Anda di halaman 1dari 5

MENJUNJUNG TINGGI

HARKAT DAN MARTABAT KEMANUSIAAN

‫السالم عليمك ورمحة الهل بو�اكته‬


‫أ‬
‫ين‬
‫واملرسل� وعىل‬ ‫العامل� والصالة والسالم عىل شأ�ف النبياء‬
‫ين‬ ‫احلمد لهل رب‬
‫ امابعد‬- �‫ع‬ ‫آهل وحصبه أ�ج ي ن‬

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati


“Manusia adalah makhluk Tuhan yang sempurna, unik dan menarik.
Lihatlah, betapa menakjubkan ciptaan Allah bernama manusia itu, alangkah
indah ketika ia melangkah, alangkah cermat ketika ia berpikir, dalam bertindak
ia bak malaikat, tanpa sayap ia dapat terbang lebih tinggi dari burung, tanpa
ingsan ia dapat menyelam di dasar lautan, ia pun bisa memainkan benda
terkecil bernama atom, dan meledakkan dunia ini hingga hancur”, demikian
kekaguman William Shekaespeare terhadap kehebatan manusia.
Namun ungkapan tersebut bukan harus membuat kita menjadi
sombong dan menepuk dada, tapi harus memicu kita seluruh umat
manusia untuk menjaga, mengolah, menempa, membina, mem­
bangun, memfungsikan, dan mengembangkan potensi-potensi
kita, agar posisi kita sebagai manusia bisa terhormat, tinggi, mulia,
dan pantas dibanggakan. Sebab, bila tidak, bukan saja potensi
tidak akan bermanfaat, namun harkat kita pun sebagai manusia
akan jatuh menjadi makhluk terpuruk, terhina, terendah, terjelek,

1
bahkan terbelakang. Karena itulah, topik khutbah Jum’at yang akan
saya bawakan kali ini adalah Menjunjung Tinggi Harkat Kemanusian.
Dengan landasan QS. Al-Isra ayat 70:

“Dan sesungguhnya Kami telah muliakan anak-anak Adam, Kami


angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizki yang
baik-baik. Dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.”

Bila kita kaji, dalam ayat tersebut terdapat dua kalimat yang
mengisyaratkan tentang tingginya martabat manusia, yaitu, “Kami
telah memuliakan keturunan Adam atas makhluk-makhluk lainnya” dan
“Kami mengunggulkan mereka dari makhluk-makhluk yang Kami cipta­
kan, termasuk golongan jin dan hewan.” Dengan demikian, manusia
adalah makhluk yang paling mulia dan bermartabat dibandingkan
makhluk Tuhan lainnya.
Namun sayangnya, betapa banyak manusia yang tidak me­
nyadari keunggulan dirinya, sehingga tidak pandai memanfaat­
kannya bahkan tidak jarang yang merelakan martabatnya sebagai
manusia runtuh tiada guna. Bukankah kita memiliki paras yang
ganteng dan cantik, sempurna, tidak kurang sesuatu apapun,
sedangkan makhluk yang lain tidak? Bukankah kita berakal dan
bisa berpikir sedangkan makhluk lain tidak? Bukankah kita punya
hati, rasa dan potensi-potensi lain sebagai simbol luhurnya harkat
manusia?
Jika kita menjunjung tinggi, menjaga dan melestarikannya,
dengan mengolah, membangun dan mengembangkan potensi-
potensi itu, maka akan sanggup mengantarkan kita menuju makhluk
terhormat, tertinggi, terhebat, terbaik, dan patut dibangga­ kan.
Sebaliknya, kalau kita mengabaikan, menyia-nyiakan, menyepele­
kan, melecehkan apalagi menyalahgunakn potensi-potensi itu, kita
akan tersungkur menjadi makhluk terhina, terjelek, terendah, ter­
jahat bahkan bisa lebih rendah dari binatang. Hal ini telah disindir
oleh Allah dalam surat At-Tin ayat 4-6 yang berbunyi: “Sungguh Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian
Kami kembalikan dia kepada kedudukan yang paling rendah, kecuali orang-

