Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH DEMOGRAFI

DAN EPIDEMIOLOGI
KESEHATAN REPRODUKSI
Demografi dan Epidemiologi
Kespro
• Epidemiologi reproduksi juga berasal dari ilmu demografi,
sebuah disiplin ilmu yang berkembang selama abad ke 19 dari
studi registrasi jamaah gereja di Inggris.
• Sejarah perubahan kependudukan (transisi demografi) dan
perubahan pola kesehatan dan penyakit (transisi
epidemiologi) secara langsung mempengaruhi mortalitas,
fertilitas, angka kelahiran, dan ukuran kesehatan reproduksi
lainnya.
• Perubahan ini juga mempengaruhi kesehatan dan status
perempuan, anak-anak dan keluarga
Teori transisi demografi di
barat
• Transisi demografi memberi perspektif pada sejarah
perubahan penduduk di negara Barat, teori ini tidak secara
lengkap menggambarkan dan menjelaskan pola perubahan
penduduk di masyarakat non Barat atau di negara-negara
Berkembang dimana faktor eksternal telah mempengaruhi
penurunan tingkat mortalitas tanpa bersamaan dengan
penurunan angka kelahiran
• Teori transisi epidemiologi menggambarkan perubahan pola
kesehatan dan penyakit dengan fokus pada tingkat mortalitas
dan fertilitas serta interaksi antara faktor sosial, ekonomi,
demografi dan variabel kesehatan
Tiga tahap transisi epidemiologi paralel
dan mempengaruhi tiga tahap transisi
demografi, yaitu:
1. Masa wabah dan kelaparan
Prevalensi peny endemik tinggi, status gizi buruk dan peny infeksi
merajalela, kelahiran dan kematian tinggi serta pertumbuhan
penduduk rendah. Struktur keluarga besar dengan jumlah anggota
keluarga yang banyak, generasi dalam rumah tangga berlipat ganda
dan gaya hidup dominan terpusat pada keluarga. Fungsi perempuan
sebagai ibu tanpa hak atau tanggung jawab di luar rumah.
2. Masa penyusutan pandemi
Penyakit dan kelaparan menurun, angka mortalitas menurun, angka
kelahiran naik dan penduduk tumbuh. Keluarga besar masih banyak
terutama di pedesaan tetapi keluarga inti menjadi lebih biasa
ditemui di perkotaan. Perempuan mulai terlibat dalam aktivitas di
luar rumah
Lanjutan
3. Masa penyakit degeneratif dan penyakit akibat ulah
manusia
Kondisi sosek dan lingkungan membaik, peny infeksi dan gizi buruk
menurun. Angka kelahiran dan jumlah penduduk stabil. Penyakit
jantung, kanker, stroke dan penyakit akibat paparan pekerjaan
menjadi penyebab kematian. Keluarga kecil sudah menjadi norma.
Emansipasi perempuan meningkat dan peran tradisional menjadi
lebih berpendidikan dan berorientasi karier
Model transisi
• Model klasik – negeri-negeri Barat
❖Socio-economic dan peningkatan sanitasi
❖Tindakan perbaikan perawatan kesehatan

• Lambat – negara-negara sedang berkembang


❖Peduli kesehatan – sedikit perbaikan sosial ekonomik
❖Less decline in fertility – population growth

• Percepatan – Jepang
❖Peningkatan Socio-economik, peningkatan sanitasi
dan peningkatan perawatan kesehatan
Contoh: Kematian per 1000 penduduk
di Berlin, 1715-1980

3/26/2021
Transisi Epidemiologi
7

Dari Imhof 1985


Kematian pada perbedaan kelompok
umur di Berlin, 1720-1980

3/26/2021
Dari Imhof
1985
Life expectancy at birth
dalam tahun di Jerman, 1720-
1980

From Imhof
1985
PROSES PENELITIAN
EPIDEMIOLOGI DALAM
KESEHATAN
REPRODUKSI
• Metode epidemiologi digunakan untuk mendefinisikan masalah
kesehatan reproduksi, menjelaskan penyebab masalah ini,
menguji intervensi dan mengevaluasi program.
• Definisi masalah termasuk gambaran populasi yang
terpengaruh, etiologi masalah kesehatan, identifikasi faktor
risiko yang bisa diubah/dikendalikan dan melakukan surveilans
untuk mendeteksi tren masalah.
• Pengurangan faktor risiko melalui intervensi tergantung pada
penilaian yang akurat pada perbandingan safety dan efficacy
intervensi dan treatmen yang diusulkan.
• Epidmeiologi analitik digunakan untuk menguji intervensi.
Metode epidemiologi dan hasilnya digunakan untuk menilai
apakah program berdasarkan intervensi dan treatmen yang
tepat dan apakah program dan treatmen digunakan secara
tepat.
• Cost-benefit analysis diaplikasikan untuk menentukan apakah
intervensi menggunakan sumber daya terbaik yang tersedia.
Penggunaan metode
epidemiologi dalam kespro
• Identifikasi masalah
• Penduduk spesifik mana yang terkena
• Faktor resiko
• surveilans
• Pengujian hipotesis
• Kasus kontrol atau kohort, atau intervensi
• Intervensi
• Perbandingan keamanan
• Perbandingan efek
• Evaluasi
• Faktor efek
• Faktor biaya mana yang lebih murah
Identifikasi Masalah
• Masalah ditetapkan melalui fenomena yang diobservasi atau
diukur
• Masalah penelitian difokuskan pada variabel hasil kesehatan yang
diidentifikasi dalam epidemiologi kespro seperti masalah AKB,
AKI, BBLR, kanker, defek lahir, dll.
• Definisi kasus sangat diperlukan untuk menghindari bias
identifikasi
• Definisi kasus adalah kumpulan kriteria klinisstandar untuk
menentukan adanya status atau kejadian terkait kesehatan
tertentu.
• Identifikasi masalah 🡪 pada penduduk spesifik yang mana,
penyebab masala, faktor resiko, surveilans, reduksi faktor resiko
berdasarkan intervensi yang aman dan efektif
Pengujian Hipotesis
• Hipotesis penelitian dirumusakn untuk menghubungkan hasil
kesehatan dengan pajanan lingkungan yang dicurigai.
• Uji hipotesis disebut uji signifikansi
• Peneliti biasanya mencoba mendesain uji signifikamsi
sehingga uji tersebut memiliki kekuatan yang tinggi.
• Kekuatan 🡪 kemampuan studi untuk mendeteksi perbedaan
tertentu dari ukuran tertentu jika perbedaan benar-benar ada

Desain Studi
Desain Studi

• Desain studi adalah peta jalan yang memandu peneliti dalam


mengevaluasi hipotesisnya yang berasal dari masalah
kesehatan masyarakat yang dikenali.
• Harus memberikan panduan mengenai pengumpulan dan
analisis data dengan cara sedemikian rupa untuk
meminimalkan peluang bias dan pernacu.
• Bebebrapa desain studi lebih baik digunakan untuk
memungkinkan kita membahas kriteria guna menarik
kesimpulan tentang kausalitas
Contoh 1
• Proyek pendekatan risiko di Shunyi pada
kesehatan perinatal (Yan et al., 1989) yang
dilakukan di Kota Shunyi, Republik Rakyat Cina,
menunjukkan bahwa metode epidemiologi
diaplikasikan untuk definisi masalah, intervensi
dan testing serta evaluasi program. Proyek
pendekatan risiko untuk memperbaiki pelayanan
kesehatan perinatal mulai pada tahun 1983 dan
berlangsung selama 5 tahun.
Identifikasi Masalah
• Peneliti mengumpulkan data 1914 perempuan hamil dan 1928
bayinya serta 50 kasus kematian perinatal.
• Peneliti menemukan bahwa 151 per 1000 perempuan
mengalami hypertensi selama kehamilannya dan 1 per 1000
mengalami eklampsia.
• Angka kematian perinatal pada bayi yang lahir dari perempuan
tersebut meningkat. Seperti, kematian perinatal pada bayi
yang lahir dari perempuan yang mengalami hypertensi ringan
selama kehamilannya adalah 4,6 per 1000 kelahiran atau 2 kali
lebih besar dibandingkaan dengan kehamilan tanpa komplikasi
karena gangguan ini.
• Angka kematian bayi yang lahir dari perempuan yang
mengalami hipertensi lebih buruk lagi yaitu 10,8 per 1000
kelahiran.
Intervensi dan Testing
• Untuk menurunkan insiden pre eklampsia, eklampsia dan
kematian perinatal karena gangguan hypertensi selama kehamilan,
peneliti memulai sejumlah intervensi.
• Edukasi 🡪pasien tentang pentingnya istirahat, gizi yang tepat dan
tanda-tanda serta gejala eklampsia. Pada perempuan yang berisiko
tinggi dibutuhkan setiap minggu atau dua minggu sekali
melakukan pengukuran tekanan darah.
• Pelatihan 🡪 petugas pelayanan kesehatan dan mengajari dokter
desa untuk mengukur tekanan darah dan mengecek peralatannya.
• Edukasi 🡪 Praktisi di rumah sakit kota diajari bagaimana
mendiagnosa dan mengobati gangguan hypertensi, membuat
rujukan yang tepat ke rumah sakit kabupaten dan mengikuti
protokol yang telah disusun untuk monitoring pada semua
perempuan yang hamil
Evaluasi Program
• Surveilans 🡪 menilai dampak intervensi. Dari tahun 1984-
1986, insiden pre eklampsia menurun dari 1,8 menjadi 0,4%
dan kematian perinatal pada perempuan yang mengalami
komplikasi gangguan ini menurun dari 10,8 per 1000 kelahiran
menjadi 0.
• Kesimpulan 🡪 intervensi program sudah sukses besar dalam
menurunkan kesakita ibu dan bayi serta kematian karena
gangguan hipertensi saat kehamilan
Contoh 2
Identifikasi Masalah
• Satu diantara 3 wanita USA merokok, satu
diantara 4 wanita USA tetap merokok pada masa
hamil.
• Prevalensi meningkat sesuai dengan
perkembangan ekonomi
• Di USA telah dilakukan surveilans di 6 negara
sejak tahun 1988 mempergunakan Pregnancy
Assessment Monitoring System
Intervensi
• Uji efek penghentian kebiasaan merokok melalui
konseling para wanita yang ingin berhenti
merokok, dibandingkan dengan wanita yang
tetap merokok
• Ternyata wanita yang berhenti merokok sejak 5
bulan kehamilan mempunyai bayi dengan rata-
rata yang sama dengan rata-rata berat bayi dari
ibu yang tidak pernah merokok
Evaluasi Program
• Menggunakan epidemiologi analitik, program
pemberhentian merokok pada masa hamil, setiap 1$
yang digunkaan untuk program intervensi
menyelamatkan 5 $ untuk perawatan bayi berat lahir
rendah

Anda mungkin juga menyukai