Dosen Pengampu :
Ns. Citra Setyo Dwi Andhini, M.Kep
Kelompok 3
Tahun 2020
Metodologi Metodelogi dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskripsi kualitatif melalui naratif review yang
Penelitian mengutip 8 referensi, dan dikumpulkan dalam bentuk naratif serta informasi yang diperoleh dari beberapa
hasil penelitian.
Tujuan Tujuan penelitian ini penulis membahas tentang prinsip-prinsip umum perawatan paliatif terhadap pasien luka
Penelitian bakar dengan mencakup konsep pengambilan keputusan dan komunikasi.
Riviewer Kelompok 3
Istilah dari perawatan paliatif pertama kali diperkenalkan oleh Balfourt Mount pada tahun 1975.
Perawatan paliatif dari bahasa Latin palliere, yang artinya menjadi jubah atau penutup, sebagaimana definisi
awalnya, melibatkan 'peralihan' dari penyembuhan ke perawatan, yang diarahkan pada kualitas hidup pasien
dan mencakup keringanan penderitaan dan perawatan paliatif.
Pada tahun 2014, WHO telah mengubah definisi perawatan paliatif menjadi sebuah pendekatan yang
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka yang menghadapi masalah yang terkait dengan
penyakit yang mengancam jiwa melalui pencegahan dan pengurangan penderitaan, identifikasi dini dan
penilaian yang sempurna, serta pengobatan rasa sakit dan masalah lainnya seperti fisik, psikososial dan
spiritual.
Pendahuluan
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa perawatan paliatif membutuhkan sumber daya yang besar
dan layanan rehabilitasi mental yang secara khusus ditunjukkan untuk korban luka bakar dan penanganan
masalah psikologis yang memicu upaya bunuh diri. Untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi terutama
saat menyampaikan berita buruk kepada pasien, para ahli onkologi merumuskan cara yang dinilai paling
efektif yaitu dengan metode akronim SPIKES.
• Setting, ciptakan suasana yang aman dan tenang, hindari menyampaikan berita dalam kondisi ramai. Tetap jaga
• Perception, mulailah percakapan dengan menyelidiki apa yang sudah diketahui dan dipahami pasien/kerabatnya
I • Invitation, cari tahu seberapa besar keinginan pasien untuk mengetahui penyakitnya dan prognosisnya.
• Knowledge, berikan informasi yang ingin pasien ketahui. Pastikan untuk memberikan informasi sedikit demi
K sedikit, selalu periksa apakah pasien memahami apa yang Anda katakan dan implikasinya.
• Emotions, biarkan pasien mengekspresikan emosinya sebagai hal yang wajar dalam kondisiyang dialaminya. Hal
E ini penting dilakukan dengan empati, memastikan pasien merasa didengarkan dan diperhatikan.
• Summary and Strategy, langkah terakhir adalah meringkas hasil diskusi dan merencanakan tindak lanjut seperti
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa keputusan untuk tidak memberikan
pengobatan pada pasien luka bakar dengan tujuan kuratif. Perawatan paliatif terhadap pasien luka bakar di Afrika
dilakukan dengan pendekatan medis yang berfokus pada kenyamanan, kualitas hidup, dan perasaan pasien penderita
luka bakar yang parah. Meskipun perawatan paliatif tidak dapat mengobati luka bakar, mereka dapat memberikan
dukungan penting kepada pasien dan keluarganya. Perawatan ini mencakup pengendalian nyeri, perawatan luka,
manajemen infeksi, nutrisi, serta dukungan psikososial dan emosional. Sayangnya, di beberapa wilayah Afrika, akses
terbatas terhadap perawatan medis dan sumber daya membuat perawatan paliatif terhadap pasien luka bakar menjadi
tantangan. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas perawatan paliatif sangat penting dalam
konteks perawatan luka bakar di benua Afrika. Komunikasi yang buruk juga dapat menimbulkan konsekuensi yang
penting, seperti penyesuaian psikologis yang buruk. Untuk menghindari kesalahan komunikasi yang buruk, penulis
merumuskan cara yang paling efektif berdasarkan ahli onkologi yaitu dengan metode akronim SPIKES.
Thank You for Listening
Our Presentation!