Anda di halaman 1dari 32

BAB 3

AUDIT ENERGI DI INDUSTRI


SISTEM KELISTRIKAN
Kelompok 3
Andi Ahmad Sahril (34221053)
Muh. Raihan Asmullah A (34221061)
SISTEM KELISTRIKAN
DALAM AUDIT ENERGI DI INDUSTRI

PENGERTIAN SISTEM KELISTRIKAN


Sistem kelistrikan merupakan suatu kumpulan atau
rangkaian yang mendistribusikan energi listrik dari
sumber energi listrik ke peralatan-peralatan pengguna
energi listrik.
FUNGSI UMUM SISTEM KELISTRIKAN
Dalam suatu sistem kelistrikan terdapat empat fungsi umum atau empat subsistem, yaitu:
• Pembangkitan/Pembangkit Tenaga Listrik
• Jaringan Transmisi dan Distribusi dan
• Beban.
Tiap- tiap subsistem ini memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda tetapi saling berhubungan.
Subsistem pembangkitan memiliki fungsi membangkitkan atau menghasilkan energi listrik.
Jaringan sistem kelistrikan di Indonesia terdiri dari:
• Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi (JTET, 500 kV dan 273 kV),
• Jaringan Tegangan Tinggi (JTT, 150 kV),
• Jaringan Tegangan Menengah (JTM, 20 kV), dan
• Jaringan Tegangan Rendah (JTR, 400 V).
Saat ini Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV hanya terdapat di Pulau Jawa sedangkan di Pulau
Sumatera JTET 273 kV. Jaringan Tegangan Tinggi hampir terdapat di semua pulau di Indonesia. Jaringan
Tegangan Menengah atau biasa dikenal jaringan distribusi tegangan menengah yang menghubungkan
gardu-gardu induk dengan gardu distribusi yang dekat dengan pelanggan Jaringan Tegangan Rendah.

DIAGRAM JARINGAN SISTEM TENAGA LISTRIK


SISTEM KELISTRIKAN DI INDUSTRI

• Keberadaan SLD kelistrikan bagi industri sangat diperlukan, hal ini


dikarenakan semua informasi mengenai sistem kelistrikan di industri
tersebut.
• Informasi yang dapat diperoleh dari SLD setidaknya meliputi: sumber
energi listrik (PLN dan Diesel Generator), kapasitas kontrak daya,
transformator, panel tegangan rendah, pemutus daya, dan distribusi beban.
• Informasi ini memudahkan bagi auditor untuk menentukan titik ukur,
mengidentifikasi awal jenis beban, dan sistem distribusi listriknya.
SINGLE LINE DIAGRAM KELISTRIKAN TIPIKAL DI
INDUSTRI.
PELUANG DAN POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
PADA SISTEM KELISTRIKAN
Sistem Kelistrikan
Berikut ini beberapa potensi penghematan yang
dapat dilakukan pada sistem kelistrikan, motor listrik, • Menerapkan energi alternatif terutama pada saat
dan pencahayaan. beban puncak PLN;
• Optimalkan kontrak daya. Kontrak daya dapat • Menggunakan kompensator daya reaktif untuk
dioptimalkan dengan cara menggunakan daya memperbaiki faktor daya, paling tidak di atas 0,90;
listrik sesuai dengan kontrak daya ke PLN; • Pemasangan transformator agar lebih dekat dengan
• Penjadwalan pengoperasian peralatan untuk beban;
menjaga faktor daya yang tinggi; • Set tap transformator pada setting optimumnya
• Menerapkan sistem shift pada waktu-waktu • Putuskan hubungan sisi primer transformator pada
bukan beban puncak PLN. Karena pada saat saat tidak ada aktivitas pembebanan;
beban puncak tarif listriknya dapat mencapai 2 x • Pertimbangkan kemungkinan pemanfaatan
lipat; kogenerasi; Ekspor daya ke sistem pada saat beban
• Menghindari penggunaan beban maksimum rendah atau saat suplai daya berlebihan;
dengan pengaturan pembebanan; • Cek dan evaluasi penggunaan energi listrik secara
• Memanfaatkan soft start peralatan listrik yang
periodik
mempunyai arus start tinggi;
MOTOR LISTRIK

Beberapa potensi penghematan pada motor listrik yang dapat dilakukan:


