Anda di halaman 1dari 11

FRAUD

AUDITING
Oleh kelompok 1
Anggota kelompok

Al-Fayrizzi C30122118
Mohammad Roziq Fauzan C30122131
Suci Deliya Natasya C30122200
Arneks Fadi Thomesa C30122214
Nurul Adinda Pratiwi C30122217
Farhan Adam C30122230
Moh.Djabal Nur W. C30122231
Aras C30122236
Mihrajul Qarimah C30122239
Nurfadilah M.Nur C30122246
Pengertian Fraud
Fraud adalah suatu tindakan kecurangan yang dilakukan secara sengaja
atau tidak sengaja untuk memperoleh keuntungan atau manfaat yang
tidak sah atau tidak semestinya dari suatu entitas atau pihak lain.

Fraud dalam bidang akuntansi dan audit ini dapat berupa manipulasi,
penyajian, atau pengungkapan informasi keuangan yang tidak benar
atau tidak lengkap, dengan tujuan untuk menyesatkan atau menipu
pengguna informasi keuangan, seperti pemegang saham, kreditur,
investor, regulator, atau pihak lain yang berkepentingan.

.
Jenis Fraud
Terdapat Beberapa Jenis Fraud :
• Employee embezzlement atau occupational fraud. Pencurian yang dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung oleh karyawan kepada perusahaan.
• Management fraud. Manajemen puncak memberikan informasi yang bias dalam laporan
keuangan.
• Investment scams. Penipuan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang menawarkan investasi
dengan imbal hasil yang tidak realistis atau palsu.
• Korupsi. Penyalahgunaan wewenang atau jabatan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau
kelompok, seperti suap, gratifikasi, kolusi, nepotisme, atau mark up.
• Penyimpangan aset perusahaan. Penyalahgunaan atau pencurian aset atau harta perusahaan,
seperti uang, barang, atau data.
• Pencurian data. Pengambilan atau pengaksesan data yang bersifat rahasia atau sensitif tanpa izin
atau otorisasi, seperti data pelanggan, data karyawan, data keuangan, atau data pribadi.
• Penggelapan uang. Penyembunyian atau pencucian uang hasil kejahatan agar tampak berasal
dari sumber yang sah.
PENDORONG TERJADINYA FRAUD

Fraud tidak mungkin terjadi begitu saja pasti ada hal yang menyebabkan fraud terjadi.
Terdapat beberapa faktor yang mendorong terjadinya fraud seperti adanya Tekanan
(pressure), Kesempatan (opportunity), dan Pembenaran (rationalization).

Selain ketiga faktor di atas, ada juga faktor lain yang disebut dengan teori GONE,
yaitu Greed (keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (kebutuhan), Exposure
(pengungkapan).
MENGUKUR RESIKO FRAUD
Cara mengukur risiko fraud adalah proses untuk menentukan kemungkinan dan
dampak terjadinya kecurangan atau penipuan dalam suatu organisasi atau aktivitas.

Untuk mengukur risiko fraud, ada beberapa langkah yang dapat


dilakukan
1. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko fraud.
2. Melakukan klasifikasi dan prioritas risiko fraud
3. Melakukan mitigasi dan pengendalian risiko fraud.
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi risiko fraud.
AREA ATAU BAGIAN FRAUD TERJADI
Fraud dapat terjadi di berbagai area atau bagian dalam suatu organisasi, tergantung pada jenis dan karakteristik fraud
yang dilakukan. Terdapat beberapa area atau bagian yang rawan terjadi fraud, antara lain:

• Area keuangan, Fraud yang terjadi di area ini dapat berupa manipulasi data, pemalsuan dokumen, penggelapan
uang, penipuan pajak, penipuan kartu kredit.
• Area operasional, Fraud yang terjadi di area ini dapat berupa pencurian aset atau persediaan, penipuan kualitas
atau kuantitas produk, penipuan harga atau diskon, penipuan pesanan atau pengiriman
• Area sumber daya manusia. Fraud yang terjadi di area ini dapat berupa penipuan identitas, penipuan kualifikasi,
penipuan absensi, penipuan klaim, penipuan gaji.
• Area teknologi informasi, Fraud yang terjadi di area ini dapat berupa pencurian data, perusakan data, peretasan
sistem, penipuan online.
• Area hukum dan etika, Fraud yang terjadi di area ini dapat berupa korupsi, suap, gratifikasi.
MEKANISME PENCEGAHAN FRAUD
Mekanisme pencegahan fraud adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk mengurangi
risiko dan dampak terjadinya kecurangan atau penipuan dalam aktivitas bisnis.

Mekanisme pencegahan fraud dapat berupa kebijakan, prosedur, sistem, atau budaya yang bertujuan untuk
mencegah, mendeteksi, menginvestigasi, melaporkan, dan menindaklanjuti kasus-kasus fraud.

Terdapat beberapa mekanisme pencegahan fraud yang dapat


diterapkan oleh organisasi, antara lain:

1. Membuat dan menetapkan kode etik karyawan yang


mengatur nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku yang
diharapkan dari seluruh anggota organisasi.
2. Melakukan manajemen sertifikasi atas laporan keuangan yang berisi pernyataan tanggung jawab
manajemen atas kebenaran dan kewajaran informasi keuangan yang disajikan.
L 3. Melakukan penelaahan manajemen keuangan dan karyawan secara berkala untuk memastikan
bahwa tidak ada penyimpangan, ketidaksesuaian, atau indikasi fraud dalam pencatatan, pelaporan,
A dan pengelolaan keuangan dan aset organisasi.

4. Mengembangkan program dukungan karyawan yang memberikan bantuan, konseling, atau


N fasilitas kepada karyawan yang mengalami masalah pribadi, profesional, atau finansial yang dapat
menjadi faktor pendorong terjadinya fraud.
J
5. Memberikan pelatihan mengenai fraud bagi manajemen dan karyawan untuk meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan dalam mencegah, mendeteksi, dan mengatasi fraud
U
6. Menyediakan tips anti-fraud secara online bagi karyawan yang berisi informasi, saran, atau
T panduan tentang cara mengenali, mencegah, dan melaporkan fraud.

7. Memperketat pelaksanaan SOP yang mengatur proses bisnis, operasional, dan administratif
A dalam organisasi. SOP harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan tidak
boleh dilompati atau diabaikan.
N
Lanjutan

8. Menyediakan sistem pengendalian internal yang jelas, memadai, dan efektif yang mengatur
tugas, wewenang, tanggung jawab, dan akuntabilitas setiap karyawan.

9. Melakukan audit eksternal terhadap laporan keuangan dan transaksi keuangan yang dilakukan
oleh organisasi.

10. Menyusun dan menerapkan strategi anti-fraud yang memuat empat pilar, yaitu pencegahan,
deteksi, investigasi, pelaporan, dan sanksi, serta pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut.
THANKS
YOU

Anda mungkin juga menyukai