Anda di halaman 1dari 11

BEDAH BUKU

“PEMIMPIN YANG TUHAN”


BY: EMHA AINUN NAJIB
OLEH :
NUR LAILATUR ROHMAH
RAFI PRATAMA PUTRA
VIQI AL WAHYUDDIN
PILGUB, PILPRES, PILNAB, PILTU
(SUATU HARI MUDAH-MUDAHAN BERGUNA)
Pada bab ini dijelaskan, bahwa sebagai manusia harus bersyukur dengan apa yang tuhan beri,
karena semua ada timbal baliknya. Seperti seorang nelayan yang rumahnya kebakaran karena tidak
terima dengan rejeki yang tuhan berikan.
Selain itu, menjelaskan tentang pemimpin masa kini yang memiliki “kredibilitas” hanya sebuah
karangan, “integritas” hanya sebuah pemolesan dan pencitraan, kemudian “elektabilitas” hanya sebuah
penipuan publk oleh iklan-iklan pencitraan., dan “keahlian” hanya sebatas kertas ijazah yang bisa dibeli
dengan pura-pura kuliah enam bulan.
Buku ini menerangkan, pemimpin harus dipilih oleh hati rakyat, bukan karena terbuai iklan
pencitraan. Jadi, tidak ada pemimpin yang terpilih tnpa melalui prosedur hak pilih rakyat.
pemimpin yang diperlukan menurut buku ini adalah pemimpin yang selaras dengan hkum
rimba. Maksudnya, ada seekor harimau dimana makanannya adalah seekor kijang. Maka , itu adalah
hukum rimba, jadi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dipilih dari hati rakyat tanpa campur
tangan apapun.
PEMIMPIN YANG TAKABUR
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang melakukan manajemen social yang baik (kasih saying dan pengayoman).
Kemudian menerapkan kekuatan jika darurat. Keikhlasan dan etos kerja menjadi peran utama dalam kepemimpinan.
sebelum kasih saying, ada sumber daya yang lebih lubuk lagi yakni ‘Alimil ghoibi wasyhadah. Allah Yang
Maha Mengetahui segala hal yang ghoib dan maha mennyaksikannya. Terapannya untuk manusia mestinya muta’allimul
ghoib was-syahadah, seorang pemimpin atau pengelola, secara konstan dan dinamis mempelajari segala sesuatu dalam
lingkup kepemimpinannya, sehingga secara simultan dia berhijrah dari tidak tahu menjadi tahu.
Kadar pencapaian Muta’allimul ghoib was-syahadah manusia atau pemimpin berbanding lurus dengan volume
atau kedalaman tumbuhnya kasih saying socsal di dalam dirinya. Setelah itu Rahman Rahim baru eseorang mempunyai
modal untuk Al-Malik, menjadi pemimpin, pemegang otoritas.
pemimpin yang Al-Malik harus Al-Qudus, harus suci niatnya, jujur pikirannya, adil keputusannya. Kemudian,
sampai ke As-Salam membangun keselamatan bersama, kemudian Al-Mu’min berlangsung dialektika saling
mengamankan. Al-Muhaimin terbangun organisme perawatan kemanan. Setelah itu masuk tahap Al-Aziz kekuasaannya
menjadi perkasa, berikutnya lebih kokoh lagi Al-Jabbar ngadep edapi. Puncaknya Al-Mutakabbir. Pemimpin yang takabur,
bukan pada rakyatnya, tetapi takabur artinya membesari atau mengatasi masalah yang ada.
PEMIMPIN TANPA RASA BERSALAH

Pada bab ini menjelaskan tentang seorang pemimpin yang tidak memiliki rasa bersalah
karena beberapa faktor, yakni
 Ambisi pribadi
 Tidak paham, bahwa menjadi pemimpin itu buruh rakyat
 Dipilihkan oleh partai politik
 Pemimpin yang dikendalikan botoh-botoh
 Merasa hebat
BERKAH DILEMPAR SANDAL
Pernah terjadi, ketika acara berlangsung terjadi 2x lemparan sandal oleh seorang hadirin ke arah
panggung, sandal itu mengarah ke kepada daerah. Sontak membuat acara menjadi tegang namun acara
tetap berlangsung. Tidak boleh ada vakum. Cak Nun ambil mikrofon dan berbicara.
“ Belum pernah saya duduk bersama seorang kepala daerah yang sedemikian tinggi drajatnya
karena disayang oleh Allah. Yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin adalah pengetahuan tentang isi hati
rakyatnya. Dan, Beliau dimanifestasikan oleh Allah secara nyata rahasia hati rakyat yang biasanya selalu
disimpan. Saya mohon semua hadirin dan bapak kepala daerah bersyukur dan bertepuk tangan gembira”
ada orang yang dijaga ketat oleh Tuhan agar kelak selamat di hadapan-Nya. Mau berbuat buruk
sedikit saja langsung diingatkan. Dan macam – macam cara Tuhan melindungi dan mengingatkan. Bisa
kecil bisa besar, bisa remeh bisa seram, semau – mau Tuhan.
PEMIMPIN YANG “TUHAN”
(JILBAB KANJENG RATU KIDUL)
Manusia paling sial didunia adalah yang tak seorangpun berani menyalahkannya. Pemimpin
yang paling berbahaya bagi rakayt adalah pemimpin yang semua orang tidak mengemukakan kebenaran
kepadanya, baik karena takut, kepentingan untuk menjilat, maupun karena sikap kemunafikan. Ketika
pemimpin ini telanjang bulat pun, bawahannya membungkuk dan bilang “jas dan dasi bapak bagus
sekali”
kalau orang demikian itu kebetulan seorang pemimpin, dia bisa disebut “pemimpin yang
Tuhan”. Sebab, dia diangap tidak mungkin salah. Dia diyakini selalu benar, maka, selalu harus dipuji,
dilindungi, dibela. Kalau perlu bertaruh nyawa. Segala keburukan, asal dia yang melakukan, menjadi
kebaikan. Segala kebodohan, asal dia yang melakukan, menjadi kepiawaian. Segala kekonyolan, asal dia
yang melakukan, menjadi kemuliaan. Dua bagaikan Tuhan itu sendiri.
KEBERANIAN UNTUK LALIM
(TINUNDUNG, JINEBOL)
“akan tetapi yang paling mendalam membuatku takut adalah melihat semakin banyak manusia,
terutama di wilayah kekuasaan, yang semakin berani berbuat tidak baik. Semakin gagah dan mantap
untuk berbuat lalim. Tidak merasa bersalah ketika berbuat salah. Tidak merasa malu tatkala melakukan
sesuatu yang memalukan. Tidak tampak tersiksa hati kemanusiaannya ketika melukai rakyat.
Bahkan, mengekspresikan ketenangan yang luar biasa ketika mengingkari janji dan gagal
mewujudkan sesumbarnya, atau ketikamenyakiti masyarakat padahal mereka memanggul tanggung
jawab rakyat yang menggajinya. Pelaku korupsi yang tertangkap tangan direkam oleh kamera dan
dipublikasikan, tampil gagah perkasa, tegap langkahnya, penuh senyuman yang menantang,
mengekspresikan keagungan seperti actor masyhur yang menapaki tangga naik panggung.”\
semakin banyak tokoh dan pemuka pemerintahan dan Negara tang bersikap seolah – olah
menertawakan “becik ketitik ala ketara”. Dan meraka menganggap bahwa itu hanya omong kosong
MEMUTAR ARAH ISTANA

Makin banyak penduduk bumi yang takut masuk ke indonesia. sebab, di


pandangan mereka, indonesia yang ramah telah berubah keras. Akan tetapi,
sebenarnya bukan karena dunia semakin takut pada radikalisme indonesia. sejauh ini
indonesia berjalan baik-baik saja segala sesuatunya. Indonesia segar bugar sehat
walafiat karena punya pancasila, ber-ketuhanan yang maha es, Bhineka tunggal ika,
bangsanya adil dan beradap, serta sudah mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia.
Memutar arah istana itu seperti jangan membayangkan dan memohon sesuatu
yang indah yang belum pernah terlihat langsung. Mungkin saja semua yang diucap
hanya sebuah omong kosong yang indah namun buruk asllinya dan mungkin
sebaliknya.
TUHAN LEPAS TANGAN

Logika dan dialektika vertikal tentang kepemimpinan yang disampaikan oleh


Kanjeng Nabi sungguh mengerikan. Kepada Abdurrahman Wahid bin samurah beliau
berpesan: “ jangan meminta jabatan. Sebab, kalau engkau menjabat karena
permintaanmu, Allah akan melepas jabatan itu kepadamu tanpa ia turut ikut campur.”
Tuhan lepas tangan mungkin kita sendiri yang akan bertanggung jawab, kalau
ada masalah tuhan tidak akan menolong. Kalau memimpin dengan baik dan sukses,
tuhan belum tentu meridai
MEMPERMALUKAN KORUPTOR
(SIAPA PEMILIK TANAH DAN AIR)
Di dunia modern yang beradap, para raksasa pencuri alias dilindungi dibilik-
bilik tertutup. Tidak dijewer telinganya dan diseret untuk menemuhi rakyat, beminta
maaf sambil jongkok. Juga tidak dikasih kardus didadanya yang bertuliskan “saya
koruptor”, kemudian menabuh genderang jalan kaki dijalan-jalan protokol hingga ke
kampung kampung.
Negara dan pemerintah tidak menerapkan formula hukuman yang
mempermalukan para koruptor didepan rakyat. Bukan karena koruptor dilindungi dan
disembunyikan dari rakyat. Melainkan karena sudah menjadi pengetahuan bersama
bahwa tindakan mempermalukan hanya efektif untuk mereka yang punya malu.
SUWON SLURR
SUWON SLURR
SUWON SLURR

Anda mungkin juga menyukai