Anda di halaman 1dari 20

REGULASI HUKUM

BAGI PENGGIAT
UMKM
Eka mandayanti,S.H.,M.H.
ARTI USAHA KECIL DAN MENENGAH YANG
DIKENAL DALAM UU 20/2008 SEBAGAI
BERIKUT:
 Pasal 1 angka 2 UU 20/2008:
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

(Memiliki aset atau kekayaan bersih hingga Rp 50 juta,


tidak termasuk tanah atau bangunan tempat usaha)
 Pasal 1 angka 3 UU 20/2008:
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadibagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang- Undang ini.
(Omzet penjualan tahunan hingga Rp 300 juta)
UKM DI UU NO 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN
 Baik usaha kecil maupun usaha menengah, keduanya merupakan
usaha yang didirikan oleh orang perorangan atau badan usaha.
Mengacu pada definisi pengusaha dalam Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(“UU Ketenagakerjaan”), dikatakan antara lain bahwa
pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang menjalankan suatu perusahaan.Ini artinya,
pelaku Usaha Kecil dan Menengah (“UKM”) juga termasuk
pengusaha yang dikenal dalam UU Ketenagakerjaan. Antara
pekerja UKM dengan pelaku UKM sebagai pengusaha tercipta
hubungan kerja, yaitu hubungan antara pengusaha sebagai
pemberi kerja dengan pekerja/buruh. Hubungan kerja ini
didasari pada perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan,
upah, dan perintah. Dengan demikian, UU Ketenagakerjaan
berlaku bagi pekerja UKM.
PASAL 1 (5) UU KETENAGAKERJAAN

 Pengusaha adalah:
- orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang menjalankan suatu perusahaan
milik sendiri;
- orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya;
- orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang berada di Indonesia mewakili
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b yang berkedudukan di luar
wilayah Indonesia.
USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH BERASASKAN:
 kekeluargaan;
 demokrasi ekonomi;
 kebersamaan;
 efisiensi berkeadilan;
 berkelanjutan;
 berwawasan lingkungan;
 kemandirian;
 keseimbangan kemajuan; dan
 kesatuan ekonomi nasional.
TUJUAN PEMBERDAYAAN USAHA
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH:
 mewujudkan struktur perekonomian nasional
yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan;
 menumbuhkan dan mengembangkan
kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri; dan
 meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan rakyat dari kemiskinan.
KRITERIA
Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
- Memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
- Memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
KRITERIA USAHA KECIL ADALAH
SEBAGAI BERIKUT:
 memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
 memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
KRITERIA USAHA MENENGAH
ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
 Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah).
DASAR HUKUM
- Undang- Undang Dasar 1945 ( Pasal 5 Ayat (1),
Pasal 20, Pasal 27 Ayat (2), dan Pasal 33)
- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
- UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
- Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah
PEMERINTAH MENERAPKAN BEBERAPA REGULASI YANG
DIBUTUHKAN UNTUK MELINDUNGI PARA PELAKU UMKM DAN
MEMBUAT SEKTOR INI LEBIH TERTATA:

- Perizinan UMKM
- Regulasi Perpajakan
- Regulasi Pendanaan
- Kemitraan
1. PERIZINAN UMKM
- (Surat Izin Usaha Perdagangan)
- Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) yang diatur
oleh Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun
2014.
2. REGULASI PERPAJAKAN
 Pemerintah memberikan kelonggaran perpajakan untuk kalangan para
pelaku UMKM. Bagi mereka yang baru merintis usaha dengan modal
terbatas dan omzet tak lebih dari Rp4,8 miliar setahun, tarif pajak yang
diterapkan sebelumnya terasa memberatkan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 23 tahun 2018 agar bisa memberikan ruang lebih bagi kalangan
usaha mikro, kecil dan menengah untuk berkembang.