2
orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka pahala yang tidak
terhitung.”
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan
dalam bentuk dan raga yang begitu indah, namun kemudian Allah
menjatuhkan manusia pada martabat yang paling rendah. Kehinaan
ini akibat ulah manusia itu sendiri yang tidak pandai bersyukur
kepada Allah, karena tidak memanfaatkan karunia Allah, tidak mau
memfungsikan dan memberdayakan pemberian Allah. Sebalik­nya
yang dilakukan hanyalah pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan
Allah, yang diikuti hanyalah selera nafsunya, yang dimunculkan
hanyalah sifat-sifat buruknya. Perilaku-perilaku ini yang akan
mem­bawa kehancuran bagi manusia. Namun tidak semua manusia
akan mengalami kejatuhan martabat, sebab Allah memberikan
pengecualian, “yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa, yakni
mereka yang menselaraskan antara keimanan dan amal shaleh.”
Dengan demikian, orang yang akan mampu menjaga, me­
lestari­kan dan menjunjung tinggi harkat kemanusiaan adalah
yang memiliki iman dan amal shaleh. Fungsi dari keimanan
adalah sebagai landasan moral dan untuk mengimbangi otoritas
intelektual. Sebab, walupun kita berotak cerdas, berwawasan luas,
tapi jika tidak berhati emas, apalagi jika keimanan kita lepas, kita
hanya akan tumbuh menjadi manusia hina, biadab, brutal, tidak
bermoral, berakhlak bejat bahkan bisa lebih jahat dari binatang.
Murthada Muthahari pernah memberikan sindiran, “Iptek yang ada
pada orang yang tidak beriman bagaikan sebilah pisau di tangan orang gila,
dia bisa menebaskannya ke mana dia mau.”
Maka orang yang berilmu tapi tidak beriman, maka ia bisa
membunuh, menipu, merampok, membabat hutan, melakukan
korupsi, bahkan menghancurkan negeri ini. Sebaliknya, bila iptek
digenggam orang beriman, pekerjaan dilakukan orang beriman,
jabatan dipikul orang beriman, saya yakin akan membawa ke­
mashlahatan bukan kemadharatan, membawa kesejahteraan bukan
kesengsaraan, membawa kemajuan bukan kehancuran, membawa
ketentraman bukan kekacauan.

3
Selain iman, manusia pun harus melakukan amal shaleh atau
dalam istilah kita adalah bekerja sebagai refleksi dari keimanan.
Sebab, hanya dengan bekerja kita bisa berguna, hanya dengan
bekerja kita bisa mengukir prestasi, hanya dengan berkarya kita
bisa terhormat, hanya dengan berkarya kita bisa menjadi manusia
unggul, prestatif dan patut dibanggakan, dan dengan berbuat kita
bisa menjunjung tinggi harkat kemanusiaan kita.
Karena itulah, kita tidak boleh bersikap santai, lemah, bersikap
tamanni dan menanti, menangguhkan langkah, menunggu cuaca
cerah. Namun kita harus memompa semangat untuk bekerja dan
berusaha, bermental optimis, kreatif, dan inovatif. Kita harus
menampilkan semboyan bahwa, “Hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, hari esok harus lebih cerah dari hari sekarang”. Inilah yang di­
ajarkan rasul tentang watak umat Islam, yaitu:“Bila malam tak ubahnya
seperi rahib, dan kalau siang sungguh bagaikan singa.” Maksudnya, kita
umat Islam harus pandai memadukan dua kekuatan ikhtiar, tubuh
dan pikiran ini seratus persen, bersimbah peluh, berkuah keringat,
mengerahkan segala potensi untuk bekerja dan berkarya. Rasulullah
menegaskan: “Bekerjalah untuk duniamu seakan kau kan hidup selama­nya,
dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah kau akan mati esok hari”
Sabda Rasulullah itu memotivasi kita untuk bekerja me­
negakkan kreatifisme, menghidupkan idealisme, mengembang­kan
optimisme, dan menyebarkan antusiasme. Sikap hidup seperti ini
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qashshas ayat 77:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
duniawi, dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan”.

Dalam ayat ini ada tiga sikap yang mesti kita miliki sebagai
insan beriman, yaitu hidup seimbang dalam mengejar dunia
dan akhirat, berkesinambungan dalam berbuat baik, dan tidak
melakukan kerusakan dalam kehidupan. Sikap-sikap inilah yang

4
akan sanggup menjaga, melestarikan dan menjunjung tinggi harkat
kemanusiaan kita.

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati


Dengan demikian, uraian tadi dapat disimpulkan, walaupun
manusia dibentuk dalam rupa yang molek, dikaruniai potensi-
potensi yang sempurna, namun akan terjungkir menjadi makhluk
yang terendah, paling hina, paling buruk, apabila yang diikuti hanya
hawa nafsunya, yang dilakukannya pelanggaran-pelanggaran, yang
ditebarkannya sifat-sifat yang merusak. Karena itulah, kita harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat kita sebagai manusia dengan
lebih menumbuhsuburkan keimanan, meningkatkan gairah ibadah
dan selalu berkarya yang positif demi diri sendiri, masyarakat,
lebih-lebih untuk bangsa dan negara yang kita cintai ini.

‫والسالم عليمك ورمحة الهل بو�اكته‬

Anda mungkin juga menyukai