Anda di halaman 1dari 46

INSTALASI PADA PUSAT PEMBANGKITAN

TENAGA LISTRIK
(Peralatan Bantu & Penunjang)
1. Instalasi pemakaian sendiri
2. Instalasi arus searah, baterai dan Aki
3. Instalasi sistem proteksi
4. Instalasi sistem kontrol
5. Instalasi sistem pentanahan
6. Instalasi sistem motor-motor listrik
7. Instalasi sistem pengukuran
8. Instalasi sistem pneumatic dan hidrolik
9. Instalasi sistem pengukuran
10. Instalasi sistem pengaturan tegangan
11. Instalasi sistem pengaturan frekuensi
12. Instalasi sistem telekomunikasi

TM - 3
Instalasi Pemakaian Sendiri
• Setiap pusat listrik memerlukan energi listrik untuk pemakaian sendiri (didalam
pusat listrik tsb), antara lain untuk :
• Lampu penerangan
• Sistem penyejuk udara
• Mensuplai alat-alat bantu unit pembangkit seperti pompa-pompa.
• Mensuplai peralatan perbengkelan, mesin pengangkat, dll.
• Pengisian baterai aki untuk kebutuhan arus DC
Dalam keadaan generator belum menghasilkan listrik, maka alat-alat bantu
untuk start mendapatkan pasokan energi listrik dari jaringan luar.
• Besarnya energi listrik yang diperlukan untuk pemakaian sendiri berkisar
antara 1 – 10% dari produksi energi pembangkit tersebut, tergantung jenis
pembangkitnya, paling kecil PLTA dan paling besar PLTU batubara.
• Dalam hal terjadi gangguan besar (system black out), maka tdk tersedia energi
listrik di seluruh pusat pembangkit, sehingga diperlukan adanya pembangkit
yang dapat start sendiri tanpa bantuan tegangan dari luar (black start), guna
memasok tegangan ke jaringan. Pembangkit yang bisa beroperasi black start,
adalah PLTA, PLTG atau PLTD.
KONFIGURASI SISTEM TENAGA LISTRIK
Instalasi Baterai
• Setiap pusat listrik memerlukan sumber arus searah untuk :
• Mengoperasikan motor pada PMT
• Mensuplai rangkaian trip pada PMT
• Melayani alat komunikasi
• Memasok penerangan darurat
• Baterai harus selalu diisi menggunakan rectifier
• Terdapat dua macam baterai yg bisa digunakan, tipe baterai asam dan
tipe baterai basa
• Baterai asam menggunakan timah hitam PbO2 dan Pb sebagai kutub
positif dan negatif, serta H2SO4 sebagai larutan elektrolitnya
• Baterai basa menggunakan nikel cadmium NiOH dan Cd sebagai
kutub positif dan negatif, serta KOH sebagai larutan elektrolitnya
• Baterai asam lebih cocok digunakan didaerah beriklim panas > 25 oC
• Pemeliharaan baterai meliputi :
• Monitoring tegangan
• Berat jenis elektrolit
Instalasi Motor-motor listrik
Disetiap pusat listrik terdapat motor-motor listrik untuk berbagai keperluan guna
kelangsungan operasi pusat listrik tersebut, jenis yang digunakan umumnya motor
asinkron :
PLTU
• Motor penggerak pompa pengisi air boiler (FWP)
• Motor penggerak pompa air pendingin condensor (CWP)
• Motor penggerak penggiling batubara (mill/ crusher)
• Motor penggerak kipas pengisap dan penekan udara pada boiler
• Motor penggerak pompa sirkulasi minyak pelumas
• Motor penggerak pompa penyemprot bahan bakar ke ruang bakar boiler
• Motor pemutar poros turbin, yang digerakkan dengan arus searah
PLTG
• Motor penggerak pompa sirkulasi minyak pelumas
• Motor penggerak kompresor untuk mengisi udara tekan pada waktu start
• Motor start turbin
PLTD
• Motor penggerak pompa sirkulasi air pendingin
• Motor kompresor dan motor start mesin diesel
PLTA
• Motor penggerak katub by pass dari katub utama turbin. Umumnya digerakkan
dengan motor arus searah.
Instalasi sistem proteksi
• Gangguan pada pusat pembangkit dapat terjadi kapan saja, untuk itu
diperlukan sistem proteksi, yang berfungsi selain mengamankan peralatan
pada pusat pembangkit juga untuk melokalisir dampak dari gangguan.
• Alat pendeteksi gangguan adalah relai, yang selanjutnya memberi perintah
kepada trip coil guna membuka pemutus tenaga (PMT).
• Relai-relai proteksi untuk Generator antara lain :
• Relai arus lebih
• Relai deferensial
• Relai gangguan hubung tanah
• Relai rotor hubung tanah
• Relai penguatan hilang (loss of exitation)
• Relai tegangan lebih
• Relai arus urutan negatif
• Relai suhu
• Relai flux berlebih
• Relai proteksi mesin penggerak generator, antara lain :
• Relai suhu bantalan terlalu tinggi
• Relai suhu air pendingin terlalu tinggi
• Relai tekanan minyak pelumas terlalu rendah
Instalasi sistem proteksi
• Relai-relai proteksi untuk Transformator, antara lain :
• Relai arus lebih disisi primer dan sekunder
• Relai deferensial
• Relai gangguan hubung tanah
• Relai hubung tanah terbatas
• Relai bucholz
• Relai tekanan mendadak
• Relai arus urutan negatif
• Relai suhu
• Relai tangki tanah
• Relai proteksi motor listrik, antara lain :
• Relai arus lebih dan sekring lebur
• Relai stall
• Relai tegangan rendah/ hilang
• Relai arus urutan negatif
Instalasi kontrol
Instalasi kontrol mutlak diperlukan pada pusat listrik modern. Instalasi ini
harus mampu menyajikan dan mengolah berbagai data informasi untuk
keperluan pengendalian pusat listrik tersebut. Data informasi yang inti,
antara lain :
• Dari Generator :
Tegangan, arus, daya aktif & reaktif, frekuensi, faktor daya, posisi PMT &
PMS, suhu stator & rotor
• Dari Transformator :
Tegangan, arus, daya aktif & reaktif, posisi PMT & PMS, suhu minyak dan
kadar air dalam minyak
• Dari mesin penggerak Generator :
Tekanan, suhu, vibrasi, keasaman (pH), dll
• Selain itu data dan informasi dari Rel, alat bantu , sistem proteksi.
Untuk kebutuhan pengolahan dan penyajian informasi, instalasi kontrol
terdiri dari beberapa peralatan, antara lain :
• Transducer
• Analog to digital converter(ADC) serta digital to analog converter (DAC)
• Komputer
• Peripheral (monitor, printer, ldata logger, dll
Instalasi pneumatic dan hidraulic
Pada pusat listrik terdapat alat-alat yang perlu digerakkan dengan gaya yang
besar (> 5 kg), untuk itu perlu terdapat instalasi pneumatic (udara tekan).
Misalnya instalasi untuk :
• Pembukaan katub udara pada saat start mesin diesel
• Penutupan pompa injeksi bahan bakar mesin diesel
Gerakan tersebut menggunakan elektromagnet yang dipasok oleh arus
searah baterai.
Sistem pneumatic memerlukan kompresor dan reservoir udara tekan

Pada PLTA dan PLTU yang kapasitasnya besar, diperlukan pengaturan daya
keluaran melalui pengaturan katub air dari turbin air dan pengaturan katub
uap dari turbin uap yang membutuhkan gaya besar. Perintah pengaturan
dilakukan oleh governor, namun sinyal governor tersebut perlu diperkuat
dengan sistim hidrolik.
Pada sistem hidrolik diperlukan bejana minyak bertekanan serta bak minyak
tidak bertekanan
Instalasi sistem telekomunikasi
Sistem telekomunikasi merupakan sarana yang vital pada pusat listrik,
terutama pada sistem yang terinterkoneksi. Sarana telekomunikasi yang
dapat digunakan antara lian :
• Telepon umum : voice, fax
• Power line carrier (PLC), untuk komunikasi suara , pengiriman data
termasuk untuk proteksi
• Serat optik, yg dapat menggantikan telepon umum dan PLC
Pada sistem terinterkoneksi, umumnya terdapat alat supervisi sistem yang
dikenal dengan SCADA. Dimana terdapat komputer pada operator sistem
(pusat pengatur beban) dan micropreosesor pada setiap pusat listrik
ataupun gardu induk yang biasa disebut Remote terminal unit (RTU). RTU
mencatat data informasi dan mengirimkan ke komputer di SCADA. Dan
komputer di SCADA dapat mengirimkan sinyal pengaturan ke RTU.
Instalasi sistem pengukuran
Sistem pengukuran merupakan instalasi yang mutlak harus ada pada
pusat listrik, besaran yang diukur pada generator dan rel secara umum
adalah sbb :
• Tegangan dalam satuan Volt atau kV
• Arus dalam satuan Ampere
• Daya aktif dalam satuan kW atau MW
• Daya reaktif dalam satuan kVAR atau MVAR
• Energi listrik dalam satuan kWh atau MWh
• Sudut fasa (cos Φ)
• Frekuensi
Pengukuran besaran tersebut memerlukan pengukuran arus dan
tegangan secara langsung, melalui trafo pengukuran yaitu trafo arus dan
trafo tegangan.
Untuk rel, saluran transmisi, trafo pemakaian sendiri, jumlah besaran yang
diukur lebih sedikit, namun tetap membutuhkan pengukuran arus dan
tegangan
Instalasi pentanahan
Dalam suatu instalasi tenaga listrik, terdapat empat bagian yang
harus ditanahkan/ dibumikan, yaitu :
• Semua bagian instalasi terbuat dari logam yang mudah
tersentuh manusia.
• Bagian pembuangan muatan listrik misal lightning arrester
• Kawat petir dan penangkal petir
• Titik netral transformator atau generator
Dalam praktek diinginkan agar tahanan pentanahan terebut tidak
lebih besar dari 4 Ohm.
Terdapat 4 alat/ sistem pentanahan :
• Batang pentanahan tunggal
• Batang pentanahan ganda
• Anyaman pentanahan
• Pelat pentanahan
Instalasi pengaturan tegangan
• Instalasi pengaturan tegangan berkaitan dengan
pengaturan arus penguat (eksitasi) generator.
Generator yang terinterkoneksi pada suatu sistem yang
besar, pengaturan arus penguat tidak banyak
mengubah tegangan keluaran generator, namun hanya
mempengaruhi daya reaktif yang dihasilkan generator
• Dengan mengatur arus penguat, generator dapat
mengasilkan daya reaktif yang bersifat induktif maupun
kapasitif. Besar kecilnya arus penguat tersebut
tergantung dari kurva kapabilitas dari generator.
Kurva kapabilitas
untuk 0.85 power
factor, 0.80
short-circuit ratio,
hydrogen-cooled
turbine generator. Base
MVA is rated MVA at
0.5 psig hydrogen.
Figure 5.16
Instalasi pengaturan frekuensi
Pengaturan frekuensi pada pusat listrik dilakukan oleh suatu
peralatan yang disebut governor. Pengaturan frekuensi
dilakukan dengan mengatur daya aktif, sehingga governor
harus mengatur kopel mekanis mesin penggerak yang
memutar generator, dengan cara :
• Mengatur uap masuk pada turbin uap
• Mengatur air masuk pada turbin air
• Mengatur jumlah bahan bakar dan udara pada turbin gas
• Mengatur injeksi bahan bakar pada mesin diesel
Terdapat dua sistem pengaturan frekuensi :
• Primary control oleh governor
• Secondary control oleh Automated Generation Control
(AGC)
Kesetimbangan Pembangkitan–Beban

Frekuensi sistem :
• Menunjukkan
keseimbangan sesaat
antara daya nyata (MW)
pembangkitan dengan daya
nyata (MW) dikonsumsi
beban;
• Bernilai nominal (= 50 Hz)
pada saat daya nyata
pembangkitan = daya nyata
konsumsi beban.
Kesetimbangan Pembangkitan–Beban

Frekuensi sistem :
• Bernilai nominal di
bawah 50 Hz, pada saat
daya nyata
pembangkitan lebih kecil
dari daya nyata konsumsi
beban;
• Untuk mengembalikan
ke 50 Hz, daya nyata
pembangkitan
ditambah.
Kesetimbangan Pembangkitan–Beban

Frekuensi sistem :
• Bernilai nominal di atas 50
Hz, pada saat daya nyata
pembangkitan lebih besar
dari daya nyata konsumsi
beban;
• Untuk mengembalikan ke
50 Hz, daya nyata
pembangkitan dikurangi.
PENGENDALIAN TEGANGAN
Tegangan Sistem harus diupayakan dalam batasan yang
diijinkan : +/- 5% untuk tegangan 500 kV
+5% / -10% untuk tegangan 150/70/20 kV

Pengaturan untuk mendapatkan mutu


tegangan nominal 150/20 kV:
1. Pengaturan Daya Reaktif Unit - Unit Pembangkit
2. Pengaturan Tap Changer Inter Bus Transformer
3. Pengoperasian Reaktor / Kapasitor
4. Mengatur konfigurasi jaringan
PENGENDALIAN FREKUENSI
Meskipun Beban Konsumen Selalu Berubah-Ubah,
Frekuensi Sistem Harus Tetap Dipertahankan Pada
Nominal 50 Hz, dengan Toleransi +/- 0,2 Hz.
Langkah pengendalian menjaga frekuensi pada keadaan
nominal 50 Hz:
1. Pengaturan primer dari unit pembangkit yang
beroperasi Free Governor
2. Pengaturan sekunder oleh program Load Frequency
Control ( LFC )
3. Pengaturan pembebanan unit pembangkit secara
manual
4. Pelepasan Beban (Manual & Automatic Load Shedding)
Strategi Pengaturan Frekuensi
(Skema
Hz Load Shedding)
50,50
50,20 Normal operation, 50 + 0,2 Hz
50,00 Excursion, + 0,5 Hz, brown-out
49,80 Df/dt - 1,0 Hz/s LS T 5,6,7+ 788 (1969 MW)
49,50 Df/dt + 0,8 Hz/s LS T 5,6,7+ 788 (1575MW)
49,10 Load shedding scheme A & B ( 394 MW & 394 MW)
Df/dt + 0,6 Hz/s LS T 5,6,7+ 788 (1181 MW)
49,00
Load shedding tahap 1 to 7 ( 2756 MW )
48,40
48,30
Islanding operation, 48,30 - 48,00 Hz
48,00

47,50 Host load of power plant or generator


KONDISI OPERASI

memperbaiki efisiensi

NORMAL

pemulihan cepat

PEMULIHAN
(RESTORATIV)
GANGGUAN

menghindari
keadaan menuju
darurat

DARURAT

menyelamatkan
bagian sistem
Block diagram of AGC model
System Models
(AGC) Excitation Automatic Voltage
system Regulator (AVR)

Gen. field Voltage sensor

Steam

Turbine G

∆ PV
Shaft
∆ PG , ∆ Q G
Valve Control ∆ Ptie
mechanism

∆ PG Load frequency Frequency


control (LFC) sensor
AGC system

AVR

LFC
GOVERNOR OPERASI DI BLOCK
• MELAKUKAN BYPASS PADA MEKANISME PENGATURAN FEEDBACK
AGAR KELUARAN GENERATOR TETAP.

KERUGIANNYA:
• BERDAMPAK PADA KETIDAK STABILAN SISTEM
• PEMULIHAN SYSTEM FREQUENCY KE FREKUENSI NORMAL
MEMBUTUHKAN WAKTU YANG LEBIH LAMA SETELAH TERJADI
GANGGUAN.

• KETENTUAN DARI OPERATOR SISTEM, SEMUA GENERATOR YANG


TERSAMBUNG KE SISTEM INTERKONEKSI HARUS DIOPERASIKAN
PADA KONDISI GOVERNOR FREE.
• TUJUAN OPERASI GOVERNOR FREE ADALAH AGAR PEMULIHAN
FREKUENSI SISTEM DAPAT DIPIKUL BERSAMA-SAMA OLEH SEMUA
GENERATOR YANG TERSAMBUNG KE SISTEM
GOVERNOR OPERATION (Di Block)

OPEN
KARAKTERISTIK SPEED DROOP
• JUMLAH PERUBAHAN KECEPATAN (FREQUENCY) YANG DIPERLUKAN
YANG MENYEBABKAN MEKANISME KONTROL UTAMA DARI
PENGGERAK MULA UNTUK BERUBAH DARI TRTUTUP PENUH
MENJADI TERBUKA PENUH.
NORMAL RANGE - 3 TO 5%
• MINIMUM PERUBAHAN KECEPATAN HARUS TIDAK KURANG DARI
0.4 KALI SPEED DROOP.
• MAXIMUM PERUBAHAN KECEPATAN HARUS TIDAK LEBIH DARI 3
KALI SPEED DROOP.
5% DROOP ON 200MW GENERATOR

200

160
GENERATION IN MW --->

120

80

40

0
49 49.5 50 50.5 51 51.5
FREQ IN HZ --->
PARTICIPATION OF 5% DROOP ON 200MW & 500MW GENERATORS

600

500

400
GENERATION IN MW --->

300
100MW for 0.5HZ
Frequency

200

100
40MW for 0.5HZ
Frequency

0
49 49.5 50 50.5 51 51.5
FREQ IN HZ --->
GOVERNOR DROOP 5% (500MW UNIT)

