Anda di halaman 1dari 28

KERATITIS

LAGOFTALMUS ET
CAUSA AIR EXPOSURE

Agnes Melianti
712023008

Pembimbing:
dr. Fera Yunita Rodhiaty, Sp.M
BAB I
PENDAHULU
Kornea
AN
merupakan bagian ant erior dari mat a yang
harus dilalui cahaya, dalam perjalanan pembentukan
bayangan di retina. Karena itu kornea harus tetap jernih dan
permukaannya rata agar tidak menghalangi proses pembiasan
sinar. Kelainan yang bisa merusak bentuk dan kejernihan
kornea dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat,
terutama bila letaknya di sentral (daerah pupil), jika kelainan
ini tidak diobati maka dapat teriadi kebutaan. Kelainan kornea
yang paling sering ditemukan adalah kerat it is.
BAB II
Tinjauan
Pustaka
Kornea terletak di bagian depan sklera berupa
selaput bening yang tembus cahaya. Kornea
masuk ke bagian sklera di daerah limbus.
Kornea t erbagi menj adi lima dar
lapisan ant erior ke post erior i
sebagai berikut :
1.Epitel
2.Membran Bowman
3.Stroma
4.Membran desement
5.Endotel
BAB II
Tinjauan
2.2. Keratitis Pustaka
Lagoftalmus
2.2.1. 2.2.2. Epidemiologi
Definisi
Keratiti lagoftalmus ata exposure Prevalensi exposure keratitis
s adalah u
sindrom yan pasien yang pada di
keratitis klinis dengan penutupan g dirawat sekitar 10% hingga
intensif perawatan
55-
mata mata mengalami
tidak sempurna sehingga yan 60%.
ditandai
kekeringan g
dan menyebabkan kerusakan
kornea.
2.2.3. Etiologi
Penyebab keratitis 90% disebabkan oleh bakteri, jenis
bakteri tersering seperti Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Stapylococcus aeroginosa,
dan Moarxella.
BAB II
Tinjauan
Beberapa kondisi juga dapat
Pustaka
menyebabkan terjadinya exposure
keratitis, antara lain:

a. b.
c. Masalah
Lagoftalmus Proptosis
Lagoftalmus adala mat sistemik
Kelumpuhan sara
ketidakmampuan h akibat a
Proptosis gangguan
kranial VII f
menutup untu hormon tiroid. menyebabka dapa
kelopak
sepenuhnya. k Akibatny n
kedipan yang t
-Etiologi: mata
Disfungsi saraf wajah a
mata tidak kelopa tidak
sempurna dan
- Disfungsi kelopak dapat menutup k lagophthalmo
mata sempurna s paralitik.
- Lagoftalmus fisiologis
- Efek obat
BAB II
Tinjauan
Pustaka
2.2.4. Faktor
Risiko
menjadi predisposisi pasien exposure
Faktor
keratitis risiko
yang yang
dirawat di perawatan intensif, mulai dari
iatrogenik, seperti penggunaan ventilasi mekanis, sedasi, dan
pelemas otot, hingga faktor pasien seperti penurunan
kesadaran, penurunan produksi air mata. berkurangnya
kecepatan berkedip, gangguan refleks kornea, penutupan
mata yang tidak sempurna dan permeabilitas pembuluh
darah.
BAB II
Tinjauan
2.2.5 Patofisiologi
Pustaka
Dalam keadaan normal, kelopak mata dan lapisan air mata melindungi
kornea, sebuah epitel nonkeratin yang bersifat avaskular, dari trauma,
kekeringan, dan serangan mikroba. Lapisan air mata, cairan komposit
memiliki beberapa peran penting: melumasi kornea, membantu
ketajaman penglihatan, serta melindungi kornea dari serangan bakteri.
Beberapa faktor membantu menjaga distribusi lapisan air mata yang
memadai; termasuk refleks kedipan yang utuh, kecepatan kedipan yang
normal, dan penutupan kelopak mata yang sempurna saat tidur dan
berkedip. Gangguan pada sistem ini dapat menyebabkan cacat epitel.
Epitel kornea berfungsi sebagai penghalang terhadap dunia luar.
BAB II
Tinjauan
2.2.6 Diagnosis
Pustaka
Keratitis lagoftalmus atau exposure keratitis adalah diagnosis klinis yang
didasarkan pada riwayat dan temuan pemeriksaan fisik. Gejala umum
keratitis adalah visus turun mendadak, mata merah, rasa silau, dan merasa
ada benda asing di matanya.

