Pelayanan MTBS Dan Gizi Buruk
Pelayanan MTBS Dan Gizi Buruk
2
Pelayanan Managemen
Terpadu Balita Sakit
dan Gizi Buruk
1. Pengertian
. 2. Tujuan
4. Strategi
Masih ditemukan
Gizi Buruk dengan
proporsi 3,5%
ANGKA
Perlunya pengelolaan BALITA
gizi buruk terintegrasi.
Keterpaduan Pelay
Pelayanan GIZI
MTBS & G
GIBUR
MTBS sudah terbukti
di FKTP
BURUK &
dapat menurunkan
angka kematian balita KEMATIA
jika diterapkan secara N BALITA
luas dan benar.
TURUN
BERMAKNA
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2
PELATIHAN MANAJEMEN
TERPADU BALITA SAKIT
DAN GIZI BURUK
TIM yang terdiri dari Dokter, Perawat, Bidan, dan Nutrisionis atau Dietisien
yang sudah mengikuti Pelatihan MTBS dan Gizi Buruk, sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan masing-masing.
2 BL – 5 TH < 2 BL
BUKU BAGAN
FORMULIR PENCATATAN
Pencegahan
Manajemen
Gizi Imunisasi berbagai
balita sakit penyakit
termasuk
gizi buruk
dan promosi
tumbuh
Pelayanan MTBS & Gizi Buruk kembang
Kasus gizi kurang akut (wasting) mencapai proporsi 7,1% (Studi Status Gizi
Indonesia, 2021), namun progress penurunan masalah gizi masih terlalu
lambat.
1. Prinsip Pencegahan
Pencegahan
Konsumsi SanitasiHygiene
Personaldan
Pernikahan Dini
dan Kehamilan TTD
dan Lingkungan
pada Remaja
“Standar Ema
s Makana
n Bayi dan
Anak”
Pemeriksaan
ASI Pemantauan Pemeriksaan
neonatal
IMD eksklu pertumbuhan esensial
Balita sakit
sif (MTBS)
(MTBM)
02
Penyakit dan kelainan bawaan
03
Pola asuh yang tidak menunjang proses tumbuh
kembang bayi dan gangguan kesehatan ibu setelah
04 melahirkan
n
b
m
ke
Ukuran f
r
a k
An
uh
an
b
isik
e r tum
P
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Faktor ekonomi
Akses ke fasilitas kesehatan yang sulit
Kesehatan lingkungan dan praktek kebersihan diri yang tidak optimal.
• Indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, IMT/U dan LiLA.
• Status gizi balita ditentukan berdasarkan plotting indeks BB/PB atau BB/TB
untuk anak laki-laki dan perempuan pada grafik pertumbuhan WHO 2006.
Grafik tersebut terdapat di dalam buku KIA dan juga dalam bentuk tabel
antropometri.
• Alat antropometri terdiri dari alat timbang berat badan, alat ukur panjang atau
tinggi badan dan pita ukur lingkar lengan atas.
• Apabila PB bertambah
menunjukkan adanya
hambatan pertumbuhan
• Apabila PB tetap, maka Balita
tidak bertumbuh
• Pengecualian bila balita gemuk
atau obese mampu
G mempertahankan berat
E F
B
D badannya yang sama untuk
A
beberapa waktu hingga
C mencapai berat badan menurut
panjang/tinggi badan yang
lebih baik.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
Contoh di samping menggambarkan status
pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak dalam KMS:
• TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
memotong garis pertumbuhan
dibawahnya;
• NAIK (N), grafik berat badan memotong
garis pertumbuhan di atasnya;
• NAIK (N), grafik berat badan memotong
garis pertumbuhan di atasnya;
• TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
mendatar;
• TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
menurun;)
RUJUK ke
Layanan Kesehatan
Integrasi dan kolaborasi MTBS dan Gizi Buruk dapat memberikan kontribusi sangat
besar untuk menurunkan angka kematian neonatus, bayi dan balita jika dilaksanakan
secara luas dan benar.
Penanganan balita gizi buruk memerlukan integrasi MTBS dengan tatalaksana gizi
buruk, serta kolaborasi antara Dokter, Perawat, Bidan dan Nutrisionis atau Dietisien.
Integrasi MTBS dan Gizi Buruk memiliki banyak keuntungan serta manfaat dalam
pelayanan kesehatan balita yang efektif dan efisien.
Pola hidup sehat perlu diterapkan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya masalah
gizi dan kesehatan.