Anda di halaman 1dari 13

Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Terdapat 15 jenis anak berkebutuhan khusus (ABK) yang biasa dinamai dengan huruf mulai dari A - O. Di
bawah ini merupakan susunan penamaan anak berkebutuhan khusus yang terbaru:

A = TUNANETRA

Tunanetra adalah kerusakan dalam kemampuan penglihatan. Tunanetra bisa diakibatkan bawaan sejak
lahir, saat lahir, atau juga kecelakaan setelah dilahirkan.

Tunanetra dibedakan menjadi tunanetra ringan dan tunanetra berat.

Tunanetra ringan : Tunanetra yang kerusakan dalam kemampuan melihatnya belum total, penderita
masih bisa melihat, namun mengalami gangguan-gangguan.

Contohnya adalah rabun jauh. Diperlukan kaca mata supaya bisa melihat dengan jelas.

Tunanetra berat : Tunanetra yang kerusakan dalam kemampuan melihatnya total, penderita tidak bisa
melihat apapun.

Contohnya adalah kebutaan sejak lahir. Dengan treatment apapun penderita kebutaan sejak lahir tidak
dapat melihat, meskipun dengan bantuan kaca mata.

Pada tunanetra ini, dalam membantu membaca, tunanetra menggunakan huruf khusus yang disebut
huruf braille. Huruf braille adalah huruf dengan sandi-sandi tertentu yang dituliskan dengan timbul.
Huruf tersebut ditulis dengan bantuan reglet dan pen. Untuk literasi para penderita tunanetra
dibutuhkan buku khusus yang isinya menggunakan huruf braille. Hanya saja keberadaan buku braille ini
masih terbatas. Tapi sudah ada percetakan-percetakan yang menertbitkan bukunya dalam dua jenis
huruf tersebut. Bahkan sudah ada Al-Quran braille untuk tunanetra yang beragama Islam.
B = TUNARUNGU

Tunarungu adalah kerusakan dalam kemampuan mendengar.

Tunarungu dapat disebabkan bawaan sejak lahir, saat lahir atau gangguan pendengaran setelah
dilahirkan. Tunarungu yang bawaan sejak lahir biasanya menjadi tunaganda karena biasanya tunarungu
diikuti dengan tunawicara. hal ini disebabkan adanya gangguan pendengaran yang sejak lahir ini
membuat anak tidak biasa berlatih berbicara karena anak belajar berbicara dari apa yang mereka
dengar. Tunarungu dapat dibantu menggunakan alat bantu dengar. Alat bantu ini hanya bersifat
membantu untuk merasakan getaran, tidak sepenuhnya dapat membantu mendengar dengan jelas.

Untuk berkomunikasi dengan orang lainnya tunarungu biasa menggunakan bahasa isyarat. Bahasa
isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir,
bukannya suara, untuk berkomunikasi. Bahasa isyarat yang biasa digunakan di Indonesia bersama SIBI.
Untuk Indonesia, sistem ini sama dengan bahasa isyarat America (ASL - American Sign Language).
Penggunaan SIBI biasanya dengan mengkombinasikan gerakan telapak tangan, gerak tangan, dan
ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka.

Pada kenyataannya belum ada bahasa isyarat yang diakui secara internasional yang berhasil diterapkan
oleh semua negara. Bahasa isyarat setiap negara memiliki ciri khas masing-masing. Bahkan bahasa
isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama.

C = TUNAGRAHITA
Tunagrahita adalah kerusakan pada kemampuan berpikir. Penderita Tuna grahita memilik IQ atau
intelektual dinawah rata-rata. Tunagrahita biasa disebut dengan keterbelakangan mental.

Ketunagrahitaan berhubungan dengan intelektual manusia yang jauh berada di bawah rata-rata normal.
Bersamaan dengan itu pula, tunagrahita mengalami kekurangan dalam tingkah laku, kosa kata, dan
penyesuaian dengan lingkungan. Semua itu berlangsung atau terjadi pada masa perkembangannya.
Dengan demikian, seorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga faktor, yaitu:

(1) keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata,

(2) ketidakmampuan dalam perilaku adaptif,

(3) terjadi selama perkembangan sampai usia 18 tahun.

Keterbelakangan mental yang biasa dikenal dengan anak tunagrahita biasanya dihubungkan dengan
tingkat kecerdasan seseorang. Tingkat kecerdasan secara umum biasanya diukur melalui tes Inteligensi
yang hasilnya disebut dengan IQ (intelligence quotient).

1. Tuna grahita ringan biasanya memiliki IQ 70 –55

2. Tunagrahita sedang biasanya memiliki IQ 55 – 40

3. Tunagrahita berat biasanya memiliki IQ 40 – 25

4. Tunagrahita berat sekali biasanya memiliki IQ <25

Para ahli indonesia menggunakan klasifikasi:

Tunagrahita ringan IQnya 50 – 70,

Tunagrahita Sedang IQnya 30 – 50,

Tunagrahita berat dan sangat berat IQnya kurang dari 30.

Mayoritas para penderita tunagrahita di Indonesia biasanya dalam skala ringan. Pada penderita tuna
grahita ringan ini diperlukan perhatian khusus untuk bisa melatih kemampuan berbicara dan bertingkah
lakunya.
D = TUNADAKSA

Tunadaksa adalah kerusakan pada alat gerak manusia. Anak tuna daksa yang mengalami kelainan atau
cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan
pelayanan pendidikan khusus. Jika mereka mengalami ganguan gerekan karena kelainan pada fungsi
saraf otak, mereka disebut Cerebral Palsy(CP).

Pengertian Anak Tunadaksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi anatominya.

1. Dari segi fungsi fisik

Tunandaksa dari segi fungsi fisik adalah seseorang yang fisik dan kesehatannya mengalami masalah.
Sehingga menghasilkan kelainan pada saat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan untuk
meningkatkan fungsinya diperlukan program dan layanan khusus.

2. Pengertian yang didasarkan pada anatomi

biasanya digunakan dalam kedokteran. Daerah mana ia mengalami kelainan.

E = TUNALARAS

Anak tunalaras, yang dimaksud disini adalah anak yang mengalami hambatan/kesulitan untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial, bertingkah laku menyimpang dari norma-norma yang
berlaku dan dalam kehidupan sehari-hari sering disebut anak nakal sehingga dapat meresahkan/
mengganggu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Anak nakal yang dimaksud di sini adalah anak yang sangat berlebihan kenakalannya. Misalnya saja anak
kecil yang sudah mencuri bahkan membunuh.
PENGGOLONGAN ANAK TUNALARAS

Penggolongan anak tunalaras dapat ditinjau dari segi gangguan atau hambatan dan kualifikasi berat
ringannya kenakalan, dengan penjelasan:

1. Menurut jenis gangguan atau hambatan

a. Gangguan Emosi

Anak tunalaras yang mengalami hambatan atau gangguan emosi terwujud dalam tiga jenis perbuatan,
yaitu: senang-sedih, lambat cepat marah, dan releks-tertekan.

Secara umum emosinya menunjukkan sedih, cepat tersinggung atau marah, rasa tertekandan merasa
cemas.

b. Gangguan Sosial

Anak ini mengalami gangguan atau merasa kurang senang menghadapi pergaulan. Mereka tidak dapat
menyesuaikan diri dengan tuntutan hidup bergaul. Gejala-gejala perbuatan itu adalah seperti sikap
bermusuhan, agresip, bercakap kasar, menyakiti hati orang lain, keras kepala, menentang menghina
orang lain, berkelahi, merusak milik orang lain dan sebagainya. Perbuatan mereka terutama sangat
mengganggu ketenteraman dan kebahagiaan orang lain.

2. Klasifikasi berat-ringannya kenakalan

Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman untuk menetapkan berat ringan kriteria itu adalah:

a. Besar kecilnya gangguan emosi, artinya semikin tinggi memiliki perasaan negative terhadap orang lain.
Makin dalam rasa negative semakin berat tingkat kenakalan anak tersebut.

b. Frekwensi tindakan, artinya frekwensi tindakan semakin sering dan tidak menunjukkan penyesalan
terhadap perbuatan yang kurang baik semakin berat kenakalannya.

c. Berat ringannya pelanggaran/kejahatan yang dilakukan dapat diketahui dari sanksi hukum.

d. Tempat/situasi kenalakan yang dilakukan artinya Anak berani berbuat kenakalan di masyarakat sudah
menunjukkan berat, dibandingkan dengan apabila di rumah.

e. Mudah sukarnya dipengaruhi untk bertingkah laku baik. Para pendidikan atau orang tua dapat
mengetahui sejauh mana dengan segala cara memperbaiki anak. Anak “bandel” dan “keras kepala”
sukar mengikuti petunjuk termasuk kelompok berat.

f. Tunggal atau ganda ketunaan yang dialami. Apabila seorang anak tunalaras juga mempunyai ketunaan
lain maka dia termasuk golongan berat dalam pembinaannya.
Maka kriteria ini dapat menjadi pedoman pelaksanaan penetapan berat-ringan kenakalan untuk dipisah
dalam pendidikannya.

Faktor–faktor penyebab Ketunalarasan:

Kondisi / Keadaan Fisik : Disfungsi kelenjar endokrin merupakan salah satu penyebab timbulnya
kejahatan. Kelenjar endokrin ini mengeluarkan hormone yang mempengaruhi tenaga seseorang. Bila
secara terus menerus fungsinya mengalami gangguan, maka dapat berakibat terganggunya fisik dan
mental seseorang sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan wataknya.

Masalah Perkembangan : Di dalam menjalani setiap fase perkembangan individu, sulit untuk terhindar
dari berbagai konflik. Konflik emosi ini terutama terjadi pada masa kanak–kanak dan masa pubertas.
Jiwa anak yang masih labil pada masa ini banyak mengandung resiko berbahaya, jika kurang mendapat
bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa maka akan mudah terjerumus pada tingkah laku
menyimpang.

Lingkungan Kerja : Keluargalah peletak dasar perasaan aman ( emotional security ) pada anak, dalam
keluarga pula anak memperoleh pengalaman pertama mengenai perasaan dan sikap sosial. Beberapa
aspek yang terdapat dalam lingkungan keluarga yang berkaitan dengan masalah gangguan emosi dan
tingkah laku : kasih sayang dan perhatian, keharmonisan keluarga, kondisi ekonomi.

Lingkungan Sekolah : Sekolah merupakan tempat pendidikan yang kedua bagi anak setelah keluarga.
Tanggung-jawab sekolah tidak hanya sekadar membekali anak didik dengan sejumlah ilmu pengetahuan,
akan tetapi sekolah juga bertanggungjawab membina kepribadian anak didik sehingga menjadi seorang
dewasa yang bertanggungjawab baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan masyarakat yang
luas. Timbulnya gangguan tingkah laku antara lain berasal dari guru dan fasilitas pendidikan.

Lingkungan Masyarakat : salah satu hal yang nampak mempengaruhi pola perilaku anak dalam
lingkungan sosial adalah keteladanan, yaitu meniru perilaku orang lain. Di samping pengaruh–pengaruh
yang bersifat positif, di dalam lingkungan masyarakat juga terdapat banyak sumber yang merupakan
pengaruh negatif yang dapat memicu munculnya perilaku menyimpang.

F = TUNAWICARA

Tunawicara merupakan gangguan verbal pada seseorang sehingga mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi melalui melalui suara.

Tunawicara sering dikaitkan dengan tunarungu.


G = TUNAGANDA

yang mengalami kecacatan lebih dari 1 jenis.

KLASIFIKASI...

Dari sekian banyak kemungkinan kombinasi kelainan, ada beberapa kombinasi yang paling sering
muncul dibandingkan kombinasi kelainan-kelainan yang lainnya, yaitu:

1. Kelainan Utama Adalah Tunagrahita

a. Tunagrahita dan cerbral palsy

Ada suatu kecenderungan untuk mengasumsikan bahwa anak-anak cerbral palsy (CP) adalah anak-anak
tunagrahita. Apapun penyebabnya, baik karena genetik atau faktor lingkungan sehingga terjadi adanya
kerusakan pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan rusaknya cerbral cortex sehingga menimbulkan
tunagrahita. Namun demikian, hubungan tersebut tidak berlaku secara umum. Sebagai contoh, hasil-
hasil penelitian yang dilakukan Holdman dan Freedheim terhadap seribu kasus klinik mediknya, hanya
dijumpai 59% dari anak-anak CP yang dites adalah anak-anak tunagrahita (Kirk dan Gallagher, 1988).
Melakukan diagnosis untuk menentukan apakah seorang anak adalah tunagrahita diantara anak-anak CP
dengan tes inteligensi yang baku adalah sangat sulit untuk dipercaya.

b. Kombinasi Tunagrahita dan Tunarungu

Anak-anak tunarungu mengalami berbagai masalah dalam perkembangan bahasa dan komunikasi.
Sementara itu, anak-anak tunagrahita akan mengalami kelambanan dan keterlambatan dalam belajar.
Pada anak tunaganda, bisa saja terjadi anak tersebut mengalami tunagrahita yang sekaligus tunarungu.
Anak-anak yang demikian, mengalami gangguan pendengaran, memiliki fungsi intelektual di bawah rata-
rata dan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya.

c.Kombinasi Tunagrahita dan Masalah-masalah Perilaku

Telah diketahui bahwa terdapat hubungan antara tunagrahita dengan gangguan emosional. Anak-anak
yang mengalami tunagrahita berat ada kemungkinan besar juga memiliki gangguan emosional. Yang
tidak diketahui adalah banyaknya anak secara pasti yang menampakkan kedua kelainan tersebut
bersama-sama. Ada gejala-gejala bahwa tunagrahita yang cukup kuat dan nyata yang menyertai atau
bersama-sama dengan gangguan emosional cenderung untuk diabaikan atau dikesampingkan.

2. Kelainan Utama Adalah Gangguan Perilaku

a. Autisme

Anak yang mengalami autisme sulit melakukan kontak mata dengan orang lain sehingga memberikan
kesan tidak peduli terhadap orang di sekitarnya. Kelainan utama pada anak autistik adalah dalam hal
komunikasi verbal. Apabila kegiatannya mengalami hambatan atau perubahan, maka mereka akan
berperilaku aneh serta berteriak-teriak, berjalan mondar-mandir sambil menendang atau
membenturkan kepalanya ke tembok. Kondisi ini juga sering terjadi apabila anak dalam keadaan tegang,
senang atau berada di tempat yang asing.

b. Kombinasi Gangguan Perilaku dan Pendengaran

Memperkirakan secara pasti tentang berapa jumlah anak yang mempunyai gangguan emosional perilaku
dan yang sekaligus gangguan pendengaran adalah hal yang sangat sulit. Hal ini sangat bergantung pada
kriteria yang digunakan untuk menentukan seberapa besar gangguan emosional dan tingkat keparahan
hilangnya pendengaran. Althshuler memperkirakan bahwa antara satu sampai dengan tiga dari 10 anak
tunarungu anak anak yang memiliki masalah emosional.

Para ahli yang konsisten memberikan pelayanan kepada anak-anak yang mempunyai gangguan
emosional dan yang sekaligus tuli, cenderung memakai klasifikasi kondisi anak-anak itu sebagai kondisi
yang ringan, sedang dan berat.

3. Kelainan Utama Tunarungu dan Tunanetra

Apabila satu dari dua lelainan utama itu yang menyebabkan anak mengalami gangguan, maka dalam
memberikan pelayanan pendidikan, indra yang masih baik kondisinya memperoleh perhatian utama
untuk difungsikan. Bagi anak yang tuli, maka saluran penglihatan digunakan untuk membentuk sistem
komunikasi berdasarkan isyarat, ejaan jari dan membaca bibir. Bagi anak yang mengalami gangguan
penglihatan (buta), maka program pendidikan dikompensasikan melalui alat pendengaran.

Anak buta-tuli adalah seorang anak yang memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran, suatu
gabungan yang menyebabkan problema komunikasi dan problema perkembangan pendidikan lainnya
yang berat sehingga tidak dapat diberikan program pelayanan pendidikan baik di sekolah yang melayani
untuk anak-anak tuli maupun di sekolah yang melayani untuk anak-anak buta. Namun demikian, bukan
berarti anak buta-tuli harus dirampas haknya untuk mendapatkan layan pendidikan. Dengan penangan
yang baik dan tepat, anak-anak buta-tuli masih bisa dididik dan berhasil. Contoh orang semacam ini
adalah Helen Keller.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak yang tergolong tunaganda
memiliki lebih dari satu ketidakmampuan. Walaupun dengan metode diagnosis yang paling baik
sekalipun, masih sering mengalami kesulitan untuk mengidentifikasikan sifat dan beratnya
ketunagandaan yang dialami anak dan menentukan bagaimana kombinasi ketidakmampuan itu
berpengaruh terhadap perilaku anak.

Anak-anak yang tergolong tunaganda seringkali memiliki kombinasi-kombinasi ketidakmampuan yang


tampak nyata maupun yang tidak begitu nyata dan keduanya memerlukan penambahan-penambahan
atau penyesuaian-penyesuaian khusus dalam pendidikan mereka. Melalui program pengajaran yang
sesuaiakan memungkinkan mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berguna, bermakna, dan
memuaskan pribadinya.
H = HIV/AIDS

HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan
tubuh manusia - terutama CD4+ T cell dan macrophage, komponen vital dari sistem sistem kekebalan
tubuh "tuan rumah" - dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan
pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan imun. HIV merupakan
penyebab dasar AIDS.

akibat dari HIV ini dapat timbul berbagai macam penyakit, karena berkurangnya daya imunitas tubuh.

Akibat dari keterbatasan inilah, orang penderita HIV/aids juga butuh perlakuan khusus agar dapat
menerima perlakuan dan pendidikan yang baik dan tetap dapat diterima baik pula di masyarakat.

I = GIFTED

Anak Gifted adalah anak yang tergolong cerdas istimewa.

Kondisi anak gifted tidak hanya mempunyai kecerdasan tinggi, tetapi berbagai keunggulan yang
dimilikinya dapat mengakibatkan beragam masalah, seperti gangguan psikosomatis, psikologis, sosial,
perilaku agresif, dan sebagainya. Berbagai keunggulan yang dimiliki anak gifted ini meliputi: motivasi
internal yang tinggi, kosakata yang dikuasai banyak, mudah menerima dan mengingat informasi yang
luas dan mendalam, kreatif, senang menggunakan caranya sendiri, rasa ingin tahu tinggi, mene-kankan
kejujuran dan kebenaran, energik, semangat tinggi, rasa humor tinggi, dan mempunyai harapan tinggi
terhadap diri sendiri dan orang lain.

Keunggulan anak gifted tersebut kemungkinan akan menjadi masalah yang sangat berarti apabila tidak
dikenali dengan tepat dan memperoleh bimbingan, materi, metode, dan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan bermacam keunggulannya tersebut.

Problematika dapat timbul sebagai dampak dari keunggulan yang tidak terakomodasi dalam model
pembelajaran yang tepat di rumah dan di sekolah. Problem itu meliputi tidak suka bantuan orang lain
ketika sedang belajar/bekerja, kurang minat berkomunikasi de-ngan teman sebayanya, tidak
menyenangi latihan dari awal, mengganggu kesibukan temannya yang monoton, suka bertanya yang
aneh-aneh, tampak seperti hiperaktif karena tidak ada kesibukan yang sesuai dengan minatnya, mencari
perhatian di kelas dengan mengganggu ketenangan belajar temannya, perfeksionis dan tidak toleransi
pada diri sendiri dan orang lain sehingga mudah depresi, tidak senang pada sesuatu yang tidak logis, dan
cenderung tidak bisa kompromi dan menolak masukan dari orang tua dan sebayanya.

Banyak pula anak gifted mengalami hambatan bicara akibat mengalami keterlambatan dalam
perkembangan kemampuan berbahasa ekspresif, yaitu mengalami kesulitan menyampaikan apa yang
dipikirkannya melalui komunikasi verbal. Anak-anak gifted ini lebih senang menggunakan bahasa
simbolik dan mempunyai kemampuan reseptif yang baik, yaitu kemampuan dalam menerima dan
memahami komunikasi nonverbal.
Berbeda dengan anak-anak autis, mereka pada umumnya mengalami hambatan majemuk pada
perkembangan komunikasi verbal dan nonverbal, kesulitan berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang
lain, serta adanya perilaku stimulatif dan repetitif.

