Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang 2. الحمد هللا رب العالمين Segala puji untuk Allah, pemelihara semesta alam 3. الرحمن الرحيم Maha Pemurah, Maha Penyayang 4. ملك يوم الدين Yang Menguasai Hari Pembalasan 5. ايا ك نعبد واياك نستعين Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah saja kami memohon pertolongan 6. اهدناالصراط المستقيم Tunjukilah kami jalan yang lurus 7. صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم والالضالين Jalan orang-orang yang telah Engkau karunia Nikmat atas mereka, bukan (jalan) orang orang yang telah dimurkai atas mereka dan bukan jalan orang-orang yang sesat Penjelasannya Al-Fatihah artinya pembukaan. Surat ini pun dinamai Fatihatul kitab, yang berarti pembukaan kitab. Karena kitab Al-qur’an dimulai atau dibuka dengan surat ini. Di dalam surat ini Allah sebagai Rabbi atau Rabbun, yang berarti pemelihara, pengasuh, pendidik, penyubur, diikuti oleh ayat berikutnya yang menyebut dua nama Allah, yaitu Ar- Rahman “yang Mahamurah” dan “Ar-Rahim yang Maha Penyayang”tampaklah betapa pertalian Khaliq dengan makhluk-Nya, yang kelak di dalam Al-Quran akan diuraikan berulang-ulang. Kemudian pokok ajaran utama dari Al-Qur’an ialah tentang Hari pembalasan, Hari Kiamat, hari berbangkit, dari hal syurga dan neraka, semuanya telah tersimpul dalam ayat “Maliki Yaumiddin” yang mempunyai hari pembalasan. Sebagai kesempatan ibadah kepada Allah dan tidak ada ibadah buat yang lain, yaitu isi yang sejati dari Tauhid maka datanglah ayat, Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in” Hanya Engkau yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah tempat kami memohon pertolongan.” Untuk mencapai ridha Allah, Allah menunjukkan garis jalan-Nya yang harus ditempuh, lalu Allah mengutus Rasul-Rasul- Nya membawa syariat dan memimpin kepada manusia bagaimana menempuh jalan itu, isi Al- Qur’an yang ini tersimpul dalam ayat “ihdinash dhiraathal mustaqim” Kemudian Al-Qur’an itu berisi khabar yang menggembirakan bagi orang yang taat dan patuh. Kebahagiaan di dunia dan surga di akhirat yang di dalam istilah agama disebut wa’ad, ini telah terkandung didalam ayat “shirathalladzina an’amta ‘alaihim (jalan yang telah Engkau beri nikmat atasnya). Kemudian Al-Qur’an pun memberikan ancaman siksa dan adzab bagi orang yang lengah dan lalai, kufur dan durhaka yang disebut wa’id. Maka tersimpul pulalah kata AL-Qur’an pada ujung surat, tentang orang yang maghdhubi (terkena murka Allah) dan orang yang Dhaallin (orang yang sesat). Demikian pula, Al-Qur’an menceritakan keadaan umat-umat yang telah terdahuu, yang telah binasa dan hancur karena dimurkai Allah, dan diceritakan juga kaum yang sesat dari jalan yang benar. Itupun telah tersimpul didalam kedua kalimat maghdhubi dan dhaallin itu 1.Q.S. MARYAM : 65 رب السموات واالرض وما بينهما فاعبده واصطبر لعبادته هل تعلم لهسميا “Allah yang Menguasai semua langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah di dalam beribadah kepada-Nya. Apakah engkau mengetahui bahwa bagi-Nya ada yang menyamai?” Artinya Dialah yang menciptakan, Dialah yang Mengatur semuanya dan Dia pula yang Menguasai dan segala keputusan-Nya tidaklah dapat dibantah dan diubah, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah di dalam beribadah kepada-Nya, jangan ragu dan jangan ada perasaan bahwa ada yang kuasa selain Dia, cobalah fikirkan baik-baik adakah satu kekuasaan Allah di dalam mentadbirkan semua langit dan bumi ini 2. Q.S. Al-A’raf : 54 ان ربكم هللا الذي خلق السموات واالرض فى ستة ايام ثم استوى على العرش يغشى اليل النها ريطلبه حثيثاوالشمس والقمروالنجوم مسخرات بامره االله الخلق واالمر تبارك هللا رب العالمين “ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta Alam” Penjelasannya Bahwa dalam bahasa Arab, Allah mempunyai dua sifat pokok, yaitu ilah dan rabbun. Sebagai pencipta menjadikan dari tidak ada menjadi ada. Dia adalah Ilah. Tidak ada yang menciptakan alam ini selain Dia. Setelah alam ini Dia ciptakan, Dia pula yang terus mengatur, memelihara, menguasai dan mendidik. Dia sebagai Ilah oleh sebab itu tidak ada ilah yang lain kecuali Dia. Maka segala persembahan segala ibadah tertujulah kepada Allah sebagai Ilah. Dan di dalam mengatur, memelihara, mendidik, dan mneguasai yang sepenuhnya itu, tidaklah Dia bersekutu dengan yang lain. Dia sendirilah Rabbun, tidak ada Rabbun yang lain. Ini selalu dijelaskan karena banyak manusia mengakui bahwa Allah itu memang hanya satu, yaitu Allah, namun kelak dalam persembahan dan pemujaan dalam ibadah dan meminta tolong mereka persekutukan yang lain dengan Dia