Anda di halaman 1dari 8

Perancangan Strategi Pemasaran Merek

Kosmetik Emina dengan Pendekatan Design


Thinking
Kelompok 4
1. Dhimas Pandu W.
2. Adinda Sptimerry A.D.
3. Moh Bayu Nordinanta
4. Ahmad Syamsul Arifin
5. Rendika Triski A.
6. Siti Umi Hanik
7. Desyla A.R.Q.
A. Pendahuluan
Emina Cosmetics merupakan merek kosmetik yang didirikan oleh Paragon pada tahun
2015 untuk menjawab kebutuhan kosmetik bagi remaja wanita Indonesia. Dengan tagline
“Born to be Loved”, Emina mengingatkan bahwa setiap wanita memiliki keunikan dan
kecantikannya masing-masing, tidak ada yang perlu diperbaiki atau ditutupi dari penampilan
fisik seseorang.
Dalam menggaet konsumennya, Emina telah melakukan berbagai strategi pemasaran,
mulai dari word of mouth, iklan, promosi, hingga membentuk komunitas remaja yang bernama
Emina Girl Gang Ambassador (EGGA). Tetapi, hasil dari penelitian Dewi dan Wahyuni
(2020) menunjukkan bahwa strategi word of mouth dari Emina Cosmetics masih perlu
mengoreksi sistem internal agar program ini dapat berjalan dengan lebih baik lagi kedepannya
[1]. Dengan persaingan industri kosmetik yang semakin ketat, diperlukan strategi pemasaran
yang mampu menarik konsumen untuk menggunakan produk baru tersebut. Emina harus
memiliki strategi komunikasi pemasaran yang inovatif dan sesuai dengan target audiens
melalui online maupun offline.
B. Metodologi Penelitian
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode design thinking, yaitu
metode penyelesaian masalah yang berfokus pada pengguna atau user. Metode design
thinking terdiri dari lima tahap, dimulai dari empathize, define, ideate, prototype, dan diakhiri
dengan testing. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner dan
wawancara.
1. Empathize
Pada tahap empathize, peneliti melakukan riset pengguna (user research) dengan
mengumpulkan data kuantitatif melalui kuesioner dan data kualitatif melalui wawancara.
2. Define
Pada tahap define, peneliti mendefinisikan masalah yang dihadapi oleh pengguna
berdasarkan wawasan (insight) yang didapat dari tahapan empathize.
3. Ideate
Pada tahap ideate, peneliti melakukan pengembangan ide atau brainstorming yang
bertujuan untuk menemukan solusi yang tepat agar dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh pengguna.
4. Prototype
Pada tahap prototype, peneliti mengimplementasikan ide yang sudah dibuat ke dalam
sebuah strategi pemasaran sehingga dapat mengkomunikasikannya kepada pengguna dan
dapat mengetahui respon dari pengguna melalui tahap testing.
5. Testing
Pada tahap testing, peneliti melakukan pengujian terhadap prototype yang sudah
dibuat dengan menyebarkan prototype strategi pemasaran kepada responden.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Empathize (Empati)
Tahap empathize mencakup kuesioner dan wawancara daring kepada responden.
Peneliti melakukan purposive sampling dengan kriteria inklusi dalam kuesioner ini adalahr
emaja wanita berusia 13-18 tahun dan berdomisili di Indonesia. Jumlah responden yang
memenuhi kriteria inklusi kuisioner sebanyak 40 orang responden, sedangkan jumlah
responden yang memenuhi kriteria inklusi wawancara sebanyak 6 orang responden. Hasil dari
kuesioner dan wawancara diolah sehingga dihasilkan user persona dan empathy map yang
menunjukkan perilaku dan kebiasaan dari pengguna, permasalahan yang dihadapi oleh
pengguna dan keinginan dari pengguna dalam suatu produk kosmetik. User persona dan
empathy map dapat dilihat melalui tabel berikut.
2.Define
Pada tahap define, peneliti mendefinisikan dan menentukan masalah yang dihadapi
oleh pengguna berdasarkan wawasan (insight) yang didapat dari tahapan empathize.
Berdasarkan hasil kuisioner kepada 40 responden, ternyata masih banyak pengguna yangbelum mengetahui kondisi kulit mereka. Selain itu,
produk skincare di pasaran masih banyak
yang mengandung alkohol, yang mana hal ini menjadi kekhawatiran pengguna produk
perawatan kulit karena dapat membuat kulit terasa perih ataupun panas. Melalui hasil
kuisioner tersebut, peneliti menyadari adanya kesenjangan komunikasi antara Emina dengan
target konsumen, karena Emina sendiri sudah mempunyai produk yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka, yaitu Emina seri Skin Buddy. Untuk memastikan asumsi
tersebut, peneliti melakukan wawancara kepada 6 remaja wanita sebagai target pasar brand
Emina. Dari hasil wawancara tersebut, 5 dari 6 responden belum mengetahui bahwa Emina
mempunyai seri Skin Buddy. Karena masih ada kesenjangan komunikasi antara brand dengan
konsumen, maka peneliti memutuskan untuk membuat problem statement sebagai berikut:
“Bagaimanakah kita meningkatkan kesadaran merek (brand awareness) untuk Emina seri Skin
Buddy sehingga remaja wanita tertarik untuk membeli produk Emina seri Skin Buddy?”
3.Ideation
Ideation merupakan tahapan penentuan solusi terhadap permasalahan yang didapat
pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengembangan ide atau
brainstorming yang bertujuan untuk menemukan solusi yang tepat agar dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh pengguna. Peneliti juga mengumpulkan berbagai strategi
pemasaran, baik dalam bentuk kolaborasi, bentuk experience dalam menggunakan produknya,
hingga strategi pemasaran di media sosial. Melalui hasil empathize sebelumnya, campaign dan
key message yang muncul di tahap ideation ini adalah #BestBuddies karena peneliti merasa
akan menjadi campaign yang paling tepat dan relevan untuk konsumen secara umum
4.Prototype
Tahap prototype merupakan tahap aplikasi strategi pemasaran yang disesuaikan
dengan hasil dari tahapan-tahapan sebelumnya. Prototype strategi pemasaran Emina seri Skin
Buddy dapat dilihat melalui tabel berikut.

5.Testing
Pada tahapan ini, peneliti akan melakukan testing atau pengujian terhadap prototype
yang sudah dibuat dengan tujuan untuk validasi bahwa strategi pemasaran yang dibuat dapat
membantu menjawab permasalahan yang sedang dihadapi. Pengujian dilakukan dengan
menyebarkan strategi pemasaran prototype kepada remaja wanita yang memenuhi kriteria
inklusi. Melalui interview kepada 6 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut.
1. 6 dari 6 responden tertarik untuk mencoba produk Emina Skin Buddy.
2. 5 dari 6 responden menjadi sadar bahwa Emina Skin Buddy memiliki
kandungan Hyaluronic Acid dan Calendula.
3. 5 dari 6 responden tertarik untuk membeli produk Emina Skin Buddy.
4. 6 dari 6 responden tertarik untuk mengikuti Emina Challenge dan menulis
D. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil
penelitian sebagai berikut:
1. User persona dari target konsumen merek kosmetik Emina yang didapatkan dengan
metode kuisioner dan wawancara adalah remaja wanita berusia 13-18 tahun dengan
sosioekonomi kelas menengah dan tinggal di daerah urban di Indonesia. Empathy map
dari target konsumen merek kosmetik Emina yang didapatkan dengan metode kuisioner
dan wawancara adalah target konsumen menginginkan produk perawatan kulit dengan
harga terjangkau dan mempunyai formula yang cocok di kulit mereka.
2. Rancangan strategi pemasaran yang paling tepat dan relevan untuk merek kosmetik
Emina dengan pendekatan design thinking adalah merancang marketing campaign
dengan pesan utama #BestBuddies yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap triggers,
tahap experience, dan tahap amplify.
3. Rancangan strategi pemasaran pada merek kosmetik Emina dengan pendekatan design
thinking menunjukkan hasil yang baik merujuk pada hasil wawancara.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai