Anda di halaman 1dari 8

Sastra dan Budaya

Nama Anggota :
Abigail Br Tarigan :
Indonesia
2010301003/2020
Agnesia Amien :
2010301037/2020
Wahyu Nida Khoiru Latifa : 2010301118/2020
Trinaldi Ridho Sejati :
2010301120/2020

3A PBSI
KONVENSI DAN INOVASI SASTRA
INDONESIA PASCA TAHUN 2000
PADA CERITA PENDEK “MUTIARA DI
KAMPUNG HALAMAN”
KARYA ELOK KUNI ZAKIYAH

http://elokkunizakiyah.blogspot.com/2016/05/
mutiara-di-kampung-halaman-liburan.html?m=1
Sinopsis
Mutiara di Kampung Halaman, cerita pendek ini berkisah tentang
seorang gadis bernama Zuhfa atau Zu, seorang gadis yang memilih
menghabiskan liburannya di tempat neneknya dari pada bermain
gadget, game , atau naik gunung. Di kampung neneknya ia melihat
sekelompok anak yang bermain egrang. Disana ia bertemu dengan
Adnan teman masa kecilnya, yang mengajaknya bertanding egrang
sewaktu kecil. Yang menyebabkan Zu malu karena ia jatuh. Adnan
mengajak zu berbicang mengenai kelompok pelestarian egrang yg
di didirikan ayahnya. Ia kemudian menyadarkan Zu akan
pentingnya mencintai dan melestarikan budaya lokal supaya tetap
ada sepanjang masa.
Konvensi yang Terdapat pada Karya Sastra

1) Bahasa yang dipakai selalu bersifat estetis, menyentuh rasa dengan pendar keindahannya

2) Karya sastra bersifat imajinatif/ fiktif.

3) Cerpen pendek berfokus pada satu aspek cerita.

4) Mengungkapkan Masalah Yang Terbatas Pada Hal-Hal Penting Saja

5) Penokohannya Sederhana

6) Mempunyai struktur cerpen

7) Jumlah Katanya Pendek Atau Singkat

8) Cerpen memiliki unsur tetap seperti tema ,tokoh dan penokohan, setting, sudut pandang dan
amanat
Inovasi yang Terdapat pada
Karya Sastra

1) Penggunaan kata atau istilah baru


2)Penggunaan kata yang tidak baku
3) Penggunaan bahasa yang mudah dipahami
4) Alur cerita di dalam cerita pendek
5) Cerita pendek ini memasukkan unsur budaya
tradisional yang ceritanya sederhana
6) Penulis mempublikasikan cerita pendek ini melalui
media internet blog
Budaya yang ada dalam
cerpen
Egrang berasal dari bahasa Lampung yang berarti
terompah pancung (karena terbuat dari bambu bulat
panjang). Di Sumatera Barat dikenal sebagai tengkak
(pincang), orang Bengkulu menyebutnya dengan ingkau
(sepatu bambu), di Jawa Tengah disebut jangkungan dan
di Kalimantan Barat disebut batungkau.
Permainan ini termasuk dalam permainan tradisonal
karena merupakan jenis-jenis permainan dari zaman dulu
yang konsepnya sederhana, tanpa mesin rumit, baterai,
atau koneksi internet seperti permainan modern
Kesimpulan
Walaupun pada masa ki terdapat konvensi dan
inovasi dalam karya sastra, hal tersebut jangan kita
nilai dari baik dan buruknya suatu karya. Menurut
kami konvensi dan inovasi memiliki fungsinya dan
perannya masing - masing yang menjadikan karya
tersebut menjadi karya yang menarik.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai