KETUA
: AYU ANNISA CHARANTIA (1102011055)
SEKRETARIS : ANNISA EKA NOVA W
(1102011032)
ANGGOTA :
AIRIZA ASZELEA ATHIRA
AJENG ASTRINI NUR KANNIA
ANNISA NADYA KARMELITA
ANNISA FADHILAH
CINDIKIA AYU SHOLEKHA HANI
CINDY AULIA MAESSY
DANIA AHDARIYAH PUTRI
INDAH NUR P
(1102010011)
(1102010012)
(1102011030)
(1102011033)
(1102011065)
(1102011066)
(1102011069)
(1102011125)
SKENARIO 1
Kesehatan Ibu, Anak, dan Remaja
Wanita umur 16 tahun, datang ke puskesmas diantar oleh
teman lelakinya dengan perdarahan segar dan banyak lewat
jalan lahir sejak 1 hari yang lalu. Menurut temannya, wanita
tersebut merupakan kekasihnya yang sedang mengandung,
mereka telah berhubungan dekat sejak kelas 2 SMP.
Sebelumnya pasien pergi ke dukun untuk menggugurkan
kandungan, diajak oleh tetangganya yang pernah
menggugurkan kandungan karena anaknya yang sudah
terlalu banyak dan masih kecil kecil, pasien juga ada
riwayat minum obat perluruh haid atau obat penggugur
kandungan, namun saying keadaan pasien sudahtidak dapat
ditolong lagi saat tiba di puskesmas.
Sasaran belajar
LI.1
Definisi
Suatu kehamilan yang oleh karena suatu sebab
maka keberadaannya tidak diinginkan atau
diharapkan oleh salah satu atau kedua calon
orang tua bayi tersebut.
Kehamilan ini bisa merupakan akibat suatu
prilaku seksual/hubungan seksual baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja.
Faktor Penyebab
1. Kehamilan akibat pemerkosaan
2. Kehamilan pada saat yang tidak diharapkan
3. Kehamilan yang terjadi akibat hubungan
seksual di luar nikah
4. Alasan karir atau masih sekolah
5. Persoalan ekonomi
6. Kegagalan kontrasepsi
Dampak resiko
2. Penyimpangan perilaku
kesehatan dan perilaku
beresiko
Perilaku Kesehatan
Suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan.
Contoh penyimpangan kesehatan :
merokok, konsumsi junkfood, konsumsi alkohol,
bergonta ganti pasangan (penyimpangan
kesehatan reproduksi), tidak menerapkan pola
hidup sehat dan bersih.
Perilaku Beresiko
Perilaku yang dapat membahayakan aspek-aspek
psikososial sehingga remaja sulit berhasil dalam melalui
masa perkembangannya. Perilaku berisiko dilakukan
remaja dengan tujuan tertentu yaitu untuk dapat
memenuhi perkembangan psikologisnya.
Contoh : Merokok, penggunaan narkoba agar diterima
teman sebayanya atau bukti kemandirian dari orang tua
Konsekuensi medis dari perilaku berisiko dapat
berdampak jangka pendek maupun jangka panjang dari
tingkah laku berisiko.
Definisi
merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri
sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
dengan maksud mencegah kesakitan dan
kematian di masa yang akan datang.
Penelusuran ini memungkinkan tenaga
kesehatan menentukan hubungan antara faktor
penyebab yang dapat dicegah dan
kesakitan/kematian yang terjadi.
merupakan kegiatan death and case follow up.
Mekanisme pencatatan
Indikator mortalitas
1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau
Crude Death Rate (CDR).
Angka yang menunjukkan banyaknya
kematian per 1000 penduduk pada
pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah
tertentu.
x 1000
ANTE
NATAL
PERSALINAN
BERSIH DAN
AMAN
PELAYANAN
OBSTETRI
ESENSIAL
4T (Terlambat)
1. Terlambat deteksi dini adanya resiko tinggi
pada ibu hamil di tingkat keluarga
2. Terlambat untuk memutuskan mencari
pertolongan pada tenaga kesehatan
3. Terlabat untuk datang di fasilitas pelayanan
kesehatan
4. Terlambat untuk mendapatkan pertolongan
pelayanan kesehatan yang cepat dan
berkualitas di fasilitas pelayanan kesehatan
4T (Terlalu)
1.
2.
3.
4.
Terlalu muda
Terlalu tua
Terlalu sering
Terlalu banyak
Anemia
Gamelli
Malaria
Kehamilan dengan
TBC paru
kelainan letak
Penyakit jantung
Perdarahan dalam
Diabetes Melitus
kehamilan
Infeksi Menular Sekual
Riwayat Obstetrik buruk
Preeklamsi
Eklamsia
Zina
Zina (bahasa Arab : , bahasa Ibrani :
zanah ) adalah perbuatan bersanggama antara
laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh
hubungan pernikahan (perkawinan). Secara
umum, zina bukan hanya di saat manusia telah
melakukan hubungan seksual, tapi segala
aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak
kehormatan manusia termasuk dikategorikan
zina.
Aborsi
Dan barang siapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di
dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya
adzab yang besar( Qs An Nisa : 93 )
Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh
hukumnya makruh. Dan jika sampai pada waktu
peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram.
Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak
diketahui secara pasti, maka tidak boleh
menggugurkan janin jika telah mendekati waktu
peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian .
Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama
madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang
ulama dari madzhab SyafiI .( Hasyiyah Ibnu
Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 )
Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya
haram. Dalilnya bahwa air mani sudah tertanam dalam
rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita
sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak
wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini
dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu
Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53,
Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya
(empat bulan) , telah dianggap benda mati, maka tidak
perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga
bisa dikatakan bahwa menggugurkan kandungan dalam
fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya
dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah
peniupan roh hukumnya tetap haram, walaupun
diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan
keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat ini
dianut oleh Mayoritas Ulama.
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan
suatu (alasan) yang benar. ( Q.S. Al Israa: 33 )
Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah
ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu merupakan satusatunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian.
Karena menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari
pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu
lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan
janin belum yakin dan keberadaannya terakhir.
( Mausuah Fiqhiyah : 2/57 )