Pada gifted penggunaan bahasa tidak meniru bahasa orang lain (original), perkembangan bahasa dan
bicara cepat, mempunyai rasa bahasa yang tinggi, mampu melihat permasalahan dengan baik,
hambatan motorik, perasaan tidak ingin gagal, berpikir ke arah negatif dan berlebihan, dan mampu
melihat permasalah inti maupun umum.

Anak yang sangat cerdas pun termasuk dalam jenis anak berkebuthan khusus. hal ini dikarenakan
mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata yang menyebabkan mereka pun butuh perlakuan khusus
dalam menghadapi kelebihan mereka. Sehingga mereka dipisahkan dari anak biasa agar mereka dapat
belajar dengan nyaman dan sesuai dengan kemampuan mereka.

J = TALENTED

Talented adalah anak berkebutuhan khusus yang tergolong anak berbakat istimewa.

Anak talented adalah anak yang memiliki kemapuan yang tinggi dalam bidang tertentu, misalnya hanya
dalam bidang matematik, Ilmu pengetahuan alam, bahasa, kepemimpinan, kemampuan psychomotor,
penampilan seni.

K = KESULITAN BELAJAR

Kesulitan belajar dapat diakibatkan oleh faktor internal seperti kemalasan dan juga dapat dipengaruhi
oleh faktor eksternal. Misalnya saja karena trauma yang diakibatkan oleh pertengkaran orang tua
sehingga dapat mengurangi konsentrasi dalam belajar.

L = Lambat Belajar (LEARNING DISABILITY)

Kurangnya kecepatan dalam menanggapi pelajaran.

Sebagaimana diketahui, disability dihubungkan dengan berkurangnya suatu fungsi atau tidak adanya
bagian tubuh atau organ tubuh tertentu. Kurangnya fungsi suatu organ untuk belajar disebut learning
disability. Learning disability juga diartikan sebagai kelainan dalam satu atau lebih proses psychologis
dasar termasuk dalam pengertian dan penggunaan bahasa, bicara, atau menulis yang mana ditunjukkan
oleh diri anak dengan tidak baiknya kemampuan untuk mendengar, berfikir, bicara, membaca, menulis,
mengeja atau mengerjakan penjumlahan matematik.
Sehingga orang yang mengalami learning disability memerlukan perlakuan khusus dalam penanganan
belajar, agar kemampuannya dapat terus bertambah walaupun sukar untuk menyamai anak normal
lainnya.

M = AUTIS

Secara sederhana autis dapat diartikan orang yang asyik dengan dunianya sendiri.

Banyak orang beranggapan bahwa anak autis adalah anak yang bodoh. Padahal bukan itulah pengertian
dari autis. Anak autis senang dengan dunianya sendiri, bukan berarti mereka tidak cerdas. Anak autis
pun terbagi dua menjadi anak yang berIQ di bawah rata-rata dan anak yang berIQ di atas rata-rata.
Karena mereka sering asyik dengan dunia mereka sendiri, mereka butuh bimbingan khusus agar mereka
dapat bersosialisasi dengan orang lain.

Autisme sendiri merupakan spektrum dengan interval yang panjang, yakni dari yang berat sampai yang
ringan sehingga disebut autism spectrum disorder (ASD). Anak-anak ASD adalah mereka yang
mengalami keterlambatan bicara, mempunyai rentangan inteligensi dari yang rendah (below average)
hingga rata-rata (average). Sedangkan kelompok autisme yang mempunyai inteligensi tinggi disebut
autisme asperger.

Pada umumnya, anak autis asperger baru dikenali ketika sudah kelas III atau IV di sekolah dasar, karena
anak ini tidak mengalami keterlambatan perkembangan bicara dan ketika usia balita dikira anak gifted.
Namun pada saat anak ini di SD, kesulitan mulai tampak sebagai akibat hambatan komunikasi dan sosial,
serta mengalami kesulitan dalam pelajaran yang bersifat akademis yang disebabkan oleh kesulitan
berpikir analisis dan pemecahan masalah sebagai dampak dari ketidakmampuan dalam kemampuan
kreativitas, fantasi, dan imajinasi.

Jika kita amati dalam kegiatan di sekolah, terlihat jelas perbedaan antara sindrom asperger dan gifted.
Pada sindrom asperger dalam penggunaan bahasa selalu sama berulang-ulang, monoton dengan
intonasi khas, kesulitan dalam penggunaan bahasa kiasan dan simbolik, sering berbicara tentang hal
yang tidak penting, tidak mampu merasakan perasaan orang lain, hanya tertarik pada bidang yang
disukainya, kurang mampu membangun relasi sosial, kesulitan berkomunikasi nonverbal, tidak mampu
melakukan kontak dan relasi sosial, kesulitan membaca mimik dan bahasa tubuh, mampu berbicara
tetapi tidak komunikatif, dan ada gerakan stereotip dengan sikap tubuh yang aneh.

Persamaan antara gifted dan sindrom asperger,yaitu: mereka cenderung berpikir egosentris, hambatan
motorik, mampu dalam persoalan tertentu, penggunaan bahasa yang cepat, kemampuan pemaknaan
bahasa yang tinggi, kuat dalam verbal, pengetahuan luas, daya ingat tajam, kemampuan berkomunikasi
lemah, mampu memecahkan masalah tertentu, dan tidak jarang mengalami depresi

N = ANAK KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang
diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang
merupakan singkatan dari 'Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif'.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai
resiko kecanduan bagi penggunanya.

Istilah narkotika berasal dari bahasa Yunani narkotikos, yang berarti "menggigil". Ditemukan pertama
kali berasal dari substansi-substansi yang dapat membantu orang untuk tidur.

Efek narkoba itu sangat banyak sekali. Beberapa diantaranya adalah,

Orang yang menggunakan narkoba dapat kecanduan atau ketagihan. Orang tersebut akan berusaha
bagaimana caranya agar dapat memperoleh narkoba kembali, meskipun melalui cara-cara kriminal.
Mata orang tersebut akan merah. Bibir mereka menjadi kecoklatan, bahkan daya tahan tubuh mereka
akan turun. Ketika daya tahan tubuh mereka turun, mereka mudah sekali terserang penyakit. Tubuh
mereka akan menjadi kurus kering, dan kurang semangat.

Tanda-tanda dini anak yang telah menggunakan narkotika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain :

• 1. anak menjadi pemurung dan penyendiri

• 2. wajah anak pucat dan kuyu

• 3. terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak

• 4. matanya berair dan tangannya gemetar

• 5. nafasnya tersengal dan susah tidur

• 6. badannya lesu dan selalu gelisah

• 7. anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orang tua

• 8. suka membolos sekolah dengan alasan tidak jelas

Bahaya...

Diluar bahaya yang ditimbulkan karena kecerobohan atau penggunaan berlebihan, narkotika juga dapat
menimbulkan bahaya infeksi, tertular penyakit dan overdosis. Komplikasi ditimbulkan karena pemakaian
jarum suntik yang tidak steril. Hepatitis dan AIDS adalah penyakit yang umum ditularkan melalui
pemakaian jarum suntik yang tidak steril sesama pengguna narkotika.

Karena akibatnya yang dapat mempengaruhi fisik dan mental anak korban penyalahgunaan narkoba,
maka inilah yang menyebabkan anak tersebut harus mendapat perlakuan yang khusus pula.
O = INDIGO

Orang yang memiliki kelebihan di bidang spiritual.

Misalnya saja orang yang sudah bisa meramal sejak anak-anak, anak yang dapat bertelepati, anak yang
dapat membaca pikiran orang lain, dll.

Istilah “indigo” berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini merupakan kombinasi biru dan
ungu, diidentifikasi melalui cakra tubuh yang memiliki spektrum warna pelangi, dari merah sampai ungu.
Istilah “anak indigo” atau indigo children juga merupakan istilah baru yang ditemukan konselor
terkemuka di AS, Nancy Ann Tappe

Sistem penamaan ini adalah sistem penamaan yang terbaru dan belum digunakan sepenuhnya dalam
penamaan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai