Anda di halaman 1dari 11

KE T E R L IB A T A N P A R A

P E M E R I N T A D A L A MA PK ET N OG RE N D A L I A
H KONVE L A HA N P E R T A NIA N
(RSSTI U D I K A S
NU S D K A B U P A T E N
I T A B A N A N P R O V I N S IB A L I )
, D r . S e t i a B u d i , S . P . , M . S
i
D o s e n P e n g a m p
u :
aet 3
kelompok 4
Yuda Ananda Aditia (220310130)

Akbar Nugraha (220310144)

Wandariana (220310171)

Ulfa Nurhasanah (220310178)

Rey Ananta (220310155)


latar belakang
Tata kelola sumberdaya alam saat ini mengarah pada
rujukan pembangunanisme dan neoliberalisme. Kedua
rujukan ini berakar pada fisik dan ekonomi (pengejaran
keuntunga, rent seeking). Peran pemerintah yang
berkolaborasi dengan pihak swasta (investor) sering
mendominasi kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
pengelolaan sumberdaya alam. Kedua aktor tersebut
memunculkan perilaku eksplorasi dan eksploitatif terlebih-
lebih terhadap sumberdaya yang diklaim milik negara.

Kondisi ini berbeda halnya dengan pihak subordinat,


masyarakat lokal atau yang terbentuk dalam suatu
kelembagaan lokal. Kelembagaan lokal yang sering
merupakan aktor inferior tidak dapat mendeklarasikan
keinginannya untuk menyelamatkan sumberdaya alam di
sekitarnya akibat lemahnya “payung pengaman” dalam
bentuk regulasi
RUMUSAN M ASA L A H

Berdasarkan uraian latar belakang diatas


maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
•Bagaimana peran stakeholder dalam mencegah
alih fungsi lahan?
TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana peran


actor pemerintah, swasta atau investor, dan kelembagaan local
dalam pengelolaan sumber daya lahan termasuk air sehingga
konversi lahan pertanian dapat dicegah.
T I N J A U A N P U S TA K A

Menurut Wahyunto dkk (2001


mengatakan bahwa penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan
dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya
tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau
berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda.

Definisi lahan menurut Sitorus (2004)

merupakan bagian dari bentang alam(landscape) yang mencakup pengertian lingkungan


fisik termasuk iklim, topografi atau relief, hidrologi termasuk keadaan vegetasi alami
yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
PEMBAHASAN
Peran S takeholders dalam Menceg ah Konvers i Lahan Pertanian

Peran para stakeholders di Kabupaten Tabanan dalam pengelolaan ruang


khususnya mencegah alih fungsi lahan dan menuju pengembangan desa
wisata berkelanjutan, ternyata tidak sama. Meskipun dinas pertanian dalam
tugasnya memiliki peranan dalam mengembangkan, merehabilitasi,
mengkonservasi, mengoptimalkan dan mengendalikan lahan pertanian dan air
serta sumber daya hayati serta ekosistemnya di wilayah kabupaten, dalam
pelaksanaannya lebih banyak terfokus pada kegiatan pelaksanaan budidaya
pertanian. Berbeda halnya dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) bidang
pengairan

Analis is S takeholders
Analisis stakeholders dalam pengendalian konversi lahan pertanian
diawali dengan membuat matriks dua kali dua menurut minat
(interest) stakeholders terhadap masalah dan kewenangan (power)
stakeholders dalam mempengaruhi masalah tersebut (Bryson 2003).
Kedelapan stakeholders dalam pengendalian konversi lahan
pertanian dikelompokkan menjadi empat kuadran sebagai berikut:
• object
• players
• crowd
• contest setter
KESIMPULAM

Aktor dari kalangan pemerintah atau kelembagaan non-adat. Kelompok ini biasanya kurang
memperhatikan makna pentingnya lahan pertanian bagi ketahanan pangan. Mereka lebih
berpandangan pragmatis, komersialistik, utilitarian. Artinya, tidak terlalu memperhitungkan
dampak atas keputusan yang diambilnya pada keberlanjutan pangan. Tanah hanya dipandang
sebagai modal yang dapat diperjualbelikan secara mudah tanpa melihat dampaknya pada
kesatuan ekosistem alam.
S ARAN
Tata kelola lahan (termasuk air) membutuhkan aktoraktor (pemerintah, swasta, subak dan desa pakraman)
yang berposisi sama (tidak ada dominasi kekuasaan) dan pro terhadap konservasi serta keberadaan para
actor-aktor tersebut diperkuat melalui Peraturan Daerah.

Peraturan daerah tentang pengelolaan sumberdaya lahan dan air yang dibuat pemerintah dan awig-awig
tertulis dalam subak, disarankan semakin ketat mengatur transaksi jual beli lahan pertanian agar alih fungsi
lahan dapat dieliminir sekecil mungkin.

Perlu dibuat Perda mengenai dana abadi subak supaya kedudukan subak sebagai pengelola dana abadi subak
semakin kuat dan dapat memberikan peluang kerjasama horizontal dengan beberapa desa pakraman
sehamparan.
S OL U S I
Untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis, antara
lain:
1. Memperkuat regulasi dan penegakan hukum
2. Meningkatkan produktivitas lahan pertanian
3. Menciptakan lapangan kerja alternatif
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat

Adapun beberapa solusi spesifik yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah:

5. Menyosialisasikan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan lahan pertanian


6. Melakukan pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan
tersebut. 3.Memberikan bantuan modal dan teknologi pertanian kepada petani.
4. Mengembangkan potensi wisata pedesaan untuk menciptakan lapangan kerja alternatif.
5. Meningkatkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur di wilayah pedesaan.
TE R IM A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai