Anda di halaman 1dari 37

Konstitusi Negara Republik

Indonesia

Oleh :
Dr Andhika Yuli Rimbawan, S.H., M.H
Apa itu konstitusi?

Berasal dari kata “constituer” (Perancis) yang


berarti membentuk.
Konstitusi mengandung makna awal (permulaan)
dari segala peraturan perundang-undangan
tentang negara.
Belanda menggunakan istilah “Grondwet”.
Indonesia menggunakan istilah “Undang-
undang Dasar”.
Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
• Konstitusi Tertulis (Written Constitution)
termuat dalam undang-undang
• Konstitusi Tidak Tertulis (Unwritten
Constitution), berdasar adat kebiasaan.
• hampir semua negara di dunia
mempunyai konstitusi tertulis, kecuali
Inggris dan Kanada.
Pada hampir semua konstitusi tertulis
diatur mengenai pembagian kekuasaan
berdasarkan jenis-jenis kekuasaan, dan
kemudian berdasarkan jenis kekuasaan itu
dibentuklah lembaga-lembaga negara.
Dengan demikian, jenis kekuasaan itu
perlu ditentukan terlebih dahulu, baru
kemudian dibentuk lembaga negara yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan
jenis kekuasaan tertentu itu.
Montesquieu bahwa kekuasaan negara itu
terbagi dalam tiga jenis kekuasaan yang
harus dipisahkan secara ketat. Ketiga jenis
kekuasaan itu adalah :
•Kekuasaan membuat peraturan
perundangan (legislatif)
•Kekuasaan melaksanakan peraturan
perundangan (eksekutif)
•Kekuasaan kehakiman (yudikatif).
van Vollenhoven dalam buku karangannya
Staatsrecht over Zee. Ia membagi
kekuasaan menjadi empat macam yaitu :
•Pemerintahan (bestuur)
•Perundang-undangan
•Kepolisian
•Pengadilan.
Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya
Azas-azas Hukum Tata Negara di
Indonesia :
•Kekuasaan membuat undang-undang
(legislatif)
•Kekuasaan melaksanakan undang-
undang (eksekutif)
•Kekuasaan kehakiman (yudikatif)
•Kekuasaan kepolisian
•Kekuasaan kejaksaan
•Kekuasaan memeriksa keuangan negara
Konstitusi terpanjang dan terpendek
No. Negara Jumlah pasal No. Negara Jumlah pasal
1. India 394 10. Spanyol 36
2. Uruguay 332 11 Indonesia 37
3. Nicaragua 328 UUD45/RIS/50 (196/146)
4. Cuba 286 12 Laos 44

5. Panama 271 13 Guatemala 45

6. Peru 236 14 Nepal 46

7. Columbia 218 15 Ethiopia 55

8. Burma 234 16 Ceylon 91

9. Belanda 210 17 Finlandia 95


UUD '45

•Adalah hukum dasar tertulis (basic law),


konstitusi pemerintahan negara Republik
Indonesia saat ini.
•Disahkan PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
• Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali
memberlakukan UUD '45, secara aklamasi oleh
DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Sejarah UUD ‘45
• Pada sidang pertama BPUPKI (28 Mei - 1 Juni
1945) Ir.Sukarno menyampaikan gagasan
"Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila.
Sejarah UUD ‘45
• Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI
membentuk Panitia Sembilan untuk merancang
Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah
Pembukaan UUD '45.

Beberapa anggota Panitia Sembilan


Ir. Soekarno selaku ketua Panitia
Sembilan
Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)
Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945, Republik yang baru
ini belum mempunyai undang-undang dasar.
Sehari kemudian pada tanggal 18 Agustus
1945 Rancangan Undang-Undang disahkan
oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia setelah mengalami
beberapa proses
Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)
Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata
tidak luput dari rongrongan pihak Belanda yang
menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia.
Akibatnya Belanda mencoba untuk mendirikan
negara-negara seperti negara Sumatera Timur,
negara Indonesia Timur, negara Jawa Timur, dan
sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut
maka terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947
dan agresi 2 pada tahun 1948. Dan ini mengakibatkan
diadakannya KMB yang melahirkan negara Republik
Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya
berlaku untuk seluruh negara Indonesia itu, hanya
berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja
Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949
merupakan perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia
sejak 17 Agustus 1945 menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik
Indonesia Serikat tidak bertahan lama karena terjadinya penggabungan
dengan Republik Indonesia. Hal ini mengakibatkan wibawa dari pemerintah
Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang, akhirnya dicapailah kata
sepakat untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bagi negara kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu undang-
undang dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu panitia bersama
yang menyusun suatu rancangan undang-undang dasar yang kemudian
disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite
nasional pusat dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik
Indonesia Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950 dan berlakulah undang-
undang dasar baru itu pada tanggal 17 Agustus 1950 .
Periode 5 Juli 1959 – sekarang
(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar
1945)
Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali
Undang-Undang Dasar 1945. Dan perubahan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama
pada masa 1959-1965 menjadi Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru.
Perubahan itu dilakukan karena Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama
dianggap kurang mencerminkan pelaksanaan
Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekuen.
Sejarah UUD ’45 (cont.)
• UUD '45 (18 Agustus 1945- 27 Desember 1949): UUD '45
tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia
sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan.
• UUD '45 (5 juli 1959-1966)
Penyimpangan UUD '45 pada masa ini:
– Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR
dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara
– MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur
hidup
– Pemberontakan Partai Komunis Indonesia
Sejarah UUD ’45 (cont.)

• UUD '45 masa orde baru (11 maret 1966- 21


mei 1998): Pada masa Orde Baru, Pemerintah
menyatakan akan menjalankan UUD '45 dan
Pancasila secara murni dan konsekuen.
Namun pelaksanaannya ternyata
menyimpang dan ”sakral”
• 21 mei 1998- 19 oktober 1999: Pada masa ini
dikenal masa transisi.
• Masa amandemen UUD ’45: 1999-2002 (4x)
Indonesia berdasarkan UUD ‘45
• Bentuk negara: Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik {pasal 1 ayat (1)}
• Pengisian jabatan kepala negara melalui PEMILU
(pasal 6)
• Pembagian kekuasaan:
– Eksekutif: Presiden dibantu wapres&menteri,
DPR yang mengawasi.
– Legislatif: Presiden dengan DPR
– Yudikatif: MA
Amandemen UUD ‘45
• Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah
dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap
UUD '45.
• Latar belakang tuntutan perubahan UUD '45:
– pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan
MPR, kekuasaan yang sangat besar pada Presiden.
– Adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat
menimbulkan multitafsir)
– Kenyataan rumusan UUD '45 tentang semangat
penyelenggara negara yang belum cukup didukung
ketentuan konstitusi.
Amandemen UUD ’45 (cont.)
• Tujuan: Menyempurnakan aturan dasar yang
sesuai dengan perkembangan aspirasi dan
kebutuhan bangsa.
• Ketentuan:
– tidak mengubah Pembukaan UUD '45,
– tetap mempertahankan susunan kenegaraan
(staat structuur)
– mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Masa Amandemen
• Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21
Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD '45
• Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18
Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD '45
• Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9
November 2001 → Perubahan Ketiga UUD '45
• Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11
Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD '45
Wewenang amandemen UUD ‘45

Karena UUD ’45 dapat dikatagorikan


sebagai undang-undang dasar yang kaku,
wewenang meng-amandemennya
terletak di tangan MPR.
Konstitusi Republik Indonesia Serikat
th. 1949 (KRIS ’49)
• Periode berlaku: 27 Desember 1949 - 17 Agustus
1950
• Pada masa ini sistem pemerintahan Indonesia
adalah parlementer.
• Bentuk negara: federasi {pasal 1 ayat (1)}
• Kekuasaan negara: Pemerintah dibantu DPR dan
senat {pasal 1 ayat (2)}
Kedaerahan Indonesia dalam KRIS
Negara bagian RIS adalah
• Negara RI
• Negara Indonesia Timur;
• Negara Pasundan, termasuk Distrik Federal Djakarta;
• Negara Djawa Timur;
• Negara Madura;
• Negara Sumatera Timur,
• Negara Sumatera Selatan;
Kedaerahan Indonesia dalam KRIS
Negara-negara yang berdiri sendiri:
• Jawa Tengah;
• Bangka;
• Belitung;
• Riau;
• Kalimantan Barat (Daerah istimewa);
• Dajak Besar;
• Daerah Bandjar;
• Kalimantan Tenggara; dan
• Kalimantan Timur;
UUDS 1950
• Periode: 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
• Terdiri dari 6 bab dan 146 pasal
• Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia
adalah parlementer.
• Pada masa ini Republik Indonesia hanya terdiri dari
3 negara bagian, yaitu: negara Republik Indonesia,
negara Indonesia Timur, dan negara Sumatra Timur.
Alasan memberlakukan kembali UUD ‘45
• UUDS 1950 dipandang tidak sesuai
• Badan Konstituante (544 orang yang dipilih dalam
Pemilu 1955, dilantik 1956) hingga tahun 1959 belum
mencapai Kata bulat sebagai UUD.
• Tiadanya kesepakatan Konstituante tentang Dasar
Filsafat Negara untuk dicantumkan dalamUUD.
• Sebagian besar anggota Konstituante tidak menghadiri
sidang untuk menyusun UUD
• Pertentangan juga terjadi pada DPR, Badan
Perwakilan, badan-badan pemerintahan, swasta dan
bahkan masyarakat
• Tekanan militer (khususnya AD) dan sejumlah
pemberontakan didaerah (utamanyaDI/TII)
• Menetapkan pembubaran Konstituante
• Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagi segenap
bangsa Indonesia terhitung mulai tanggal
penetapan dekrit itu
• Tidak berlakunya lagi UUD Sementara
• Pembentukan MPRS yang terdiri dari anggota-
anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dari
daerah-2 dan golongan-2.
• Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung
Sementara
Struktur UUD ’45 setelah
pemberlakuan kembali
UUD ‘45 (1945-1949) UUD ‘45 pasca Dekrit Presiden 1959
(1959-1999)

Terdiri dari 3 bagian: (1) Terdiri dari 3 bagian: (1) Pembukaan


Pembukaan UUD/4 alinea; (2) UUD/4 alinea; (2) Batang Tubuh
Batang Tubuh UUD/16 bab 37 UUD/16 bab37 pasal, Aturan
pasal; (3) Penutup/Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan; (3)
Peralihan-4 pasal dan Aturan Penjelasan
Tambahan-2 ayat
Sumber: M. Yamin, Naskah LN 1959 No. 75, secara teoritik
Persiapan UUD 1945 (1960: 77), “penjelasan” berkedudukan sebagai
dalam Joeniarto (1966: 31-34) penafsiran otentik
Praktek Ketatanegaraan Sekitar Dekrit
Presiden 1959

• Demokrasi Parlementer
bergeser ke Demokrasi
Terpimpin
• “Manifesto Politik RI”
LEMBAGA NEGARA PASCA AMANDEMEN
Sebagai kelembagaan Negara, MPR RI tidak lagi diberikan
sebutan sebagai lembaga tertinggi Negara dan hanya
sebagai lembaga Negara, seperti juga, seperti juga
DPR, Presiden, BPK dan MA. Dalam pasal 1 ayat (2)
yang telah mengalami perubahan perihal kedaulatan
disebutkan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar
sehingga tampaklah bahwa MPR RI tidak lagi menjadi
pelaku/pelaksana kedaulatan rakyat. Juga susunan
MPR RI telah berubah keanggotaanya, yaitu terdiri atas
anggota DPR dan Dewan Perakilan Daerah (DPD),
yang kesemuanya direkrut melalui pemilu
susunan ketatanegaraan dalam kelembagaan
Negara juga mengalami perubahan, dengan
pemisahan kekuasaan, antara lain adanya
lembaga Negara yang dihapus maupun lahir baru,
yaitu sebagai Badan legislative terdiri dari anggota
MPR, DPR, DPD, Badan Eksekutif Presiden dan
wakil Presiden, sedang badan yudikatif terdiri atas
kekuasaan kehakiman yaitu mahkamah konstitusi
(MK) sebagai lembaga baru, Mahkamah Agung
(MA), dan Komisi Yudisial (KY) juga lembaga
baru. Lembaga Negara lama yang dihapus adalah
dewan Pertimbangan Agung (DPA), dan Badan
pemeriksa keuangan tetap ada hanya diatur
tersendiri diluar kesemuanya/dan sejajar
Tugas dan kewenangan MPR RI sesudah
perubahan, menurut pasal 3 UUD 1945
( perubahan Ketiga ).
a)Majelis Permusyawaran Rakyat berwenang
mengubah dan menetapkan UUD
b)Majelis Permusyawaran Rakyat melantik
Presiden dan/atau Wakil Presiden.
c)Majelis Permusyawaran Rakyat hanya dapat
memberhentikan presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut
undang-undang dasar ( impeachment ).
Undang-Undang Dasar merupakan hukum
tertinggi dimana kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya
menurut UUD. UUD memberikan
pembagian kekuasaan (separation of
power) kepada 6 Lembaga Negara dengan
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu
Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah
Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi
(MK)
TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN
Menurut Undang Undang No.10 tahun 2004 jenis dan tata
urutan/susunan (hirarki) peraturan perundang-undangan
sekarang adalah sebagai berikut :
1. UUD-RI tahun 1945
2. Undang-undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang (Perpu);
3. Peraturan Pemerintah (PP);
4. Peraturan Presiden (Perpres) dan Peraturan lembaga negara atau
organ/badan negara yang dianggap sederajat dengan Presiden
antara lain : Peraturan Kepala BPK, Peraturan Bank Indonesia,
Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Peraturan Mahkamah
Agung, Peraturan Mahkamah Konstitusi, Peraturan Komisi Yudisial;
5. Peraturan Daerah Propinsi;
6. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Desa (Perdesa).
Kesimpulan
• Periode berlakunya UUD 1945:
18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949
• Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949:
27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
• Periode UUDS ' 50:
17 agustus 1950 - 5 juli 1959
• Periode kembalinya ke UUD 1945:
5 juli 1959-1966
• Periode UUD 1945 masa orde baru:
11 maret 1966- 21 mei 1998
• Periode Transisi:
21 mei 1998 - 19 Oktober 1999
• Periode UUD 1945 Amandemen:
21 Oktober 1999 - Sekarang
Saran
• Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945
mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang
mengubah susunan lembaga-lembaga dalam
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.
• Dalam amandemen di masa mendatang, UUD
1945 lebih mengedepankan visi negara Republik
Indonesia menjadi Negara yang Mandiri,
Bermatabat untuk mencapai sebagai Negara dan
Bangsa Besar yang sejajar dengan negara Besar
lainnya di dunia.

Anda mungkin juga menyukai