Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia sedang melakukan pembangunan secara terus
menerus di seluruh wilayah dengan tujuan mencapai perubahan di berbagai sektor.
Untuk mendukung pembangunan tersebut, pemerintah berusaha meningkatkan
pendapatan negara, di antaranya melalui pajak yang merupakan salah satu sumber
penerimaan terbesar di dalam negeri. Berdasarkan Undang-Undang RI No.28 tahun
2007 pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan menyatakan
bahwa pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi ataubadan yang bersifat memaksa, dengan tidak mendapat imbalan secara
langsung.Pajak digunakan sepenuhnya untuk keperluan negara bagi kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat

Peran pajak dalam APBN sangat besar. Maka, pemerintah terus menerus
berusaha untuk meningkatkan penerimaan pajak yang dalam hal tersebut
merupakan tugas dari direktorat jendral pajak. Direktorat jendral pajak melakukan
berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak. Sehingga dalam
memperoleh pajak untuk Negara, dibutuhkan kesadaran masyarakat sebagai wajib
pajak.

Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


sangat penting karena pajak merupakan sumber utama pendapatan negara.
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan penerimaan pajak,
dan tugas ini diemban oleh Direktorat Jenderal Pajak. Direktorat Jenderal Pajak
melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak. Mereka
bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi pelaksanaan sistem perpajakan
di negara tersebut. Beberapa upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
antara yaitu penegakan Hukum Pajak, Melalui penegakan hukum, Direktorat
Jenderal Pajak menindak tegas pelanggaran perpajakan untuk mendorong
kepatuhan wajib pajak. Tindakan ini termasuk pengawasan, audit, dan penegakan
sanksi terhadap mereka yang tidak memenuhi kewajiban pajak. Peningkatan
Kesadaran Wajib Pajak Direktorat Jenderal Pajak melakukan kampanye dan
sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak. Mereka
menyampaikan informasi mengenai pentingnya membayar pajak dan kontribusi
pajak dalam pembangunan negara. Peningkatan Pelayanan, Untuk memudahkan
wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak
terus meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak. Mereka mengembangkan sistem
online dan layanan elektronik yang memungkinkan wajib pajak melaporkan dan
membayar pajak secara lebih efisien. Pencegahan Penyimpangan Pajak, Direktorat
Jenderal Pajak juga berupaya mencegah penyimpangan pajak dengan melakukan
pemantauan terhadap potensi praktik perpajakan yang merugikan negara. Mereka
melakukan pengawasan terhadap perusahaan dan individu untuk memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan perpajakan yangberlaku.

Kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak sangat penting dalam


memperoleh pajak bagi negara. Dengan memiliki kesadaran tersebut, masyarakat
akan lebih patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakan mereka. Hal ini akan
berkontribusi pada peningkatan penerimaan pajak dan memperkuat keuangan
negara untuk pembangunan dan pelayanan publik yang lebih baik.

Perrmasalahan yang sering terjadi dalam peningkatan penerimaan


pendapatan Negara dari sektor pajak ialah kepatuhan pajak. sehingga dapat
menghambat keefektifan dalam pengumpulan pajak. Dalam membayar pajak,
kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari ketaatan wajib pajak untuk memenuhi
serta melaksanakan hak dan kewajibannya.

Kepatuhan wajib pajak terhadap kewajiban perpajakan juga dipengaruhi


oleh sanksi perpajakan. Sanksi diperlukan untuk mendidik para pelanggar
undang-undang perpajakan, dan umumnya sanksi tersebut dijatuhkan karena
wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan. Pengenaan sanksi
perpajakan terhadap wajib pajak dapat mengakibatkan wajib pajak harus
memenuhi kewajiban perpajakannya guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Wajib pajak akan mematuhi karena mereka yakin akan ada hukuman berat bagi
yang menghindari pajak.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh KPP Pratama sukabumi (2017),
menunjukkan adanya jumlah kepatuhan wajib pajak pada tahun 2013 sampai
2017.

Berdasarkan tabel di atas jumlah wajib pajak yang terdaftar aktif


mengalami peningkatan selama beberapa tahun. Hal ini dapat dilihat pada tahun
2013 sebanyak 115,977 wajib pajak, tahun 2014 naik menjadi 126,909 wajib pajak,
tahun 2015 naik menjadi 129,868 wajib pajak dan pada tahun 2016 naik menjadi
161,115 dan terus meningkat sampai dengan tahun 2022. Fenomena ini menjadi
pertanyaan keberhasilan atas peraturan yang ditentukan di kantor Pelayanan Pajak
Pratama Sukabumi disebabkan oleh faktor apa.

Dengan diterapkannya Sanksi pajak mampu mempengaruhi tingkat


kepatuhan wajib pajak, sehingga dengan adanya Sanksi pajak dapat
menghasilkan wajib pajak yang tidak patuh menjadi patuh. Jika penerapan
peraturan perpajakan yang ketat, sanksi administrasi yang relatif berat dan
otoritas pajak yang sulit untuk ditangani, maka wajib pajak akan menganggapnya
sebagai risiko serius jika tidak mematuhinya. Artinya diperlukan sanksi sebagai
pencegah agar wajib pajak tidak melanggar standar perpajakan yang berlaku.
(Bekasi, 2012)
Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Alat Hasil


Peneliti / Penelitian Analisis Penelitian
Tahun
1. 1. Rizki Pengaruh (X1) Jenis Hasil
PutriHadi Kesadaran kesadaran penelitian penelitian
Bintari Perpajakan, perpajakan adalah menunjukkan
2. Heru Sikap (X2) sikap kuantitatif . bahwa
S.Rukmana / Rasional, rasional Mengguna kesadaran
2020 Sanksi Denda (X3) sanksi kan perpajakan,
Dan Sikap denda Regresi sikap rasional,
Fiskus (X4) sikap Linear sanksi denda
Terhadap fiskus Berganda dan sikap
Kepatuhan (y) Dengan fiskus
Wajib Pajak kepatuhan bantuan berpengaruh
wajib pajak program positif terhadap
SPSS versi kepatuhan
23.0. wajib pajak
2. 1. Sunanta Pengaruh (X1) Analisis Berdasarkan
2. Leonardo/ Kesadaran kesadaran data yang hasil analisis
2021 Wajib Pajak wajib digunakan yang
Dan pajak(X2) adalah dilakukan
Pengetahuan pengetahu analisis maka
Perpajakan an regesi, uji-t diperoleh
Wajib Pajak perpajakan dan uji- kesimpulan
Terhadap wajib F. bahwa
Kepatuhan pajak(Y) Pengelolaa kesadaran
Wajib Pajak kepatuhan n data wajib pajak,
wajib pajak dengan dan
bantuan pengetahuan
software perpajakan
SPSS wajib pajak
(Statistical memiliki
Product pengaruh
and positif dan
Service signifikan
Solution) terhadap
version 24 kepatuhan
wajib pajak di
Desa
Tegalangus
3. 1. Marth Pengaruh (X1) berlangsun Hasil
aRianty Kesadaran kesadaran g. penelitian
N Wajib Pajak Wajib Sedangkan menunjukkan
Dan Pajak, sumber bahwa
2.Riza Pengetahuan (X2) data variabel
Syahputera / Perpajakan kualitas diperoleh kesadaran
2020 Wajib Pajak pelayanan berdasarka Wajib Pajak
Terhadap fiskus n dan Sanksi
Kepatuhan (X3) sanksi pertanyaan perpajakan
Wajib Pajak perpajakan dalam berpengaruh
(Y) bentuk signifikan
kepatuhan kuisioner positif
pelaporan yang diisi terhadap
wajib pajak oleh kepatuhan
responden Wajib Pajak,
yaitu Wajib dan variabel
Pajak yang Pelayanan
membayar Fiskus tidak
pajak di Berpengaruh
KPP terhadap
Pratama Kepatuhan
Sukabumi Wajib Pajak
yang terdaftar
diKPP
Pratama
Sukabumi

Berdasarkan uraian di atas diharapkan kepatuhan wajib pajak dapat


diterapkan di kantor pajak. Penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak masih
menarik untuk diteliti kembali, dikarenakan masih banyak masyarakat yang
kurang tau akan pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Pada KPP Pratama Sukabumi”.

B. Identifikasi Masalah
1. Tidak ada nya data variabel apa yang membuat kenaikan wajib pajak di KPP
Pramata Sukabumi selain sanksi pajak
2. Kurang nya kejelasan data statistik pendorong kenaikan WP yang bisa
diakses untuk menilai keefektifan sanksi pajak dibanding variabel yang lain
3. Belum diketahuinya ancaman bila mana terjadi penurunan WP akibat sanksi
pajak.

C. Rumusan Masalah

1. Berdasarkan uraian latar belakang, Maka dapat dirumuskan


permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah sanksi pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Sukabumi ?

2. Apakah yang bisa membuat penurunan dari tingkat konsistensi kenaikan


yang ada ?

3. Apa saja ancaman yang pernah menggaggu peningkatan WP KPP Pratama


Sukabumi?

4. Apakah sanksi pajak yang menjadi faktor utama kenaikan tingkat kepatuhan
wajib pajak?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini


dilakukan adalah untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh sanksi pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Sukabumi.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi secara teoritis


berupa bukti empiris tentang pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai
perusahaan. Selain itu penelitian ini juga harus memberikan informasi
tambahan, persfektif dan referensi dalam lingkungan akademik serta
bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan.

2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis
sebagai berikut:

a. Bagi Direktorat Pajak memberikan informasi dan referensi dalam


menyusun kebijakan penyuluhan perpajakan yang tepat untuk
meningkatkan kepatuhan perpajakan terutama dalam kaitannya
dengan sanksi perpajakan.

b. Bagi peneliti lain dapat mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan


yang mungkin ditemukan dalam penelitian ini, apabila kedepan ingin
melakukan penelitian sejenis.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kerangka Berpikir

Sanksi pajak merujuk pada konsekuensi atau hukuman yang diberlakukan


oleh pihak berwenang terhadap individu atau badan usaha yang melanggar
ketentuan perpajakan. Sanksi pajak bertujuan untuk mendorong kepatuhan wajib
pajak serta menjaga keadilan dan keberlanjutan sistem perpajakan. Berikut adalah
beberapa bentuk sanksi pajak yang umum diterapkan:

1. Denda: Wajib pajak yang tidak mematuhi ketentuan perpajakan dapat


dikenai denda yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase tertentu
dari jumlah pajak yang belum dibayar atau kesalahan yang dilakukan.
2. Sanksi Administrasi: Ini meliputi teguran, peringatan, dan penalti
3. administrasi lainnya yang diberikan kepada wajib pajak yang melanggar
ketentuan perpajakan. Sanksi administrasi ini berfungsi sebagai sanksi yang
lebih ringan dibandingkan denda.
4. Sanksi Pidana: Dalam kasus pelanggaran yang serius, seperti tindakan
penipuan pajak atau penggelapan pajak, pihak berwenang dapat menuntut
secara pidana. Ini dapat mengakibatkan hukuman penjara, denda, atau
keduanya.
5. Pembekuan atau Penyitaan Aset: Pihak berwenang dapat memutuskan
untuk membekukan atau menyita aset wajib pajak yang terlibat dalam
pelanggaran perpajakan. Hal ini bertujuan untuk memastikan pemenuhan
kewajiban pajak dan pemulihan kerugian negara.

Penerapan sanksi pajak bergantung pada tingkat pelanggaran, besaran


jumlah pajak yang belum dibayar atau kesalahan yang dilakukan, serta kebijakan
perpajakan yang berlaku di suatu negara. Adanya sanksi pajak diharapkan dapat
mendorong kepatuhan wajib pajak dan menjaga keadilan dalam sistem perpajakan.
Wajib pajak akan memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi apabila memiliki

tingkat kesadaran akan penting perpajakan dan dengan adanya persepsi sanksi

yang tegas bagi yang melanggar aturan perpajakan.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka kerangka pemikiran teoritis adalah

sebagai berikut:

Gambar Kerangka Berpikir

Sanksi Pajak (X) Kepatuhan Wajib Pajak


(Y)
1. Sanksi yang tegas
1. Kepatuhan wajib pajak dalam
2. Sanksi yang
digunakan harus mendaftarkan diri
2. Kepatuhan untuk menyetorkan
sesuai besar kecilnya
pelanggaran. kembali surat pemberitahuan
3. Kepatuhan dalam penghitungan
3. Pengenaan Sanksi
dan pembayaran pajak terutang
yang berat untuk
4. Kepatuhan dalam pembayaran
mendidik wajib
tunggakan.
pajak

Arifin dan Nasution 2017


Ariesta dan Latifah 2017

B. Hipotesa
Sanksi pajak merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak akan tanggung jawab perpajakannya. Sanksi pajak adalah
alat pencegah yang digunakan agar wajib pajak tidak melanggar kewajiban
perpajakan yang berlaku, maka penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut
“sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP
Pratama Sukabumi”.(Adinda Restu Yuliani Efendi, Ismet Ismatullah, M. Saskia
Putri, 2020)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

litian ini adalah untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk meneliti
hubungan kausal antara dua variabel, yaitu variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Metode
penelitian kuantitatif digunakan dengan teknik pengambilan sampel yang umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
dan analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian berada di KPP Pratama Sukabumi

C. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan bagaimana cara peneliti memahami suatu masalah, serta
bagamana cara menjawab masalah yang akan diteliti (

x Y

X= Sanksi

Y= Kepatatuhan wajib pajak

D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas atau
independent dan variabel terikat atau dependent yaitu;
a. Sanksi pajak (X)

Variabel independent pada penelitian ini yaitu sanksi pajak. Sanksi merupakan
hukuman yang diberikan kepada wajib pajak yang melanggar atau tidak mematuhi
peraturan dalam perpajakan. Sanksi pajak berupa kurungan penjara atau dengan
cara membayar uang. Sanksi pajak diberikan agar wajib pajak patuh terhadap
peraturan yang telah dibuat.
b. Kepatuhan wajib pajak (Y)

Variabel dependent, sering disebut sebagai variabel output, kriteria dan konsekuen.
Dalam penelitian ini yang termasuk dalam penelitian dependent adalah kepatuhan
wajib pajak (Y).
Kepatuhan wajib pajak merupakan kesediaan bagi wajib pajak untuk memenuhi dan
taat pada peraturan perundang-undangan perpajakan. Kepatuhan perpajakan adalah
faktor penting dalam merealisasikan target penerimaan pajak, semakin tinggi
kepatuhan wajib maka penerimaan pajak akan semakin meningkat, demikian pula
sebaliknya. Oleh karenanya kepatuhan wajib pajak sudah seharusnya menjadi
agenda utama Direktorat Jenderal Pajak (DJP), selain memicu kinerja pegawai agar
memiliki kemampuan, dedikasi wawasan, dan tanggung jawab sebagai
penyelenggara negara dibidang perpajakan.

E. Operasional Variabel

Variabel Definisi variabel Indikator


Variabel sanksi pajak Sanksi merupakan -Persepsi WP
(X) hukuman yang diberikan -Pengetahuan WP
kepada wajib pajak yang -Karakteristik WP
melanggar atau tidak -Penyuluhan
mematuhi peraturan Perpajakan
dalam perpajakan.
Kepatuhan Wajib Suatu keadaan dimana -mendaftarkan diri
Pajak wajib pajak memenuhi -melaporkan SPT
(Y) kewajiban secara -memnayar tunggakan
formal dan semua pajak
ketentuan material
perpajakan yakni
sesuai dengan undang
undang perpajakan.
F. Populasi dan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah nonprobability sampling


dengan menggunakan metode accidental sampling. Accidental sampling adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebutulan, yaitu siapa saja secara
kebutulan/issedental bertemu peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang kebutulan ditemui itu cocok sebagai sumber data Sampel
Sugiyono mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun jumlah sampel dalam
penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin.

n= n/1+ne(2)kuadrat
n= 161,115/1+161,115 (0,1)(2)kuadrat
n= 99,3
n= 100 (dibulatkan)

Keterangan :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e =Tingkat kesalahan maksimum yang dapat di toleransi (10%)Jenis dan Sumber


Data

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini untuk


mempermudah penulis dalam memperoleh data yang valid dan reliable dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:
1.Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi langsung. Observasi
langsung adalah observasi yang terjadi ketika pengobservasi hadir secara fisik
memonitor apa yang terjadi secara personal. Observasi ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan terhadap objek penelitian, maupun tempat penelitian, tanpa
mengajukan suatu pertanyaan.
2.Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan


menggunakan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada
responden untuk di jawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efesien apabila peneliti memahami menggunakan variabel yang akan diukur
memahami yang akan diperlukan responden yang sudah ditetapkan menjadi sampel
penelitian.
3.Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung


ditunjukkan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Studi dokumentasi
adalah mencari data dengan mempelajari dokumen yang relevan.

H. Teknik Analisa Data

Suatu penelitian membutuhkan analisis data dan interpretasi yang bertujuan


untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dalam rangka peneliti. Analisis
data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah di baca
dan di interprestasikan. Dalam memperoleh data ini analisis yang di gunakan oleh
penulis adalah metode kuantitatif.
Untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
software SPSS untuk menginput hasil operasional dari variabel yang akan diukur.
1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu


kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk menggunakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
dapat dilakukan dengan melihat nilai correlated item. Pengukuran dikatakan valid
jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Berikut ini adalah kriteria
pengujian validitas:
1) Jika r hitung positif dan r hitung ˃ r tabel maka butir pertanyaan
tersebut valid pada signifikan 0,05 (5%)
2) Jika r hitung negative dan r hitung ˂ r tabel maka butir pertanyaan
tersebut tidak valid.
3) r hitung dapat dilihat pada kolom corrected iten total correlation

2. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsisten kuesioner dalam mengukur


suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuesioner. Uji reliabilitas dilakukan dengan
metode internal concistency Reliabilitas.

instrument penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan


koefisien cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,5 maka
disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliable.Penelitian
ini menggunakan data kuantitatif, Metode penelitian kuantitatif bisa diartikan
menjadi metode penelitian yang berlandaskan dalam filsafat positivisme, dipakai
unruk meneliti dalam populasi atau sampel. Pengumpulan data memakai
binstrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau bersifat statistic,
menggunakan tujuan buat menguji hipotesis yang sudah ditetapk

4. UJI T

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable


independen dengan variable dependen, dari uji t diambil suatu keputusan. Dasar
pengambilan keputusan yaitu:
t hitung > t tabel, artinya variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.

Selain pengambilan keputusan berdasarkan t hitung dari t tabel dapat juga


dilakukan berdasarkan probabilitas dengan dasar pengambilan keputusan yaitu jika
probabilitas lebih besar dari 0,05 : maka hipotesis diterima. Artinya, variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap terjadinya variabel dependen.
Sebaliknya, jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 : maka hipotesis ditolak. Artinya
variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya
variabel dependen.

5. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regesi sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk


pendekatan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Dalam
analisis regresi linear sederhana, hubungan antara variabel bersifat linear, dimana
perubahan pada variabel X akan di ikuti oleh perubahan variabel Y secara tetap.
Secara pada hubungan non linear, perubahan variabel X tidak diikuti dengan
perubahan variabel Y secara profesional.(Melani & Susanti, 2018)

Y = a + box + e
Secara sistematis model regresi analisis regresi linear sederhana dapat digambarkan
sebagai berikut :

Keterangan :
Y = kepatuhan pajak = konstanta
B = koefisien regresi x = sanksi pajak
E = eror
Adinda Restu Yuliani Efendi, Ismet Ismatullah, M. Saskia Putri, E. D. (2020).
Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Kota Sukabumi. Journal of Chemical Information
and Modeling, 10(9), 1689–1699.
Bekasi, W. (2012). Berita daerah. 2012(12), 1–11.
Melani, M. M., & Susanti, L. (2018). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Pada KPP
Pratama Sukabumi). Jurnal Akunida, 4(1), 45.
https://doi.org/10.30997/jakd.v4i1.1389

Anda mungkin juga menyukai