• Penggunaan motor listrik berefisiensi tinggi; 
• Pembebanan motor listrik pada efisiensi optimumnya;
• Pengecekan alignment-nya;
• Pastikan bahwa sistem pendingin motor berfungsi dengan baik dan sempurna;
• Pengecekan motor beroperasi pada tegangan kerjanya;
• Pastikan bahwa suplai daya dalam keadaan seimbang; 
• Pastikan bahwa efisiensi motor setelah gulung ulang tetap baik;
• Gunakan variabel speed drive (VSD) pada beban-beban yang bervarias
PERSIAPAN AUDIT ENERGI PADA SISTEM
KELISTRIKAN
Persiapan sebagaimana dimaksudkan dilaksanakan setelah diperoleh data awal informasi
industri/pabrik yang akan diaudit energinya, sebelum melakukan persiapan terlebih dahulu
diperoleh data awal informasi industri/pabrik terkait dengan audit energi pada sistem
kelistrikan yaitu :
•  Sumber energi listrik di pabrik (PLN dan/atau pembangkitan sendiri); 
• Kontrak daya dari PLN dan/atau kapasitas pembangkitan sendiri; 
• Jumlah dan kapasitas masing-masing transformator; dan 
• Single line diagram pabrik yang akan diaudit energinya.
Dengan mengacu informasi penting tersebut di atas beberapa persiapan dapat dilakukan, yaitu:
• Pembentukan tim dan pembagian tugas persiapan;
• Persiapan administrasi dan teknis;
• Persiapan dan pengarahan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3);
• Mobilisasi personil dan peralatan.
Pembentukan Tim dan Pembagian Tugas
Pembentukan Tim
Tim (kecil) atau auditor yang akan melaksanakan tugas dapat terdiri atas:
2 orang sarjana teknik elektro (1 orang selaku koordinator atau lead auditor, 1 orang lainnya
selaku perekayasa/engineer):
•  arus kuat; 
• memahami single line diagram, transformator, motor-motor listrik, dan peralatan listrik
lainnya yang berada di industri. 
1 orang teknisi: 
• latar belakang pendidikan STM (SMK) listrik; 
• mampu memasang alat ukur dan merekam data listrik yang dibutuhkan untuk analisis
nantinya.
Pembagian Tugas
Koordinator bertugas:
a) Mengkoordinasikan kegiatan secara keseluruhan sejak awal hingga selesai;
b) Menyusun dan/atau menjalankan jadwal kegiatan;
c) Menugaskan teknisi untuk mempersiapkan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan (safety) yang
akan digunakan pada pengukuran sistem kelistrikan. Alat-alat ukur yang akan digunakan adalah alat-alat ukur
yang sudah dikalibrasi;
d) Menugaskan Perekayasa untuk mempersiapkan Lembar Isian Sistem Kelistrikan (lihat Lampiran 1-3) dan
diserahkan kepada teknisi;
e) Memberikan pengarahan kepada anggota tim berkaitan dengan: 
• Lokasi titik-titik ukur sistem kelistrikan di industri yang akan diaudit; 
• Penempatan alat-alat ukur dan pendukung; 
• Cara pengisian Lembar Isian Sistem Kelistrikan;
• serta  Penggunaan peralatan keselamatan (safety) selama berada di industri;
f) Memimpin kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder atau pengukuran di pabrik;
g) Menyusun/menulis laporan;
e) Membantu Koordinator dalam melakukan analisis dan menyusun/menulis laporan;
f) Apabila audit energi pada sistem kelistrikan ini merupakan audit energi hanya pada sistem kelistrikan
saja, maka perekayasa mendampingi Koordinator pada presentasi hasil akhir audit energi kepada pihak
pemilik atau pengelola industri.

Teknisi bertugas:
a) Mempersiapkan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan (safety) yang akan digunakan
pada pengukuran sistem kelistrikan. Alat-alat ukur yang akan digunakan adalah alat-alat ukur yang sudah
dikalibrasi;
b) Memasang dan mengoperasikan alat-alat ukur dan pendukung pada saat pengukuran;
c) Melakukan pengumpulan data primer dan sekunder atau pengukuran di pabrik berdasarkan Lembar
Isian Sistem Kelistrikan (Lampiran L 1-3);
d) Mengembalikan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan (safety) yang telah digunakan
pada pengukuran sistem kelistrikan.
e) Membantu Koordinator dalam melakukan analisis dan menyusun/menulis laporan;
f) Apabila audit energi pada sistem kelistrikan ini merupakan audit energi hanya pada sistem kelistrikan saja,
maka perekayasa mendampingi Koordinator pada presentasi hasil akhir audit energi kepada pihak pemilik atau
pengelola industri.

Teknisi bertugas:
a) Mempersiapkan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan (safety) yang akan digunakan pada
pengukuran sistem kelistrikan. Alat-alat ukur yang akan digunakan adalah alat-alat ukur yang sudah dikalibrasi;
b) Memasang dan mengoperasikan alat-alat ukur dan pendukung pada saat pengukuran;
c) Melakukan pengumpulan data primer dan sekunder atau pengukuran di pabrik berdasarkan Lembar Isian
Sistem Kelistrikan (Lampiran L 1-3);
d) Mengembalikan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan (safety) yang telah digunakan pada
pengukuran sistem kelistrikan.
Persiapan Administrasi dan Teknis
3.2.2.2 PERSIAPAN ADMINISTRASI
Persiapan administrasi dilakukan oleh Koordinator atau Lead Auditor untuk beberapa hal seperti
diuraikan pada butir 3.2.1. Selain itu Koordinator juga berkoordinasi dengan pihak industri
menyangkut tanggal kedatangan Tim di lokasi/industri. Selain itu, biaya sewa peralatan, bahan habis
terpakai, biaya perjalanan, akomodasi, dan segala yang berhubungan kegiatan, juga perlu dipersiapkan
untuk memudahkan dan mendukung selama berada di lokasi.

3.2.2.2. PERSIAPAN TEKNIS


Pengertian persiapan teknis di sini adalah persiapan menyangkut peralatan yang akan digunakan di
lapangan, khususnya pada saat pengambilan data primer melalui pengukuran.
Peralatan audit energi pada sistem kelistrikan terdiri atas peralatan-peralatan ukur, pendukung,
dan pelindung keselamatan (safety).
Persiapannya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat daftar peralatan yang akan dibawa dan digunakan di lapangan atau pada saat
pengukuran. Daftar tersebut memuat informasi:
a.1. Klasifikasi peralatan: (1) alat ukur, (2) alat bantu atau pendukung, dan (3) alat pelindung
keselamatan.
a.2. Pada masing-masing klasifikasi tersebut di atas dituliskan nama, merek, dan jumlah alat.
b. Memeriksa dengan cermat setiap peralatan yang akan dibawa dan digunakan. Pemeriksaan
lebih dikhususkan pada kondisi peralatan. Khusus peralatan ukur, alat harus dalam kondisi
baik, berfungsi atau dapat dioperasikan, dan sudah dikalibrasi.
c. Mengemas peralatan dengan hati-hati, aman, dan benar untuk menghindari kerusakan pada
saat perjalanan menuju lokasi atau lapangan. Rincian peralatan yang dipersiapkan dapat dilihat
pada Gambar 3-4.
RINCIAN PERALATAN YANG DIPERSIAPKAN DAPAT DILIHAT PADA GAMBAR 3-4.
3.2.3. Persiapan dan Pengarahan K-3
Sebelum anggota tim diberangkatkan ke lokasi atau industri/pabrik yang akan diaudit
energinya, Koordinator wajib mengingatkan atau memberikan pengarahan di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau lazim dikenal dengan sebutan K-3.

Hal-hal yang perlu dilaksanakan oleh setiap personil atau anggota tim audit energi yang
akan beraktivitas di industri atau pabrik dan lingkungannya, terkait dengan ketentuan K-3
setidaknya adalah:
(1) melaksanakan prosedur K-3,
(2) menangani situasi darurat, dan
(3) menyesuaikan perilaku kerja.
3.2.4. Mobilisasi Personil dan Peralatan Koordinator berkoordinasi dengan personil d
industri yang akan diaudit mengenai tanggal dan jam keberangkatan Tim menuju Industr
yang akan diaudit. Setelah mendapat konfirmasi dari personil di industri yang akan diaudi
serta kelengkapan administasi telah dipenuhi maka Koordinator segera memberangkatkan
Tim beserta kelengkapan peralatannya menuju Industri yang akan diaudit dengan
menggunakan sarana transportasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasinya.
3.3. PENGUMPULAN DATA PRIMER DAN SEKUNDER
Pada tahap pengumpulan data primer dan sekunder ini pengalaman atau “jam terbang” para
auditor energi sangat menentukan. Tahap pengumpulan data primer dan sekunder sering
pula disebut dengan tahap pengukuran. Hal ini dikarenakan pada tahap ini dilakukan
pengukuran untuk mendapatkan data primer. Misalnya, untuk mendapatkan data konsumsi
energi listrik selama 3 x 24 jam, auditor perlu melakukan pengukuran secara langsung.
Pengukuran dilaksanakan tanpa mengganggu aktivitas pabrik. Artinya, selama dilakukan
pengukuran, sistem kelistrikan di pabrik tetap beroperasi sebagaimana mestinya.
3.3.3.3.1. Pemaparan Tahapan dan Proses Pelaksanaan Audit Energi
Dalam pengenalan tim, ketua tim survei harus memperkenalkan nama anggota tim, posisi
serta tugasnya di dalam survei. Jika diperlukan, dapat ditambahkan latar belakang dan
kompetensi anggota tim, supaya komunikasi dengan pihak auditee/obyek survei dapat lebih
mudah. Dari pihak auditee, harus diperkenalkan juga siapa yang bertanggungjawab dan
mendampingi dalam pengumpulan data sistem kelistrikan.

3.3.2. Pelaksanaan Pengumpulan Data Primer dan Sekunder


Pelaksanaan survei dilakukan sesuai dengan jadwal/agenda yang telah disepakati pada saat
pertemuan pembukaan.
Selama pelaksanaan survei lapangan, auditor wajib menggunakan alat bantu keselamatan,
seperti helm, penutup telinga (earplug), sepatu keselamatan (safety shoes), masker, dan lain-
lain sesuai dengan apa yang dipersyaratkan oleh auditee .
3.3.2.1. PENGUMPULAN DATA PRIMER

A. Data yang Dibutuhkan Untuk sistem kelistrikan, data-data yang dibutuhkan adalah data total penggunaan daya
listrik yang masuk pabrik, baik yang disuplai oleh PLN maupun daya listrik yang disuplai dari pembangkit sendiri.
Data penggunaan energi listrik tentunya ditujukan pada peralatan?peralatan yang menggunakan listrik cukup besar
dan kemungkinan potensi penghematan energinya.

B. Periode Pengukuran Periode pengukuran dan pengambilan data ini juga sangat penting untuk diketahui.
Umumnya untuk mengetahui profil penggunaan energi listrik total yang masuk ke dalam pabrik, pengukuran pada
main incoming power dapat dilakukan setidaknya selama 3 – 7 hari dengan scanning rate 1 menit. Hal ini penting
untuk mengetahui kurva beban harian dan mingguan.
C. PENENTUAN TITIK PENGUKURAN

Titik pengukuran yang sering dilakukan adalah


incoming power pada panel utama tegangan menengah pada
sisi industri yang diaudit bila memungkinkan. Kemudian
outgoing ke masing-masing trafo ataupun bisa dilakukan
pengukuran pada incoming pada panel tegangan rendah
yang merupakan outgoing dari transformator. Salah satu hal
yang tidak boleh dilupakan adalah pengukuran penggunaan
energi listrik pada motor-motor listrik yang dioperasikan
yang kemungkinan dapat diterapkan pengaturan putaran
dengan variabel speed drive atau inverter.
D. PELAKSANAAN PENGUKURAN

Apabila arus listrik diukur secara langsung dengan


CT alat ukur, maka pastikan bahwa kemampuan
arus CT yang digunakan lebih besar daripada arus
yang mengalir pada kabel listrik atau beban.
Apabila sensor arus dan tegangan alat ukur sudah
terpasang dengan baik, maka pada alat ukur, setting
type wiring, perbandingan tegangan, tipe sensor
CT, range CT, dan perbandingan CT. Setting
parameter yang akan diukur, setting waktu
pengukuran, interval, serta lokasi tempat
penyimpanan data.
3.3.2.2. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
A. Data Sekunder yang Dibutuhkan Pada sistem kelistrikan data sekunder yang paling penting meliputi:
• Penggunaan energi listrik bulanan selama 2 s.d 3 tahun terakhir dari rekening listrik PLN
• Diagram satu garis/Single Line Diagram
• Wiring diagram
• Data transformator
• Data motor listrik
• Data pencahayaan/lampu
• Data beban lainnya
• Data proses produksi
• Diagram sistem tata udara/pendingin
• Diagram sistem penyediaan dan pengolahan
air.
B. CARA PENGUMPULAN DATA
Cara pengumpulan data dapat berupa kuesioner, foto kopi, copy file, dan wawancara. Kuesioner disusun dan
dikirimkan kepada pihak auditee sebelum survei lapangan dilakukan, kemudian dilakukan verifikasi pada saat
survei lapangan. Kuesioner yang disusun setidaknya meliputi: 

Data Umum Perusahaan


Nama, alamat, struktur organisasi, sejarah, dan lain-lain  Data penyediaan dan penggunaan energi (bulanan,
tahunan)  Bahan bakar (jenis, biaya, dan volume penggunaan)  Penggunaan energi (per lokasi, per alat) 
Rekening listrik selama 3 tahun terakhir  Biaya energi (kontrak, biaya satuan)

Status Manajemen Energi


 Komitmen manajemen (kebijakan, organisasi, personil)  Audit energi dan evaluasi kinerja  Program
efisiensi energi  Sistem monitoring penggunaan energi  Peningkatan kesadaran (sosialisasi, kampanye,
insentif, disinsentif)
C 3.3.3. VERIFIKASI/KLARIFIKASI DATA HASIL AUDIT ENERGI

3.3.3.1. Validitas Sumber Data


Untuk menjamin bahwa data sekunder diperoleh dari sumber data yang valid, maka verifikasi dilakukan
dengan memastikan bahwa data sekunder yang diperoleh berasal dari sumber yang legal dan sah. Setiap data
sekunder yang diperoleh harus disebutkan asal sumber data dan didukung oleh bukti dokumen yang sah.
3.3.3.2. Tingkat Akurasi Data
Dalam proses verifikasi data sekunder, harus dilakukan klarifikasi mengenai metode dan alat ukur yang
digunakan untuk mengukur data. Jika memungkinkan, verifikasi menyediakan sarana untuk memeriksa
bahwa deviasi antara nilai-nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dan nilai-nilai yang sesuai diketahui kuantitas
yang diukur secara konsisten lebih kecil dari kesalahan maksimum yang ditetapkan dalam standar, regulasi,
atau spesifikasi yang khas bagi pengelolaan peralatan pengukuran.

3.3.4. Pemaparan Hasil Sementara


Audit Energi Setiap data primer dan data sekunder yang diperoleh dicatat untuk selanjutnya dibuat daftar
perolehan data primer dan data sekunder yang akan disampaikan pada saat proses pelaksanaan survei selesai
dilakukan atau closing meeting.
3.4. ANALISIS DATA HASIL SURVEI LAPANGAN

3.4.1. Sumber Energi Listrik


Data-data tentang penggunaan energi listrik melalui rekening listrik PLN sangat penting. Informasi tersebut
berupa besar kontrak daya, nomor pelanggan, jenis tarif, serta pembangkit listrik cadangan. Berikut ini
disajikan contoh analisis penggunaan energi listrik bulanan pada suatu industri. Energi listrik disuplai dari
PLN dengan kapasitas 3.030 kVA, pada tegangan menengah 20 kV.

3.4.2. Informasi Tarif Listrik


Tarif listrik di Indonesia dikelompokkan ke dalam beberapa jenis pelanggan, seperti Pelanggan jenis Industri
(I), Bisnis (B), Pemerintahan (P), Rumah Tangga (R), dan Sosial (S). Harga listriknya dikelompokkan ke
dalam beberapa blok yaitu blok I, II, dan III. Di samping itu, untuk pelanggan besar dikenakan pula aturan
harga tarif berdasarkan waktu pemakaian yaitu Waktu Beban Puncak atau WBP (pkl. 18:00 – 22:00) dan Luar
Waktu Beban Puncak atau LWBP (pkl. 22:00 – 18:00).
3.4.3. ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK BULANAN

Data dari rekening listrik ataupun


data energi yang selama ini dicatat
dapat dibuat dalam bentuk tabulasi.
Data bulanan setiap tahun yang
terdiri atas bulan, penggunaan
energi saat waktu beban puncak,
luar waktu beban puncak (LWBP),
serta faktor daya dibuatkan dalam
bentuk tabel (lihat Tabel 3-2).
3.4.4. NERACA
ENERGI LISTRIK

Distribusi penggunaan energi listrik secara


umum terbagi ke dalam proses produksi (jenis
produk A, B, dan C), utilitas, serta perkantoran.
Distribusi secara jelas penggunaan energi selama
1 tahun dapat dilihat pada Tabel 3-4.
3.4.4. NERACA
ENERGI LISTRIK

Distribusi penggunaan energi listrik secara


umum terbagi ke dalam proses produksi (jenis
produk A, B, dan C), utilitas, serta perkantoran.
Distribusi secara jelas penggunaan energi selama
1 tahun dapat dilihat pada Tabel 3-4.
TERIMAKSIH!

Anda mungkin juga menyukai