Anda di halaman 1dari 14

PENERANGAN HUKUM

KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR


PERILAKU KORUPTIF DI
LINGKUNGAN SEKOLAH
PEMATANG SIANTAR, 30 Oktober 2023
DISAMPAIKAN OLEH :

KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR


PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR
BIODATA NARASUMBER
1. NAMA : LAMHOT EFRIKSON SIBURIAN, S.H.

2. TEMPAT / TGL.LAHIR : Sidikalang, 13 Februari 1995


3. ALAMAT : Jalan A. Yani, Sidikalang, Kab. Dairi
4. PEKERJAAN : Jaksa
5. RIWAYAT PEKERJAAN :  Analis Penuntutan Pada Kejaksaan Negeri Malinau Tahun 2018-2020
 Kepala Subseksi Ekonomi, Keuangan dan Pengamanan Pembangunan
Strategis Pada Bidang Intelijen Kejaksaan Negeri Tojo Una Una Tahun 2021-
2022
 Jaksa Fungsional Pada Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah Tahun 2022-2023
 Kepala Subseksi Ekonomi, Keuangan dan Pengamanan Pembangunan
Strategis Pada Bidang Intelijen Kejaksaan Negeri Pematang Siantar Tahun
2023 s/d Sekarang

6. RIWAYAT PENDIDIKAN : a. SD : SD. St. Yoseph Sidikalang Tahun 2001-2007

b. SMP : SMP Negeri 1 Sidikalang Tahun 2007-2010


c. SMA : SMA Negeri 1 Sidikalang Tahun 2010-2013
d. PERGURUAN TINGGI : Fakultas Hukum Universitas Indonesia Tahun 2013-
2017
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

APA YANG DIMAKSUD DENGAN KORUPSI

Menurut Fockema Andreae :


kata KORUPSI berasal dari kata latin Menurut :
SECARA HARFIAH “ corruptio atau corruptus “ Syed Hussein Alatas : Istilah
Kata korupsi berarti : Korupsi mencakup 3 penomena
- Kebusukan yaitu : Penyuapan (Biriberi),
- Keburukan Pemerasan (extortion) dan
- Kebejatan Nepotisme yang ketiganya
- Ketidakjujuran dikaitkan dengan penempatan
- Dapat disuap kepentingan publik dibawah
- Tidak Bermoral kepentingan privat dengan
pelanggaran norma2

KENALI HUKUM,
JAUHKAN HUKUMAN
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

PERILAKU KORUPTIF DI LINGKUNGAN


SEKOLAH

2. Melebih-lebihkan jumlah
uang iuran
1. Bolos sekolah Berbohong tentang kebutuhan 4. Tidak
Siswa tidak sekolah untuk kemudian uangnya
Obyektif
melaksanakan digunakan kepentingan lain.
dalam
mengikuti
Pendidikan sebagai
memberikan
3. Menyontek dan Dicontek penilaian
kewajiban
Memberi kesempatan bagi orang
lain untuk berbuat curang dan
melakukan curang

KENALI HUKUM,
JAUHKAN HUKUMAN
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

PERILAKU KORUPTIF DI LINGKUNGAN


SEKOLAH

6. Perbuatan Curang Dalam


Lomba
Berbohong tentang kebutuhan 8. Mengambil
sekolah untuk kemudian uangnya jajan di
5. Memberi digunakan kepentingan lain. kantin namun
Hadiah Kepada tidak
Guru membayarnya
7. Memberikan uang damai secara
saat ditilang atau melanggar keseluruhan.
lalu lintas.

KENALI HUKUM,
JAUHKAN HUKUMAN
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

Suap – Menyuap :
Pemerasan :
Kerugian Keuangan 1. Pasal 12 huruf e
1. Pasal 5 (1) hurup a
Negara : 2. Pasal 12 hurug g
2. Pasal 5 (1) b.
1. Pasal 2 3. Pasal 12 huruf f
3. Pasal 13
2. Pasal 3 4. pasal 5 (2)
5. Pasal 12 huruf a Perbuatan curang :
6. Pasal 12 bhuruf b 1. Pasal 7 (1)huruf a
7. Pasal 11 2. pasal 7 (1) huruf b
8. Pasal 6 (1) huruf a 3. pasal 7 (1) huruf c
Pengelapan Dalam
9. Pasal 6 (2) 4.pasal 7 (1) huruf d
Jabatan :
10. Pasal 12 huruf c 5. pasal 7 (2)
1. Pasal 8
11. Pasal 12 huruf d 6. pasal 12 huruf h.
2. Pasal 9
3. Pasal 10 huruf a
4. Pasal 10 hutuf b Benturan kepentingan dalam Gratifikasi
5. Pasal 10 hurf c pengadaan : 1. pasal 12 B jo. Pasal 12 C
1. Pasal 12 huruf i.
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

DEFINISI KORUPSI MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 31 TAHUN


1999 YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 20
TAHUN 2001.

kerugian
keuangan Suap- Penggelapan
Pemeras Perbuatan Benturan Gratifikasi
Negara Menyuap Dalam
an curang. kepentingan
Jabatan. dalam
pengadaan

TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN KORUPSI :


1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi.
2. Tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan yang tidak benar.
3. Bank Yang tidak Memberikan keterangan rekening tersangka.
4. Saksi atau Ahli yang tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan palsu.
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau member
keterangan palsu.
6. Saksi yang membuka identitas pelapor.

KENALI HUKUM,
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

APA JENIS HUKUMAN BAGI


KORUPTOR?

PIDANA PENJARA PIDANA MATI PIDANA DENDA dan


*Dalamkeadaantertentu UANG PENGGANTI

RP
RP
RP
RP

RP
KENALI HUKUM,
JAUHKAN HUKUMAN
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

Contoh pembahasan :
Tindak Pidana Korupsi Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara Menerima Hadiah atau
Janji (Pasal 12 huruf a).

Pasal 12 huruf a yang diadopsi dari Pasal 419 angka 1 KUHP, yang sejak semula
berpasangan dengan Pasal 209 ayat (1) huruf a.
Pasal 12 huruf a merumuskan :
“ Pegawai Negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji , padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya , yang
bertentangan dengan kewajibannya “
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

Apabila dirinci unsur delik menjadi :


a) Pembuatnya :
Pegawai Negeri ;
Penyelenggara Negara ;
b) Perbuatannya :
Menerima (Hadiah) ;
Menerima (Janji) ;
c) Objeknya :
Hadiah ;
Janji ;
d) Kesalahan : diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya ,
yang bertentangan dengan kewajibannya .
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

Pegawai Negeri menurut Pasal 1 angka 2 UU No 31/1999 adalah meliputi :


a. Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang
Kepegawaian ;
b. Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam KUHP ;
c. Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah ;
d. Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima
bantuan dari keuangan negara atau daerah ; atau
e. Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan
modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat ;
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

Penyelenggara Negara menurut Pasal 2 UU Nomor 28 Tahun 1999 meliputi :


1. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara ;
2. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara ;
3. Menteri ;
4. Gubernur ;
5. Hakim ;
6. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku ; dan
7. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

VIDEO
PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI PEMATANG SIANTAR

TERIMA KASIH
https://kejari-pematangsiantar.kejaksaan.go.id/

Anda mungkin juga menyukai