Anda di halaman 1dari 61

Pembelajaran Pada Anak

Tunalaras

Oleh:

Eva Susanto,S.Pd.I.S.Pd
Definisi Tunalaras
Hambatan Perilaku (tunalaras)

as
Gangguan atau hambatan atau kelainan
tingkah laku yang dilakukan dengan

la r
frekuensi tinggi, sehingga dapat merugikan
diri sendiri maupun orang lain, akibatnya
kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik
na
terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Dilakukan sebelum usia 18
tu
tahun danbelum menikah.
pengertian
Pengertian tunalaras
• Tunalaras diasosiasikan oleh orang awam
 anak atau remaja yang menimbulkan
keresahan dan keonaran, di sekolah,
masyarakat, seperti:
• Mencuri
• Mabuk-mabukan
• Penyalahgunaan NAPZA
• Perkelahian
• Perkosaan, dsb.
Pengertian tunalaras
Di sekolah 
• Membolos
• Melanggar tata tertib sekolah
• Merokok di sekolah
• Mabuk-mabukan
• dll
Pengertian tunalaras
Pengertian tunalaras
Tunalaras lebih luas, bukan hanya yang
nampak saja, yang tidak tampak juga masih
ada yang terkategori tunalaras, seperti:
• Autistik
• Self injurious behavior
• schizophrenia
APA ARTI TUNALARAS?

as
• TUNA  RUGI
• LARAS  SUAI

ar
RUGI KARENA TIDAK BISA
MENYESUAIKAN ..................... ???

n al
tu
MENGENAI ISTILAH

ISTILAH APA YANG COCO


UNTUK MENYEBUT
ANAK INI?
GANGGUAN PERILAKU???

• TERGANGGU PERILAKUNYA
• TERGANGGU EMOSINYA
• TERGANGGU SOSIALNYA
BAGAIMANA DENGAN HAMBATAN?????

• Memiliki hambatan dan kebutuhan khusus untuk


dapat belajar diakibatkan perilaku menyimpang
(delinquent).
• Memiliki hambatan dan kebutuhan khusus untuk
dapat belajar diakibatkan tidak stabilnya emosi
(emotional disturbance).
• Memiliki hambatan dan kebutuhan khusus untuk
dapat belajar diakibatkan tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya
(socially maladjustment).
JADI ????????
• Untuk melakukan asesmen s/d
penyusunan program layanan, gunakanlah
istilah  tunalaras
• Untuk implementasi program layanan
gunakanlah istilah 
h a m b a t a n .......??
Berbagai layanan bagi anak tuna laras

• LPAN  awalnya singkatan dari Lembaga


Pemasyarakatan Anak Nakal, seiring
dengan perkembangan layanan
pendidikan, berubah menjadi Lembaga
Pembinaan Anak Negara
• Berdirinya SLB Bagian E
Perkembangan pendekatan dalam penanganan anak tuna laras

• Multi sensoris
• Religius
• Modifikasi Perilaku
• Dan lain sebagainya.
SEBELUM ABAD XIX
• Bapak psikiater AS, (Dr. Benjamin Rush). menentang keras
penggunaan berbagai bentuk kekejaman dan hukuman badan
untuk mengendalikan tingkah laku.
• Dunia ini diciptakan dengan kasih sayang. Anak harus
dilindungi dari berbagai kekerasan dan kekejaman, dan
menyakiti anak sebenarnya sama dengan menyakiti orang
dewasa di masyarakat.
• Dr. Rush sangat mendukung upaya pendidikan bagi semua
anak, sehingga metode pengendalian tingkah laku harus
berorientasi pada pendidikan dan kasih sayang. Pendekatan
yang dikenal dengan terapi moral ini banyak dipakai di tempat-
tempat penampungan anak tunalaras (lunatic asylums) di AS
para pertengahan abad XIX.
Tunagrahita dan tunalaras

• Perbedaan formal antara tuna grahita dan


tuna laras sebenarnya baru dikenal sejak
pertengahan abad XIX
• Pengaburan istilah tuna grahita dan tuna
laras pada awal abad XIX dapat dilihat
dalam beberapa deskripsi, tentang anak
idiot pada saat itu, yang mungkin dapat
dikategorikan sebagai psikotik atau autistik
Tunagrahita dan tunalaras
• Seorang dokter Perancis, Esquirol, menggambarkan
seorang gadis berusia 11 tahun yang dianggap imbisil
yang dirawat di RS. Salpetrieri, antara lain menyebutkan
bahwa gadis tersebut "biasanya duduk dengan bersilang
kaki, tangan bersilang di dadanya, sering mengangkat
pundaknya, sehat dan banyak makan, selalu
mengkhawatirkan apa yang akan dimakan, sering
menyelinap ke toko roti sebelah rumah dan langsung
melahap roti yang ada di dekatnya, mengambil sebuah
minuman keras dan jika ada yang mencoba
mencegahnya, botol langsung dibantingnya, sering
ngompol tetapi selalu menyalahkan pembantunya,
membenci teman sekamarnya".
Tunagrahita dan tunalaras
• Dokter Perancis lain di R.S Bicere, Dr.
Brigham, menggambarkan pasien idiot
bernama Charles Emile, sebagai berikut: anak
ini seperti binatang, tidak ada satupun yang
dekat dengannya, hampir tidak mempunyai
kecerdasan, lepas dari dunia di sekitarnya,
brutal, memalukan, merusak, membakar, atau
menghancurkan apapun yang ada di dekatnya,
jika dicegah, dia akan menggigit, memukul,
menggaruk, sampai luka berdarah.
Tunagrahita dan tunalaras
• Salah satu upaya pemahaman terhadap
perbedaan antara tuna grahita dan tuna laras di
antaranya dimulai oleh tokoh PLB terkemuka di
AS pada 1850-an, yaitu Samuel Gridley Howe.
• Howe menggunakan istilah simulative idiocy
untuk anak tunalaras, yaitu mereka yang
sebenarnya tidak tuna grahita tetapi tampak
seperti tuna grahita.
• Tahun 1886, ada pemisahan resmi di Inggris
antara gila (tunalaras - insanity) dan dungu
(tunagrahita - feeblemindednes).
Perbandingan dengan kecacatan lain
Kategori Menurut Preval Deskripsi
ensi
Tunagrahita Terman 14% Border line dan moron
Weckster 14% Border line dan moron
Heber 13,5% Border line dan ringan
Tunalaras Wickman 42% Masalah penyesuaian ringan
Roger 33% Gangguan emosi ringan
Bower 10% Gangguan emosi
5 -10% Masalah penyesuaian yg perlu
intervensi khusus
Geidewell & 35% Masalah penyesuaian ringan
Swallow 10% Masalah penyesuaian yang perlu
bantuan profesi
Kesulitan Merier 15% Prestasi 2 tahun di bawah potensi
belajar
Perbandingan dengan kecacatan lain
Kat. Menurut Prev Deskripsi
Kesulita Newbrough & Kelly 14% 2 thn ketinggalan tingkat
n National Advisory 1-3% Kesulitan belajar spesifik
belajar Committee on
Handicapped Children
Myklebust & Boskes 3-5% Perbedaan yg signifikan antar
Commission on prestasi dgn potensi
Educational and learning 1,6% Kesulitan belajar
Disorders in Children
Dunn
1-2% Kesbel tertentu utama
Tunaru National Census of the 6,6% Hearing difficulty in one or both
ngu Deaf Population ears
National Association for 6,603 Gangguan pendengaran
the Deaf %
Tunawi Emerick & Katten 7- Gang. Bahasa dan bicara
cara Amaerican Speech- 10%
Language Hearing 5% Gang. Bahasa dan bicara
Association
Klasifikasi Psikiatrik
• Ringan atau sedang 
neurosis/psychoneeurosis/gangguan kepribadian:
penyimpangan perilaku ditandai dengan konflik emosi
dan kecemasan tetapi masih masih mempunyai
hubungan dengan dunia nyata.
• Berat 
1. Psychosis  penyimpangan dari pola-pola perilaku
normal dlm berfikir, bicara, dan bertindak.
2. Schizophrenia  gangguan jiwa: distorsi berfikir,
persepsi tdk normal, dan perilaku atau emosi yang
aneh.
3. Autism  gangguan jiwa tkt berat pada masa
kanak-kanak: isolasi diri secara berlebihan, perilaku
aneh, keterlambatan perkembangan, mulai dapat
diamati pada usia sebelum 2 ½ tahun.
AMERICAN PSYCHIATRIC ASSOCIATION (APA) / DSM – III (1980)
• Organic mental disorders  disfungsi otak
• Substance use disorders  pemabuk, narkoba
• Schizophrenic disorders  distorsi berfikir, persepsi tak normal,
perilaku/emosi aneh
• Affective disorders  perasaan, emosi, mood, yang mewarnai hidup
sehari-hari
• Schizophreniform disorders  distorsi berfikir, persepsi tak normal,
perilaku/emosi aneh terjadi sekali-kali
• Anxiety disorders  takut, cemas, fobhia
• Somatoform disorders  gangguan fisik kekurangan .
• Personality disorders  tak dpt menyesuaikan diri dlm menanggapi
lingungan dan diri sendiri/tidak luwes/fanatik.
• Psychosexual disorders  kelainan perilaku seksual
• Adjustment disorders  mereaksi tak wajar thd lingkungan
Kelainan perilaku yg terjadi masa bayi, anak-anak, remaja

• Gangguan intelektual  retardasi mental


• Gangguan tingkah laku
• Gangguan emosi
• Gangguan fisik
Gangguan tingkah laku

1. ADD : tdk bisa memusatkan perhatian,


impulsif, & hiperaktif (tampak mulai 7
tahun)
2. Conduct disorder : penyimpangan perilaku
berupa acting out, agresif, atau perilaku
lain yang menyebabkan kekacauan.
a. tidak mampu bersosialisasi dan agresif.
b. tidak mampu bersosialisasi tetapi tidak
agresif
c. dapat bersosialisasi tetapi agresif.
d. dapat bersosialisasi dan tidak agresif.
Gangguan emosi

1.Anxiety disorders
2.Gangguan lain
Anxiety disorders

a.Cemas jika harus


berpisah dengan
seseorang
b.Selalu menghindari
orang lain
c.Cemas secara
berlebihan
Gangguan lain
a. Reactive attacchment disorders: terlalu
melekat/terikat pada orang tertentu.
b. Schizoid disorders: perilaku mirip
schizopherinia, tetapi bukan schizophrenia,
tingkat penyimpangannya relatif lebih ringan.
c. Elective mutism: dapat berbicara, tetapi memilih
membisu, kecuali jika ada orang yang paling
dekat dengannya.
d. Oppositional disorders: sikap selalu menentang,
melawan.
e. Identity disorders: perilaku menyimpang dalam
upaya mencari identitas diri
Gangguan fisik

1. Kelainan makan
2. Kelainan gerakan
3. Kelainan lain berujud kelainan fisik
4. Gangguan perkembangan
Kelainan makan

• Anorexia Nervosa : tidak bernafsu makan secara


luar biasa, ditandai dengan tubuh semakin kurus
dan dapat membahayakan kesehatan, sering
terjadi pada gadis remaja.
• Bulimia: makanan yang memabukkan, sehingga
muntah-muntah, sering diselingi dengan diet
yang sangat ketat.
• Pica: memakan benda-benda non makanan,
seperti cat, plaster, kain, kapur.
• Rumination disorder: muntah-muntah setiap
makan.
• Lain-lain, misalnya rasa lapar terus menerus,
sehingga menjadi gemuk luar biasa.
Kelainan gerakan
• Transientic disorder: kebiasaan gerakan
menyimpang karena gerak kasar yang tidak
terkendali, berulang-ulang, tidak secara
sadar, cepat, alau gerakan tanpa tujuan,
bersifat seinentara/berkala.
• Chronic motor tic disorder: gerakan seperti
di atas, tetapi bersifat kronis.
• Tourette's syndrome: kelainan seperti tic
disorder, disertai dengan kebiasaan vocal
(suara) secara tidak sadar, berulang-ulang,
sering kasar.
Kelainan lain berujud kelainan fisik
• Stuttering : gagap dalam bicara. .
• Functional enuresis: kencing secara tidak
terkendali, sering ngompol siang atau
rnalam.
• Functional encopreses : buang air besar
secara tidak terkendali.
• Sleepwalking disorder: kebiasaan' bangun
secara tidak sadar pada waktu tidur.
• Sleepterror disorder: selalu mimpi buruk
waktu tidur, sehingga sering berteriak-
teriak, menangis.
Gangguan perkembangan
• Persavise developmental disorder:
gangguan atau kekurangan dalam
sebagian atau semua aspek
perkembangan.
• Infantile autism: gangguan psikosis pada
anak, ditandai dengan isolasi diri secara
berlebihan, perilaku aneh, dan
kelambatan perkembangan.
• Gangguan perkembangan pada anak.
• Gangguan perkembangan khusus,
misalnya berbicara saja, pertumbuhan/
kemampuan fisik tertentu saja.
Klasifikasi Rosembera

1. Kelainan tingkah laku beresiko tinggi


(hyperaktif, agresif, pembangkang,
delinquency, dan withdrawal)
2. Kelainan tingkah laku beresiko
rendah (autisme, schizophrenia)
Klasifikasi yang belum mendapat layanan khusus

• Bahagia bila melihat api


• Suka meninggalkan rumah
• Penyimpangan seks
• Dsb.
Pengaruh dini terhadap
terjadinya gangguan perilaku,
sosial dan emosi

• Sebelum lahir (pre-natal)


• Saat Lahir (natal)
• Saat Setelah Lahir (Post natal)
Sebelum lahir (pre-natal)
1. Faktor Ibu
2. Faktor Keturunan
1. Penyakit Faktor Ibu
• Ibu berpenyakit kronis seperti; kencing manis,
TBC, penyakit kelamin, radang saluran kencing,
rubella (campak jerman), bila hamil akan
berdampak buruk thd bayi yang dikandung.
2. Keadaan gizi Ibu
• Janin perlu mendapatkan gizi dari makanan
ibu.
• Zat yang diperlukan seperti; karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral dan air
hendaknya tersedia dalam makanan ibu
Faktor Ibu
3, Keadaan Emosi Ibu
4. Radiasi
• USG
• BOM.
• nuklir.
5. Pemakaian berbagai obat
• thalidomide (obat anti mual)
• anticonvulsants (obat anti kejang)
• obat anti kanker
• obat jerawat
• alkohol dan heroin
Faktor keturunan
• Pengaruh sifat-sifat yang diterima anak dari
kromosom kedua orang tuanya terhadap
perilakunya.
• Kromosom  bagian sel yang mempunyai sifat
turun temurun.
• Pertemuan antara sperma dan ovum dalam
rahim ibu menghasilkan pembuahan (zygot).
• Sejak awal kejadian dalam rahim ibu manusia
telah mewarisi sifat-sifat yang ada pada ayah
dan ibu, baik berbentuk fisik, mental dan
perilaku.
Saat Lahir (natal)

• Faktor Ibu
• Faktor bayi
• Faktor lain
Faktor Ibu
• penyakit kronis yang diderita ibu
• gizi ibu
• emosi ibu
• pemakaian obat-obatan
• minuman keras
• usia ibu
• pinggul kecil
Faktor bayi

• bayi lahir sungsang


• bayi kembar
• bayi cacat (kepala terlalu besar)
Setelah lahir (post natal)

• Faktor orang tua (sikap ibu atau ayah thd


anak)
• Faktor saudara kandung
• Pengaruh anggota keluarga lain
• Keadaan sosial ekonomi keluarga
KASUS
Nama anak : Aleks (bukan nama
sebenarnya)
Usia : 16 tahun
• Tempat layanan : Panti Rehabilitasi Anak
Nakal, Jalan Panti Sosial Bambu Apus
Jakarta (masuk panti diantar keluarga saat
usia 9 tahun/kelas III SD)
• Penyebab ketunalarasan: kehilangan
kasih sayang dari kedua orang tua
• Jenis ketunalarasan: hiperaktif
Sympthom2 yang dimiliki:
1. Terlalu aktif, dan tidak mau diam di tempat
2. Suka mengganggu teman sekelas, sering
mengalihkan perhatian bila ia diperhatikan
3. Mudah tersinggung,
4. Bertindak berdasarkan kata hatinya sendiri
5. Mudah terpengaruh oleh rangsangan yang
negatif
6. Kurang dalam pencapaian hasil belajar
(akademik)
7. Tingkah laku antisosial
8. Tidak atau kurang memiliki konsep diri, dan
kurang menghargai diri sendiri
Hasil pengamatan dan wawancara dengan anak:

• Ia ingin hidup sama seperti orang lain, punya


ayah, ibu, dan saudara-saudara di satu rumah,
meskipun hidup dengan ekonomi lemah
• Saat balita Aleks ditinggal mati ayah dan ibunya
(susunan syaraf tidak mengalami masalah)
• Sampai saat ini Aleks masih mendambakan
kehadiran keluarga (terutama ibunya)
• Disimpulkan penyebab ketunalarasan Aleks
adalah faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap terjadinya
gangguan perilaku, sosial dan emosi

• Lingkungan Keluarga
• Lingkungan Masyarakat
• Lingkungan Sekolah
Lingkungan Keluarga

• Disharmoni dalam keluarga dan rumah


tangga berantakan
• Pola kriminal orangtua
• Keadaan ekonomi keluarga
• Sikap orang tua
Disharmoni dalam keluarga dan rumah tangga
berantakan
• Kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang,
dan tuntutan pendidikan orang tua karena ayah
dan ibu sibuk mengurusi masalahnya, serta
konflik batin sendiri (Ayah JARUM SUPER, dan
Ibu P4)
• Kebutuhan fisik dan psikis anak tidak/kurang
terpenuhi secara wajar (akibatnya anak terlantar
karena tidak ada kasih sayang yang konsisten
sejak bayi.
• Tidak biasa dengan disiplin dan kontrol diri yang
baik di rumah sesuai dengan norma-norma yang
ada dalam kehidupan masyarakat maupun
norma-norma agama.
Penyebab sebagai
Modal awal
Peyananan/terapi
CONTOH KASUS:
• Nama : Yose (bukan nama sebenarnya)
• Usia : 14 tahun
• Anak ke 1 dari 4 bersaudara
• Lahir normal dengan berat badan 3,5 kg, tinggi 52 cm dan
disusui Ibu sampai usia 4 bulan.
• Pendidikan : masuk TK usia 4 tahun, SD usia 6 tahun tidak
pernah tinggal kelas.
• Kelas 1 s/d kelas 4 SD ia tinggal dengan neneknya,
• Ketika naik ke kelas 5 SD ia berkumpul dengan keluarga
sampai tamat SD, setelah itu (tahun 1992/1993) ia
melanjutkan ke MTs. Setelah itu terpaksa dimasukkan ke
Panti Sosial Marsudi Putra Handayani karena
kenakalannya (suka berkelahi dan mencuri)
• Kesehatannya baik, senang berolahraga
CONTOH KASUS (lanjutan):
Kondisi keluarga:
• Kedua orangtua menikah secara syah atas
dasar suka sama suka (sampai saat ini
masih hidup bersama satu rumah)
• Kedua orang tua sibuk (bekerja di kantor
swasta)
• Tahun 1993 ayahnya kena PHK sehingga
ibu sebagai penopang ekonomi keluarga.
• Tinggal di rumah pribadi (lingkungan yang
baik)
CONTOH KASUS (lanjutan):
Latar Belakang Masalah:
• Yose tinggal dengan nenek selama 4 tahun yang
berjauhan dengan kedua orangtuanya
• Komunikasi dengan orang tua hanya melalui surat
menyurat (jarang bertemu tatap muka)
• Ketiaka kelas V SD ia kembali ke rumah orang tua
• Kasih sayang yang didambakan dari kedua orang tua tidak
sepenuhnya didapatkan dan dinikmati, bahkan sangat
kurang (karena ayah dan ibunya sibuk bekerja)
• Ayah JARUM SUPER Ibu P4 (berangkat pagi pukul 5.30
pulang serta tiba di rumah pukul 21.00 bahkan lewat)
sehingga tak pernah bertemu dengan anaknya, karena
ketika pergi anaknya masih tidur, dan ketika pulang
anaknya sudah tidur.
CONTOH KASUS (lanjutan):
Latar Belakang Masalah (lanjutan):
• Setelah lulus SD, Yose masuk MTs di Pondok
Pesantren dan ia mondok (tinggal di asrama
pesantren)
• Sebulan sekali ia boleh pulang atau ayah
ibunya menjenguk ke asrama
• Di Pesantren ia dianggap sebagai anak nakal,
akibatnya ia dikeluarkan, dan oleh orang
tuanya ia dipindahkan ke Panti Sosial, disana
ia jarang dijenguk oleh kedua orang tuanya.
CONTOH KASUS (lanjutan):
Analisis Masalah :
• Permasalahan timbul karena kurang kasih sayang dan
perhatian dari orang tua.
• Ketika masih kecil ia tinggal bersama nenek dan jauh dari
kedua orang tuanya.
• Setelah kembali bersama orang tua, ia merasa kurang
mendapatkan kasih sayang dan perhatian karena orang tua
sibuk dengan pekerjaanya.
• Saat dimasukkan ke pesantren dan tinggal di asrama, ia
merasa terbuang atau dikucilkan dari keluarga.
• Akibat dari hal tersebut di atas yang menyebabkan ia
memiliki perilaku yang menyimpang.
• Saat ini (tahun 1994) ia sekolah di SLB E Putra Handayani
Bambu Apus Jakarta (tingkat SMP)
Pola kriminal orangtua

• Tingkah laku orang tua akan mudah


menular kepada anak-anaknya termasuk
perilaku kriminal orang tua
• Bila orang tua suka marah, sewenang-
wenang, agresif, tantrum (akan mudah
ditiru oleh anak)
Keadaan ekonomi keluarga
• Keadaan ekonomi rendah maupun ekonomi tinggi
akan mempengaruhi terjadinya ketunalarasan
• Keadaan ekonomi rendah  orang tua tidak
sempat memperhatikan dan memberikan kasih
sayang kepada anaknya karena sibuk memikirkan
kondisi ekonomi keluarga yang morat marit.
• Keadaan ekonomi tinggi  orang tua tidak
sempat memperhatikan dan memberikan kasih
sayang kepada anaknya karena sibuk mengurusi
harta kekayaannya.
Sikap orang tua

1. Perkawinan yang tidak bahagia


2. Kehadiran anak yang tidak diharapkan
3. Overprotection
Lingkungan Sekolah

• Lingkungan fisik sekolah kurang


memenuhi persyaratan
• Disiplin sekolah yang kaku dan tidak
konsisten
• Guru yang tidak simpatik
• Kurikulum sekolah tidak berpusat pada
peserta didik
• Metode dan teknik mengajar kurang
sesuai
Lingkungan Masyarakat
Lingkungan  budaya (kultur) :
1. Kemajuan  teknologi, mekanisasi,
industrialisasi dan urbanisasi (Anak,
remaja, bahkan orangtua tidak dapat
menyesuaikan dan beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan dalam masyarakat
yang begitu pesat)
2. Media massa 
3. Berubahnya fungsi ibu sebagai pendidik
utama dan pertama dalam keluarga
4. Urbanisasi 
Se m o g a
Berm a n f a a t

Anda mungkin juga menyukai