Anda di halaman 1dari 21

PBL 4.

2
BLOK DDP
Gebby Aldriyana Sali
202283182
SKENARIO
Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
keputihan yang di alami sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan di sertai
bau amis dan gatal. Pasien sudah menikah kurang lebih 2 tahun. Pada
pemeriksaan fisis kesadaran umum dan TTV dalam batas normal.
Dokter menganjurkan melakukan pemriksaan khusus genikologi dan
pemeriksaan penunjang.
LEARNING OBJEKTIF
01 02 03
Anamnesis terpimpin pemeriksaan fisik Ginekologi untuk
Menjelaskanpemeriksaan
menegakkan diagnosis pemeriksaan fisik
penunjang yang harus dilakukan
Ginekologi untuk menegakkan diagnosis
untuk menegakkan diagnosis

04 05 06
menjelaskan diagnosis seta menielaskan Etiopatogenesis Edukasi dan pencegahan
diagnosis banding berdasarkan dari keluhan pada skenario
skenario diatas
01

Anamesis terpimpin
Anamnesis merupakan proses tanya jawab yang dilakukan antra dokter
dengan pasien atau pada keluarga pasien yang dapat memberikan informasi
terkait dengan kondisi kesehatan pasien.

1. Inform consent
Merupakan konsep hukum dan etika dalam dunia medis. Konsep ini merupakan upaya
dalam penyampaian prosedur pemeriksaan yang dilakukan pada pasien serta berbagai
resiko yang akan muncul dari tindakan medis tersebut sehingga diperluka persetujuan dari
pasien.
2. Identitas
- Nama
- Umur/tempat tanggal lahir
- Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Status pernikahan
- Alamat
- Agama
- Pendidikan terakhir
3. THE FUNDAMENTAL FOUR
A. Riwayat penyakit sekarang
- Keluhan utama : Demam
1) Waktu/Onset:
- Pasien ditanyaikan sudah berapa lama demam.
- Sifat demamnya seperti apa
- Waktu kapan demamnya paling tinggi
2) Kualitas:
- Pasien ditanyai bagaimana rasa dari keluhannya (untuk nyeri tanyakan nyeri nya seperti apa tertusuk-tusuk?
Tumpul?)
3 Faktor memperberat keluhan :
- Apakah adanya factor lingkungan, aktivitas, reaksi emosioal dan berbagai keadaan lainnya
4) Faktor memperingan keluhan :
- Apakah dengan istirahat yang cukup dapat menurunkan keluhan yang dirasakan
- Atau apakah ada usaha lainnya yang dilakukan pasien selain istirahat
5) Keluhan yang menyertai :
Pada scenario pasien mengeluh demam disertai mimisan, rasa sesak dan juga nyeri perut?
- Apakah keluhan ini berkaitan dengan aktivitas yang memperberat keluhan?
- Bagaimana durasi mimisannya ?
- Bagaimana kualitas nyerinya ( diberikan skala dari 1-10_)
- Apakah nyerinya menjalar?
- Bagaimana rasa sesaknya ?
- Hilang timbul atau bersifat terus menerus ?

B. Riwayat penyakit Dahulu


- Apakah pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya?
- Apakah pasien memiliki riwayat penyakit yang bisa memicu terjadinnya sesak dan nyeri pada perut?
C. Riwayat penyakit keluarga
- Apakah dari keluarga ada yang pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnnya?
D. Riwayat sosial ekonomi
- apakah bpk/ibu mengonsumsi minuman alkohol?
- apakah bpk/ibu perokok aktif?
- apakah nutrisi yang di konsumsi sudah memenuhi atau kelebihan?
- apakah pola tidur sudah sesuai?
- Apakah pernah mengkonsumsi obat – obatan sebelumnnya ?
02

pemeriksaan fisik Ginekologi untuk


menegakkan diagnosis pemeriksaan fisik
Ginekologi untuk menegakkan diagnosis
1. Pemeriksaan pelvis
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien dalam posisi litotomi, dengan posisi berbaring lemas dan meletakkan kakinya
pada foot rest, untuk melemaskan bagian panggul. Perineum harus berada tepat pada tepi meja pemeriksaan, kemudian
pemeriksa menggunakan sarung tangan secara aseptik
• INSPEKSI
Inspeksi harus menyertakan organ genitalia eksterna, terutama vulva, dimulai dengan memperhatikan hygiene, keadaan
keseluruhan dan apakah terdapat abnormalitas. Secara sistematik, lakukan observasi terhadap hal-hal di bawah ini: 
Distribusi rambut kemaluan dan kelainan dari folikelnya.  Kedaan kulit di vulva.  Keadaan klitoris.  Keadaan orificium
urethrae externum.  Keadaan labia mayora dan minora.  Keadaan perineum dan komisura posterior (utuh /tidak). 
Keadaan introitus vagina.  Apakah terdapat discharge yang mengalir keluar dari vagina (jumlah, tipe, warna, bau, dll)

Sumber: :Tahir AM, Farid RB. Keterampilan Pemeriksaan Ginekologi. Fak Kedokt Univ Hasanuddin [Internet]. 2015;1–9. Available from:
https://elearning.medistra.ac.id/pluginfile.php/399/mod_folder/content/0/BUKU-PANDUAN-KETERAMPILAN-PEMERIKSAAN-GINEKOLOGI.pdf?
forcedownload=1
03

Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang


harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis
1. PEMERIKSAAN DUH TUBUH
Duh tubuh uretra dan vagina merupakan salah satu gejala klinis infeksi menular seksual, yang dapat disebabkan oleh
infeksi gonore, trikomoniasis, bakterial vaginosis, kandidosis vulvovaginalis maupun infeksi nonspesifik.
TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Pasien dalam posisi litotomi
2. Gunakan sarung tangan
3. Bersihkan genitalia eksterna dengan larutan antiseptik
4. gunakan spekulum dengan ukuran yang sesuai
5. Masukkan spekulum steril, lihat posisi porsio, bersihkan dengan kassa steril, masukkan sengkelit sampai
endoserviks, ambil duh dan letakkan di kaca objek.
6. Masukkan sengkelit yang berbeda untuk pengambilan sekreUduh di forniks posterior, 68 letakkan di kaca objek
yang telah ditetesi larutan NaCl 0,9%.
7. Masukkan kapas lidi steril, usap dinding vagina dan letakkan pada kaca objek.
8. Lepaskan spekulum dari vagina.
9. Masukkan sengkelit ukuran terkecil untuk mengambil sediaan dari uretra, letakkan spesimen pada kaca objek.
10. Fiksasi sediaan dengan api Bunsen dan wamai dengan pulasan Gram.
HASIL PEMERIKSAAN
• Trikomoniasis
• Gonore
• Bakteri vaginosis
• Kandidosis vulvovaginalis
Sumber: Farris PK, Murina A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Acneiform Eruptions in Dermatology: A Differential Diagnosis. 2014. 59–65 p.
1. PEMERIKSAAN KOH 10-20%

Pemeriksaan ini bertujuan untuk membedakan jenis jamur


 Sampel : apusan discar vagina
 Cara pengambilan sampel : discar, usap dinding lateral vagina
 Cara pemeriksaan :
• Oles pada gelas obyek
• Tambah KOH 10-20% (1 tetes) → tutup
• Lihat di bawah mikroskop →
hifa/pseudohifa, spora

Sumber: Farris PK, Murina A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Acneiform Eruptions in Dermatology: A Differential Diagnosis. 2014. 59–65 p.
04

menjelaskan diagnosis seta diagnosis


banding berdasarkan skenario
DIAGNOSIS PADA KASUS
VAGINOSIS BAKTERIAL
Vaginosis bakterial (VB) merupakan sindrom klinis, yang disebabkan oleh bertambah banyaknya organisme komensal
dalam vagina (yaitu Gardnerel/a vagina/is, Prevotella, Mobiluncus spp.)
Sebanyak 50% perempuan yang menderita vaginosis bakterial tidak menunjukkan keluhan atau gejala (asimtomatik).
Bila ada keluhan, umumnya berupa duh tubuh vagina abnormal yang berbau amis, yang seringkali terjadi setelah
hubungan seksual tanpa kondom.
Terdapat berbagai kriteria dalam menegakkan diagnosis vaginosis bakterial. Umumnya digunakan kriteria Amsel,
berdasarkan 3 dari 4 temuan berikut:
1. Duh tubuh vagina berwarna putih keabuabuan, homogen, melekat di vulva dan vagina
2. Terdapat clue-cells pada duh vagina (>20% total epitel vagina yang tampak pada pemeriksaan sediaan basah
dengan NaCl fisiologis dan pembesaran 100 kali
3. limbul bau amis pada duh vagina yang ditetesi dengan larutan KOH 10% (tes amin positif)
4. pH duh vagina lebih dari 4,5

Sumber: : Farris PK, Murina A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Acneiform Eruptions in Dermatology: A Differential Diagnosis. 2014. 59–65 p.
DIAGNOSIS BANDING
TRICHOMONIASIS VAGINALIS
Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada perempuan maupun laki-laki, dapat bersifat akut
atau kronik, disebabkan oleh Trichomonas vagina/is dan penularannya melalui kontak seksual.
Penyebab trikomoniasis ialah T. vagina/is yang pertama kali ditemukan oleh DONNE pada tahun 1836. Merupakan
protozoa berbentuk filiformis/ovoid, berukuran 15-18 mikron, mempunyai 4 flagel, dan bergerak seperti gelombang.
Penularan umumnya melalui kontak seksual, tetapi dapat juga melalui pakaian, dan handuk basah, atau karena
berenang. Trikomoniasis terutama ditemukan pada orang dengan aktivitas seksual tinggi, tetapi dapat juga ditemukan
pada bayi dan perempuan paska menopause. Penderita perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.
 GEJALA KLINIS
Pada kasus akut terlihat sekret vagina seropurulen sampai mukopurulen berwarna kekuningan , sampai kuning-
kehijauan, berbau tidak enak (malodor), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab. Kadang-kadang
terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak sebagai granulasi berwama merah dan dikenal
sebagai strawbeny appearance, disertai gejala dispareuria, perdarahan pascakoitus, dan perdarahan intermenstrual. Bila
sekret banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar genitalia ekstema.

Sumber: : Farris PK, Murina A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Acneiform Eruptions in Dermatology: A Differential Diagnosis. 2014. 59–65 p.
DIAGNOSIS BANDING
TRICHOMONIASIS VAGINALIS
Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada perempuan maupun laki-laki, dapat bersifat akut
atau kronik, disebabkan oleh Trichomonas vagina/is dan penularannya melalui kontak seksual.
Penyebab trikomoniasis ialah T. vagina/is yang pertama kali ditemukan oleh DONNE pada tahun 1836. Merupakan
protozoa berbentuk filiformis/ovoid, berukuran 15-18 mikron, mempunyai 4 flagel, dan bergerak seperti gelombang.
Penularan umumnya melalui kontak seksual, tetapi dapat juga melalui pakaian, dan handuk basah, atau karena
berenang. Trikomoniasis terutama ditemukan pada orang dengan aktivitas seksual tinggi, tetapi dapat juga ditemukan
pada bayi dan perempuan paska menopause. Penderita perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.
 GEJALA KLINIS
Pada kasus akut terlihat sekret vagina seropurulen sampai mukopurulen berwarna kekuningan , sampai kuning-
kehijauan, berbau tidak enak (malodor), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab. Kadang-kadang
terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak sebagai granulasi berwama merah dan dikenal
sebagai strawbeny appearance, disertai gejala dispareuria, perdarahan pascakoitus, dan perdarahan intermenstrual. Bila
sekret banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar genitalia ekstema.
Sumber: : Millas, Ieda et al. 2023. 34 Distúrbios da Comunicação Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Ed 6.
05

menielaskan Etiopatogenesis dari


keluhan pada skenario diatas
ETIOLOGI

Vaginosis bakterial timbul akibat perubahan ekosistem mikrobiologis


vagina, sehingga bakteri normal dalam vagina (Lactobacil/us spp.)
sangat berkurang. Secara in vitro, Lactobacil/us vagina akan
menghambat G. vagina/is, Mobiluncus dan batang anaerob Gram-
negatif. Beberapa galur Lactobacil/us dapat menghasilkan hidrogen
peroksidase (Hp2) yang banyak dijumpai dalam vagina normal
dibandingkan dengan vagina pasien vaginosis bakterial.

Sumber: Farris PK, Murina A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Acneiform Eruptions in Dermatology: A Differential Diagnosis. 2014. 59–65 p.
06

Edukasi dan pencegahan


 Edukasi
Bakterial vaginosis merupakan infeksi yang terjadi akibat ketidakseimbangan mikrobiota dalam
vagina dan dapat terjadi tanpa hubungan seksual. Namun, aktivitas seksual dapat menjadi faktor
pencetus pergeseran mikrobiota vagina, sehingga menyebabkan bakterial vaginosis. Transmisi
melalui hubungan seksual dapat terjadi pada hubungan kelamin sesama wanita.
 Pencegahan
1. Menghindari faktor resiko
2. Melakukan perawatan vagina dengan benar
3. Pemilihan alat kontrasepsi yang benar
4. Mandi dengan tertatur
5. Menghindari pemakaian pakaian yang terlalu ketat

Sumber: Santi Oktarina, Putu. 2017. 3 Jurnal Penjaminan Mutu Implementasi Metode Problem-Based Learning (Pbl) Untuk Optimalisasi
Student-Centered Learning (Scl) Di Perguruan Tinggi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai