Anda di halaman 1dari 64

MPD.

2
Pelayanan Managemen
Terpadu Balita Sakit
dan Gizi Buruk

Direktorat Gizi dan KIA


TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami


pelayanan manajemen terpadu balita sakit dan gizi buruk

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

1. Menjelaskan konsep dasar integrasi MTBS dan pengelolaan gizi


buruk
2. Menjelaskan Upaya pencegahan gizi buruk pada balita

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


Materi Pokok
Terdiri dari 2 materi pokok, yaitu:

1. Konsep Dasar Integrasi MTBS dan Gizi Buruk

2. Upaya Pencegahan Gizi Buruk pada Balita .

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


KONSEP
Materi Pokok 1
DASAR
INTEGRA MTB DAN GIZ BURU
SI S I K

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 2


Sub Materi Pokok
Terdiridari 6 sub materi pokok, yaitu:

1. Pengertian

. 2. Tujuan

3. Sasaran dan pelaksana

4. Strategi

5. Manfaat dan keuntungan

6. Alat bantu utama pelayanan

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


Suatu PENDEKATAN keterpaduan dalam
tatalaksana balita sakit
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

 Meliputi pelayanan preventif, promotif dan kuratif.


 Bukan program vertikal, tetapi keterpaduan program dan pedoman klinis.
 Memudahkan pelayanan balita yang seringkali overlapping gejala.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


Pedoman terbaru mengolaborasikan 4 komponen
pengelolaan gizi buruk terintegrasi

1. Penggerakan peran serta aktif masyarakat,


didukung agar berperan aktif dalam upaya
pencegahan, penanganan, pemantauan dan
rehabilitasi.
2. Layanan rawat jalan balita (6-59 bulan)
dengan gizi buruk tanpa komplikasi medis.
3. Layanan rawat inap, untuk semua bayi gizi
buruk usia < 6 bulan dengan atau tanpa
komplikasi medis, dan balita gizi buruk usia 6-
59 bulan dengan komplikasi medis.
4. Tata laksana kasus gizi kurang, pemberian
makanan tambahan.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


Kematian Balita
akibat
Pnemonia, Diare, DBD,
Campak, Malaria +
Masalah Gizi

Masih ditemukan
Gizi Buruk dengan
proporsi 3,5%
ANGKA
Perlunya pengelolaan BALITA
gizi buruk terintegrasi.
Keterpaduan Pelay
Pelayanan GIZI
MTBS & G
GIBUR
MTBS sudah terbukti
di FKTP
BURUK &
dapat menurunkan
angka kematian balita KEMATIA
jika diterapkan secara N BALITA
luas dan benar.
TURUN
BERMAKNA
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2
PELATIHAN MANAJEMEN
TERPADU BALITA SAKIT
DAN GIZI BURUK

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


TUJUAN Pelayanan MTBS dan Gizi Buruk

 Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan


penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar.

 Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan


kesehatan balita.

 Memperbaiki tatalaksana kasus pada balita sakit (kuratif) dengan


aspek gizi, imunisasi dan konseling (promotif dan preventif)

 Menangani secara fokus penyakit anak yang merupakan penyebab


utama kematian dan kesakitan balita.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


SASARAN Pelayanan MTBS dan Gizi Buruk 0 – 5 tahun

 Balita umur 2 bl – 5 th yang sakit.


 Bayi umur < 2 bl (Bayi Muda) yang sakit dan sehat.

Khusus untuk penatalaksanaan Gizi Buruk, dibagi 3


 Untuk umur 6 bl – 5 th
 Untuk umur > 6 bl dengan BB < 4 kg
 Untuk umur < 6 bl

PELAKSANA Pelayanan MTBS dan Gizi Buruk

TIM yang terdiri dari Dokter, Perawat, Bidan, dan Nutrisionis atau Dietisien
yang sudah mengikuti Pelatihan MTBS dan Gizi Buruk, sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan masing-masing.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


STRATEGI Pelayanan MTBS dan Gizi Buruk

 Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam


tatalaksana kasus.
 Meningkatkan akses dan cakupan maksimum untuk
layanan balita gizi buruk, dengan mendekatkan
pelayanan MTBS dan Gizi Buruk ke masyarakat.
 Meningkatkan penemuan kasus secara dini.
 Memperbaiki praktik keluarga & masyarakat
dalam perawatan di rumah dan pola pencarian
pertolongan.
 Perawatan sampai balita sembuh.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


MANFAAT BAGI PROGRAM

Program Manfaat Yang Diperoleh

 ISPA, DIARE, HIV  Keterpaduan tatalaksana kasus.


 IMUNISASI  Mengurangi missed opportunities.
 MALARIA, DBD  Memperbaiki penanganan kasus.
 GIZI  Konseling pemberian makanan/menyusui dan
memperbaiki penanganan gizi buruk
 PENGOBATAN  Pemberian obat yang rasional dan baku.
 PENINGKATAN  Pedoman tatalaksana balita sakit dan bayi
MUTU muda yang terstandar.
 PROMKES  Mencari pertolongan kesehatan secara tepat.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


KEUNTUNGAN Pelayanan MTBS dan Gizi Buruk

 Peningkatan kualitas pelayanan


 Optimalisasi dan pendayagunaan Nakes
 Rasionalisasi pemakaian obat
 Hemat biaya
 Rujukan kasus tepat waktu
 Peningkatan pengetahuan ibu dalam perawatan anak
di rumah
 Perbaikan perencanaan & manajemen kesehatan

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


Alat Bantu Utama Pelayanan MTBS dan Gizi Buruk

2 BL – 5 TH < 2 BL

BUKU BAGAN

FORMULIR PENCATATAN

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


STRATEGI KUNCI
MENINGKATKAN KESEHATAN ANAK
Melalui Pelayanan MTBS dan Gizi Buruk

Pencegahan
Manajemen
Gizi Imunisasi berbagai
balita sakit penyakit
termasuk
gizi buruk
dan promosi
tumbuh
Pelayanan MTBS & Gizi Buruk kembang

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


Masalah gizi berkaitan erat dengan penyakit-penyakit yang menjadi
penyebab utama kematian bayi dan balita.
(WHO: 45% kematian akibat penyakit utama penyebab kematian pada balita, berkaitan
dengan kurang gizi).

Kasus gizi kurang akut (wasting) mencapai proporsi 7,1% (Studi Status Gizi
Indonesia, 2021), namun progress penurunan masalah gizi masih terlalu
lambat.

Masih ditemukan GIZI BURUK (severe wasting) dengan proporsi 3,5%


(Riskesdas, 2018)

Komitmen Pemerintah dalam penanggulangan Gizi Buruk

UPAYA PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA


BALITA
yang terintegrasi ke dalam pelayanan MTBS
perlu dipahami oleh setiap tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan anak.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2
Materi Pokok 2
UPAYA PENCEGAHAN GIZI BURUK
PADA BALITA.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 2


Sub Materi Pokok
Terdiridari 5 sub materi pokok, yaitu:

1. Prinsip Pencegahan

.2. Pencegahan gizi buruk pada bayi < 6 bulan

3. Pencegahan gizi buruk pada balita 6 bulan - 5 tahun

4. Pemantauan pertumbuhan balita

5. Tindak lanjut balita berisiko gizi buruk

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


1. PRINSIP PENCEGAHAN
“SEDINI MUNGKIN”
a. Penyiapan kesehatan dan status gizi ibu hamil dilakukan sejak masa
remaja dan selanjutnya saat usia subur

Pencegahan
Konsumsi SanitasiHygiene
Personaldan
Pernikahan Dini
dan Kehamilan TTD
dan Lingkungan
pada Remaja

Konseling Pra Pencegahan KEK


Peningkatan
Nikah Kepesertaan KB

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2


b. Upaya peningkatan kesehatan dan status gizi ibu hamil

Pelayanan antenatal care


Higiene dan sanitasi
(ANC) terpadu sesuai perorangan
standar dan lingkungan

Penerapan pola hidup Tidak merokok/tidak


sehat dan gizi seimbang terpapar asap rokok

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


c. Peningkatan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang serta
kelangsungan hidup anak
• Strategi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
“Standar Emas Makanan Bayi dan Anak
• pemantauan tumbuh kembang dan ”
• pola asuh yang tepat.

