Anda di halaman 1dari 67

MPI 2.

BAHAN TAYANG
Layanan Dasar
Bayi & Balita di Posyandu
1
25 keterampilan dasar kader bidang kesehatan
Keterampilan Usia Sekolah & Keterampilan Usia Produktif &
Keterampilan Pengelolaan Posyandu Keterampilan Bayi dan Balita Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui
Remaja Lansia

Menjelaskan paket layanan Melakukan penyuluhan


posyandu untuk seluruh siklus Menjelaskan Penggunaan Menjelaskan Penggunaan Melakukan penyuluhan isi
1 Buku KIA bagian ibu hamil,
Germas (isi piringku, aktivitas
hidup Buku KIA bagian balita piringku, aktivitas fisik dan fisik dan cek kesehatan)
nifas cek kesehatan

Melakukan penyuluhan penyakit


Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, Melakukan penyuluhan Isi Menjelaskan program
2 Melakukan pencatatan dan terbanyak (obesitas, hipertensi,
MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai Piringku Ibu Hamil dan Ibu pencegahan anemia (TTD dan
pelaporan stroke, kanker, PPOK, TB,diare,
umur Menyusui skrining Hb remaja putri) kesehatan jiwa,, geriatri)

3 Melakukan penimbangan, pengukuran Menjelaskan Pemeriksaan Melakukan penyuluhan Melakukan deteksi dini usia produktif
Melakukan kunjungan rumah panjang/ tinggi badan dan lingkar Ibu Hamil dan Ibu Nifas bahaya merokok dan napza lansia dengan pengukuran lingkar
kepala, lengan atas dan kehamilan remaja perut, tekanan darah (obesitas,
hipertensi)

Menjelaskan hasil pengukuran berat dan Menjelaskan bahwa ibu hamil


4 Melakukan komunikasi efektif tinggi badan normal, kurang dan perlu memantau berat badan, Melakukan deteksi dini usia produktif dan
tindaklanjutnya lingkar lengan dan tekanan lansia dengan kuesioner (PPOK, TBC,
darah dengan kurva Buku KIA kesehatan jiwa, geriatri dan diabetes)

Menjelaskan stimulasi perkembangan, Menjelaskan anjuran minum


5 Melakukan penyuluhan
vitamin A dan obat cacing sesuai umur TTD setiap hari selama hamil
keluarga berencana

Menjelaskan layanan imunisasi rutin


6 lengkap dan PD3I (Hepatitis, Difteri, Menjelaskan pemantauan tanda
Campak, Rubela, Diare) bahaya ibu hamil, ibu nifas

Menjelaskan pemantauan tanda bahaya


7 bayi dan balita
Tanda kecakapan kader berdasarkan 25 keterampilan dasar

Kader Purwa;
1. wajib menguasai 2 keterampilan dasar
Pengelolaan Posyandu dan layanan Balita.
2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan dasar
lain pilihan (layanan bumil busui, remaja,
atau uspro/lansia)

Kader Madya;
1. wajib menguasai 3 keterampilan dasar
Pengelolaan Posyandu, layanan Balita, serta
Bumil dan Busui.
2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan dasar
lain pilihan (remaja, atau upro/lansia)

Kader Utama;
Wajib menguasai seluruh keterampilan kader
MPI 2.
Layanan Dasar
Bayi & Balita di Posyandu
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
1) Menjelaskan penggunaan Buku KIA bagian balita

2) Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI Kaya Protein


Hewani sesuai umur

3) Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan dan

Tujuan lingkar kepala serta lingkar lengan atas

4) Menjelaskan hasil pengukuran berat dan tinggi badan normal,

Belajar kurang dan tindak lanjutnya

5) Menjelaskan stimulasi perkembangan, vitamin A, dan obat cacing


sesuai umur

6) Menjelaskan layanan imunisasi rutin lengkap dan Penyakit yang


Dapat Dicegah Dengan Imunisasi/ PD3I (Hepatitis, Difteri, Campak, Rubela,
Diare)

7) Menjelaskan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita


Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan


lingkar lengan atas
a. Menjelaskan penyiapan alat antropometri (timbangan bayi, timbangan injak,
infantometer, stadiometer, alat ukur lingkar kepala dan lingkar lengan atas, pita LiLA)
b. Menjelaskan prinsip penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar lengan
atas, dan lingkar kepala balita
c. Menjelaskan cara melakukan penimbangan berat badan pada bayi (yang belum bisa
berdiri) dan berat badan pada balita (yang sudah bisa berdiri)
d. Menjelaskan cara melakukan pengukuran panjang badan pada bayi usia <2 tahun (yang
belum bisa berdiri) dan tinggi badan pada balita usia >2 tahun (yang sudah bisa berdiri)
e. Menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar kepala pada bayi dan balita usia 0-59
bulan
f. Menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar lengan atas pada balita usia 6-59 bulan
g. Melakukan pengukuran BB, PB/TB, LK, dan LiLA
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1919/2022
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat Antropometri dan Alat
Deteksi Dini Perkembangan Anak

Alat ukur berat badan bayi (s) dan Alat ukur panjang badan Alat ukur tinggi badan
balita (infantometer/length board) (stadiometer)

Alat ukur lingkar lengan atas dan


lingkar kepala
Pengukuran
Penimbangan berat badan bayi dan balita lingkar kepala
Pengukuran
lingkar lengan atas (LiLA)

Pengukuran panjang badan

Pengukuran tinggi badan


Alat antropometri yang digunakan :
Timbangan berat badan bayi

Penimbangan Persiapan :
Berat Badan Bayi 1. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak
mudah bergerak dan ruangan cukup terang.
2. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
3. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai
jangan sampai terbalik.
4. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan
angka nol. Posisi awal harus selalu berada diangka nol (jendela baca 0,00 kg)

9
Langkah-Langkah :

MATERI POKOK
1. Pastikan bayi memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
popok) dan tidak memegang sesuatu.
2. Letakkan bayi diatas mangkok timbang bayi hingga angka berat badan
muncul pada layar timbangan.
3. Tekan tombol UNIT HOLD, tunggu hingga tulisan “HOLD” pada display
berhenti berkedip untuk mendapatkan berat bayi.
4. Catat berat badan bayi dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB Penimbangan
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia Berat Badan Bayi

10
Alat antropometri yang digunakan :
Timbangan berat badan balita
dapat menggunakan timbangan berat badan bayi (baby scale) yang dilepas
mangkok timbangnya

Penimbangan
Berat Badan Balita
Persiapan :
1. Lepaskan mangkok timbang bayi pada baby scale untuk digunakan menjadi timbangan
injak.
2. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak mudah bergerak
dan ruangan cukup terang.
3. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
4. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan sampai
terbalik.
5. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan angka nol.

11
Langkah-Langkah :
1. Pastikan balita memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
MATERI POKOK
popok), tidak memegang sesuatu dan tidak memakai sepatu/alas kaki.
2. Balita berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar timbangan
menunjukkan angka 0,00 kg, serta tetap berada di atas timbangan
sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak
berubah.
3. Petugas berdiri di depan layar baca timbangan untuk membaca hasil
penimbangan.
4. Catat berat badan balita dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB Penimbangan
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia Berat Badan Balita

12
Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)

Pengukuran panjang badan dan tinggi badan pada balita


dibedakan berdasarkan :

Kemampuan Balita
Umur Balita
untuk Berdiri
Pengukuran
Panjang Badan
dan
Jika pengukuran panjang badan balita usia < 2 tahun dilakukan secara berdiri, maka
hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm
Tinggi Badan

Jika pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring,
maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm

13
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur panjang badan (Infantometer/Length board)

Pengukuran
Panjang Badan Persiapan :
1. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
2. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk
ukuran (meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau
tertutup.
3. Pasang infantometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kaki dapat digerakkan dengan
lancar.
5. Siapkan alas kain tipis pada alat ukur untuk bagian kepala balita.

14
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
lainnya pada balita yang dapat menghambat proses pengukuran.
MATERI POKOK
2. Balita dibaringkan telentang pada papan dengan puncak kepala menempel pada
panel bagian kepala (yang tetap).
3. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memegang dan menekan
lutut balita agar tungkai bawah lurus dengan permukaan alat ukur. Asisten
pengukur memastikan kepala anak menempel pada papan kepala.
4. Pengukur utama menggerakkan papan geser kaki ke arah telapak kaki balita
hingga posisi telapak kaki tegak lurus menempel pada papan geser kaki. Jika
balita menangis dan kaki kaku, usap telapak kaki bayi agar lemas, segera
tempelkan papan geser kaki pada telapak kaki balita.
5. Pengukur utama membaca hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian
satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
6. Catat dan plot hasil pengukuran panjang badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin

Prinsip pengukuran panjang badan balita usia 0-23 bulan diukur secara
telentang/berbaring
Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U
Bila pengukuran panjang badan balita usia dibawah 2 tahun dilakukan secara berdiri,
maka hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm

15
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur tinggi badan (Stadiometer)

Pengukuran
Tinggi Badan
Persiapan :
1. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran)
dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup.
2. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
3. Pasang stadiometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kepala dapat digerakkan dengan lancar.
5. Perhatikan adanya sandaran tumit untuk ketepatan pengukuran tinggi badan.
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
MATERI
lainnya padaPOKOK
balita.
2. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memposisikan balita
berdiri tegak membelakangi tiang ukur.
3. Asisten pengukur memastikan bagian tubuh balita menempel di 5 titik pada tiang
ukur yaitu: bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit.
4. Posisi kepala balita dipastikan berada dalam garis imajiner yang ditarik dari liang
telinga ke batas bawah mata.
5. Tangan kiri pengukur utama memegang dagu balita dan melihat skala ukur.
Pastikan pandangan balita lurus ke depan.
6. Pengukur utama menarik papan geser kepala pada stadiometer sampai Pengukuran
menyentuh puncak kepala balita. Tinggi Badan
7. Pengukur utama membaca angka pada jendela baca dalam satuan cm dengan
ketelitian satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
8. Catat dan plot hasil pengukuran tinggi badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin.

Prinsip pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 24 bulan diukur secara berdiri

Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U


Bila pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring,
maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm 17
Alat antropometri yang digunakan:
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala

Pengukuran
Lingkar Kepala
Persiapan:
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur lingkar kepala dan lengan atas dalam kondisi bersih
sehingga angkanya terlihat jelas.

18
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan tutup kepala, hiasan/aksesoris rambut yang dikenakan balita.
MATERI POKOK
2. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala balita melewati dahi, di atas alis
mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
3. Baca angka yang tertera pada ujung pita yang terlihat.
4. Catat hasil pengukuran lingkar kepala balita dalam satuan cm dengan
ketelitian 1 angka di belakang koma (1 mm) dan plot hasil pengukuran
pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin.
Pengukuran
Lingkar Kepala

Hasil ukur LK :
54,9 cm 19
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
atau Pita LiLA

Pengukuran
Lingkar Lengan
Atas
Persiapan :
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur dalam kondisi bersih sehingga angkanya terlihat jelas.
3. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak dominan.
4. Pastikan lengan yang akan diukur tidak tertutup pakaian.

20
Langkah-Langkah :
1. Tentukan titik tengah lengan atas dengan cara:
MATERI POKOK
a. Tekuk lengan balita hingga membentuk sudut 90o, telapak tangan menghadap
ke atas.
b. Cari titik ujung bahu dan ujung siku lengan.
c. Ukur panjang antara kedua titik tersebut dan bagi dua untuk mendapatkan nilai
tengah.
d. Tandai titik tengah dengan menggunakan pena/spidol.
2. Luruskan lengan anak, tangan santai, sejajar dengan badan.
3. Lingkarkan alat ukur/pita LiLA di titik tengah yang sudah ditandai.
4. Pastikan alat ukur/pita LiLA menempel rata sekeliling kulit dan tidak terlalu ketat Pengukuran
atau terlalu longgar.
5. Baca dan catat hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian 1 angka di Lingkar Lengan
belakang koma (1 mm). Atas

21
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Plotting hasil pengukuran pada kurva dalam Buku KIA


a. Menjelaskan penggunaan KMS sesuai umur dan jenis kelamin
b. Menjelaskan cara pengisian KMS (identitas anak, bulan penimbangan, BB, status
pertumbuhan Naik/Tidak Naik, kondisi sakit, dan status ASI eksklusif bayi 0-6
bulan)
c. Menjelaskan cara melakukan plotting hasil penimbangan pada KMS
d. Menjelaskan interpretasi hasil plotting dan status pertumbuhan pada KMS
e. Menjelaskan tindak lanjut atas hasil plotting penimbangan
Dina Handayani
Pepaya Identitas nama anak dan Posyandu

Sebagai garis rujukan adanya


masalah (Resiko Berat Badan
Lebih atau Atas Garis Oranye)

Sebagai garis rujukan adanya


masalah (Berat Badan Kurang

Diare
atau Bawah Garis Merah)

Contoh plotting hasil penimbangan


Dina pada bulan September 2022,
umur 7 bulan dan berat badan 7,8 kg.

Diisi bulan
Umur Balita (bulan)
lahir
5 Agst 2022
6 Mar 2022

4 Mei 2022

3 Juni 2022
3 Feb 2022

5 Apr 2022

7 Sep 2022
4 Juli 2022

Bulan ditimbang
2,8 3,8 4,7 5,6 6,4 7,1 7,3 7,8 Hasil penimbangan BB (kg)
Kenaikan Berat Minimal (KBM)
N N N N N T N
√ √ √ √ √ √ √
Status pertumbuhan BB (Naik/Tidak Naik)
Status pemberian ASI Eksklusif

Penjelasan status Naik (N) atau Tidak Naik (T)

Tindak lanjut hasil penimbangan : apabila ditemukan balita Berat Badan Tidak
Naik (T), BB Kurang (Bawah Garis Merah),
Resiko BB Lebih (Atas Garis Oranye), segera rujuk ke tenaga kesehatan
Contoh plotting BB
balita pada grafik KMS
pada anak laki-laki
dengan umur 14 bulan
Contoh plotting BB balita
pada grafik KMS pada
anak perempuan dengan
umur 33 bulan
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader
diberi tanda kecakapan

Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan dan lingkar


kepala serta plotting dalam Buku KIA
Hasil pengukuran dan plotting Berat Badan pada KMS
Berat Badan Naik (N), yaitu apabila hasil penimbangan
berat badan bulan ini meningkat dari berat badan
bulan lalu dan mengikuti arah garis pertumbuhan
normal

C Berat Badan Tidak Naik (T), terdiri dari :


B
A A : Berat Badan Naik Tidak Adekuat yaitu apabila
hasil penimbangan berat badan bulan ini meningkat
dari berat badan bulan lalu, namun kenaikannya
tidak cukup sesuai usia dan jenis kelamin,
ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan tidak
mengikuti grafik pertumbuhan normal (sedikit
menjauh)

B : Berat Badan Tetap yaitu apabila hasil penimbangan


berat badan bulan ini sama dengan berat badan bulan
lalu, ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan
mendatar

C : Berat Badan Turun yaitu apabila hasil


penimbangan berat badan bulan ini mengalami
penurunan dibandingkan berat badan bulan lalu,
ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan menurun
memotong garis pertumbuhan di bawahnya
(menjauh dari garis pertumbuhan normal)
Status pertumbuhan dan tindak lanjut
Kader mendeteksi lebih dini:
Balita dengan masalah pertumbuhan melalui Berat Badan Tidak Naik (T), Bawah Garis
Merah (BB kurang) dan Atas Garis Oranye (Risiko BB lebih)

Garis rujukan
(Oranye) untuk
menentukan risiko
berat badan lebih

Garis rujukan
(Merah) untuk
menentukan berat
badan kurang

28
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Berat Badan Tidak Naik (T)

Berat Badan Naik Tidak Adekuat Berat Badan Tetap Berat Badan Turun

Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan Tidak Naik (T) ke Tenaga Kesehatan
29
Bawah Garis Merah (BB Kurang)
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Atas Garis Oranye (Risiko BB Lebih)

Bawah Garis Merah (Berat Badan Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko Berat Badan Lebih)

Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BB Kurang) atau Berat Badan di Atas Garis Oranye
(Risiko BB Lebih) ke Tenaga Kesehatan 30
Interpretasi Status Pertumbuhan
BB naik melebihi
garis oranye ,
artinya
BB turun : Pertumbuhan
Pertumbuhan tidak baik tidak baik

BB naik tapi tidak


memadai :
BB naik mengikuti garis
Pertumbuhan
pertumbuhan, artinya Tidak baik
Pertumbuhan baik

BB tetap /
mendatar :
Pertumbuhan
Tidak baik

31
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK

• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan sampaikan bahwa
kenaikan berat badan balita merupakan keberhasilan ibu mengasuh balita.
• Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan nasihat tentang pemberian
makan sesuai rekomendasi menurut usianya
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,


tetapi tren pertumbuhannya naik terus menerus mendekati GARIS ORANYE

• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status pertumbuhan balita tidak diatas garis
oranye
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,


tetapi garis pertumbuhannya di ATAS GARIS ORANYE

• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status pertumbuhan tidak diatas garis
oranye
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan anjuran evaluasi 2
minggu, jika tidak ada perbaikan segera dirujuk
• Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi disesuaikan dengan
aktivitas anak
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan TIDAK NAIK

• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll),
kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,
tetapi garis pertumbuhannya di BAWAH GARIS MERAH
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan
makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita masih belum cukup
tanpa menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Pada balita dengan BB Bawah Garis Merah, setelah dirujuk dan dikonfirmasi, tidak perlu dirujuk
kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis pertumbuhan diatasnya (N). Namun jika
berat badan tidak mengalami kenaikan (T) maka harus dirujuk
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan datang kembali pada penimbangan berikutnya
Hasil pengukuran dan plotting Grafik Panjang/Tinggi Badan Menurut Umur

Tindak lanjut:
Kader menginformasikan balita dengan
masalah pertumbuhan ke Tenaga
Kesehatan

Contoh Plotting PB
anak Laki-laki dengan
umur 12 bulan dan
PB 70,0 cm
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/bimbingan teknis di Posyandu, jika
kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan

Menjelaskan hasil penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/


tinggi badan dan tindak lanjut
Ada di
halaman
berapa?
Mari belajar Buku KIA!

1
1.
Informasi
ASI Eksklusif, MP
ASI dan Pemberian
Makan Kaya Protein
Hewani sesuai umur
2
balita
2.
Informasi
penimbangan berat
badan, pengukuran
panjang/tinggi badan,
lingkar kepala dan
lingkar lengan atas
serta plotting dalam
2
Buku KIA
3.
Informasi
hasil penimbangan berat
badan dan pengukuran
panjang/tinggi badan
dan tindak lanjut
2
4.
Informasi
stimulasi
perkembangan,
pemberian vitamin
A dan obat cacing
2 sesuai umur anak
5.
Informasi
imunisasi rutin
lengkap dan
Penyakit Dapat
Dicegah Dengan
2
Imunisasi (PD3I)
6.
Informasi
tanda bahaya
pada bayi dan
balita
2
1. Menjelaskan materi Buku KIA pada ibu/pengasuh
a. Petunjuk penggunaan buku KIA
b. Jenis-jenis materi edukasi terkait balita
• jadwal dan jenis imunisasi sesuai usia
• penilaian status pertumbuhan pada KMS
• pelayanan gizi (PMBA, Vitamin A) dan obat cacing
• lembar pemantauan bayi dan balita
• pemantauan kesehatan, kondisi, tanda bahaya dan perawatan pada bayi
baru lahir, termasuk IMD dan pemberian ASI eksklusif
• pola asuh pada balita sesuai usia
• kondisi (tanda anak sehat), pelayanan kesehatan, dan tanda bahaya pada
balita
• Kelas Ibu Balita
• deteksi dini masalah kesehatan pada bayi/balita melalui pemeriksaan warna
tinja dan warna urin
• pemenuhan gizi pada balita (MP ASI usia 6-23 bulan dan gizi seimbang usia
2-5 tahun)
• perawatan bayi dan balita sesuai usia, termasuk pengisian ceklis
perkembangan dan stimulasi
• kesehatan dan keselamatan lingkungan
• perlindungan anak
• dukungan anak dengan disabilitas
• perawatan anak sakit (secara umum)
• kesiapsiagaan dalam situasi bencana
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader
diberi tanda kecakapan

Melakukan penyuluhan menggunakan Buku KIA bagian balita


Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

ASI Eksklusif, MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai umur balita


Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai umur balita


Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Makanan Balita
Usia 2-5 tahun
dengan Gizi Seimbang
Kaya Protein Hewani
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader
diberi tanda kecakapan

Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI dan Pemberian Makan


Kaya Protein Hewani sesuai umur balita
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Stimulasi Perkembangan, kapsul


Vitamin A, obat cacing sesuai umur
anak

a. Menjelaskan cara pengisian ceklis


perkembangan sesuai usia
b. Menjelaskan cara melakukan
stimulasi perkembangan sesuai usia
c. Menjelaskan tindak lanjut atas hasil
pengisian ceklis perkembangan
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Stimulasi Perkembangan,
Pemberian kapsul Vitamin A dan
obat cacing sesuai umur anak
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di Posyandu, jika
kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan

Melakukan penyuluhan stimulasi perkembangan, pemberian vitamin A


dan obat cacing sesuai umur anak
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Layanan Imunisasi Rutin Lengkap


Dengan menggunakan buku KIA, kader diharapkan mampu
memberikan edukasi kepada orang tua atau pengasuh bayi
tentang :
a. Pengertian imunisasi rutin lengkap
b. Jadwal Imunisasi Bayi
c. Jadwal Imunisasi Baduta (Lanjutan)
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Layanan Imunisasi Rutin Lengkap


a. Menjelaskan pengertian Imunisasi Rutin Lengkap
Seorang anak dinyatakan mendapatkan imunisasi rutin lengkap jika anak tersebut telah
lengkap mendapatkan :
• Imunisasi bayi (0 – 11 bulan) lengkap
• Imunisasi lanjutan baduta (12 – 23 bulan) lengkap
• Imunisasi Anak Usia Sekolah (SD/MI sederajat) lengkap
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Layanan Imunisasi Rutin Lengkap


Layanan imunisasi rutin lengkap pada balita diberikan dengan jadwal berikut :
Jadwal Imunisasi Bayi (0-11 bulan) Jadwal Imunisasi Lanjutan Baduta

*) untuk daerah endemis


Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Layanan Imunisasi Rutin Lengkap


Layanan imunisasi rutin lengkap pada anak usia sekolah diberikan
untuk peserta didik tingkat sekolah dasar (SD/MI sederajat).
Jadwal Imunisasi Anak Usia Sekolah (SD/MI sederajat)

Imunisasi Campak-Rubela/MR untuk mencegah penyakit Campak dan Rubela


Imunisasi DT dan TD untuk mencegah penyakit Difteri dan Tetanus
Imunisasi HPV untuk peserta didik perempuan untuk mencegah penyakit Kanker Serviks
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

IMUNISASI
IMUNISASI HB0
BCG

HEPATITIS TUBERKULOSIS
(BATUK DARAH)”

IMUNISASI DPT – HB - HIB

HEPATITIS B
DIFTERI
HEMOFILUS
PERTUSIS TETANUS INFLUENZA TIPE B
ATAU NEONATORUM
BATUK
REJAN
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


IMUNISASI OPV, IMUNISASI CAMPAK RUBELA
IPV (MEASLES RUBELLA/MR)

POLIO
CAMPAK SINDROM KONGENITAL RUBELA

Imunisasi PCV IMUNISASI HPV

PNEUMOKOKUS KANKER LEHER RAHIM


Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di Posyandu, jika
kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan

Melakukan penyuluhan layanan imunisasi rutin lengkap dan penyakit


dapat dicegah imunisasi (PD3I)
Pemantauan tanda bahaya Bayi dan Balita
Pemantauan tanda
bahaya Bayi dan
Balita
Pemantauan tanda
bahaya Bayi dan
Balita
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di Posyandu,
jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda
kecakapan

Melakukan penyuluhan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita

Anda mungkin juga menyukai