Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KOPERASI

( UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN USAHA KECIL


MENENGAH DAN KOPERASI )
KELOMPOK 4 :
1. ASNI (19.11.1001.3443.088)
2. ADILA NOVIANTI (19.11.1001.3443.094)
3. ARDHA AYU D N (19.11.1001.3443.095)
4. FEBRIAN PRATAMA (19.11.1001.3443.106)
5. SIGIT GUNARSO (19.11.1001.3443.107)
6. NATALIA (19.11.1001.3443.135)
7. M SAHRUL MIRAJI (19.11.1001.3443.138)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2021/2022
KOPERASI
UNDANG – UNDANG
KOPERASI

Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Undang-undang No. 17 Tahun 2012

Koperasi yaitu badan usaha yang Tentang Perkoperasian, koperasi yaitu


beranggotakan orang - seorang atau badan hukum yang didirikan oleh
badan hukum koperasi dengan orang perseorangan atau badan
melandaskan kegiatannya berdasarkan hukum koperasi, dengan pemisahan
prinsip koperasi sekaligus sebagai kekayaan para anggotanya sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar modal untuk menjalankan usaha, yang
atas asas kekeluargaan. memenuhi aspirasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial,
dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip koperasi.
DASAR PEMBERLAKUAN UU. NO. 17/2012 TENTANG
PERKOPERASIAN

• Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (30 Oktober 2012). (Pasal 126)

• (Oleh karena itu), Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku lagi. (Pasal 124 ayat 1)
TUJUAN PEMBERLAKUKAN
UU. NO. 17/2012 TENTANG PERKOPERASIAN

Undang-undang ini disusun (dengan tujuan) untuk mempertegas jati diri koperasi, asas dan
tujuan, keanggotaan, perangkat organisasi, modal, pengawasan, peranan gerakan koperasi dan
pemerintah, pengawasan koperasi simpan pinjam dan penjaminan simpanan anggota koperasi simpan
pinjam, serta sanksi yang dapat turut mencapai tujuan pembangunan koperasi.
Dengan mengimplementasikan undang undang ini secara konsekuen dan konsisten akan
menjadikan koperasi Indonesia semakin dipercaya, sehat, kuat, mandiri, dan tangguh serta bermanfaat
bagi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
CAKUPAN UU NO. 17/2012 TENTANG
PERKOPERASIAN

10 PP
17 BAB 126 PASAL 6 PERMEN
10 PP
17 BAB 126 PASAL 6 PERMEN
PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
UU NO. 17/2012

1. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka


2. Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis
3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi
4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen
5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan
karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan
kemanfaatan Koperasi;
6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan
bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional
7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya
melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota. (Pasal: 6)
PERATURAN PEMERINTAH
KOPERASI

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2021 :

PP No. 7 Tahun 2021 memuat berbagai aturan kebijakan pada aspek kemudahan pendirian
usaha, perizinan, fasilitasi, akses pembiayaan, akses ke rantai pasok, hingga akses pasar bagi koperasi
dan UMKM.
Presiden Jokowi telah resmi menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2021 sebagai
turunan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, PP ini disinyalir dapat
memberikan kepastian dan pengembangan usaha guna meningkatkan kapasitas dan daya saing
koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(UMKM)
UNDANG-UNDANG UMKM
No. 20 Tahun 2008

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) :
Usaha Mikro adalah usaha milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau bukan merupakan cabang perusahaan yang dimiliki, maupun dikuasai, atau menjadi
bagian dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan diatur dalam Undang-Undang ini
PERATURAN PEMERINTAH UMKM
No. 7 TAHUN 2021

Patut diketahui, UU Cipta Kerja sudah merubah sebagian ketetapan yang ada berlaku di
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 perihal Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UU UMKM).
Salah satu ketetapan yang diubah yakni mengenai kriteria dari UMKM itu sendiri.
Tetapi UU Cipta Kerja cuma menetapkan kriterianya saja, tanpa mendeskripsikannya secara
terperinci. Sehingga, hanya diamanatkan untuk diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
(PP). Hal ini terjawab pada PP UMKM, tepatnya pada Pasal 35-36 PP UMKM 2021.
PERATURAN PEMERINTAH UMKM
No. 7 TAHUN 2021

PP No. 7 Tahun 2021 memuat beragam regulasi kebijakan pada aspek kemudahan pendirian
usaha, perizinan, fasilitasi, akses pembiayaan, akses ke rantai pasok, sampai akses pasar bagi koperasi
dan UMKM.
Sebanyak 49 peraturan turunan dari UU No. 11 Tahun 2020 perihal Cipta Kerja (UU Cipta Kerja)
sudah diundangkan pada 2 Februari 2021. Di antara 49 peraturan turunan tersebut, salah satu yang
diundangkan yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 perihal Kemudahan, Pelindungan, Dan
Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (PP 7 tahun 2021).
Sebelumnya, UU UMKM menerapkan kriteria UMKM yang didasarkan pada kekayaan bersih
dan hasil penjualan tahunan. Tetapi, kriteria ini diubah melalui UU Ciptaker. Dalam UU Ciptaker,
ukuran yang dipakai yakni berdasarkan modal usaha atau hasil penjualan tahunan.
KRITERIA UMKM
INDIKATOR UU UMKM PP UMKM
UMKM dikelompokkan berdasarkan UMKM dikelompokkan berdasarkan kriteria
Pengelompokan kekayaan bersih atau hasil penjualan modal usaha atau hasil penjualan tahunan.
tahunan. Kekayaan bersih ialah jumlah aset Modal usaha merupakan modal sendiri dan
UMKM setelah dikurangi dengan Hutang atau modal pinjaman untuk menjaankan kegiatan
Kewajiban. usaha.
1. Usaha Mikro : paling banyak Rp.50 1. Usaha Mikro: paling banyak Rp. 1 Miliar.
Juta. 2. Usaha Kecil : lebih dari Rp. 1 Miliar – paling
2. Usaha Kecil : Lebih dari Rp. 50 Juta- banyak Rp. 5 Miliar.
Kekayaan Bersih
atau Modal Usaha paling banyak Rp.500 Juta. 3. Usaha Menengah : lebih dari Rp. 5 Miliar-
3. Usaha Menengah : Lebih dari Rp. 500 paling banyak Rp. 10 Miliar.
Juta-paling banyak Rp.10 Miliar. Diluar tanah dan bangunan tempat usaha
Diluar tanah dan bangunan tempat usaha
LANJUTAN KRITERIA UMKM

INDIKATOR UU UMKM PP UMKM


1. Usaha Mikro : paling banyak 1. Usaha Mikro : Paling banyak
Rp. 300 Juta Rp. 2 Miliar
2. Usaha Kecil : lebih dari Rp. 300 2. Usaha Kecil : lebih dari Rp. 2
Juta – paling banyak Rp. 2,5 Miliar – paling banyak Rp. 15
Hasil Penjualan Tahunan Miliar Miliar
3. Usaha Menengah : lebih dari 3. Usaha Menengah : lebih dari
Rp. 2,5 Miliar – paling banyak Rp. 15 Miliar – paling banyak
Rp. 50 Miliar Rp. 50 Miliar
KESIMPULAN

Koperasi adalah kumpulan orang yang


bekerja sama demi kesejahteraan bersama.
Koperasi memiliki arti penting dalam
membangun perekonomian nasional,dengan
adanya koperasi dapat mengembangkan usaha-
usaha mikro yang ada pada suatu
wilayah.Seperti bersama membangun usaha
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai