Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 1

TEORI BARANG
SWASTA
BAB 2 EKONOMI PUBLIK 1

Ilham Adifahri (2111021086)


Wulan Dwi Lestari (2211021105)
Syifa Aini Az Zahra (2211021139)
Dwi Cahya Maulani (2211021140)
Muhammad Farhan Hamid (2251021010)
TEORI BARANG SWASTA
Barang-barang swasta, yaitu barang yang dapat
disediakan melalui sistem pasar yang menyebabkan
alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien .
Dalam bab ini akan membahas efisiensi alokasi sumber-
sumber ekonomi tanpa adanya campur tangan
pemerintah, kita akan membagi analisis menjadi dua
yaitu efisiensi konsumen & efisiensi produsen.
•EFISIENSI KONSUMEN

Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pasar, harga


barang dan jasa, upah dan sebagainya ditentukan oleh permintaan • Dalam masyakat hanya
dan penawaran. Dalam sistem perekonomian pasar yang sempurna, ada 2 orang konsumen, A
harga-harga merupakan data, yang berarti tidak ada satu pihak pun, dan B.
baik produsen maupun konsumen secara sendiri-sendiri dapat • b) Hanya ada dua barang
mempengaruhi harga. Hal ini disebabkan karena dalam sistem pasar swasta yang tersedia,
persaingan sempurna, seorang pengusaha ataupun pembeli hanya makanan dan pakaian.
merupakan sebagian yang sangat kecil sehingga peranannya • c) Distribusi pendapatan
menjadi tidak berarti. Bagi seorang konsumen, permintaannya akan sudah tertentu.
suatu barang hanya merupakan sebagian kecil dibandingkan dengan • Setiap konsumen, dalam
permintaan seluruh konsumen, sehingga ia tidak dapat menentukan berapa jumlah
mempengaruhi tingkat harga suatu barang dengan merubah
permintaannya akan barang tersebut, walaupun konsumen secara barang yang diminta
berkelompok dapat mempengaruhi tingkat sangat dipengaruhi oleh
harga. Dalam analisa efisiensi konsumen, ada beberapa asumsi harga barang-barang
yang digunakan untuk mempermudah analisis, yaitu : tersebut dan tingkat
pendapatan.
Diagram Keseimbangan
Konsumen
Kurva indifferen adalah kurva yang menghubungkan titik-
titik kombinasi (a set of combination) dari sejumlah barang
tertentu yang menghasilkan tingkat guna total sama kepada
konsumen, atau dengan mana konsumen berada keadaan
indifferen. Pada Gambar 2.1 konsumen (A) menunjukan
kurva indeferens bagi A sedangkan konsumen (B)
menunjukan hal yang sama yaitu kurva indeferens bagi B.
Apabila A menggunakan seluruh pendapatannya untuk
membeli makanan, ia akan memperoleh Omo unit makanan.
Apabila Ingin membeli pakaian dengan seluruh
pendapatannya, maka ia akan memperoleh Opo unit pakaian.
Setiap titik pada garis lurus PoMo menunjukan kombinasi
pakaian dan makanan yang dapat diperoleh dengan
pendapatannya.
D I A G R A M K O TA K
KONSUMEN
Gambar 2.2 merupakan diagram kotak konsumen yang diperoleh dengan membalikan sumbu
diagram konsumen (B) pada gambar 2.1 Keseimbangan konsumen (A) dan (B). Pada diagram ini
dapat dijelaskan atau dianalisis mengenai alokasi dan pakaian yang di dapat oleh masing-masing
konsumen. Pada titik T, kurva indeferens A (Ka2) berpotongan dengan kurva indeferens B (Kb3),
dimana individu A memperoleh sebanyak OaP1 unit sedangkan B mendapat pakaian sebanyak P1Pe
unit. Pada titik T, A mendapat makanan sebanyak OaP2 unit sedangkan B mendapat makanan
sebanyak P2Me unit. Kedua konsumen (A dan B) dapat memperoleh kepuasan yang lebih tinggi
dengan mengubah kombinasi makanan dan pakaian, sehingga titik T bukanlah merupakan titik
optimum. Pada titik D, konsumen A lebih banyakbmemiliki makanan daripada pakaian
dibandingkan pada titik T. Karena titikbD terletak pada kurva indeferens yang lebih tinggi (Ka3)
daripada titik T yang terletak pada kurva indeverens Ka2 maka kepuasan A di titik D lebih besar
daripada kepuasa A dititik T. Pada titik D kepuasan B tidak berubah dibandingkan pada titik T oleh
kerena kedua titik tersebut terletak pada kurva indeferens yang sama (Kb3).
Sebaliknya perpindahan posisi dari titik T ke titik F menyebabkan kepuasan B menjadi lebih besar
(dari Kb3 ke Kb4) sedangkan kepuasan A tidak berubah, tetap pada kurva indeferens Ka2.
Jadi, dari uraian diatas menjelaskan bahwa mekanisme pasar
tanpa adanya campur tangan pemerintah dapat menyebabkan
alokasi barang-barang yang efisien di antara para konsumen
akan tetapi tidak dapat memecahkan masalah distribusi barang
yang dianggap adil. Sehingga pemerintah harus campur tangan
dalam menangani masalah distribusi.
Untuk mengetahui kondisi pareto optimum maka kita harus mengetahui konsep tingkat pertukaran marginal
(TPM, marginal rate of substitution). TPM adalah angka yang menunjukkan kesediaan seorang konsumen
untuk menukarkan satu unit terakhir dari suatu barang untuk mendapatkan beberapa unit barang lainnya.
Setiap konsumen akan selalu menyamakan TPM-nya dengan harga relatif kedua barang, yaitu pakaian dan
makanan. Dengan kata lain konsumen selalu berusaha mencapai tingkat kepuasan. pada Diagram 2.1. Pareto
optimum akan tercapai apabila setiap orang mencapai titik keseimbangan, yaitu di mana bagi setiap orang
TPM mereka sama dengan harga relatif, yaitu di mana TPM A untuk makanan dan pakaian = TPM B untuk
makanan dan pakaian, atau dalam persamaan matematis disebutkan:
kepuasan marginal bagi makanan/kepuasan marginal bagi pakaian = Harga makanan/harga pakaian
KONDISI PARETO OPTIMUM
BAGI KONSUMEN
Kondisi di atas dapat ditunjukkan pula dengan Diagram 2.3. Perpindahan dari titik
F ke titik D akan menyebabkan salah satu individu mengalami penurunan
kepuasan, akan tetapi perpindahan dari titik T ke titik D atau F menyebabkan
kenaikan kepuasan salah satu sedangkan kepuasan individu lainnya tidak
mengalami perubahan. Sebaliknya, perpindahan dari titik Tke salah satu titik di
antara kedua titik F atau D akan menyebabkan kedua individu bersama-sama akan
memperoleh kenaikan kepuasan. Sebagaimana diuraikan di atas, dengan memulai
dari titik T kita memperoleh suatu kurva Kurva Kemungkinan Kepuasan (KKK).
Kalau kita memilih titik Pareto nonoptimal lainnya maka kita akan memperoleh
suatu Kurva Kemungkinan Konsumsi lainnya. Oleh karena itu, apabila kita
memulai analisis dengan mengambil titik Pareto nonoptimal lainnya maka kita
akan mendapatkan beberapa Kurva Kemungkinan Konsumsi lainnya.
Diagram 2.4. Kepuasan seluruh masyarakat yang maksimal ditunjukkan
dengan Kurva Kemungkinan Konsumsi yg paling kanan (KKK2). Dari
beberapa Kurva Kemungkinan Konsumsi kita bisa menemukan Kurva
Kemungkinan Konsumsi Besar (Kurva KKB; Grand Utility Possibility
curve) sebagaimana ditunjukkan pada Diagram 2.4. Kurva (Kurva KKB;
Grand Utility Possibility curve) diperoleh dengan cara mencari kurva KK
yang paling luar.

EFISIENSI PRODUSEN
Untuk menganalisis efisiensi produksi analisa Pareto dapat
pula dipergunakan. Kita anggap bahwa dalam perekonomian
hanya terdapat dua orang produsen yang menghasilkan dua
jenis barang (X dan Y), serta hanya menggunakan dua jenis
faktor produksi (Tanah, T, dan Tenaga kerja, B).
Tingkat produksi H, pada Diagram 2.6. dapat dicapai
dengan menggunakan tanah sebanyak T, unit dan tenaga
kerja sebanyak B₁, yang ditunjukkan oleh titik K pada
Diagram 2.7. akan tetapi pada Diagram 2.7. dengan
kombinasi tenaga dan tanah sebanyak T,B,, tetapi juga
dengan dapat pula diketahui bahwa tingkat produksi H,
tidak hanya dapat dicapai kombinasi T, dan B, T, dan B..
Jumlah tenaga yang digunakan dan tingkat produksi yang
dicapai ditentukan oleh besarnya dana yang tersedia, harga
dari tanah, dan upah tenaga.
Dengan upah dan sewa tanah tertentu, maka sejumlah dana
tertentu oleh produsen dapat digunakan seluruhnya untuk
membayar tenaga kerja sebanyak B1 orang atau ia dapat
menggunakan seluruh dana tersebut untuk menyewa tanah
seluas T1 Ha.

Diagram 2.5.b. menunjukkan kurva Hasil Fisik Total (HFT, total physical
product) dari penggunaan satu jenis faktor produksi. Pada Diagram 2.5.a.
tanah merupakan faktor produksi variable, sedangkan pada Diagram 2.5.b.
tenaga kerja yang merupakan faktor produksi variabel.
Berikut adalah:
1. Kurva Hasil Fisik Total HFT
2. Kurva Produksi Sama (KPS)
3. Kurva Anggaran
Diagram 2.10. menunjukkan bagaimana tenaga kerja dan tanah dipergunakan oleh dua
orang produsen yang menghasil- kan produk yang berbeda.
Dapat dilihat dari Diagram 2.10. bahwa perubahan alokasi penggunaan faktor produksi
tanah dan tenaga kerja di antara kedua produsen dapat menyebabkan kenaikan produksi
Dalam Diagram 2.9. keseimbangan produsen ditunjukkan oleh titik E, di pakaian sedangkan produksi makanan tidak mengalami perubahan. Sebaliknya perubahan
kombinasi penggunaan tanah dan tenaga kerja dapat pula menyebabkan kenaikan produksi
mana dengan dana yang tertentu produsen menghasilkan sebanyak H, dengan
makanan sedangkan produksi pakaian tidak mengalami perubahan
menggunakan tenaga kerja sebanyak OB orang dan OT, Ha tanah.
Dari Diagram 2.11. dapat dilihat bahwa pada kurva
kemungkinan produksi (KKP), peningkatan produksi
satu jenis barang hanya dapat dilakukan dengan
mengurangi produksi barang yang lain.

Analisis selanjutnya adalah bagaimana sistem pasar


persaingan sempurna dapat menentukan berapa
jumlah barang yang akan dihasilkan oleh produsen (X
dan Y) dan bagaimana kedua barang tersebut akan
didistribusikan di antara para konsumen ( A dan B)?

Jumlah barang yang diproduksikan tergantung oleh


harga kedua barang tersebut. Semakin mahal harga
suatu barang semakin banyak jumlah yang dihasilkan,
Kurva Kemungkinan Produksi (KKP) menunjukkan jumlah barang yang sebaliknya semakin murah harga suatu barang
dapat dihasilkan dengan penggunaan semua faktor produksi secara penuh semakin sedikit jumlah yang diproduksi
(fully employed). Berbeda dengan Kurva Kepuasan Besar (KKB) yang kan.
bentuknya tidak dapat ditentukan dengan pasti karena didasarkan pada
kepuasan yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, KKP dapat ditentukan
dengan pasti. Ini disebabkan karena KKP didasarkan pada penggunaan faktor
produksi yang dapat diukur secara kuantitatif.
Diagram 2.12. Jumlah makanan dan pakaian yang dihasilkan tersebut
harus didistribusikan di antara para konsumen yang ada.

Diagram 2.12. dengan membuat Diagram kotak (box diagram pada


Diagram 2.2). Segi empat OAPIOBMI menunjukkan banyaknya
makanan dan pakaian yang tersedia dalam masyarakat.

Jadi dari analisis konsumen dan produsen di atas, dapat disimpulkan


bahwa apabila semua pasar berada pada pasar persaingan sempurna
maka mekanisme pasar akan dapat memecahkan masalah alokasi
sumber ekonomi secara efisien tanpa adanya campur tangan pemeri
ntah

1. Konsumen akan mencapai kepuasan yang optimal, sebab 2. Produsen akan mencapai kepuasan yang optimal, sebab setiap
3. Nisbah harga barang konsumsi (PX/PY)
setiap konsumen akan berada pada keseimbangan konsumen, produsen akan berada pada keseimbangan produsen, yaitu di
menunjukkan berapa jumlah barang X dan
yaitu di mana: mana:
barang Y akan dihasilkan dalam
perekonomian.
Jadi Pareto Optimal dalam perekonomian akan
tercapai sebab
di mana: :
di mana:
MRTS = marginal rate of technical substitution
X dan Y = barang konsumsi
D dan C = individu produsen
P = harga
T dan B = faktor produksi
A dan B = konsumen
P= harga
Masalah Distribusi
Analisis di atas hanya menitikberatkan pada masalah
KRITERIA KOMPENSASI
alokasi sumber ekonomi yang efisien, akan tetapi tidak
Pasar persaingan sempurna akan menyebabkan menghiraukan masalah distribusi pendapatan. Alokasi
terjadinya pareto optimum bagi konsumen dan barang konsumsi yang terjadi dalam masyarakat sangat
produsen. tergantung pada distribusi penghasilan yang terjadi pada
Jadi dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat. Distribusi penghasilan dapat menjadi sangat
pada sistem pasar persaingan sempurna, tidak adil, pada ekstrimnya salah satu individu dapat
mekanisme harga dapat menjamin tercapainya memiliki seluruh barang konsumsi yang dihasilkan
efisiensi dalam alokasi barang konsumen dan sedangkan individu lainnya sama sekali tidak mendapat
alokasi faktor produksi. Sehingga beberapa ahli satu barang apapun, akan tetapi masyarakat konsumen
ekonomi berpendapat bahwa masalah distribusi tetap berada pada kondisi Pareto Optimal.
bukanlah wewenang ahli ekonomi, akan tetapi
menjadi wewenang para ahli filosof.
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai