Anda di halaman 1dari 13

MENU

Uji T-Test
Statistika
MENU HOME

Jenis Uji Test


Uji T-Test
Statistika KELOMPOK 5
One Sample Test

Studi Kasus

Yuyut Chafid A (045)


Paired Sample Rizal Yoga p (044)
Ubeid Brimbi S
Junesa Alvin A
Studi Kasus

Independent
MENU
Jenis Uji T-Test
Jenis Uji Test 01 Uji T-Test Satu Sampel
(One Sample Test)

One Sample Test

Studi Kasus
02 Uji T-Test Berpasangan
(Paired Test)
Paired Sample

Studi Kasus
03
Independent Sampel Test
Independent
MENU
One Sample Test
Jenis Uji Test Pengujian rata-rata satu sampel dimaksudkan untuk
menguji nilai tengah atau rata-rata populasi µ sama
dengan nilai tertentu µo, lawan hipotesis
alternatifnya bahwa nilai tengah atau rata-rata
One Sample Test populasi µ tidak sama dengan µo. Pengujian satu
sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu
nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding)
Studi Kasus berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata
sebuah sampel. Nilai tertentu di sini pada umumnya
adalah sebuah nilai parameter untuk mengukur
Paired Sample suatu populasi.

Rumus
Jika kita ingin menguji :
Studi Kasus : H0 : µ = µο lawan H1 : µ ≠ µο
H0 = hipotesa awal sedangkan H1 = hipotesa
Independent alternatif
MENU Studi Kasus
Jenis Uji Test
Pengusahan lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa tahan
pakai sekitar 800 jam. Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa masa
One Sample Test pakai lampu itu telah berubah. Untuk menentukan hal itu,
dilakukan penelitian dengan jalan uji coba 50 lampu. Ternyata rata-
ratanya 792 jam.
Studi Kasus Selidikilah dengan taraf nyata 0,05 apakah kualitas lampu itu sudah
berubah atau belum.
Paired Sample Jawab : Dengan memisalkan masa hidup lampu berdistribusi
normal, kita akan menguji :
Studi Kasus H0 : µο = 800 jam, berarti lampu itu masa pakainya sekitar 800 jam
H0 : µ ≠ 800 jam, berarti kualitas lampu telah berubah dan bukan
Independent
800 jam lagi.
Simpangan baku (ơ) = 60 jam
MENU Paired Sample Test
Jenis Uji Test Uji – t berpasangan (paired t-test) adalah
salah satu metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan tidak bebas
One Sample Test (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering
ditemui pada kasus yang berpasangan adalah
satu individu (objek penelitian) dikenai 2
Studi Kasus buah perlakuan yang berbeda. Walaupun
menggunakan individu yang sama, peneliti
tetap memperoleh 2 macam data sampel,
Paired Sample yaitu data dari perlakuan pertama dan data
RUMUS :
dari perlakuan kedua. Hipotesis dari kasus
ini dapat ditulis :
Studi Kasus

Independent
MENU Studi Kasus
Jenis Uji Test Seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas pengaruh model pembelajaran Cooperative
Learning type Jigsaw terhadap prestasi belajar matematika. Dari satu kelas hanya diambil
sample 10 siswa dan dilakukan tes prestasi sebelum dan sesudah diterapkan model
One Sample Test pembelajaran Cooperative Learning Type Jigsaw.
Dengan taraf signifikansi α = 0,05. Apakah terdapat
pengaruh model pembelajaran Cooperative learning type
Studi Kasus jigsaw terhadap prestasi belejar matematika ?
Penyelesaian:

Paired Sample

Studi Kasus

Independent
MENU Studi Kasus
Jenis Uji Test

One Sample Test

Studi Kasus

Paired Sample

Karena t hit = 4,250 > t0,05;9 = 2,262 disimpulkan


Studi Kasus untuk menolakHo , artinya pernyataan bahwa selisih
rata-rata antara sebelum dan sesudah diterapkan model
Cooperative Learning Type Jigsaw berbeda. Atau dapat
dikatakan terdapat pengaruh/efektif Cooperative
Independent learning type jigsaw terhadap prestasi belajar
matematika.
MENU Independent Sampel Test
Jenis Uji Test

Uji ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata


One Sample Test dua populasi/kelompok data yang independen.
Contoh kasus suatu penelitian ingin mengetahui
hubungan status merokok ibu hamil dengan
Studi Kasus berat badan bayi yang dilahirkan. Respondan
terbagi dalam dua kelompok, yaitu mereka yang
merokok dan yang tidak merokok. Uji T
independen ini memiliki asumsi/syarat yang
Paired Sample mesti dipenuhi, yaitu :
a. Datanya berdistribusi normal.
b. Kedua kelompok data independen (bebas)
Studi Kasus c. variabel yang dihubungkan berbentuk
numerik dan kategorik (dengan hanya 2
M1 = rata” skor sekelompok 1
kelompok)
Independent
M2 = rata” skor sekelompok 2
SS1 = sum of square kelompok 1
SS2 = sum of square kelompok 2
n1 = jumlah subjek/sampel kelompok 1
n2 = jumlah subjek/sampel kelompok 2
Studi Kasus Studi Kasus
End Seorang Guru ingin mengetahui pengaruh musik klasik terhadap kecepatan mengerjakan
puzzle pada anak TK. Setelah mendapatkan 16 orang anak Tk, ia mengacak mereka untuk
dimasukkan ke dalam 2 kelompok, yaitu KE dan KK. Pada KE diperdengarkan musik
klasik saat setiap anak mengerjakan puzzle, sedangkan pada KK mengerjakan hal yang
sama tanpa diperdengarkan apapun. Nilai yang diperoleh dari waktu (detik) yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan puzzle. Data adalah waktu (dalam detik) yang
dibutuhkan untuk mengerjakan puzzle.
Dengan taraf signifikasnsi α = 0,05.
Studi Kasus Studi Kasus
End
Penyelesaian :
1. Hipotesis Ho : tidak ada pengaruh musik klasik terhadap kecepatan mengerjakan
puzzle. H : ada pengaruh musik klasik terhadap kecepatan mengerjakan puzzle
2. Uji statistik t (karena α tidak diketahui atau n < 30).
3. α = 0.05
4. Wilayah kritik : t hit < t α ;(n-2) atau t hit > t α;(n-2).
5. Perhitungan
Studi Kasus Studi Kasus
End
Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai t hit sebesar 6,13. Untuk mengetahui
signifikansi nilai-t hitung yang diperoleh ini, maka perlu dibandingkan dengan
nilai-t tabel. Pada tabel dengan degreesof freedom sebesar 14 (df = N − 2 = 16 −
2) dan signifikansi (α) 0,05 diperoleh nilai t tab sebesar 2,145. Karena nilai t hit
lebih besar dari nilai t tab (6,13 > 2,145), berarti ada perbedaan waktu yang
signifikan dalam mengerjakan puzzle antara anak TK yang diperdengarkan
musik klasik dengan yang tidak diperdengarkan musik klasik. Dengan demikian,
Ho ditolak karena nilai-t yang diperoleh signifikan. Kesimpulan dari hasil
analisis statistik ini adalah ada pengaruh musik klasik terhadap kecepatan
mengerjakan puzzle.
Studi Kasus BACK

End

THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai