Penagihan pajak memiliki pengaruh dengan kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama di Kanwil Jawa Barat I. Semakin sering dilakukan
penagihan pajak cenderung akan diikuti dengan peningkatan kepatuhan Wajib Pajak.
Dikarenakan penagihan pajak sangat berperan penting untuk meningkatkan
kepatuhan pajak di jabar 1. Masalah masih banyak wajib pajak yang sulit ditagih
dikrenakan wajib pajak bandel, dikarenakan penagihan pajak oleh fiskus tidak
optimal terhadap wajib pajak. Oleh karena itu penagihan pajak lebih ditingkatkan
untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebagai wujud dari law enfrocment.

Secara bersama-sama penagihan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Kanwil Jawa Barat I. Secara bersama-sama penagihan pajak dan kepatuhan
Wajib Pajak memberikan kontribusi (pengaruh) yang sangat besar terhadap penerimaan pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama di Kanwil Jawa Barat I. Oleh karena penerimaan pajak belum optimal dikarenakan
penagihan pajak bermasalah adanya wajib pajak masih banyaknya menunggak pajak yang sulit ditagih oleh
petugas pajak, kanwil jabar 1 mempunyai data setiap kantor pelayanan pajak setiap daerah yang sangat tinggi
jumlah tunggakan pajaknya karena wajib pajaknya membandel, karena tidak tepat waktu membayar pajaknya.
Jadi semakin giat melakukan penagihan pajak diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak. dan pajak
belum optimal juga dikarenakan Masih banyak masalah kepatuhan wajib pajak yang tidak membayar pajaknya
sesuai ketentuan perpajakanya yang mengakibatkan masih kurangnya ketelitian para wajib pajak yang
mengakibatkan setoran pajaknya tidak seseuai yang sudah ditentukan oleh petugas pajak yang mengakibatkan
banyaknya tunggakan pajak yang mengakibatkan penurunan penerimaan pajak tidak mencapai target pajak di
masing-masing kantor pelayanan pajak di jabar 1.

Anda mungkin juga menyukai