600
600

500 500
GENERATION IN MW ---->

400

300 300

200 200

100

0
0
47 47.5 48 48.5 49 49.5 50 50.5 51 51.5 52 52.5 53
FREQ IN HZ --->
GOVERNOR DROOP 5% (210MW UNIT)

250
250

210
200
GENERATION IN MW ---->

150

125

100
85

50

0
0
47 47.5 48 48.5 49 49.5 50 50.5 51 51.5 52 52.5 53
FREQ IN HZ --->
RESPONSE BY A 500 MW GENERATOR WITH DIFFRENT DROOP

500
500
500

450

400
400 375
350 4 % DROOP
300
300
MW ->

250
250
5 % DROOP
200
200

150
125
100
100

50

0 0

48 48.5 49 49.5 50 50.5 51 51.5


HZ->
Response of governor with output feedback
Steady-state speed characteristic (droop) curve
Perhitungan steady-state speed characteristic
R(per unit), kemiringan (slope) dari “speed droop” curve,
didefinisikan sbb ∆f(p.u.)/ ∆P(p.u.),
dimana ∆f(p.u.)= ∆f(HZ) / 60.0,
dan ∆P(p.u.)= ∆P(MW) / Unit Capacity.
Untuk unit 600 MW yang memiliki governor response
sebesar 20 MW untuk perubahan frequency dari 60 Hz
menjadi 59.9 HZ, R=∆f(p.u.) / ∆P(p.u.) = (0.1/60)/(20/600)
=0.05 or 5% droop.

Bila speed droop sdh diketahui, MW response terhadap


deviasi frequencydapat ditentukan melalui (∆P/∆f)=(1/R),
atau ∆P=(1/R) X ∆f.
Untuk unit 600 MW dengan 5% speed droop, MW
responsenya (∆P/600)=(1/0.05) X (∆f/60), or
∆P=200MW/HZ
Multiple Generator Governor Response
Misalkan suatu sistem dengan 3 generators on-line dng frekuensi 60HZ.
Beban 360 MW dan generator output units #1, #2 and #3 masing-masing
80MW, 120MW and 160MW.
Suatu beban 21MW (∆P) ditambahkan. Berapa frequency yang baru?
Dan masing-masing unit menyumbangkan berapa (MW)?
karena R(p.u.)=( ∆f(HZ)/60)/( ∆P(MW)/Capacity),
maka (∆P/∆f)=(1/R) X Capacity/60).
UNIT CAPACITY R (DROOP) ∆P/∆f
#1 300MW 0.100 (10%) 50MW/HZ
#2 450MW 0.075 (7.5%) 100MW/HZ
#3 600MW 0.050 (5%) 200MW/HZ
Solution:
Unit #1: ∆P1=50 X ∆f ∆P1=50 X 0.06=3MW
Unit #2: ∆P2=100 X ∆f ∆P2=100 X 0.06=6MW
Unit #3: ∆P3=200 X ∆f ∆P3=200 X 0.06=12MW
Σ∆Pi=350∆f=21MW, check: Σ∆Pi=21MW
and ∆f=21/350=0.06HZ
Frequency=60-0.06=59.94HZ
Three generators serving 360MW
Three generators serving 367MW
Three generators serving 374MW
Three generators serving 381MW
Steady-state speed characteristic with speed
changer
Power output as a function of frequency
Perbedaan Primary & Secondary Control
Primary Control Secondary Control

Nama Governor Automatic Generation Control (AGC)

Fungsi Utama Menjaga agar sistem tetap Menggeser keluaran pembangkit


stabil dengan adanya antar unit untuk menjaga sekuriti dan
perubahan beban dan ekonomi serta mengembalikan
terjadinya gangguan frekuensi ke seting normalnya
pembangkit/ transmisi
Fungsi Teknis Menghasilkan jumlah input Merubah set point dari governor unit
meknis yang tepat ke turbin untuk mencapai alokasi pembebanan
sesuai kebutuhan keluaran unit
listrik dari generator
Response time Cepat (detik) Lebih lambat – puluhan detik
Control input Frekuensi/ putaran turbin Ditetapkan Sistem, sesuai unitnya

Sifat control Lokal di unit pembangkit Terpusat di sistem (P3B)

Kinerja control Semaikn banyak governor yg Semaikn banyak unit yang


online, sesuai speed dropnya dikendalikan oleh AGC akan
akan meminimumkan deviasi meminimumkan durasi deviasi
frekuensi frekuensi

Anda mungkin juga menyukai