 Lewat regulasi terbaru UMKM yang mengatur tentang Pajak Penghasilan


(PPh) atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib
pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, atau tarif PPh Final yang
dikenakan UMKM diturunkan menjadi 0,5% dari sebelumnya 1%.
Penurunan tersebut diharap bisa mendorong pengusaha UKM berperan
serta dalam kegiatan ekonomi formal dan bisa mempermudah dalam
melakukan kewajiban perpajakan. Nah, ketentuan ini diharapkan bisa
mendorong kepatuhan perpajakan di kalangan pelaku UMKM. Karena
salah satu permasalahan pajak di Indonesia adalah masih rendahnya
tingkat kepatuhan pembayaran dan pelaporan pajak yang akhirnya
membuat rendahnya rasio pajak di Indonesia.
3. REGULASI PENDANAAN
 Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR adalah kredit
atau pembiayaan yang diberikan oleh
perbankan kepada UMKM yang feasible, tetapi
belum bankable.
 KUR bertujuan untuk meningkatkan dan
memperluas pelayanan bank kepada UMKM
produktif, meningkatkan kapasitas daya saing
UMKM, mendorong pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, serta menanggulangi
kemiskinan. Jenis pinjaman ini berbeda
dengan pinjaman lainnya karena memiliki suku
bunga yang lebih rendah dari yang biasanya.

 Beberapa perbankan milik pemerintah yang menyediakan
fasilitas ini seperti BRI, BNI, BTN maupun Bank Mandiri. Selain
itu, perbankan daerah seperti BPD juga turut menyediakan
pinjaman ini. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian menetapkan kebijakan KUR baru sesuai
dengan Peraturan Menko Perekonomian Nomor 11 Tahun 2017
berlaku sejak 1 Januari 2018.

 Dalam kebijakan ini, suku bunga KUR ditetapkan sebesar 7


persen per tahun dan skema subsidi yang bervariasi untuk setiap
kategori KUR di kisaran 5,5 persen hingga 14 persen. Kemudahan
penyaluran dan bunga terjangkau membuat banyak UMKM
berminat terhadap jenis pinjaman ini. Sepanjang 2018, total
plafon penyaluran KUR pun mencapai Rp123.631 triliun yang
disalurkan ke berbagai sektor produktif. Seperti pertanian,
perburuan dan kehutanan, perikanan, industri pengolahan,
perdagangan, konstruksi dan jasa.
4. KEMITRAAN
 Salah satu kunci agar UKM bisa maju adalah dengan mengadopsi pola
kemitraan terutama dengan pelaku usaha besar yang telah memiliki
nama. Pemerintah pun telah mengatur regulasi tersebut dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

 Dalam pasal 30 dijelaskan jika pemerintah pusat dan pemerintah


daerah mengatur Usaha Besar untuk membangun Kemitraan dengan
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah untuk membangun
Kemitraan dengan Usaha Mikro dan Usaha Kecil.

 Pemerintah juga diwajibkan untuk menyediakan data dan informasi


pelaku Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yang siap
bermitra; mengembangkan proyek percontohan Kemitraan;
memfasilitasi dukungan kebijakan; dan melakukan koordinasi
penyusunan kebijakan dan program pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi serta pengendalian umum terhadap pelaksanaan Kemitraan.
SANKSI ADMINISTRATIF DAN
KETENTUAN PIDANA
 Pasal 39 (1) Usaha Besar yang melanggar ketentuan Pasal 35
ayat
(1) dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin
usaha dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) oleh instansi yang berwenang.
(2) (2) Usaha Menengah yang melanggar ketentuan Pasal 35
ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan
izin usaha dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) oleh instansi yang
berwenang.

(3) (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian


sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
KETENTUAN PIDANA
 Pasal 40 Setiap orang yang menguntungkan
diri sendiri atau orang lain dengan mengaku
atau memakai nama Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah sehingga mendapatkan kemudahan
untuk memperoleh dana, tempat usaha,
bidang dan kegiatan usaha, atau pengadaan
barang dan jasa untuk pemerintah yang
diperuntukkan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah).
Jadi, sudah siap nih
untuk membuka usaha?

Anda mungkin juga menyukai