PEREKONOMIAN INDONESIA
R. SABRINA
• A. MASA SEBELUM TAHUN 1966
– Di masa ini terjadinya pergantian-pergantian kabinet pada
masa itu yang selalu tidak stabil. Sistem ekonomi
Berubah sepanjang waktu cenderung tidak stabil.
Ketdkstabilan ini berdampak pada tidak menguntungkan
bagi kehidupan ekonomi.
– Kemudian di tandai dengan fenomena ekonomi Yang
tidak menguntungkan antara lain nasionalisasi
perusahaan2 asing, kekurangan modal di Dalam Negeri,
hilangnya pangsa pasar sejumlah komoditas dalam
perdagangan Internasional
– Sehingga kedudukan sebagai produsen utama gula
terlepas begitu saja & produsen karet alam di gantikan
oleh malaysia. Export komoditas tradisional Seperti
kopra, teh, sawit, lada, dll. Semakin rendah
• B. MASA ORBA
– Sejak maret 1966 perekonomian kita semakin memburuk
ini di tandai dengan :
• Ketidak mampuan membayar Utang Luar Negeri US$2 M
• Penerimaan export adalah ½ dari pengeluaran belanja &
memungut pajak
• Laju inflasi 30% - 50% /bulan
• Buruknya sarana & prasarana perekonomian Serta
penurunan kapasitas produktif sektor industri & ekspor
– Kemudian langkah prioritas kebijakan ekonomi (solusi):
• Memerangi hiperinflasi, mencukupkan sembako,
merehabilitasi prasarana, meningkatkan export,
menyediakan lapangan Kerja, mengundang kembali investor
asing
– REPELITA ada 3 sasaran pembangunan :
• 1. stabilitas ekonomi
• 2. pertumbuhan ekonomi
• 3. pemerataan hasil2 pembangunan
– PELITA I (1969 – 1974) : sasaran pencapaian
pertumbuhan Ekonomi & pemerataan hasil2
pembangunan
– PELITA II (1974 – 1979) : sasaran pemerataan &
stabilitas
– PELITA III (1979 – 1984) sampai PELITA VI (1994 –
1999) : prioritasnya m’jadi pemerataan, pertumb, &
stabilitas
C. PEMERINTAHAN TRANSISI
Di pertengahan tahun 1997 krisis ASIA melanda ini d tandai
dengan nilai tukar bath terhadap US mengalami inflasi,
sehingga para investor memutuskan untuk menjual nilai
tukar bath. Kemerosotan ini mendepresiasikan nilai baht
sekitar 15% - 20%
Sementara d indonesia sendiri dr IDR 2500 menjdi 2650. di
januari – februari sempat menembus IDR 11000 /US$
Akhirnya oktober 1997 pemerintah meminta bantuan kepada
IMF. Yang serupa di lakukan oleh negara thailand, fhilipina &
korsel
Ternyata Rupiah Terus merosot hingga mencapai Rp. 15000
pada akhirnya krisis ekonomi Ini memunculkan krisis politik
yang di awali dengan penembakan mahasiswa sebanyak 4
org tepatnya tgl 13 mei 1998 yg di kenal dengan sebutan
tragedi TRISAKTI
Puncak dari keberhasilan gerakan ini lengsernya
presiden Soeharto & di ganti dengan wakilnya B.J
Habibie
Seiring waktu berjalan masyarakat mulai melihat
bahwasanya pemerintahan yg baru ini tidak berbeda
dengan yang lama, di karenakan tidak ada perubahan
yang nyata. Bahkan KKN semakin menjadi-jadi &
kerusuhan dimana-mana
D. PEMERINTAHAN REFORMASI
Pada tahun 1999 presiden ke 4 KH. Abdurrahman
wahid (Gusdur) & wakilnya Megawati. Perekonomian
Indonesia semakin baik tapi berlangsung lama. Rezim
ini sama halnya dengan rezim orde baru
Ada beberapa indikator ekonomi
1. pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
antara 30 mar 2000 – 8 mar 2001 menunjukkan trend
pertumbuhan Ekonomi Yang negatif
2. tahun 2000 kurs Rp. 7000 pada tanggal 9 mar 2001
rupiah menembus 10000 /US$, & ketika istana presiden di
kepung demonstran pada tanggal 12 mar 2001 yg
menuntut presiden Gusdur untuk mundur rupiah
menyentuh Rp. 12000
E. PEMERINTAHAN GOTONG ROYONG
Presiden Megawati adalah presiden yg ke- 5 ini mewarisi
Perekonomian Indonesia yg jauh lebih buruk dari Gusdur.
Suku bunga untuk sertifikat Bank Indonesia (SBI) mencapai
17 %, pada hal pemerintah Gusdur sekitar 13%.
Rendahnya pertumbuhan Ekonomi Ini di sebabkan antara
lain Masih kurang berkembanya investasi swasta, baik dari
dalam negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA). Masih
lemahnya investasi Terutama di sebabkan tidak stabilnya
kondisi politik & social, & belum adanya kepastian hukum yg
jelas
Sehingga para investor mengalihkan modalnya ke negara-
negara tetangga seperti malaysia, Thailand, vietnam &
china
F. PEMERINTAHAN SBY
Di pemerintahan SBY ini dapat di simpulkan dimana
Utang Luar Negeri 83 M US$ & di akhir pemerintah
SBY melonjak naik menjadi 125 M US$. Rasio Utang
Luar Negeri terhadap pendapatan negara (PDB) tahun
2004 sebesar 32%, di tahun 2013 turun menjadi 14%.
Cadangan devisa tahun 2004 sebesar 35 M US$ naik
menjadi 111 M US$ di tahun 2013, atau naik lebih dari
300%
Kemudian pendapatan negara Indonesia (PDB) tahun
2004 sbsar 256 M US$, di tahun 2013 naik menjadi 868
M US$ atau naik 339%
Pendapatan perkapita rakyat Indonesia 2004, 1160
US$ pada tahun 2013, 3500 US$ atau lebih 294%
G. PEMERINTAHAN JOKOWI
Pembangunan Manusia Unggul melalui stabilitas kondisi
perekonomian.
Perkembangan lingkungan global, pelemahan rupiah hingga
Rp.15.000/USD.
Inflasi terkendali pd tingkat rendah sekitar 3-4%.
Rp.7.236 T.
Dana utk Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur meningkat.
sekian & terima kasih