Pada bab ini menjelaskan tentang seorang pemimpin yang tidak memiliki rasa bersalah
karena beberapa faktor, yakni
Ambisi pribadi
Tidak paham, bahwa menjadi pemimpin itu buruh rakyat
Dipilihkan oleh partai politik
Pemimpin yang dikendalikan botoh-botoh
Merasa hebat
BERKAH DILEMPAR SANDAL
Pernah terjadi, ketika acara berlangsung terjadi 2x lemparan sandal oleh seorang hadirin ke arah
panggung, sandal itu mengarah ke kepada daerah. Sontak membuat acara menjadi tegang namun acara
tetap berlangsung. Tidak boleh ada vakum. Cak Nun ambil mikrofon dan berbicara.
“ Belum pernah saya duduk bersama seorang kepala daerah yang sedemikian tinggi drajatnya
karena disayang oleh Allah. Yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin adalah pengetahuan tentang isi hati
rakyatnya. Dan, Beliau dimanifestasikan oleh Allah secara nyata rahasia hati rakyat yang biasanya selalu
disimpan. Saya mohon semua hadirin dan bapak kepala daerah bersyukur dan bertepuk tangan gembira”
ada orang yang dijaga ketat oleh Tuhan agar kelak selamat di hadapan-Nya. Mau berbuat buruk
sedikit saja langsung diingatkan. Dan macam – macam cara Tuhan melindungi dan mengingatkan. Bisa
kecil bisa besar, bisa remeh bisa seram, semau – mau Tuhan.
PEMIMPIN YANG “TUHAN”
(JILBAB KANJENG RATU KIDUL)
Manusia paling sial didunia adalah yang tak seorangpun berani menyalahkannya. Pemimpin
yang paling berbahaya bagi rakayt adalah pemimpin yang semua orang tidak mengemukakan kebenaran
kepadanya, baik karena takut, kepentingan untuk menjilat, maupun karena sikap kemunafikan. Ketika
pemimpin ini telanjang bulat pun, bawahannya membungkuk dan bilang “jas dan dasi bapak bagus
sekali”
kalau orang demikian itu kebetulan seorang pemimpin, dia bisa disebut “pemimpin yang
Tuhan”. Sebab, dia diangap tidak mungkin salah. Dia diyakini selalu benar, maka, selalu harus dipuji,
dilindungi, dibela. Kalau perlu bertaruh nyawa. Segala keburukan, asal dia yang melakukan, menjadi
kebaikan. Segala kebodohan, asal dia yang melakukan, menjadi kepiawaian. Segala kekonyolan, asal dia
yang melakukan, menjadi kemuliaan. Dua bagaikan Tuhan itu sendiri.
KEBERANIAN UNTUK LALIM
(TINUNDUNG, JINEBOL)
“akan tetapi yang paling mendalam membuatku takut adalah melihat semakin banyak manusia,
terutama di wilayah kekuasaan, yang semakin berani berbuat tidak baik. Semakin gagah dan mantap
untuk berbuat lalim. Tidak merasa bersalah ketika berbuat salah. Tidak merasa malu tatkala melakukan
sesuatu yang memalukan. Tidak tampak tersiksa hati kemanusiaannya ketika melukai rakyat.
Bahkan, mengekspresikan ketenangan yang luar biasa ketika mengingkari janji dan gagal
mewujudkan sesumbarnya, atau ketikamenyakiti masyarakat padahal mereka memanggul tanggung
jawab rakyat yang menggajinya. Pelaku korupsi yang tertangkap tangan direkam oleh kamera dan
dipublikasikan, tampil gagah perkasa, tegap langkahnya, penuh senyuman yang menantang,
mengekspresikan keagungan seperti actor masyhur yang menapaki tangga naik panggung.”\
semakin banyak tokoh dan pemuka pemerintahan dan Negara tang bersikap seolah – olah
menertawakan “becik ketitik ala ketara”. Dan meraka menganggap bahwa itu hanya omong kosong
MEMUTAR ARAH ISTANA