Pemeriksaan kelopak mata yang cermat diperlukan untuk mengevaluasi


kemungkinan malposisi. Riwayat trauma kelopak mata atau operasi,
termasuk blepharoplasty, harus ditanyakan.
BAB II
Tinjauan
7. Pemeriksaan Penunjang
Pustaka
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kerokan kornea yang dipulas dengan pewarnaan gram
maupun giemsa dapat mengidentifikasi organisme, khususnya
bakterim, selama pasien menunggu. Kultur untuk jamur,
anthamoeba, atau virus dapat dilakukan bila tidak ada respons
terhadap terapi infeksi bakteri.

2. Pemeriksaan Fluorescein
Bertujuan untuk mengetahui adanya lesi pada epitel kornea. Zat
topikal fluorescein merupakan zat yang sifatnya non toksik, larut
dalam air, dimana mudah dilihat dengan menggunakan filter kobal
biru.
BAB II
Tinjauan
2.2.8 Tatalaksana
Pustaka
Pada kasus yang parah dengan ulserasi kornea, kultur dan sensitivitas dapat diindikasikan untuk menyingkirkan komponen infeksi atau untuk
memandu terapi antibiotik.
• Lubrikasi dan plugs
Kasus keratitis pajanan ringan pengobatan pilihan kondisi ini adalah lubrikasi menggunakan salep, dimulai dengan salep yang mengandung
antibiotik seperti eritromisin dan pada akhirnya beralih ke gel air mata buatan tobland. Selain itu, juga direkomendasikan early placement of long-
acting collagen atau silicone punctal plugs untuk membantu retensi lubrikasi alami dengan risiko dan komplikasi yang minimal.

• Steroid
Penggunaan steroid topikal yang lemah (seperti loteprednol 0,2%) dapat digunakan untuk meredakan gejala jangka pendek.

• Moisture chamber or eyelid taping


Metode ini dapat berguna pada malam hari pada kasus keratitis pajanan yang sedang hingga berat, atau pada pasien yang menolak tarsorefleksi.
Metode penutupan kelopak mata meliputi penutupan pasif, eyelid taping (MicroporeTM [3M]), penambalan mata, pembalut Geliperm, kasa yang
dibasahi larutan garam, kasa parafin, dan penjahitan (jahitan Frost atau tarsorrhaphy sementara).

• Pembedahan
Biasanya, perawatan medis pada awalnya digunakan dan perawatan bedah dilakukan untuk kasus-kasus keratitis pajanan yang refrakter. Pada kasus
lagoftalmus, tarsorafi sementara atau permanen telah digunakan serta (biasanya pada pasien dengan kelumpuhan saraf wajah).
Jika paparan sekunder akibat malposisi kelopak mata, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan canthoplasty, prosedur pengencangan kelopak
mata, dan suspensi kelopak mata. Rekonstruksi kelopak mata (untuk ektropion) dan dekompresi orbita (untuk proptosis) juga dapat
dipertimbangkan jika sesuai.
BAB II
Tinjauan
Pustaka
2.2.9 Kompli
ka
2.2.10 Prognosis
si
2.2.9 Komplikasi
Keratitis pajanan ringan
Komplikasi yang dapat terjadi
memiliki prognosis yang sangat
adalah abrasi kornea, ulserasi,
baik, dengan sebagian besar
keratitis mikroba, perforasi, dan
pasien sembuh total jika
bekas luka pada kornea yang
kornea tetap utuh tanpa
menyebabkan hilangnya
erosi, ulserasi, atau infeksi
penglihatan. Selain itu, band
mikroba. Kasus yang parah
keratopathy dapat muncul sebagai
dapat menyebabkan
komplikasi keratitis pajanan kronis.
pembentukan jaringan parut,
perforasi, dan kehilangan
penglihatan permanen.
BAB II
Tinjauan
Pustaka
2.2.9 Kompli
ka
2.2.10 Prognosis
si
2.2.9 Komplikasi
Keratitis pajanan ringan
Komplikasi yang dapat terjadi
memiliki prognosis yang sangat
adalah abrasi kornea, ulserasi,
baik, dengan sebagian besar
keratitis mikroba, perforasi, dan
pasien sembuh total jika
bekas luka pada kornea yang
kornea tetap utuh tanpa
menyebabkan hilangnya
erosi, ulserasi, atau infeksi
penglihatan. Selain itu, band
mikroba. Kasus yang parah
keratopathy dapat muncul sebagai
dapat menyebabkan
komplikasi keratitis pajanan kronis.
pembentukan jaringan parut,
perforasi, dan kehilangan
penglihatan permanen.
BAB III
LaporAn
kasus
BAB III
LaporAn
kasus
BAB III
LaporAn
kasus Ortotropia Ortotropia
BAB III
LaporAn
kasus
BAB III
LaporAn
kasus
BAB III
LaporAn
kasus
BAB III
LaporAn
kasus
BAB III
LaporAn
kasus
BAB III
LaporAn
kasus
BAB III
LaporAn
kasus
Bab iv
Analisis kasus
Keratitis lagoftalmus atau exposure keratitis yaitu keratitis yang
terjadi akibat adanya lagoftalmus dimana kelopak tidak dapat
menutup dengan sempurna sehingga kekeringan kornea. Lagoftalmus
sering terjadi pada pasien yang dirawat di ruang intensif.
Keratitis yang disebabkan oleh cornea exposure terjadi pada
sekitar 60% pasien yang dirawat di perawatan intensif. Dalam
keadaan sehat, mata dilindungi oleh kelopak mata. Produksi air
mata dan seringnya berkedip akan melembabkan dan melindungi
mata. Berkedip mencegah kerusakan dan kelelahan mata serta
menyebarkan air mata ke seluruh permukaan mat a.
Bab iv
Analisis kasus
Di unit perawatan intensif, masalah okular pada pasien dapat disebabkan
oleh berbagai alasan, termasuk penggunaan obat penenang yang berefek
pada otot-otot mata, yang menyebabkan kelopak mata tidak menutup
sempurna. Pasien yang dirawat di ICU sering kali mengalami
ketidakseimbangan cairan, yang meningkatkan permeabilitas kapiler dan
menyebabkan kerusakan mata. Gangguan refleks berkedip dan posisi
kelopak mata membuat mata tidak menutup sempurna dan air mata
menguap lebih cepat.
Bab iv
Analisis kasus

Pada kasus ini diberikan terapi protagenta 1 tetes per jam. Protagenta
adalah obat dengan kandungan Plyvinylpyrrolidone. Banyak digunakan
dalam produk medis sebagai eksipien, terutama diformulasi tablet, dan
dalam larutan oftalmik sebagai pelumas. Protagenta disini berfungsi
sebagai artificial eye tears atau air mata buatan. Obat ini
meningkatkan stabilitas air mata, sehingga mengurangi kehilangan akibat
penguapan dan peradangan.
Bab iv
Analisis kasus
Selain itu, pada kasus ini diberikan antibiotik profilaksis yaitu tetes mata
ofloxacin. Ofloxacin merupakan antibiotik spektrum luas golongan
quinolone. Golongan quinolone menjadi pilihan untuk mengatasi infeksi
bakteri pada kornea. Hal tersebut karena tergolong murah, mudah
didapat, masa simpan 1 bulan, toksisitas rendah, dan stabil. Terapi
keratitis pajanan
berbagai terdapat
jenis lainnya seperti penggunaan steroid, t apin
penggunaan lensa eyelid pembedahan. g,
kont ak,
diberikan sesuia hingg
gambaran klinik Namun
dan respon terapi pemberian t erap
awal. a i
Bab IV
Kes impul an
Keratitis lagoftalmus atau exposure keratitis yaitu keratitis yang terjadi
akibat adanya lagoftalmus dimana kelopak tidak dapat menutup dengan
sempurna sehingga kekeringan kornea. Lagoftalmus sering terjadi pada pasien
yang dirawat di ruang intensif. exposure keratitis juga dapat terjadi pada
mereka yang menderita kondisi yang mengganggu kemampuan melindungi kornea,
seperti penutupan kelopak mata yang tidak sempurna, refleks berkedip yang
tidak memadai, kecepatan berkedip yang tidak memadai, dan/atau penurunan
lubrikasi pelindung kornea, seperti pada pasien hipertiroid dengan
lagoftalmus.
Terapi keratitis pajanan terdapat berbagai jenis lainnya seperti penggunaan
artificial eye tears, steroid, eyelid taping, penggunaan lensa kontak, hingga
pembedahan. .
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai