Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS

PENGELOLAAN LIMBAH B3
SOAL
Terdapat usaha dan/atau kegiatan berupa:

a. Oil Refinery yang memiliki unit Lube Oil Complex (memproduksi bahan dasar
pelumas dan aspal) dan kilang Paraxylene (memproduksi naftalene untuk bahan baku
LPG)

b. Bila diperlukan, Oil Refinery akan menggunakan katalis isomar untuk mempercepat
reaksi

c. Terdapat rencana penambahan lokasi TPS Limbah B3;

d. Belum memiliki akun simpel.

Uraikan bagaimana kegiatan:

Perencanaan, Operasional, dan Pelaporan Kegiatan Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah


Non B3
1. a. Identifikasi Limbah B3 dan Limbah
NonB3
Mengacu pada PP No.22 Tahun 2021 • Bahan kimia kadaluwarsa (A338-1)

• Sludge dari proses produksi dan fasilitas penyimpanan minyak bumi atau gas alam • Limbah dari laboratorium yang mengandung B3 (A106d)
(A307-1)
• Katalis bekas (B307-1)
• Majun Bekas (B110d)
• Residu dasar tangki (A307-2)
• Oli Bekas (B105d)
• Limbah terkontaminasi B3 (A108d)
• Lampu TL (B107d)

• Kemasan Bekas B3 (B104d)

• Limbah Klinis (A337-1)

• Produk farmasi kedaluwarsa (A337-2)

• Aki/baterai bekas (A102d)

• Toner bekas (printer) (B353-1)

• Asam sulfat (A109c)

• Filter bekas dari fasilitas pengendalian pencemaran udara (B109d)


1.b. Identifikasi Pengelolaan Limbah B3
dan Limbah NonB3
a. Pengemasan:
• Limbah B3 padat dikemas dengan drum dan box;
• Limbah B3 cair dikemas dengan drum;
• Limbah B3 berupa Sludge dikemas menggunakan jumbo bag;

b. Penyimpanan:
• Limbah B3 dari user akan dikemas, diberi simbol dan label Limbah B3, kemudian disimpan di TPS LB3 dan disusun
diatas pallete kayu, kemudian dicatat pada logbook dan neraca Limbah B3 dan dikirim ke pihak ketiga berizin. Masa
penyimpanan sesuai dengan karakteristik Limbah B3;
• Ketentuan TPS LB3: Bangunan beratap dilengkapi dengan ventilasi udara, dilengkapi titik koordinat TPS yang dipasang
menggunakan papan nama, dilengkapi dengan bak control, rambu K3, P3K, logbook, papan informasi, wastafel,
eyewash, emergency shower, APAR, fire alarm, penerangan, Limbah B3 harus dipisahkan dengan blok sesuai
karakteristik, dan dilengkapi dengan simbol2 Limbah B3 yang di tempel di dinding TPS. Dilengkapi dengan SOP
Penanganan Limbah B3, Tanggap Darurat LB3 .
• Bangunan TPS Limbah B3 harus bebas dari banjir dan gempa, dengan menyusun Rincian Teknis Penyimpanan Limbah
B3. Diluar bangunan dilengkapi dengan pagar. Lantai TPS LB3 harus kedap air.
2. Legalitas yang Diperlukan
a. Dokumen teknis:
• Menyusun Rintek Penyimpanan LB3;
• Mengajukan surat arahan untuk perubahan persetujuan lingkungan ke PDLUK;
• Mengurus perubahan persetujuan lingkungan

b. Kontrak Kerjasama:
• Kontrak Kerjasama dengan pihak ketiga pengangkutan dan pengelola akhir;
• Izin Pengelola akhir;

c. Pengangkutan:
• Izin angkut dari kemenhub , kartu pengawasan, rekomeandsi pengangkutan dari KLHK, asuransi lingkungan

d. Data Limbah B3:


• Logbook Limbah B3
• Festronik (manifes elektronik)
• Neraca Limbah B3
• Mengajukan akun SIMPEL ke KLHK secara online

e. Ketentuan Teknis:
• Memiliki sertifikat kompetensi PLB3;
• Menyusun bukti pemenuhan ketentuan teknis Penyimpanan Limbah B3 berupa bangunan, pihak ketiga, dan sistem tanggap darurat
3. Operasional Pengelolaan Limbah B3 dan
Limbah NonB3
a. Penggunaan SIRAJA
• Mengisi data perusahaan dan perizinan yang dimiliki di SIRAJA;
• Mengupload data dokumen teknis Rintek Penyimpanan Limbah B3
• Mengupload kontrak Kerjasama dengan pihak ketiga dan perizinannya
• Upload surat rekomendasi pengakutan dari KLHK, izin pengangkutan dari kemenhub, kartu
pengawasan;
• Mengisi data Limbah B3 yang masuk dan yang keluar;
• Mencetak TTE;
• Mengupload logbook LB3;
• Mengupload sertifikat personil;
• Mengupload bukti ketentuan teknis;
• Mengupload perizinan berusaha;
b. Pengelolaan Limbah B3 ke pihak ketiga:
• Membuat kontrak Kerjasama dengan pihak ketiga yang sudah memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 dari KLHK
• Meminta bukti kepemilikan perizinan Pengelolaan Limbah B3 yang dimiliki pihak ketiga;
• Membuat rencana pengangkutan dengan memastikan data Limbah yang akan diangkut, pemasangan simbol label Limbah B3 harus
sesuai dengan karakteristik LB3, menimbang Limbah B3 yang akan diajukan untuk diangkut;
• Menentukan jadwal pengangkutan LB3;
• Memasukkan Rencana Pengangkutan ke data Limbah keluar;
• Setelah limbah B3 dikemas, dipastikan penanganannya sesuai SOP yang dimiliki;
• Melihat proses bongkar muat Limbah B3;
• Mengecek alat transportasi Limbah B3 dan kesesuaiannya dengan karakteristik Limbah B3 yang diangkut;
• Mengecek rute angkut, STNK, kartu pengawasan, APD, dan Nomor Plat pada kendaraan angkut yang ada pada izin dan
rekomendasi;
• Pihak ketiga melakukan konfirmasi di aplikasi SIRAJA, bahwa Limbah B3 yang dihasilkan perusahaan sudah diangkut;
• Mencetak festronik;
• Ketika LB3 sampai di pihak ketiga, meminta bukti ke pihak ketiga dan mengecek jumlah Limbah B3 yang diangkut dengan
Limbah B3 yang sampai di pihak ketiga sesuai pada festronik.
4. Upaya Pemanfaatan Limbah B3 dan
Limbah NonB3
Bekerjasama dengan pihak ketiga untuk Pemanfaatan lebih lanjut antara lain:
• Pemanfaatan oli/minyak pelumas bekas sebagai substitusi sumber energi;
• Pemanfaatan Limbah B3 berupa recovery oil
5. Pelaporan
• Membuat Laporan neraca Limbah B3 yang termuat profil dan identitas perusahaan,
identifikasi Limbah B3 yang dihasilkan, proses Pengelolaan Limbah B3 per triwulan
neraca Limbah dilengkapi rumus skala limbah dilengkapi nama perusahaan, periode
waktu, jenis Limbah, jumlah Limbah, karakteristik, perlakuan, perizinan LB3, residu,
jumlah skala kinerja.
• dilengkapi dengan layout Lembar kegiatan B3 dengan proses tersebut, dilengakpi
logbook dan diparaf oleh penanggung jawab Pengelola LB3 di perusahaan,
• melampirkan dokumentasi kegiatan dan dokumentasi TPS LB3
• Melaporkan jumlah Limbah yang dihasilkan dan keluar dalam waktu triwulan
• Pelaporan sesuai izin yang dimiliki ke KLHK,DLH Kab/Kota dan DLH Provinsi
• Mencetak TTE setiap triwulan

Anda mungkin juga menyukai