Anda di halaman 1dari 14

Makalah

PERMAINAN CUBLAK-CUBLAK SUWENG DAN KUCING-KUCINGAN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Permainan Tradisional Edukatif

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Maryam Faizah, M.Pdi
NIP. 199012252019032019

Oleh:
Nia Silverish C. 210103110064
Dina Zulfa Hasanah 210103110074
Febi Yani 210103110075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Februari, 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 24 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Cover..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Tujuan Dari Permainan Cublak-cublak Suweng dan Kucing-kucingan..............................3
B. Nilai-nilai Edukatif Dari Permainan Cublak-cublak Suweng.............................................5
C. Nilai-nilai Edukatif Dari Permainan Kucing-kucingan.......................................................6
D. Teknis Permainan Dari Permainan Cublak-cublak Suweng................................................7
E. Teknis Permainan Dari Permainan Kucing-kucingan.........................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................................10
DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sangat kaya akan ragam budaya dari setiap daerahnya.
Permainan tradisional merupakan salah satu ciri khas dari setiap daerah yang
kerap di senangi dan dimainkan oleh anak zaman dahulu yang masih belum akrab
dengan teknologi yang ada pada saat ini khusunya anak-anak yang berada di
pedesaan. Indonesia merupakan Negara yang kaya akan nilai budaya. Nilai-nilai
tersebut dapat ditemukan pada berbagai macam aspek kebangsaan di negeri ini,
salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan
permainan yang dimainkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Pada
umumnya, permainan tradisional dimainkan oleh sekelompok anak, sehingga
terciptalah kebersamaan ketika memainkan permainan tersebut. Selain itu, dengan
adanya permainan tradisional dapat melatih anak dalam mengembangkan rasa
kepedulian diantara sesama (Isnin, 2013).
Permainan cublak-cublak suweng adalah permainan tradisional yang
diselingi lagu pengiring yang dinyanyikan. Lagu pengiring yang dinyanyikan
memiliki judul yang sama dengan nama permainan itu sendiri. Permainan ini
biasa dimainkan oleh anak-anak yang ada di pedesaan dari Pulau Jawa, khususnya
di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Cublak-cublak suweng diciptakan oleh salah satu anggota wali songo yaitu
Syekh Maulana Ainul Yakin atau yang dikenal sebagai Sunan Giri pada tahun
1442 M di Jawa Timur. Pada waktu itu Sunan Giri aktif menyebarkan agama
islam di Indonesia, terutama di puau Jawa lewat jalur kebudayaan. Karena itulah
Sunan Giri menciptakan lagu cublak-cublak suweng yang akhirnya dijadikan lagu
dolanan pengiring permainan tradisional anak-anak.
Permainan kucing-kucingan adalah salah satu jenis permainan tradisional
masyarakat Jawa yang juga sudah lama dikenal, setidaknya pada tahun 1913.
Permainan ini menyebar diberbagai daerah di Jawa,permainan ini juga disebut

1
permainan kus-kusan atau alih lintang.permainan ini dikenal dengan nama
kucing-kucingan karena pada permainan ini ada sebuah syair yang sering
dilantunkan berirama secara Bersama-sama oleh semua pemain, yang
bunyinya”Dha mbuwang kucing gering”.
Dalam permainan ini juga banyak dijumpai anak-anak berlari dalam
permainannya. Itulah sebabnya, masyarakat jawa menamai permainan ini dengan
permainan kucing-kucingan. Ada kalanya, permainan lain yang agak berbeda, di
daerah lain juga kadang menamai sebuah permainan itu dengan nama kucing-
kucingan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah tujuan dari permainan cublak-cublak suweng dan kucing-kucingan?
2. Apa saja nilai edukatif dari permainan cublak-cublak suweng dan kucing-
kucingan?
3. Bagaimanakah teknis dari permainan cublak-cublak suweng dan kucing-
kucingan?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan pada
makalah ini adalah untuk menjelaskan
1. Tujuan dari permainan cublak-cublak suweng dan kucing-kucingan
2. Menyebutkan nilai-nilai edukatif dari permainan cublak-cublak suweng dan
kucing-kucingan
3. Menjelaskan teknis dari permainan cublak-cublak suweng dan kucing-
kucingan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. TUJUAN DARI PERMAINAN CUBLAK-CUBLAK SUWENG DAN


KUCING-KUCINGAN
1. Tujuan dari permainan cublak-cublak suweng dan kucing-kucingan
Sejarahnya adalah dari seorang wali yaitu sunan giri yang
menyebarkan agama islam melalui jalur kebudayaan. Pada saat itu sunan Gri
menciptakan lagu cublak-cublak suweng dan akhirnya dijadikan nyanyian
dalam permainan tradisional anak-anak.
Makna lagu dolanan Cublak-cublak Suweng diinterpretasikan dari
perumpamaan-perumpamaan yang terkandung di dalam lirik. Artinya,
permaknaan lagu tidak diperoleh secara langsung dari lirik yang tertera.
Berikut merupakan lirik lagu dolanan Cublak-cublak Suweng yang
menggunakan bahasa Jawa beserta artinya dalam bahasa Indonesia: Cublak-
cublak suweng Suwenge ting gelenter Mambu ketundhung gudel Pak empong
lera lere Sapa ngguyu ndhelikkake Sir sir, pong dhele kopong. Yang artinya
Tempat anting, Antingnya berserakan Berbau anak kerbau yang terlepas
Bapak ompong yang menggeleng-gelengkan kepalanya Siapa yang tertawa
dia yang menyembunyikan Hati nurani, kedelai kosong tidak ada isinya.
Makna dari lagu tersebut adalah cublak suweng berarti tempat
suweng atau anting yang merupakan perhiasan perempuan. Secara umum,
diartikan sebagai tempat harta berharga. Sedangkan gelenter sama artinya
dengan berantakan atau tidak beraturan. Penggalan lirik pada bagian awal
tersebut bermaksud menggambarkan harta yang dicari manusia
keberadaannya berserakan di berbagai penjuru dunia. Adapun gudel yang
secara harfiah berarti anak kerbau, di kalangan masyarakat Jawa umum
dimaknai sebagai simbol orang bodoh. Penggalan lirik mambu ketundhung
gudel, yang berkelanjutan dengan penggalan lirik sebelumnya,
menggambarkan orang bodoh yang terobsesi untuk mencari harta dengan

3
penuh nafsu duniawi. Sebab terlena akan harta, orang bodoh tersebut
digambarkan bak orang tua ompong yang kebingungan dan gelisah dalam
penggalan lirik berikutnya, pak empo lera-lere. Ia diselimuti harta, tetapi
tidak bahagia. Sopo ngguyu ndhelikake, berarti siapa yang tertawa, ia yang
menyembunyikan. Mengandung pesan bahwa orang yang bijaksana adalah
orang yang akan menemukan ketenangan dan kebahagian abadi. Adalah
orang-orang yang tidak terbuai oleh nafsu duniawi yang akan menemukan
kedamaian hakiki. Oleh karenanya, manusia perlu mengasah hati nurani yang
kosong untuk mencapai kedamaian abadi. Laku ini dilangsungkan melalui
upaya menjaga keharmonisan dengan makhluk lain; sesama manusia dan
alam semesta, yang berorientasi terhadap ukhrawi. Makna tersebut tersirat
dalam penggalan lirik terakhir yang berbunyi sir sir, pong dhele kopong.
Lagu Cublak-cublak Suweng menegaskan bahwa kunci kebahagiaan manusia
terletak pada keselarasan antara yang tampak dan yang tak tampak, yakni
ihwal duniawi dan ukhrawi. Keselarasan inilah yang akan menyelamatkan
manusia dari kegelisahan hidup.
Adapun tujuan dari permainan cublak suweng adalah
1. Menghibur anak-anak
2. Anak-Anak belajar bernyanyi
3. Mencocokkan ritme lagu dengan gerakan tangan
4. mengenal bahasa jawa
5. melatih motorik pada anak
6. Belajar mengikuti aturan
7. Belajar menyimpan rahasia

2. Tujuan dari permainan kucing-kucingan


Permainan ini juga sangat populer dikalangan anak-anak selain
menghibur permainan ini juga memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1. Melatih kelincahan dan kecepatan
2. Melatih kekompakan
3. Belajar menemukan strategi
4. Melatih kemampuan motoric

4
Selain itu, ada beberapa tujuan dimainkannya permainan tradisional yaitu
yang pertama, untuk melestarikan budaya. Permainan tradisioanal secara tidak
langsung menanamkan nilai-nilai moral dan budaya yang dianggap penting oleh
tradisi pendiri dan mewariskan warisan ini kepada mereka yang memainkannya.
Kedua, menanamkan keterampilan social. Karena banyak permainan tradisional yang
dimainkan lebih dari satu orang, maka permainan ini mendorong anak untuk
berinteraksi sosial dan mampu bekerja sama.ketiga, mendorong Kesehatan fisik.
Permainan tradisional rata-rata membutuhkan Gerakan fisik seperti berlari, melompat
dan lain sebagainya yang membuat anak menjadi aktif.

B. NILAI-NILAI EDUKATIF DARI PERMAINAN CUBLAK-CUBLAK


SUWENG
Permainan cublak-cublak suweng adalah media efektif untuk
menanamkan nilai-nilai luhur kehidupan dan seni melalui cara permainan. Permainan
ini dapat membentuk kepekaan sosial melalui interaksi dan kerjasama antar pemain.
Dengan memiliki kerjasama yang baik maka anak atau pemain tidak menjadi sosok
yang individualisme. Dalam permainan ini juga terdapat nilai kerukunan dan nilai
kreatifitas. Permainan ini juga melatih perkembangan motorik anak. mereka akan
lebih aktif dibandingkan dengan anak yang hanya diam di dalam rumah.Permainan
ini juga melatih anak untuk belajar menyimpan rahasia.
Makna dari lagu permainan cublak suweng. Cublak Suweng = tempat
Suweng. Suweng adalah anting perhiasan wanita Jawa. Jadi, Cublak-cublak suweng,
artinya ada tempat harta berharga, yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta
Sejati. Suwenge Teng Gelenter = suweng berserakan. Harta Sejati itu berupa
kebahagiaan sejati sebenarnya sudah ada berserakan di sekitar manusia. Mambu
(baunya) Ketundhung (dituju) Gudel (anak Kerbau).Maknanya, banyak orang
berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (diibaratkan Gudel)
mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi dan keserakahan, tujuannya untuk
menemukan kebahagiaan sejati.Pak empo (bapak ompong) Lera-lere (menengok
kanan kiri). Orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan.
Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan Harta Sejati atau
kebahagiaan sejati. Sir (hati nurani) pong dele kopong (kedelai kosong tanpa isi).

5
Artinya di dalam hati nurani yang kosong. Maknanya bahwa untuk sampai kepada
Tempat Harta Sejati (Cublak Suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus
melepaskan diri dari kecintaan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, rendah
hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam
Sir-nya hati nuraninya. Makna dari keseluruhan lagu ini adalah untuk mencari harta
janganlah menuruti hawa nafsu tetapi kembali kepada hati nurani yang bersih.

C. NILAI EDUKATIF DARI PERMAINAN KUCING-KUCINGAN


Permainan kucing-kucingan ini merupakan permainan yang menyerupai
sifat seekor kucing yang ingin memangsa mangsanya. Perrmainan tradisional ini
berkembang di Jawa Tengah,Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di
daerah lain permainan ini juga dikenal dengan nama Kus-kusan atau Alih Lintang dan
ada juga sebagaian daerah mengatakan permainan ini dengan sebutan permainan
kucing dan tikus.

Dalam permainan ini juga dapat membuat anak berani dan percaya
diri,kerja sama, dan tentunya membuat anak bertanggu g jawab. Tanpa disadari saat
bermain kucing-kucingan membuat kita percaya diri dan berani, contohnya saja
Ketika kita memainkan peran menjadi kucing, kita harus berani dan percaya diri
untuk menangkap tikus. Begitu juga Ketika kita memerankan menjadi tikus, kita
harus waspada dengan kejadian yang akan dating dan Ketika kita menjadi lingkaran,
kita dilatih untuk mampu bekerja sama agar tikus tidak tertangkap.

6
Nilai Edukatif yang terkandung dalam permainan kucing-kucingan yaitu:

1. Mengembangkan kecerdasan sosial emosional anak


2. Melatih kekompakan
3. Melatih keterampilan fisik motorik pada anak.
4. Anak-anak di ajak memecahkan masalah
5. Berperangai sportif dan lapang dada jika kalah

D. TEKNIS PERMAINAN CUBLAK-CUBLAK SUWENG

Cara bermain :

1. Pertama-tama, beberapa anak berkumpul bersama kemudian


menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo dengan

7
cara gambreng atau hompimpah dan yang kalah menjadi Pak Empo.
Anak yang kalah dan jadi “dadi” (Pak Empo) dia berbaring telungkup
di tengah, anak-anak lain duduk melingkar dan mengelilinginya.
Masing-masing anak menaruh telapak tangannya mengahadap keatas
dan diletakkan di punggung Pak Empo.
2. Salah satu anak yang menjadi pemimpin dalam permainan,
memegang biji atau kerikil atau benda lain (benda tersebut dianggap
sebagai anting atau suweng) dan dipindah dari telapak tangan satu ke
telapak tangan lainnya diiringi lagu Cublak-cublak Suweng. Lirik
lagu Cublak-cublak Suweng tersebut adalah sebagai berikut: “Cublak
Empo lirak-lirik, sapa mau sing delekke. Sir sir pong dele gosong, sir
sir pong dele gosong”.
3. Pada kalimat ”Sapa mau sing delekke” serahkan biji atau kerikil ke
tangan seorang anak untuk disembunyikan dalam genggamannya.
4. Di akhir permainan, semua anak menggenggam kedua tangan
masing-masing, mereka pura-pura menyembunyikan kerikil, sambil
menggerak-gerakkan tangan dan menyanyikan lagu “sir sir pong dele
gosong” berulang kali.
5. Kemudian, anak yang kalah dan jadi “dadi” (Pak Empo) tadi, bangun
dan menebak di tangan siapa biji atau kerikil tersebut disembunyikan.
Bila tebakannya benar, anak yang menggenggam biji atau kerikil
tersebut gantian menjadi Pak Empo. Bila salah, Pak Empo kembali
ke posisi semula dan permainan diulang.

8
E. TEKNIS PERMAINAN KUCING-KUCINGAN

1. Para pemain mengundi siapa yang akan menjadi tikus dan siapa yang akan
menjadi kucing dengan melakukan hompimpah
2. setelah ditentukan,maka pemain yang lain membentuk lingkaran
3. tikus masuk kedalam lingkaran sedangkan kucing berada di luar lingkaran
4. kucing berusaha untuk menangkap tikus
5. pemain yang lainnya senantiasa menghalangi kucing untuk masuk ke dalam
lingkaran
6. jika kucing berhasil menangkap tikus maka kucing kalah
7. dan setalah itu berganti peram dengan pemain lainnya

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permainan cublak-cublak suweng adalah media efektif untuk
menanamkan nilai-nilai luhur kehidupan dan seni melalui cara permainan.
Permainan ini dapat membentuk kepekaan sosial melalui interaksi dan kerjasama
antar pemain. Dengan memiliki kerjasama yang baik maka anak atau pemain
tidak menjadi sosok yang individualisme. Dalam permainan ini juga terdapat
nilai kerukunan dan nilai kreatifitas.
Permainan kucing-kucingan adalah salah satu jenis permainan tradisional
masyarakat Jawa yang juga sudah lama dikenal, setidaknya pada tahun 1913.
Permainan ini menyebar diberbagai daerah di Jawa,permainan ini juga disebut
permainan kus-kusan atau alih lintang.permainan ini dikenal dengan nama
kucing-kucingan karena pada permainan ini ada sebuah syair yang sering
dilantunkan berirama secara Bersama-sama oleh semua pemain, yang
bunyinya”Dha mbuwang kucing gering”.

B. Saran
Kita sebagai generasi penerus harus tetap bisa mengembangkan
permainan tradisional walaupun sudah banyak permainan-permainan elektronik.
Karena walaupun sudah terlihat kuno, permaian-permainan tradisional juga bisa
mngedukasi dan membentuk karakter seorang anak, dan mengembangkan otak
anak. Dengan begitu kita harus tetap mengajarkan permainan-permainan
tradisional agar anak-anak bisa terlepas sejenak dari gadget dan tidak hanya
bermain, tetapi juga dapat membentuk karakter anak, mengembangkan otakya,
dan membuat anak bisa bersosialisasi.

10
DAFTAR RUJUKAN

Anggraini, H. (2018). UPAYA GURU DALAM MENERAPKAN PERMAINAN TRADISIONAL.


http://repository.radenintan.ac.id, 81.

Freddy Widya Ariesta, M. (2020). NILAI MORAL DALAM LIRIK “DOLANAN CUBLAK-CUBLAK
SUWENG”. pgsd.binus, -.

Puji, A. (2019, juli 10). Makna di Balik Tembang Cublak-Cublak Suweng. Diambil kembali dari
goodnewsfromindonesia.id:
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/07/10/makna-di-balik-tembang-
cublak-cublak-suweng

Unknown. (2018, Mei 15). Permainan Anak Kucing - Kucingan. Diambil kembali dari
Blogspot: http://muktitrinewadres.blogspot.com/2018/05/permainan-anak-kucing-
kucingan.html

Update, B. (2021). Konsep Permainan Kucing-kucingan yang Digemari Anak-anak.


kumparan.com, 01.

11

Anda mungkin juga menyukai