Pendidikan
Pengalaman Praktik lapangan
SDN 01 SP Timbangan, Indralaya (1995-2001)
Puskesmas Merdeka Palembang(2012)
SMP Taman Siswa Palembang (2001-2004)
PBF IGM Palembang (2012)
SMA N 15 Palembang (2004-2007)
Apotek Kimia Farma Atmo Palembang (2012)
Diploma III Farmasi STIFI BP Palembang (2009-2012)
Gudang Farmasi DINKES Palembang (2012)
Sarjana Farmasi STIFI BP Palembang (2012-2015) Industri Nusantara Beta Farma Padang (2012)
PROFIL
DOSEN
Menkes
Dasar
Hukum
UU
kesehatan
No.36 tahun 2009
Dasar
Hukum
PP 51 tahun
2009
Dasar
Hukum
PERMENKES
72
RUMAH
SAKIT
Dasar
Hukum
PERMENKES
74
PUSKESMAS
Dasar
Hukum
PERMENKES
73
APOTEK
Praktik pelayanan farmasi klinik di Indonesia relatif baru berkembang pada tahun 2000-an,
dimulai dengan adanya beberapa sejawat farmasis yang belajar farmasi klinik di berbagai
institusi pendidikan di luar negeri.
Belum sepenuhnya penerimaan konsep farmasi klinik oleh tenaga kesehatan di rumah sakit
merupakan salah satu faktor lambatnya perkembangan pelayanan farmasi klinik di Indonesia.
pelayanan farmasi klinik didefinisikan sebagai penerapan tentang pengetahuan obat untuk
kepentingan pasien dengan memperhatikan kondisi penyakit pasien dan kebutuhannya untuk
mengerti terapi obatnya
Awal mula farmasi klinik
Perubahan
Drug oriented paradigma Patient oriented
<2009 2009 2009-now
pelayannan farmasi klinik tuntutan terapi obat sudah komprehensif, sehingga dapat dikatakan
bahwa pelayanan farmasi klinik berorientasi pada pasien, berorientasi pada penyakit,
berorientasi pada obat, dan dalam praktiknya berorientasi antar disiplin profesional.
Karakteristik pelayanan farmasi klinik di pelayanan kesehatan adalah:
1. Berorientasi kepada pasien.
2. Terlibat langsung di ruang perawatan di rumah sakit (bangsal).
3. Bersifat pasif, dengan melakukan intervensi setelah pengobatan dimulai dan memberi
informasi bila diperlukan.
4. Bersifat aktif, dengan memberi masukan kepada dokter sebelum pengobatan dimulai,
atau menerbitkan buletin informasi obat atau pengobatan.
5. Bertanggung jawab atas semua saran atau tindakan yang dilakukan.
6. Menjadi mitra dan pendamping dokter.
Ruang lingkup pelayanan farmasi klinik
Farmasi Klinik didefinisikan sebagai suatu keahlian khas ilmu kesehatan, bertanggung jawab
untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan sesuai pada pasien, melalu penerapan
pengetahuan dan berbagai fungsi terspesialisasi dalam perawatan pasien yang memerlukan
pendidikan khusus (spesialisasi) dan atau pelatihan terstruktur tertentu
pelayanan farmasi klinik di dunia dan khususnya di Indonesia perkembang sangat pesat,
buktinya :
Farmasis diberikan kesempatan untuk menjalankan farmasi klinik
Diterbitkannya standar pelayanan kefarmasian di faskes
PEMBAHASAN
AKTIVITAS PELAYANAN FARMASI KLINIK :
1. Pemantauan pengobatan
Hal ini dilakukan dengan menganalisis terapi, memberikan nasehat kepada praktisi kesehatan
tentang kebenaran pengobatan, dan memberikan pelayanan kefarmasian pada pasien secara
langsung.
AKTIVITAS PELAYANAN FARMASI KLINIK :
2. Seleksi obat
Aktivitas ini dilakukan dengan bekerja sama dengan dokter dan pemegang kebijakan di
bidang obat dalam penyusunan formularium obat atau daftar obat yang digunakan
AKTIVITAS PELAYANAN FARMASI KLINIK :
7. Uji klinik
Farmasis juga terlibat dalam perencanaan dan evaluasi obat, serta berpartisipasi dalam uji
klinik.
AKTIVITAS PELAYANAN FARMASI KLINIK :
Perlu diketahui bahwa paradigma pelayanan kefarmasian telah bergeser dari pelayanan obat
(drug oriented) menjadi pelayanan pasien (patient oriented) dengan mengacu kepada
Pharmaceutical Care
Manfaat pasti dari asuhan kefarmasian (therapy outcome) yaitu sembuh dari sakit,
menghilangkan atau mengurangi gejala sakit, menghentikan atau memperlambat proses
sakit, mencegah sakit atau gejala sakit dan yang berkaitan dengan manfaat lainnya adalah
tidak ada komplikasi atau gangguan lain yang dimunculkan penyakit, menghindarkan atau
meminimalkan efek samping obat dari pengobatan, menyediakan terapi yang hemat dan
melihara kualitas hidup pasien
Ruang Lingkup Pekerjaan Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK) Dalam Pelayanan
Farmasi Klinik
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penting karena terkait langsung dengan
pemberian pelayanan, khususnya Pelayanan Kefarmasian