Anda di halaman 1dari 12

KAPITALISASI BMN

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD


Jakarta , 14 September 2020
DASAR HUKUM

 PP 24/2005 (Standar Akuntansi Pemerintahan) Jo. PP 71/2010


 PP 6/2006 (Pengelolaan BMN)
 PMK 120/PMK.06/2007 (Penatausahaan BMN)
 PMK 171/PMK.05/2007 (Sistem Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Pusat)
 Per DJPB 40/PB/2006 tentang Akuntansi Persediaan
 Per DJPB 33/PB/2008 tentang Pedoman Penggunaan Akun sesuai PMK
91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar.
 Buletin Teknis SAP
 PMK No.181/PMK.06/2016 Tentang Penatausahaan Barang Milik Negara.

Membenahi BMN untuk laporan keuangan yang lebih baik


PENGERTIAN : K
A
 Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap P
yang memperpanjang masa manfaat atau yang I
kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di
masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, T
mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, A
harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang L
bersangkutan.
I
S
A
S
I
TUJUAN
KAPITALISASI

• Mewujudkan keseragaman dalam menentukan nilai


BMN yang dikapitalisir.
• Mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pencatatan
nilai BMN.

Membenahi BMN untuk laporan keuangan yang lebih baik


 Pengeluaran yang dikapitalisasi dilakukan terhadap pengadaan
tanah, pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai,
pembuatan peralatan, mesin dan bangunan, pembangunan
gedung dan bangunan, pembangunan jalan/irigasi/jaringan,
pembelian Aset Tetap lainnya sampai siap pakai, dan
pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya.

BELANJA MODAL ASET TETAP


 Tanah
5311 Tanah  Peralatan dan Mesin
5321 Peralatan dan Mesin  Gedung dan
Bangunan
5331 Gedung dan Bangunan  Jalan, Irigasi, dan
KAPITALISASI
5341 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Jaringan
 Aset Tetap Lainnya
5351 Belanja Pemeliharaan yang
 Konstruksi Dalam
dikapitalisasikan
Pengerjaan
5361 Belanja Modal Fisik Lainnya
ASET LAINNYA
 Aset Tak Berwujud
 Aset Lain-Lain
NILAI SATUAN MINIMUM

Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap diterapkan untuk pengeluaran


pengadaan baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan,
reklasifikasi, renovasi, dan restorasi.

Gedung dan Bangunan > 25 juta

Peralatan dan Mesin Alat Olahraga > 1 juta

Koleksi Barang
Jalan, Irigasi,
Tanah
dan Jaringan
Perpus- Bercorak >1
takaan Kesenian
Keterkaitan Pengeluaran Belanja terhadap Kapitalisasi

1. Belanja Barang (MAK 52)


No. Jenis Belanja Kapitalisasi
1 Belanja Pengadaan 1. Tidak dikapitalisasi, jika pengeluaran tidak memenuhi nilai
Barang dan Jasa kapitalisasi dan dikategorikan sebagai belanja barang
operasional dan non-operasional.
2. Dikapitalisasi, jika belanja barangnya memenuhi nilai
kapitalisasi aset tetap.`

2 Belanja Pemeliharaan 1. Tidak dikapitalisasi, jika :


a. tidak menambah dan memperpanjang masa manfaat,
b. kemungkinan besar tidak memberikan manfaat ekonomi
dimasa mendatang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi,
atau peningkatan kinerja.
c. Mempertahankan aset tetap/aset lainnya yang sudah ada ke
dalam kondisi normal.
2. Dikapitalisasi, jika :
a. Menambah dan memperpanjang masa manfaat.
b. kemungkinan besar memberikan manfaat ekonomi dimasa
mendatang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau
peningkatan kinerja.
Keterkaitan Pengeluaran Belanja terhadap Kapitalisasi

1. Belanja Barang (MAK 52)


No. Jenis Belanja Kapitalisasi
3 Belanja Perjalanan Dinas 1. Tidak dikapitalisasi, jika pengeluaran untuk membiayai
perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan
jabatan.
2. Dikapitalisasi, jika pengeluaran untuk perolehan aset tetap.
Keterkaitan Pengeluaran Belanja terhadap Kapitalisasi

2. Belanja Modal (MAK 53)


a. Kriteria Belanja Modal :
1) Pengeluaran mengakibatkan adanya perolehan aset
tetap atau aset lainnya yang menambah masa umur,
manfaat, kapasitas, kualitas dan volume aset.
2) Pengeluaran melebihi batas minimum kapitalisasi
aset tetap/aset lainnya.
3) Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk
dijual.
Keterkaitan Pengeluaran Belanja terhadap Kapitalisasi
2. Belanja Modal (MAK 53)
b. Pengertian :
1) Pertambahan masa manfaat adalah bertambahnya masa umur ekonomis dari
aset tetap yang sudah ada.
Contoh: gedung dengan umur ekonomis 10 tahun, pada tahun ke-8 dilakukan
renovasi dengan harapan masih dapat dipergunakan 7 tahun lagi, sehingga umur
gedung semula 10 tahun menjadi 15 tahun.
2) Peningkatan kapasitas adalah bertambahnya kemampuan aset tetap yang
telah ada.
Contoh : generator output 200 Kw dilakukan renovasi menjadi 300 Kw.
3) Peningkatan kualitas adalah bertambahnya kualitas dari aset tetap yang
sudah ada.
Contoh: peningkatan jalan yang semula tanah menjadi aspal.
4) Peningkatan volume aset bertambahnya jumlah atau satuan ukuran aset yang
sudah ada.
Contoh: penambahan luas bangunan suatu gedung dari 400 M2 menjadi 500 M2
Contoh : pengalokasian belanja dan pengaruhnya terhadap kapitalisasi
No URAIAN Klasifikasi Keterangan
1 Pembelian ban, oli, bensin, dan service/tune up Belanja Barang
2 Pengecatan, pembuatan partisi non-permanen, dan pembelian gordyin Belanja Barang

3 Pembelian memory PC dan up-grade PC Belanja Modal


4 Pengisian freon AC dan servise AC Belanja Barang
5 Pembelian meubelair dan dispenser Belanja Modal Memenuhi nilai minimum
kapitalisasi
6 Pembuatan saluran irigasi Belanja Modal
7 Overhaul kendaraan dinas Belanja Modal Bukan berkala/rutin
8 Biaya lelang pengadaan aset Belanja Modal
9 Perbaikan jalan berlubang Belanja Modal
10 Perbaikan jalan kerikil ke hotmix Belanja Modal
11 STNK Belanja Barang
12 Aset yang akan diserahkan kepada masyarakat / pihak ketiga Belanja Barang
13 Pembelian accu mobil dinas Belanja Barang
14 Pembelian tape mobil dinas Belanja Modal
15 Penambahan jaringan dan pesawat telepon Belanja Modal Memenuhi nilai minimum
kapitalisasi
16 Pembelian lampu ruangan kantor Belanja Barang
17 Pembayaran konsultan perencanaan ppembangunan gedung dan bangunan Belanja Modal
18 Perbaikan atap gedung kantor Belanja Barang
19 Perbaikan atap dari seng ke multiroof Belanja Modal
Membenahi BMN untuk laporan keuangan yang
lebih baik
“Mari Kita Benahi Aset Negara”

Anda mungkin juga menyukai