“Standar Ema
s Makana
n Bayi dan
Anak”

ASI eksklusif ASI sampai 2 th


IMD MPASI mulai 6 bl
atau lebih

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


d. Penapisan massal untuk menemukan hambatan pertumbuhan dan
perkembangan pada balita di tingkat masyarakat
Pemantauan pertumbuhan yang dilakukan terhadap:

BB/U,

PB/U atau TB/U

BB/PB atau BB/TB

Lingkar Kepala (LK)

Lingkar Lengan – 5 tahun
Atas
DIPLOT (LiLA)
PADA pada PERTUMBUHAN dan
GRAFIK
balita 6 bulan
DICATAT DALAM BUKU KIA agar diketahui status pertumbuhannya

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


e. Perhatian khusus untuk bayi dan balita dengan faktor risiko
kekurangan gizi:
• Bayi yang lahir dari ibu KEK dan/atau ibu usia remaja, bayi prematur, BBLR,
kembar, lahir dengan kelainan bawaan.
• Balita dengan infeksi kronis atau akut berulang dan adanya sumber penularan
penyakit dari dalam/luar rumah.
• Balita dari keluarga dengan status sosio ekonomi kurang.
• Balita berkebutuhan khusus.
• Balita di lingkungan yang terkendala akses air bersih, dan/atau higiene dan
sanitasi yang buruk.
f. Dukungan program terkait
g. Dukungan lintas sektor
h. Perhatian khusus untuk baduta yang rentan mengalami gizi buruk

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


2. PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BAYI USIA < 6 BULAN

Pencegahan jangka pendek

Pemeriksaan
ASI Pemantauan Pemeriksaan
neonatal
IMD eksklu pertumbuhan esensial
Balita sakit
sif (MTBS)
(MTBM)

Bila ada gangguan pertumbuhan dan atau perkembangan,


penyakit/kelainan bawaan segera rujuk

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Faktor risiko gizi buruk bagi bayi < 6 bulan yang sering ditemukan a.l :

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


01
Bayi lahir sebelum waktunya (preterm/ prematur)

02
Penyakit dan kelainan bawaan
03
Pola asuh yang tidak menunjang proses tumbuh
kembang bayi dan gangguan kesehatan ibu setelah
04 melahirkan

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Upaya pencegahan gizi buruk pada bayi usia < 6 bulan

Upaya peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak dalam


paket pelayanan Seribu Hari Pertama Kehidupan
(1000 HPK)

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


3. PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA USIA 6 bulan – 5 tahun

• Pemberian Makanan Sesuai


a. • Rekomendasi

b . • Pencegahan Penyakit Infeksi

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
Pencegahan penyakit infeksi

• pemberian imunisasi dasar yang lengkap,


• menyediakan jamban keluarga,
• Menyediakan sumber air bersih serta
• menjaga kondisi lingkungan dari polusi termasuk polusi
industri, asap kendaraan bermotor dan asap rokok

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Hal yang perlu dilakukan untuk mencegah kekurangan gizi
pada balita 6 bulan- 5 tahun:

Pembinaan secara aktif pada keluarga dan masyarakat


01 dengan edukasi tentang pola asuh yang benar pada
anak

Pemanfaatan pelayanan kesehatan


02
Penapisan kekurangan gizi pada balita: Penimbangan
03 berkala dan pengukuran LILA

Pemantapan peran lintas sektor dalam memberikan


04 dukungan untuk mencegah kekurangan gizi pada
balita

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


4. PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

Prinsip pencegahan gizi buruk:


menemukan kasus yang berisiko mengalami gizi buruk

Penemuan balita dengan hambatan pertumbuhan sedini mungkin


di Posyandu atau fasilitas kesehatan primer.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


a. Pengertian pertumbuhan

n
b
m
ke
Ukuran f

r
a k
An
uh
an
b
isik

e r tum
P

Anak yang sehat akan tumbuh


dan berkembang dengan baik

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Umur Anak (bulan)

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Dua tahun pertama kehidupan adalah periode
kritis bagi anak. Masa ini merupakan
kesempatan emas dalam memenuhi maupun
memperbaiki asupan nutrisi anak agar tercapai
tumbuh kembang yang optimal serta mencegah
terjadidi kemudian hari.
masalah kesehatan

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Penyebab Utama

1. Kurangnya asupan makanan


(kuantitas dan
kualitas)

2. Penyakit Infeksi Akut/Kronis

3. Kelainan / Cacat Bawaan

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Faktor risiko terjadinya hambatan pertumbuhan
Anak Ibu
 Berat bayi lahir rendah (BBLR)  Ibu dengan gangguan kesehatan,
 Kesulitan dalam proses menyusui termasuk kesehatan mental, yang
 Menderita sakit infeksi, baik akut atau dapat mempengaruhi pola asuh anak
kronik  Ibu remaja
 Kelainan kongenital.  Ibu yang terpapar asap rokok saat
 Terlambat memperkenalkan makanan hamil (perokok aktif atau pasif)
padat  Ibu pekerja
 Pemberian makan menurut umur yang
tidak adekuat (kuantitas dan kualitas)

Faktor ekonomi
 Akses ke fasilitas kesehatan yang sulit
 Kesehatan lingkungan dan praktek kebersihan diri yang tidak optimal.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


c. Pemantauan pertumbuhan dan penentuan status gizi dengan indeks
antropometri

Tabel standar antropometri

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks Antropometri Kategori Nilai
Gizi Buruk Skor z <-3,0 SD
Gizi Kurang Skor z -3,0 sampai dengan <-2,0 SD
Gizi Baik Skor z -2,0 sampai dengan +1,0 SD
BB/PB atau BB/TB
Risiko gizi lebih Skor >+1 sampai dengan +2,0 SD
Gizi Lebih (overweight) Skor >+2 sampai dengan +3,0 SD
Gemuk (Obese) Skor > +3,0 SD

Sangat Pendek Skor z <-3,0 SD


Pendek Skor z -3,0 sampai dengan <-2,0 SD
PB/U atau TB/U
Normal Skor z -2,0 SD sampai dengan +3,0 SD
Tinggi* Skor z > +3,0 SD

Gizi Buruk <11,5 cm


LiLA Gizi Kurang 11,5 – 12,4 cm
Gizi Baik ≥12,5 cm

Sangat kecil Skor z <-3,0 SD


Kecil Skor z -3,0 sampai dengan <-2,0 SD
Lingkar Kepala
Normal Skor z ≥-2,0 SD sampai dengan ≤+2 SD
Sangat besar Skor z ≥ 2,0 SD

Berat badan sangat Skor z <-3,0 SD


kurang
BB/U Berat badan kurang Skor z -3,0 sampai dengan <-2,0 SD
Berat badan normal Skor z -2,0 sampai dengan +1,0 SD
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2 Risiko berat badan lebih** Skor z >+1,0 SD
Menentukan status gizi berdasarkan antropometri

• Indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, IMT/U dan LiLA.
• Status gizi balita ditentukan berdasarkan plotting indeks BB/PB atau BB/TB
untuk anak laki-laki dan perempuan pada grafik pertumbuhan WHO 2006.
Grafik tersebut terdapat di dalam buku KIA dan juga dalam bentuk tabel
antropometri.
• Alat antropometri terdiri dari alat timbang berat badan, alat ukur panjang atau
tinggi badan dan pita ukur lingkar lengan atas.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1


Hal-hal yang penting untuk diperhatikan:

 Semua alat harus diperiksa dan dikalibrasi secara berkala.


 Alat timbang berat badan:
• Untuk bayi, gunakan timbangan bayi dengan ketepatan 10 gram.
Umumnya alat timbang bayi mampu menimbang hingga 10 kg, namun
ada beberapa alat timbang bayi yang mampu menimbang hingga 20 kg.
• Untuk balita, gunakan timbangan dengan ketepatan 100 gram.
 Alat ukur panjang atau tinggi badan dengan ketepatan 0,1 cm.
 Pita ukur lingkar lengan atas balita dengan ketepatan 0,1 cm.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1


Hal-hal yang penting untuk diperhatikan:

 Untuk cara pengukuran, pastikan:


• Selalu mengikuti protokol pengukuran.
• Berikan petunjuk kepada ibu/pengasuh dan/atau balita yang akan diukur
dengan jelas dan ramah.
• Untuk keamanan, pastikan pengukur tidak memegang pensil atau pena
saat memegang atau mengukur balita, kecuali untuk memberi tanda pada
lengan saat pengukuran LiLA.
• Ukur balita satu per satu.
• Catat hasil pengukuran dengan hati-hati. Pastikan penulisan angka yang
jelas.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1


Cara Menghitung Umur

• Selisih antara tanggal lahir dan tanggal kunjungan.


• Jika ibu tidak tahu pasti kapan anak dilahirkan,
perkirakan umur anak dengan menghubungkan
terhadap peristiwa penting (bulan puasa, lebaran,
• natal ataudihitung
Umur anak hari berdasarkan
kemerdekaan), bulandapat juga umur dianggap 1 bulan
penuh artinya
menggunakan kalender
apabila telah genap lokalContoh:
30 hari.
- umur 25 hari = 0 bulan
- umur 5 bulan 14 hari = 5 bulan
- umur 5 bulan 29 hari = 5 bulan

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1


Langkah Menghitung Umur Anak
• Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal, bulan, tahun misalnya 5
April 2016, ditulis 05-04-2016
• Tulis tanggal kunjungan, misalnya 19 September 2018, ditulis 19-09-2018
• Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan tanggal
lahir, misalnya:
Tanggal kunjungan 19 09 2018
Tanggal lahir 05 04 2016 -
14 05 2
= 2 tahun 5 bulan 14 hari

Jadi umur anak dibulatkan menjadi 24 bulan + 5 bulan = 29 bulan.


Sisa hari tidak diperhitungkan.

Cara menimbang bayi/Balita → lihat video antropometri


Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
Cara Mengukur Panjang Badan/Tinggi Badan
Anak < 2 tahun
• Pengukuran dilakukan pada anak dengan posisi berbaring terlentang (PB).
• Jika anak diukur dengan berdiri maka ditambahkan 0,7 cm untuk mengonversi
menjadi panjang badan.
Anak ≥ 2 tahun dan anak sudah mampu berdiri tegak
• Pengukuran dilakukan pada anak dengan posisi berdiri tegak (TB)
• Jika anak diukur berbaring terlentang maka dikurangi 0,7 cm untuk
mengonversi menjadi tinggi badan.
Peralatan yang diperlukan untuk mengukur panjang dan tinggi badan adalah
infantometer dan stadiometer), dengan kriteria kuat, tahan lama, presisi sampai
0,1 cm, sudah dikalibrasi dan memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).

Cara mengukur PB/TB → lihat video antropometri


Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
Lingkar Kepala
• Untuk mengetahui LK anak
normal/tidak
• Umur 0 - 11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap tiga bulan,
• umur 12 – 72 bulan, pengukuran
dilakukan setiap enam bulan
• Lingkar kepala diukur menggunakan
pita ukur pada lingkar terbesar
kepala, yaitu melalui dahi tepat di
atas alis, bagian atas daun telinga
dan bagian belakang kepala yang
paling menonjol.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
Cara mengukur lingkar lengan atas (LiLA) anak usia 6-59 bulan
• Luruskan lengan anak: tangan harus santai, sejajar dengan
badan
• Lingkarkan pita LILA di titik tengah yang sudah ditandai.
Pastikan pita menempel rata di sekeliling kulit, tidak terlalu
ketat [8] atau terlalu longgar [9]
• Ukur hingga ke angka 0.1 cm terdekat [10]
Warna Batas Status
≥12.5 cm Normal
11.5 - 12.4 cm Gizi Kurang
<11.5 cm Gizi Buruk

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1 49


Menentukan status gizi menggunakan grafik pertumbuhan anak
• Di dalam Buku KIA terdapat 8 grafik yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin untuk anak
umur 0-2 tahun dan umur 2-5 tahun.
• Untuk tiap kelompok umur terdiri dari 4 grafik yaitu BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau
BB/TB dan IMT/U.
• Hasil pengukuran akan diplot pada grafik untuk setiap indikator pertumbuhan.
• Umur anak diplot sesuai bulan dan tidak ada pembulatan hari.
• Angka panjang/tinggi badan dibulatkan menjadi angka tanpa desimal yang terdekat,
misalnya 0,1 s.d 0,4 dibulatkan ke bawah, sedangkan ≥ 0,5 dibulatkan ke atas.
• Tentukan status gizi berdasarkan tabel indikator pertumbuhan.
• Bila hasil ploting tepat pada garis Z, dianggap masuk pada kategori yang lebih ringan.
Sebagai contoh, BB/U tepat pada garis -3, dianggap berat badan kurang dan bukan berat
badan sangat kurang.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1


d. Pemantauan Pertumbuhan Balita Menggunakan KMS dan Buku KIA

Berat Badan menurut umur (BB/U)

Panjang atau Tinggi Badan


menurut umur (PB/U atau TB/U)

Lingkar kepala menurut umur

Berat Badan menurut Panjang atau


Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Grafik BB/U

Update KMS dalam Buku KIA 2020


Untuk memantau
pertumbuhan perhatikan
grafik pertumbuhan, jangan
melihat KBM
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
Balita yang tumbuh secara normal akan mengikuti jalur
pertumbuhannya, yang umumnya berada pada atau antara garis
standar deviasi +2 dan -2 (+2 hingga -2 SD)

Perhatikan kondisi-kondisi yang mengindikasikan adanya risiko atau


telah terjadi hambatan pertumbuhan, yaitu:
• Garis pertumbuhan balita keluar atau menyimpang dari jalurnya
• Garis pertumbuhan turun atau naik tajam
• Garis pertumbuhan mendatar, misalnya tidak terjadi kenaikan berat
atau panjang/ tinggi badan.

Sangat penting untuk melihat situasi balita secara keseluruhan pada


saat menginterpretasi arah pertumbuhan di grafik pertumbuhan.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Garis Pertumbuhan Balita keluar atau menyimpang dari jalur
pertumbuhannya

Apa yang dapat


disimpulkan dari jalur
pertumbuhan di
samping ?

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Garis Pertumbuhan Balita Keluar atau Menyimpang dariJalur
Pertumbuhannya

Apa yang dapat


disimpulkan dari grafik
jalur pertumbuhan ini ?

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Garis Pertumbuhan Turun atau Naik Tajam

TITIK B Penurunan garis


pertumbuhan berat badan
yang tajam untuk balita dengan
status gizi baik atau kurang gizi
harus segera diperiksa dan
ditangani. Bahkan pada balita
gemuk, tidak seharusnya terjadi
penurunan berat badan yang
TITIK A tajam.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Garis Pertumbuhan Mendatar

• Apabila PB bertambah
menunjukkan adanya
hambatan pertumbuhan
• Apabila PB tetap, maka Balita
tidak bertumbuh
• Pengecualian bila balita gemuk
atau obese mampu
G mempertahankan berat
E F
B
D badannya yang sama untuk
A
beberapa waktu hingga
C mencapai berat badan menurut
panjang/tinggi badan yang
lebih baik.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
Contoh di samping menggambarkan status
pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak dalam KMS:
• TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
memotong garis pertumbuhan
dibawahnya;
• NAIK (N), grafik berat badan memotong
garis pertumbuhan di atasnya;
• NAIK (N), grafik berat badan memotong
garis pertumbuhan di atasnya;
• TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
mendatar;
• TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
menurun;)

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Bila balita ini tidak
mendapatkan
penangganan yang
tepat (termasuk
tepat waktu), maka
arah jalur
pertumbuhan
panjang badan
menurut umur akan
semakin menjauhi
garis median dan
balita akan menjadi
pendek
(stunting).

