Anda di halaman 1dari 10

BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA DI SD
KELOMPOK 2
MODUL 5 KB 2

Nama anggota: 1. Rinandi Trio Priambudi 857916518.


2. Gemilang Edi Yanto 8579241993.

3. Ayu rininka anggriana 8579242464.


4. Cintya regti kartika 8579162635.
5. Yanuar H R 824622135
UNSUR-UNSUR PEMBANGUN KARYA SASTRA
A. PENGANTAR
Materi unsur-unsur pembangunan karya sastra merupakan salah satu materi yang sangat berguna karena di dalamnya membicarakan tentang
struktur karya sastra sebagai sebuah karya fiksi yang terdiri dari beberapa hal yang harus saling berkaitan. Struktur pembangunankarya fiksi
tersebut terdiri atas struktur luar yang dikenal dengan ekstrinsik, dan struktur dalam atau yang disebut sebagai struktur intrinsik. Struktur luar
adalah segala macam unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi isi karya sastra yang di sajikan. Misalnya
faktor sosial politik, ekonomi dan kepengarangan , serta tata nilai yang dianut suatu masyarakat. Sementara itu , yamg dimaksud dengan struktur
dalam adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra itu sendiri, baik pada prosa, puisi, maupun drama.
B. unsur instrinsik prosa
Sebuah karya sastra berbentuk prosa dapat berupa novel, roman, novelet, cerpen, dan beberapa istilah lainnya. Sebuah prosa dibangun oleh
unsur-unsur yang saling mendukung yaitu tokoh, tema, alur, latar, gaya, dan pusat pengisahan.
1.Tokoh
Tokoh penpkphan dan perwatakan merupakan salah satu hal yang kehadirannya amat penting. Tidak mungkin sebuah karya fiksi hadir tanpa
adanya tokoh cerita atau tanpa adanya tokoh yang bergerak dari awal hingga akhir cerita. Cara menghadirkan perwatakan dan penokohan ini
dapat dilakukan dengan cara berikut :
a.Secara analitik
Penggambaran secara analitik adalah penggambaran langsung yang dilakukan seorang pengarang tentang watak atau karakter tokoh. Pengarang
dapat menyebut bahwa tokoh tersebut, seperti keras kepala, setia, penyabar, emosional, religius, dan sebagainya.
b.Secara dramatik
Penggambaran secara dramatik adalah penggambaran perwatakan yang tidak dilakukan secara langsung oleh pengarang, misalnya melalui pilihan
nama atau tokoh, penggambaran fiksi atau fiksi atau postur tubuh, dan melalui dialog.
2. Tema
Tema sebuah karya sasta harus dimulai dengan ditemukannya kejelasan tentang tokoh dan perwatakannya serta situasi dan alur
cerita yang ada. Tema atau sering juga disebut dengan gagasan sentral yang menjadi dasar cerita dapat pula kita identifikasi
memalui konflik sentral yang terjadi. dalam konteks yang lain, temapun dapat ditelusuri memalui beberapa variabel, yakni (a) apa
yang membuat suaru karangan tampak berharga?, (b) mengapa pengarang menulis cerita tersebut? bagaimana cara menjawabnya?
tentu saja anda harus membaca cerita secara cermat, bagian demi bagian, tidak melompat-melompat, dan jangan anda berharap
dapat mememukan tema hanya dengan ringkasannya.
3. Alur
Alur merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah cerita, dalam bahasa yang paling sederhana, rangkaian peristiwa yang
terjadi dalam sebuah cerita yang disusun sebagai sebuah interleraksi fungsional dan sekaligus menandai urutan bagian-bagian
dalam keseluruhan fiksi. dengan demikian, dapat dikatakan bahwa alur merupakan unsur-unsur yang membangun cerita. baik
tidaknya sebuah alur ditentukan oleh beberapa hal yakni
a. apakah tiap peristiwa susul menyusul secara logis dan alamiyah?
b. apakah setiap peristiwa sudah cukup tergambar atau dimatangkan dalam peristiwa sebelumnya.
c. apakah peristiwa yang diceritakan terjadi secara kebetulan atau dengan alasan yang masuk akal dan dapat dipahami
kehadirannya?
Alur cerita terdiri atas 4 hal, yakni
a. alur buka, merupakan bagian awal cerita ketika situasi mulai terbentang sebagai suatu kondisi permulaan yang akan dilanjutkan
4. Latar atau Landasan Tumpu
latar atau landasan tumpu adalah lingkungan tempat peristiwa yang terjadi bentuknya dapat
bermacam macam, mungkin kampus, perdesaan, perkotaan, nama kota, nama daerah, dan
nama negara. serta segala tempat yang diamati dengan panca indra kita, misalnya suasana
pasar malam.
biasanya latar ini muncul pada semua bagian cerita atau penggalan cerita. latar cerita itu
seperti cerita itu sendiri dibedakan menjadi 2 bagian, yakni latar sosial dan latar fisik.
 latar sosial meliputi penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial seperti
sikap, adat istiadat, cara hidup, dan bahasa yang digunakan.
 latar fisik adalah tempat dalam wujud fisiknya yaitu segala sesuatu yang membangun
daerah tertentu.
5. Gaya Penceritaan
Gaya Penceritaan adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan Bahasa agar menimbulkan efek-efek atau
penekanan tertentu.
Bennison Gray membedakan pencerita menjadi pencerita orang pertama dan pencerita orang ketiga
 • Pencerita orang pertama, yang dimaksud sudut pandang orang pertama adalah cara bercerita di mana
tokoh pencerita terlibat langsung mengalami peristiwa-peristiwa cerita. Ini disebut juga gaya penceritaan akuan. Gaya
penceritaan akuan dibedakan menjadi dua:
 pencerita akuan sertaan, yaitu pencerita akuan di mana pencnerita menjadi tokoh sentral dalam cerita tersebut
 pencerita akuan taksertaan, yaitu pencerita akuan di mana pencerita tidak terlibat menjadi tokoh sentral dalam cerita
tersebut.
 Pencerita orang ketiga, yang dimaksud sudut pandang orang ketiga adalah si Pencerita yang berada di luar
cerita artinya tidak terlibat dalam cerita.
 sudut pandang orang ketiga serba tahu itu adalah pencerita menceritakan sebuah cerita sampai menceritakan apa yang
ada dalam perasaan dan pikiran tokoh dalam cerita.
 sudut pandang orang ketiga diluar itu adalah pencerita hanya menceritakan tokoh dan seluruh rangkaian cerita sebatas
perilaku yang dapat dilihat dan didengar.
6. Pusat Pengisahan
Pusat Pengsahan adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya atau dari mana seorang
pengarang melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam ceritanya itu.
Pusat pengisahan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti:
a. Pengarang sebagai tokoh cerita
b. Pengarang sebagai tokoh sampingan
c. Pengarang sebagai orang ketiga
d. Pengarang sebagai pemain atau narator
C. UNSUR INTRINSIK PUISI
Unsur-unsur intrinsik pada puisi relatif lebih sedikit Hal ini disebabkan karena hakikat Puisi adalah karya sastra yang padat makna dan
memiliki sifat seni yang dominan maka dari itu unsur yang terpenting dalam puisi adalah adanya unsur unsur keindahan dan unsur arti
atau makna.
1. Unsur-unsur estetis bunyi
Unsur unsur estetik bunyi terdiri atas berdasarkan, kiasan bunyi dan orkestrasi, hal tersebut saling berjalinan untuk memperoleh
ekspresivitas secara intensif
A. Persajakan
Pajak adalah golongan pengikut baik berupa aliterasi maupun asonan. Sajak kisah terdapat pada awal, Tengah komandan akhir periode
atau paris. Pada puisi lama ada pola sajak tertentu terutama pola sajak akhir. Misalnya, pola sajak akhir a-a-a dan pola sajak pantun a-b-a-
b
Contoh:
 Berakit-rakit/kehulu
 Berenang-renang/ketepian
 Bersakit-sakit/dahulu
 Bersenang-senang/kemudian
Setiap baris diawali dengan : Be-be-ber-ber. Sajak tengah terdapat persamaan bunyi it pada baris ke1 dan ke3, bunyi ang pada bari ke2
dan ke4. Dan persamaan bunyi ke dan an pada akhir baris .
B. Orkestrasi
Orkestrasi adalah bunyi musik pada bulan kombinasi satuan-satuan estetika bunyi ,aliterasi dan asonansi di awal
Tengah dan akhir.
Contoh :
 kutipan karya J.E tatengkeng
 Bulan terang
 Sunyi lengang alam terbentang
 Udara jernih sejuk tenang
 Di langit mengerlip ribuan bintang
 Bulan memancar caya senang
Kita dapat menemukan unsur orkestrasi setelah kita membunyikan nya yaitu pada kata: Lenggang, terbentang, tenang,
di langit, mengerlip.
2. Unsur-unsur estetik satuan arti
Unsur-unsur ini berupa kata, frase, dan kalimat yang dipilih dan disusun untuk mendapatkan Nilai estetik. Dalam penciptaan
puisi ,penyair sering mengganti kata-kata yang sesuai dengan unsur bunyi, unsur arti, suasana,tempat terjadinya peristiwa dan
konsep keindahan.
Contoh fiksi pada bait puisi karya hamzah
 Habis kikis
 Segala cintaku hilang terbang
 Pulang kembali aku padamu
 Seperti dulu
Frase habis kikis sebenarnya dapat diganti dengan habis larus, namun tidak terdapat persamaan binui pada frase habis larut.
Frase hilang terbang yang memiliki persamaan arti dengan frase hilang musnah.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai