Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN (FKIP) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UMN AL WASHLIYAH MEDAN TAHUN 2022-2023

Petunjuk Pengerjaan!
1. Baca dan pahami setiap soal yang diberikan!
2. Tidak dibenarkan plagiat
3. Tidak dibenarkan kerjasama

Soal

No.JudulBuku Keterangan
Maafkan, Aku Ulim Untukpresensi 1-7 dan 38-45
Kellep Untukpresensi 8-14
Ucok dan Ulos Ajaib Untukpresensi 15-21
Pahlawan Cilik Dusun Hopong Untukpresensi 22-29
Sepatu Baru Laung Untukpresensi 30-37

1. Analisislah unsur intrinsic dan ekstrinsik cerita anak tersebut! (skor 5)


2. Buatlah sebuah cerita anak! (skor10)
3. Tontonlah sebuah pertunjukan sastra anak baik secara langsung maupun melalui
media digital dan berikan ulasanmu! (skor 5)
4. Buatlah sebuah video pembacaan puisi! (skor 10)
a. Naskah diperuntukkan bagi anak-anak
b. Naskah boleh diambildari internet namun harus mencantumkan nama penulis
ketika membaca
c. Posisi berdiri dan wajah terlihat jelas
d. Boleh melakukan improvisasi pada video terkait instrument music dan hal-hal
yang mendukung pembacaan puisi
e. Kostum bebas sesuai kreativitas asal sopan
f. Simpan di satu folder dengan teman-temanmu (yang menyerahkan nanti satu orang
saja)
g. Lampirkan di lembar jawaban screenshoot videomu
h. Jangan lupa, cantumkan identitasmu di video tersebut
i. Buatlah yang terbaik
Catatan: Tantangan ini dikumpulkan sesuai dengan hari berlangsungnya UTS!

Nama : Sri Rahayu Murwaningsih


Npm 201434123
No Absen 18

1. Menganalisis unsur intrinsik dan ektrinsik dari cerita anak “Ucok dan Ulos Ajaib”
a. Unsur intrinsik
1. Tema : Si Ucok dan Ulos Ajaib

2. Tokoh : Ucok, ayah Ucok, Ulos ajaib, ibu Ucok, Guntur, Mantri Hali,
kakak pembeli ulos ajaib, Lokot, teman – teman sekolah Ucok, Sofyan , Yusuf, Ibu
Guntur, ayah Guntur.

3. Alur : alur maju

4. Gaya bahasa : Persinifikasi, simile (perumpamaan)

5. Latar : ada latar tempat, waktu, dan suasana


(-) latar tempat (kebun padi dan tanaman kacang,jalan pulang ke rumah Ucok,rumah
Ucok, Bagas Godang, Julu, teras rumah Ucok, Kamar, sekolah, kantin Tulang Sani,
Lombang)
(-) latar waktu (siang hari, sore,pagi, malam hari)
(-)latar suasana (penasaran, tenang, percaya diri, panik, sedih, rasa tidak yakin,
bersabar, gembira)
6. Sudut pandang : sudut pandang orang kedua
7. Amanat : jadilah anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan
menerima setiap keadaan, tidak boleh menyepelekan orang lain karena dunia itu
berputar.

b. Unsur ekstrinsik
1. Latar belakang penulis :Eva Mizkat merupakan seorang dosen di Universitas
Asahan yang mengampu program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Beliau alumni dari Universitas Sumatera Utara dengan gelar S,S
pada tahun 2009 kemudian beliau mendapat gelar M.Pd di Universitas
Muslim Nusantara Al – Washliyah pada tahun 2015. Saat ini, beliau masih
aktif menjadi dosen di UNA dengan jabatan fungsional sebagai Lektor

2. Latar belakang masyarakat : oleh kalangan masyarakat suku Batak dan


Mandailing

3. Nilai yang terkandung : terdapat nilai budaya karena masih mengadakan


perlombaan mengenai Ulos yang merupakan kain ciri khas suku batak. Nilai
agama saat Ucok selesai sholat subuh dan ayah Ucok saat hendak pergi ke
Mushola. Nilai moral, Ucok sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang
tuanya. Nilai sosial, Ucok anak yang baik tidak pilih – pilih teman, setia
kawan, dan tidak pendendam terhadap perilaku buruk Guntur kepadanya.

2. Membuat sebuah cerita anak


AYU SANG GADIS DESA

Pada pagi hari di hari Sabtu, gerimis membasahi seluruh lorong desa Suka Damai. Aktifitas
warga yang biasanya berkebun kini terhalang karena udara sangat dingin apalagi desa Suka
Damai berada di dataran tinggi. Ayu bersama ibunya tengah cakap – cakap di dapur sambil
menyiapkan sarapan untuk keluarga mereka. Ibu memilah dan mencacah kangkung yang akan di
tumis, sementara Ayu memotong bawang dan cabai. “bu, jika gerimis terus seperti ini kita
tidak bisa berkebun dong bu” ucap ayu.... kemudian ibu menjawab “ iya nak, tidak apalah
sekalian kita beristirahat karena beberapa hari ini kita berkebun terus tanpa kenal lelah”. “iya
bu, badan Ayu pun terasa sangat lelah bu.”
Selesai mereka menyiapkan sarapan, kemudian ibu menghidangkan masakannya ke meja
makan. Ayu memanggil ayah yang sedang menikmati secangkir kopi hitam buatan ibu sambil
membaca koran di teras rumah untuk sarapan bersama. Ayu juga memanggil Riko yang
merupakan adik kandung Ayu. Kemudian kelurga bahagia yang di karunia dua anak itu
sarapan bersama dengan
menikmati tumis kangkung dan sambal ikan gurame buatan ibu dengan resep rahasia.
Ayah Ayu bernama Maszuki yang berprofesi sebagai karyawan di PT Tunas Jaya yang
memproduksi kopi hitam khas daerah mereka. Sedangkan ibu Ayu bernama Sulistia Ningrum
tetapi akrab di sapa dengan nama bu Sulis. Beliau berprofesi sebagai petani sekaligus
penjahit desa. Di kebun, bu Sulis menanam berbagai macam sayuran seperti kangkung,
pakcoy, sawi putih, kubis, cabai, bawang dan masih banyak lagi. Sementara, jika ada warga
desa yang membutuhkan jasanya sebagai penjahit baju dia juga bersedia. Dalam kurun
waktu satu bulan, pasti ada saja warga desa yang memakai jasa penjahitnya. Warga
menyukai jahitan bu Sulis karena jahitannya rapih, nyaman, dan harga jasanya juga masih
terjangkau.
Sementara Ayu masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Dia seorang gadis desa yang
sederhana, tak jarang ia membantu ibunya berkebun dan menjualnya ke pasar. Apalagi saat
libur sekolah tiba, maka hari liburan Ayu hanya menggarap tanaman di kebun mereka.
Sedangkan Riko, dia masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Kegiatan Riko sehari – hari
adalah menggembala domba milik keluarga mereka. Riko mulai menggembala domba sejak
ia duduk di bangku kelas 4 SD. Bu Sulis sangat bersyukur memiliki keluarga yang tentram
seperti ini. Suami yang setia, kemuadian anak – anaknya yang penurut dan rendah hati.

3. Pertunjukkan membaca puisi tema “Kami Pewaris Negeri Ini’ karya Paundra yang
dibacakan oleh Bambang Wahyu Kirana dari SDN TAMBAKSARI 02, Jawa Tengah.
Puisi ini mengnadung makna semangat berkorban. Teknik membaca puisi dengan
semangat berkorban dibutukan mental yang baik. Mental itu akan mendorong sang
pembaca puisi menjiwai puisinya dengan baik sehngga pesan – pesan atau makna
puisi tersampaikan kepada pendengar. Intonasi atau tekanan suara dalam membaca
puisi juga sangat dibutuhkan guna menjaga antusias pendengar dalam menyimak
puisi kita. Intonasi akan memberikan kesan pembacaan puisi yang tidak
membosankan.

4. Screenshot video saya :

Anda mungkin juga menyukai