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Indikasi hambatan pertumbuhan atau
risiko terjadinya hambatan pertumbuhan

RUJUK ke
Layanan Kesehatan

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


5. Tindak lanjut Balita Berisiko Gizi Buruk

1) Bayi < 6 bulan


a. Lakukan pemeriksaan semua indikator pertumbuhan, yaitu BB/U,
PB/U, BB/PB dan LK/U
b. Lakukan penilaian proses menyusui atau pemberian ASI, serta
status gizi dan asupan makan ibu. Lakukan juga penilaian
pemberian ASI saat bayi sakit (bila ada riwayat bayi sakit).
c. Lakukan penilaian riwayat imunisasi dan riwayat kesehatan lain,
termasuk penyakit yang diderita.
d. Lakukan juga penilaian faktor risiko lain.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Tindak lanjut sesuai dengan kondisi yang ditemukan, seperti:
• Konseling menyusui
• Konseling gizi bagi ibu menyusui
• Rujukan ke program kesehatan terkait, misalnya imunisasi
• Konseling stimulasi tumbuh kembang
• Tatalaksana gizi buruk (bagi balita yang teridentifikasi gizi
• buruk) Bila ada penyakit atau faktor risiko maka lakukan
tatalaksana penyakit atau faktor risiko sesuai standar
• Pantau perbaikan masalah pertumbuhan tiap 2 minggu, hingga
masalah teratasi

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


2) Balita 6 bulan - 5 tahun

a. Lakukan pemeriksaan semua indikator pertumbuhan, yaitu BB/U,


PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, LK/U, LiLA
b. Lakukan penilaian asupan makan dan pola pemberian makan
menurut umur, termasuk pola pemberian makan saat balita sakit
(bila ada Riwayat sakit)
c. Lakukan penilaian riwayat imunisasi dan riwayat kesehatan lain,
termasuk penyakit yang diderita
d. Lakukan juga penilaian faktor risiko lain

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Tindak lanjut :
• Konseling pemberian makan bayi dan anak
• Rujukan ke program kesehatan terkait, misalnya imunisasi,
pemberian vitamin A dan obat cacing (untuk balita ≥ 12 bulan)
• Konseling stimulasi tumbuh kembang
• Tatalaksana gizi buruk (bagi balita yang teridentifikasi gizi
• buruk)
• Pemberian PMT untuk balita gizi kurang (bila tersedia)
Bila ada penyakit atau faktor risiko maka lakukan tatalaksana
• penyakit atau faktor
Pantau perbaikan risiko sesuai
masalah standar tiap 2 minggu, hingga
pertumbuhan
masalah teratasi

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


Setelah mempelajari mata pelatihan dasar tentang Pelayanan MTBS dan Gizi Buruk, dapat
disimpulkan bahwa:

 Integrasi dan kolaborasi MTBS dan Gizi Buruk dapat memberikan kontribusi sangat
besar untuk menurunkan angka kematian neonatus, bayi dan balita jika dilaksanakan
secara luas dan benar.
 Penanganan balita gizi buruk memerlukan integrasi MTBS dengan tatalaksana gizi
buruk, serta kolaborasi antara Dokter, Perawat, Bidan dan Nutrisionis atau Dietisien.

 Integrasi MTBS dan Gizi Buruk memiliki banyak keuntungan serta manfaat dalam
pelayanan kesehatan balita yang efektif dan efisien.
 Pola hidup sehat perlu diterapkan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya masalah
gizi dan kesehatan.

Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai