Bahan Tayang Bayi Dan Balita
Bahan Tayang Bayi Dan Balita
BAHAN TAYANG
Layanan Dasar
Bayi & Balita di Posyandu
1
25 keterampilan dasar kader bidang kesehatan
Keterampilan Usia Sekolah & Keterampilan Usia Produktif &
Keterampilan Pengelolaan Posyandu Keterampilan Bayi dan Balita Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui
Remaja Lansia
3 Melakukan penimbangan, pengukuran Menjelaskan Pemeriksaan Melakukan penyuluhan Melakukan deteksi dini usia produktif
Melakukan kunjungan rumah panjang/ tinggi badan dan lingkar Ibu Hamil dan Ibu Nifas bahaya merokok dan napza lansia dengan pengukuran lingkar
kepala, lengan atas dan kehamilan remaja perut, tekanan darah (obesitas,
hipertensi)
Kader Purwa;
1. wajib menguasai 2 keterampilan dasar
Pengelolaan Posyandu dan layanan Balita.
2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan dasar
lain pilihan (layanan bumil busui, remaja,
atau uspro/lansia)
Kader Madya;
1. wajib menguasai 3 keterampilan dasar
Pengelolaan Posyandu, layanan Balita, serta
Bumil dan Busui.
2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan dasar
lain pilihan (remaja, atau upro/lansia)
Kader Utama;
Wajib menguasai seluruh keterampilan kader
MPI 2.
Layanan Dasar
Bayi & Balita di Posyandu
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
1) Menjelaskan penggunaan Buku KIA bagian balita
Alat ukur berat badan bayi (s) dan Alat ukur panjang badan Alat ukur tinggi badan
balita (infantometer/length board) (stadiometer)
Penimbangan Persiapan :
Berat Badan Bayi 1. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak
mudah bergerak dan ruangan cukup terang.
2. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
3. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai
jangan sampai terbalik.
4. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan
angka nol. Posisi awal harus selalu berada diangka nol (jendela baca 0,00 kg)
9
Langkah-Langkah :
MATERI POKOK
1. Pastikan bayi memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
popok) dan tidak memegang sesuatu.
2. Letakkan bayi diatas mangkok timbang bayi hingga angka berat badan
muncul pada layar timbangan.
3. Tekan tombol UNIT HOLD, tunggu hingga tulisan “HOLD” pada display
berhenti berkedip untuk mendapatkan berat bayi.
4. Catat berat badan bayi dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB Penimbangan
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia Berat Badan Bayi
10
Alat antropometri yang digunakan :
Timbangan berat badan balita
dapat menggunakan timbangan berat badan bayi (baby scale) yang dilepas
mangkok timbangnya
Penimbangan
Berat Badan Balita
Persiapan :
1. Lepaskan mangkok timbang bayi pada baby scale untuk digunakan menjadi timbangan
injak.
2. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak mudah bergerak
dan ruangan cukup terang.
3. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
4. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan sampai
terbalik.
5. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan angka nol.
11
Langkah-Langkah :
1. Pastikan balita memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
MATERI POKOK
popok), tidak memegang sesuatu dan tidak memakai sepatu/alas kaki.
2. Balita berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar timbangan
menunjukkan angka 0,00 kg, serta tetap berada di atas timbangan
sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak
berubah.
3. Petugas berdiri di depan layar baca timbangan untuk membaca hasil
penimbangan.
4. Catat berat badan balita dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB Penimbangan
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia Berat Badan Balita
12
Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)
Kemampuan Balita
Umur Balita
untuk Berdiri
Pengukuran
Panjang Badan
dan
Jika pengukuran panjang badan balita usia < 2 tahun dilakukan secara berdiri, maka
hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm
Tinggi Badan
Jika pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring,
maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm
13
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur panjang badan (Infantometer/Length board)
Pengukuran
Panjang Badan Persiapan :
1. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
2. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk
ukuran (meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau
tertutup.
3. Pasang infantometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kaki dapat digerakkan dengan
lancar.
5. Siapkan alas kain tipis pada alat ukur untuk bagian kepala balita.
14
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
lainnya pada balita yang dapat menghambat proses pengukuran.
MATERI POKOK
2. Balita dibaringkan telentang pada papan dengan puncak kepala menempel pada
panel bagian kepala (yang tetap).
3. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memegang dan menekan
lutut balita agar tungkai bawah lurus dengan permukaan alat ukur. Asisten
pengukur memastikan kepala anak menempel pada papan kepala.
4. Pengukur utama menggerakkan papan geser kaki ke arah telapak kaki balita
hingga posisi telapak kaki tegak lurus menempel pada papan geser kaki. Jika
balita menangis dan kaki kaku, usap telapak kaki bayi agar lemas, segera
tempelkan papan geser kaki pada telapak kaki balita.
5. Pengukur utama membaca hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian
satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
6. Catat dan plot hasil pengukuran panjang badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin
Prinsip pengukuran panjang badan balita usia 0-23 bulan diukur secara
telentang/berbaring
Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U
Bila pengukuran panjang badan balita usia dibawah 2 tahun dilakukan secara berdiri,
maka hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm
15
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur tinggi badan (Stadiometer)
Pengukuran
Tinggi Badan
Persiapan :
1. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran)
dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup.
2. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
3. Pasang stadiometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kepala dapat digerakkan dengan lancar.
5. Perhatikan adanya sandaran tumit untuk ketepatan pengukuran tinggi badan.
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
MATERI
lainnya padaPOKOK
balita.
2. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memposisikan balita
berdiri tegak membelakangi tiang ukur.
3. Asisten pengukur memastikan bagian tubuh balita menempel di 5 titik pada tiang
ukur yaitu: bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit.
4. Posisi kepala balita dipastikan berada dalam garis imajiner yang ditarik dari liang
telinga ke batas bawah mata.
5. Tangan kiri pengukur utama memegang dagu balita dan melihat skala ukur.
Pastikan pandangan balita lurus ke depan.
6. Pengukur utama menarik papan geser kepala pada stadiometer sampai Pengukuran
menyentuh puncak kepala balita. Tinggi Badan
7. Pengukur utama membaca angka pada jendela baca dalam satuan cm dengan
ketelitian satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
8. Catat dan plot hasil pengukuran tinggi badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin.
Prinsip pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 24 bulan diukur secara berdiri
Pengukuran
Lingkar Kepala
Persiapan:
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur lingkar kepala dan lengan atas dalam kondisi bersih
sehingga angkanya terlihat jelas.
18
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan tutup kepala, hiasan/aksesoris rambut yang dikenakan balita.
MATERI POKOK
2. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala balita melewati dahi, di atas alis
mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
3. Baca angka yang tertera pada ujung pita yang terlihat.
4. Catat hasil pengukuran lingkar kepala balita dalam satuan cm dengan
ketelitian 1 angka di belakang koma (1 mm) dan plot hasil pengukuran
pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin.
Pengukuran
Lingkar Kepala
Hasil ukur LK :
54,9 cm 19
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
atau Pita LiLA
Pengukuran
Lingkar Lengan
Atas
Persiapan :
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur dalam kondisi bersih sehingga angkanya terlihat jelas.
3. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak dominan.
4. Pastikan lengan yang akan diukur tidak tertutup pakaian.
20
Langkah-Langkah :
1. Tentukan titik tengah lengan atas dengan cara:
MATERI POKOK
a. Tekuk lengan balita hingga membentuk sudut 90o, telapak tangan menghadap
ke atas.
b. Cari titik ujung bahu dan ujung siku lengan.
c. Ukur panjang antara kedua titik tersebut dan bagi dua untuk mendapatkan nilai
tengah.
d. Tandai titik tengah dengan menggunakan pena/spidol.
2. Luruskan lengan anak, tangan santai, sejajar dengan badan.
3. Lingkarkan alat ukur/pita LiLA di titik tengah yang sudah ditandai.
4. Pastikan alat ukur/pita LiLA menempel rata sekeliling kulit dan tidak terlalu ketat Pengukuran
atau terlalu longgar.
5. Baca dan catat hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian 1 angka di Lingkar Lengan
belakang koma (1 mm). Atas
21
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Diare
atau Bawah Garis Merah)
Diisi bulan
Umur Balita (bulan)
lahir
5 Agst 2022
6 Mar 2022
4 Mei 2022
3 Juni 2022
3 Feb 2022
5 Apr 2022
7 Sep 2022
4 Juli 2022
Bulan ditimbang
2,8 3,8 4,7 5,6 6,4 7,1 7,3 7,8 Hasil penimbangan BB (kg)
Kenaikan Berat Minimal (KBM)
N N N N N T N
√ √ √ √ √ √ √
Status pertumbuhan BB (Naik/Tidak Naik)
Status pemberian ASI Eksklusif
Tindak lanjut hasil penimbangan : apabila ditemukan balita Berat Badan Tidak
Naik (T), BB Kurang (Bawah Garis Merah),
Resiko BB Lebih (Atas Garis Oranye), segera rujuk ke tenaga kesehatan
Contoh plotting BB
balita pada grafik KMS
pada anak laki-laki
dengan umur 14 bulan
Contoh plotting BB balita
pada grafik KMS pada
anak perempuan dengan
umur 33 bulan
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader
diberi tanda kecakapan
Garis rujukan
(Oranye) untuk
menentukan risiko
berat badan lebih
Garis rujukan
(Merah) untuk
menentukan berat
badan kurang
28
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Berat Badan Tidak Naik (T)
Berat Badan Naik Tidak Adekuat Berat Badan Tetap Berat Badan Turun
Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan Tidak Naik (T) ke Tenaga Kesehatan
29
Bawah Garis Merah (BB Kurang)
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Atas Garis Oranye (Risiko BB Lebih)
Bawah Garis Merah (Berat Badan Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko Berat Badan Lebih)
Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BB Kurang) atau Berat Badan di Atas Garis Oranye
(Risiko BB Lebih) ke Tenaga Kesehatan 30
Interpretasi Status Pertumbuhan
BB naik melebihi
garis oranye ,
artinya
BB turun : Pertumbuhan
Pertumbuhan tidak baik tidak baik
BB tetap /
mendatar :
Pertumbuhan
Tidak baik
31
Apa yang harus dilakukan kader?
• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan sampaikan bahwa
kenaikan berat badan balita merupakan keberhasilan ibu mengasuh balita.
• Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan nasihat tentang pemberian
makan sesuai rekomendasi menurut usianya
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status pertumbuhan balita tidak diatas garis
oranye
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status pertumbuhan tidak diatas garis
oranye
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan anjuran evaluasi 2
minggu, jika tidak ada perbaikan segera dirujuk
• Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi disesuaikan dengan
aktivitas anak
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll),
kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,
tetapi garis pertumbuhannya di BAWAH GARIS MERAH
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan
makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita masih belum cukup
tanpa menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Pada balita dengan BB Bawah Garis Merah, setelah dirujuk dan dikonfirmasi, tidak perlu dirujuk
kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis pertumbuhan diatasnya (N). Namun jika
berat badan tidak mengalami kenaikan (T) maka harus dirujuk
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan datang kembali pada penimbangan berikutnya
Hasil pengukuran dan plotting Grafik Panjang/Tinggi Badan Menurut Umur
Tindak lanjut:
Kader menginformasikan balita dengan
masalah pertumbuhan ke Tenaga
Kesehatan
Contoh Plotting PB
anak Laki-laki dengan
umur 12 bulan dan
PB 70,0 cm
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/bimbingan teknis di Posyandu, jika
kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan
1
1.
Informasi
ASI Eksklusif, MP
ASI dan Pemberian
Makan Kaya Protein
Hewani sesuai umur
2
balita
2.
Informasi
penimbangan berat
badan, pengukuran
panjang/tinggi badan,
lingkar kepala dan
lingkar lengan atas
serta plotting dalam
2
Buku KIA
3.
Informasi
hasil penimbangan berat
badan dan pengukuran
panjang/tinggi badan
dan tindak lanjut
2
4.
Informasi
stimulasi
perkembangan,
pemberian vitamin
A dan obat cacing
2 sesuai umur anak
5.
Informasi
imunisasi rutin
lengkap dan
Penyakit Dapat
Dicegah Dengan
2
Imunisasi (PD3I)
6.
Informasi
tanda bahaya
pada bayi dan
balita
2
1. Menjelaskan materi Buku KIA pada ibu/pengasuh
a. Petunjuk penggunaan buku KIA
b. Jenis-jenis materi edukasi terkait balita
• jadwal dan jenis imunisasi sesuai usia
• penilaian status pertumbuhan pada KMS
• pelayanan gizi (PMBA, Vitamin A) dan obat cacing
• lembar pemantauan bayi dan balita
• pemantauan kesehatan, kondisi, tanda bahaya dan perawatan pada bayi
baru lahir, termasuk IMD dan pemberian ASI eksklusif
• pola asuh pada balita sesuai usia
• kondisi (tanda anak sehat), pelayanan kesehatan, dan tanda bahaya pada
balita
• Kelas Ibu Balita
• deteksi dini masalah kesehatan pada bayi/balita melalui pemeriksaan warna
tinja dan warna urin
• pemenuhan gizi pada balita (MP ASI usia 6-23 bulan dan gizi seimbang usia
2-5 tahun)
• perawatan bayi dan balita sesuai usia, termasuk pengisian ceklis
perkembangan dan stimulasi
• kesehatan dan keselamatan lingkungan
• perlindungan anak
• dukungan anak dengan disabilitas
• perawatan anak sakit (secara umum)
• kesiapsiagaan dalam situasi bencana
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader
diberi tanda kecakapan
Makanan Balita
Usia 2-5 tahun
dengan Gizi Seimbang
Kaya Protein Hewani
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader
diberi tanda kecakapan
Stimulasi Perkembangan,
Pemberian kapsul Vitamin A dan
obat cacing sesuai umur anak
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di Posyandu, jika
kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan
IMUNISASI
IMUNISASI HB0
BCG
HEPATITIS TUBERKULOSIS
(BATUK DARAH)”
HEPATITIS B
DIFTERI
HEMOFILUS
PERTUSIS TETANUS INFLUENZA TIPE B
ATAU NEONATORUM
BATUK
REJAN
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
POLIO
CAMPAK SINDROM KONGENITAL RUBELA