Anda di halaman 1dari 12

MENDETEKSI DINI

DAN PENENGANAN
AWAL ANEMIA DAN
KEK
Dosen pengampu : Ibu Yuyun B Fahmi, SST, M.Keb
Definisi anemia

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar


hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal
(WHO, 2011). Hemoglobin adalah salah satu komponen
dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk
mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel
jaringan tubuh.
Gejala anemia
Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah
1. 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala
dan pusing (“kepala muter”),
2. mata berkunang-kunang,
3. mudah mengantuk,
4. sulit konsentrasi.
5. Secara klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada
muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.
Dampak anemia Cara pencegahan anemia
1 .Menurunkan daya tahan tubuh 1.Meningkatkan asupan makanan
sehingga penderita anemia mudah
terkena penyakit infeksi sumber zat besi

2. Menurunnya kebugaran dan


ketangkasan berpikir karena 2.Fortifikasi bahan makanan
kurangnya oksigen ke sel otot dan
sel otak. dengan zat besi.

3. Menurunnya prestasi belajar


dan produktivitas kerja/kinerja 3.Suplementasi zat besi
Konsep malnutrisi

Malnutrisi secara bahasa berarti “gizi salah”. Gizi


salah dapat berarti kekurangan gizi dapat pula berarti
kelebihan gizi. Namun pengertian umum yang
digunakan oleh WHO adalah malnutrisi yang berarti
kekurangan gizi. Gizi kurang adalah bentuk dari
malnutrisi sebagai akibat kekurangan ketersediaan zat
gizi yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh.
Konsep malnutrisi

Salah satu tanda-tanda kurang gizi adalah lambatnya


pertumbuhan yang dicirikan dengan kehilangan lemak
tubuh dalam jumlah berlebihan.Malnutrisi pada anak
dicirikan oleh 3 bentuk yaitu stunting yang berarti tinggi
badan kurang menurut umur (TB/U), wasting yang berarti
berat badan kurang menurut umur (BB/U), dan
undernutrition berat badan kurang menurut tinggi badan
(BB/TB) (Gibson, 2005).
Manifestasi Klinis
 1. Marasmus
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat.
 2. Kwashiorkor
Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (sugar baby), bilamana dietnya mengandung cukup
energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat
adanya atrofi.
 3. Marasmik-Kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus
Cara Mengatasi Malnutrisi

1. Merancang menu makanan


2. Amati menu makanan sehari
3. Pantau kenaikan dan penurunan berat badan
4. Pantau jenis obat-obatan yang di konsumsi
5. Meningkatkan aktivitas fisik
Konsep ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) tanpa komplikasi adalah infeksi bakteri pada
kandung kemih dan struktur terkait.
ISK tanpa komplikasi juga dikenal sebagai sistitis atau ISK tingkat bawah.
Bakteriuria saja bukan merupakan ISK tanpa gejala. Gejala khasnya meliputi
frekuensi buang air kecil, urgensi, ketidaknyamanan suprapubik, dan disuria.

Penyebab ISK
Bakteri patogen muncul dari perineum dan rektum, sehingga menyebabkan
wanita rentan terhadap infeksi saluran kemih. Escherichia coli adalah organisme
paling umum pada ISK tanpa komplikasi dengan selisih yang besar, diikuti oleh
Klebsiella
Gejala ISK tanpa komplikasi

1. nyeri saat buang air kecil (disuria),


2. sering buang air kecil (frekuensi),
3. ketidakmampuan untuk memulai aliran urin (ragu-ragu),
4. tiba-tiba ingin buang air kecil (urgensi), dan darah dalam urin (hematuria).

Biasanya, pasien dengan ISK tanpa komplikasi tidak mengalami demam,


menggigil, mual, muntah, atau nyeri punggung, yang merupakan tanda-tanda
kerusakan ginjal atau penyakit saluran atas/pielonefritis
Konsep KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi.
Dimana keadaan remaja menderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada
remaja secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi.

Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan KEK jika diderita oleh remaja
putri adalah kekurangan zat besi dengan dampak anemia, kekurangan kalsium
dengan dampak osteoporosis, dan kekurangan gizi dengan dampak
terganggunya proses pertumbuhan remaja (Muhamad & Liputo, 2017).
Faktor penyebab KEK

Paritas
Pendidikan
Jarak
Usia

Anda mungkin juga menyukai