Anda di halaman 1dari 32

BAB II

DASAR - DASAR SISTEM KELISTRIKAN PLTU

Unit Pembangkit Listrik merupakan sistem yang terdapat dihulu dari


mata rantai produksi energi atau daya listrik .Fungsi sistem pembangkitan adalah
mengkonversikan energi primer ( misalnya : minyak, air, gas, batubara , panas
bumi dan lain - lain ) menjadi energi listrik.Energi listrik yang dihasilkan dari
unit pembangkit disalurkan melalui transmisi dan didistribusi hingga
sampai kekonsumen baik konsumen tegangan tinggi, tegangan menengah
maupun tegangan rendah.
Untuk keperluan agar energi listrik dapat sampai ke konsumen, maka
harus tersedia atau dibutuhkan sarana penyalurannya yaitu instalasi tenaga listrik.
Dibawah ini dapat dilihat bagan penyaluran atau pencapaian energi listrik dari
unit pembangkit sampai kekonsumen ( lihat gambar )

Gambar 2.1. Sistem penyaluram daya listrik

8
Penyaluran energi listrik kekonsumen harus kontinu, maka untuk
melayani kebutuhan konsumen akan energi listrik, unit – unit pembangkit
listrik harus beroperasi secara kontinu dan andal. Sebagaimana diketahui unit -
unit pembangkit listrik baik PLTU, PLTGU, PLTA, PLTP, PLTG dan PLTD,
dapat beroperasi sangat tergantung tersedianya energi listrik, energi listrik
digunakan untuk keperluan operasinya peralatan bantu ,karena peralatan bantu
sangat menunjang dapat operasinya peralatan utamanya.
Untuk keperluan tersebut, maka harus tersedianya sarana penyaluran
yaitu Instalasi Tenaga Listrik yang berfungsi untuk mensupply dan memasok
atau menyalurkan energi listrik keperalatan - peralatan bantu yang dikenal
dengan sistem kelistrikan untuk pemakaian sendiri. Sistem kelistrikan untuk
pemakaian sendiri pada umumnya di unit - unit pembangkit menggunakan tegangan
yang beragam diantaranya tegangan menengah 4 kV s/d 6 kV, tegangan rendah 380
V dan 220 Volt.
Khusus untuk pembangkit listrik tenaga uap baik berbahan bakar batubara
maupun minyak ( PLTU ) dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap ( PLTG/U )
kebutuhan energi listrik untuk peralatan bantunya menggunakan 2 ( dua ) sistem
tegangan diantaranya :
1. Tegangan Menengah yaitu 4 kV s/d 6 kV.
2. Tegangan rendah yaitu 380 volt s/d 500 volt.
Sedangkan untuk pembangkit listrik tenaga gas ( PLTG ), Pembangkit Listrik
tenaga Air ( PLTA ), Listrik tenaga panas bumi ( PLTP ) dan tenaga diesel
(PLTD) untuk kebutuhan energi listrik/daya hanya pada umumnya menggunakan
sistem tegangan rendah yaitu 380 volt.. Sistem kelistrikan / pasok listrik untuk
unit pembangkit tenaga listrik sangat diperlukan untuk kelangsungan
maupun keandalan dalam operasinya, karena digunakan untuk keperluan
menggerakkan peralatan bantu yang sangat mendukung peralatan utama dapat
operasi secara kontinyu dan andal.
Dalam tahap perencanaan sistem kelistrikan untuk peralatan bantu harus
mendapat perhatian yang serius, karena sangat berhubungan dengan
keandalan unit pembangkit listrik. Terganggu penyediaan supply ( pasok ) energi

9
listrik bagi peralatan bantu akan menimbulkan terganggunya unit pembangkit,
baik pada saat start atau pada saat operasinya, bahkan dapat mengakibatkan “ Trip
“ nya unit pembangkit tersebut. Diantara penggunaan energi listrik untuk peralatan
bantu Pembangkit listrik adalah :
1., Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Dengan Bahan Batubara
Dilihat dari sisi tegangan untuk peralatan bantu, maka terbagi atas 2 ( dua )
bagian yaitu
A. Sisi tegangan menengah 4 kV s/d 6 kV diantaranya :
- Mill ( Pengiling batubara )
- Pompa air pengisi ketel “ Boiler Feed Pump “ ( BFP )
- Pompa pendingin utama “ Circulating Water Pump” ( CWP ).
- Pompa Condensate ( Condensate Pump )
- Forced Draft Fan ( F D F )
- Induced Draft Fan ( I D F ), dll
B. Sisi tegangan rendah 380 s/d 500 Volt dan 220Volt
- Turning Gear
- Pompa Minyak pelumas : Aux Oi Pump ( AOP ), Turning
Gear Oil Pump ( TGOP ) dan Emergency Oil Pump ( EOP ).
- Jacking Oil Pump ( bila ada )
- Motor Penggerak Air Heater.
- Seal Oil Pump
- Pompa-pompa anceliary
- Pasok / power supply untuk baterai charger
- Sistem kontrol
- Proteksi/relay
- Lampu penerangan baik AC maupun DC dan lain-lain
2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Bahan Bakar Minyak
A. Sistem/Sisi Tegangan Menengah 4 s/d 6 kV diantaranya :
- Pompa Air Pengisi Ketel” Boiler Feed Pump” ( BFP )
- Pompa Air Pendingin Utama” Circulating Water Pump” (CWP )
- Forced Draft Fan ( F D F )

10
- Induced Draft Fan ( I D F )
- Condesate Extraction Pump ( C E P ), dll
B. Sistem/Sisi Tegangan Rendah 380 s/d 500 Volt dan 220 Volt
- Turning Gear
- Pompa Minyak pelumas : Aux Oil Pump ( AOP ), Turning
Gear Oil Pump ( TGOP )dan Emergency Oil Pump ( EOP ).
- Jacking Oil Pump ( bila ada )
- Motor Penggerak Air Heater.
- Seal Oil Pump
- Pompa-pompa anceliary
- Pasok / power supply untuk baterai charger
- Sistem kontrol
- Proteksi/relay
- Lampu penerangan baik AC maupun DC dan lain-lain
3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap “ Combaince Cycle” ( PLTG/U )
Pada umum PLTG / U penggunaan sistem / sisi tegangan menengah
terutama disisi peralatan bantu untuk PLTU, sedangkan disisi peralatan bantu
PLTG pada umumnya menggunakan sistem tegangan rendah, tetapi
pada PLTG yang menggunakan penggerak mula menggunakan
motor ( Cranking ) biasa menggunakan sistem tegangan menengah hanya pada
saat starting awal saja.
Sistem Tegangan Rendah 380 Volt dan 220 Volt pada Pembangkit
Listrik Tenaga Gas ( PLTG ), diantaranya :
- Pompa minyak pelumas
- Pompa air pendingin
- Compressor
- Peralatan kontrol
- Proteksi
- Lampu penerangan
- dll.

11
Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap, pada sistem tegangan menengah
diataranya :
- Pompa Transfer “ Boiler Feed Pump “ ( BFP ).
- Pompa Extraction Pump ( C E P )
- Pompa Pendingin Utama “ Circulating Water Pump “ ( C W P ), dll
Untuk sistem tegangan rendah ( tegangan 380 Volt ), diantaranya :
- Pompa minyak pelumas
- Pompa pendingin bantu “ Auxiliary Cooling Water Pump “ (A C W)
- Compressor
- Peralatan kontrol
- Proteksi
- Lampu penerangan
- dll.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG )
- Penggerak mula.
- Pompa minyak pelumas.
- Pompa air pendingin.
- Compressor.
- Peralatan kontrol.
- Proteksi.
- Lampu penerangan,
- dll
5. Pembangkit Listri Tenaga Panas Bumi ( P L T P ).
- Pompa air Pendingin.
- Pompa minyak pelumas.
- Compressor.
- Peralatan kontrol.
- Proteksi.
- Lampu penerangan.
- dll.

12
6. Pembangkit Listrik Tenaga Air ( P L T A
- Pompa air Pendingin.
- Pompa minyak pelumas.
- Compressor.
- Peralatan kontrol.
- Proteksi.
- Lampu penerangan.
- Drainner Pump, dll.
2.2. Fungsi Sistem Kelistrikan
- Sarana untuk menyalurkan atau memasok / mensupply energi
listrik yang dihasilkan Generator ke konsumen baik konsumen
tegangan tinggi, menengah maupun rendah.
- Sarana untuk menyalurkan atau memasok / mensupply energi
listrik baik yang berasal dari generator sendiri maupun sistem
yang berasal dari luar yang digunakan untuk keperluan peralatan-
peralatan bantu.
2.3. Prinsip Kerja
Pada sistem interkoneksi yang terdiri dari beberapa unit pembangkit untuk
melayani kebutuhan daya yang besar, maka tegangan generator PLTG dengan
tegangan sistem transmisi melalui Transfomator Utama ( Generator Main
Transfomator ) dengan tujuan agar generator Unit Pembangkit Listrik ( PLTU,
PLTG/U, PLTG, PLTP, PLTA dan PLTD ) dapat synkron (mensynkronkan )
dengan saluran transmisi yang tersedia misalnya :150 kV, 70 kV atau 20 kV.
Synkron generator dapat dilakukan baik disisi tegangan generator dengan
memasukkan PMT Circuit Breaker) generator atau synkron disisi tegangan
transmisi dengan memasukkan PMT Line (52 L) yang terdapat di switchyard,
dengan ketentuan persyaratan untuk synkron sudah terpenuhi persyaratannya yaitu:
Tegangan, Frequensi, Sudut Fasa sama antara generator dan sistem transmisi.

Saluran transmisi adalah sarana untuk menyalurkan energi / daya listrik dari
unit pembangkit ke gardu induk ( GI ) dan dapat juga berfungsi untuk

13
menyalurkan dari GI satu ke GI yang lainnya. Dari gardu induk ( GI ) didistrubusi
kekonsumen atau langsung disalurkan kekonsumen khusus misalnya : konsumen
tegangan tinggi ( 150 kV, 70kV ). Khusus untuk penyaluran ke konsumen
tegangan menengah dan rendah, maka tegangan transmisi ( 150 kV, 70 kV )
diturunkan tegangannya melalui transfomator daya ( Step Down Transformator)
dan selanjutnyaidistrubusikan kekonsumen tegangan menengah dan rendah.
Sebagaimana diketahui untuk menyalurkan energi / daya listrik kekonsumen
diperlukan jaringan transmisi dan distribusi. Konstruksi jaringan tegangan
menengah dengan menggunakan kawat yang dikenal dengan SUTM atau
menggunakan kabel yang dikenal dengan SKTM yang terpasang Undergruond
(ditanam didalam tanah ).
Keuntungan dengan menggunakan kabel adalah tingginya tingkat keandalan
Pasokan disamping dapat memanimalisir gangguan, terpasang rapi dan cocok
untuk daerah perkotaan, tetapi biayainvestasinya cukup mahal. Khusus untuk
penyaluran daya listrik kekonsumen rumah tangga, perkantoran, pusat
perbelanjaan dan perhotelan yang menggunakan tegangan rendah ( JTR ),
jenis sambungan dibedakan menjadi 2 ( dua ) yaitu tiga phasa ( 380 Volt ) dan satu
phasa ( 220 Volt ).
Untuk mendapatkan besar tegangan tersebut dari Jaringan Tegangan
Menengah ( JTM ) digunakan gardu hubung baik yang terpasang dipanel
maupun digantung. Gardu ini berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah (
20 kV ) menjadi 380 Volt, sedangkan untuk mendapatkan tegangan 220 Volt
diambillah satu kawat phase dan kawat netral dari jaringan tegangan rendah.
Pada bagian yang paling hilir sebagai penentu kapasitas daya listrik yang
terhubung kekonsumen dipasanglah peralatan pembatas daya yang biasa
disebut MCB ( Miniatur Circuit Breaker ) sebagai contoh konsumen 900 VA
dipasang MCB 4 ampere.
Pemasangan kwh meter adalah untuk merekam seberapa besar energi listrik yang
telah digunakan oleh pelanggan / konsumen, untuk ketelitian dan kebenaran
akan kwh meter perlu harus dijaga dan dapat diandalkan agar transaksi jual
beli listrik benar-benar fair. Sehubungan jauhnya lokasi - lokasi konsumen dengan

14
pusat pembangkit listrik, maka tegangan keluaran generator dinaikkan menjadi
tegangan transmisi dengan tujuan adalah mengurangi kerugian panjangnya saluran
tranmisi.
Sistem interkoneksi beberapa generator yang terdapat di Pulau Jawa dikenal
dengan sistem Interkoneksi se Jawa - Bali, karena kebutuhan daya listrik untuk
konsumen sangat besar maka diperlukan untuk memparalel / mensynkronkan satu
sistem jaringan,sehingga mempunyai keuntungan dapat meringankan kerja generator
unit - unit pembangkit dan energi / daya listrik yang tersedia cukup besar. Untuk
unit pembangkit yang melayani beban house load, unitnya dapat
dihubungkan langsung kebeban atau tetap dinaikkan tegangannya dengan
transformator sesuai dengan tegangan dari kebutuhan konsumen, sedangkan untuk
konsumen tegangan rendah, maka tegangan dimenengah diturunkan dengan
transformator( Step Down Transformator ) menjadi tegangan 380 Volt dan 220
Volt.
Untuk keperluan start maupun operasinya unit PLTG, pada umumnya
tidak seluruh peralatan- peralatan bantu tergantung dari daya / energi listrik,
sebagian dari peralatanbantunya memanfaatkan energi mekanik dari unitnya
sendiri. Bagi peralatan bantu yang memanfaatkan energi listrik pada saat start
dalam kondisi jaringan luar normal dipasok dari luar sistem melalui
transformator ( Step Down Transformator ) yaitu Station Service
Transformator, dimana tegangan jaringan luar ( tegangan sistem ) 150 kV, 70 kV
atau 20kV diturunkan tegangan sesuai dengan tegangan peralatan bantunya yaitu
4 kV s/d 6 kV dan masuk ke switchgear tegangan menengah.
Untuk keperluan peralatan bantu tegangan rendah, dari switchgear tegangan
Menengah melalui atau dengan transformator bantu ( Step Down
Transformator ) diturunkan menjadi tegangan 380 Volt / 220 Volt dan
didistrubusi ke swichgear tegangan rendah yang dikenal dengan Substation Unit
Secondary ( SUS ) atau Motor Control Centre ( MCC ) untuk melayani
peralatan bantu tegangan rendah dan dari MCC langsung kebeban 380 Volt dan juga
didistribusi ke peralatan bantu yang kecil melalui Power Panel dan Lighting Panel
untuk supply lampu penerangan dan juga digunakan untuk mensupply peralatan

15
bantu yang sangat vital atau Essential Panel diantaranya adalah untuk supply battery
charger
Setelah unit beroperasi normal dan sudah synkron pada sistem jaringan
listrik, maka pada beban diatas beban minimum pasok listrik untuk peralatan
bantu yang mana kebutuhan energi listriknya dipasok dari luar melalui station
service transformator dipindahkan pemakaian energi listrik menggunakan unit
sendiri melalui unit service transformator dengan jalan memparalel kedua
transformator tersebut dengan mengaktifkan synkronouscope, apabila tidak ada
perbedaan tegangan, maka breaker unit auxiliary transformator dimasukkan dan
breaker unit service transformator dilepas, pada kondisi tersebut pemakaian
untuk keperluan peralatan bantu unit Pembangkit Listrik ( PLTU, PLTG/U, PLTP
PLTG,PLTA dan PLTD) dipasok/disupply dari unit sendiri atau dari generatornya
sendiri.
Konfigurasi sistem kelistrikan Unit Pembangkit Tenaga Listrik,
khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Gas secara umum dapat dilihat pada
gambar 2.

Gambar 2

16
2.4. Diagram Garis Tunggal Sistem Kelistrikan
Diagram instalasi garis tunggal sistem kelistrikan Unit Pembangkit Listrik
atau biasa disebut “ Single / One Line Diagram “ adalah menggambarkan
diagram garis tunggal sistem kelistrikan Unit Pembangkit Listrik meliputi
rangkaian sumber daya listrik dari generator yang disalurkan ke transmisi dan
rangkaian kelistrikan pemakaian sendiri untuk keperluan alat-alat bantu.Untuk
keperluan menjalankan unit pembangkit listrik, sebagaimana dijelaskan pada
uraian sebelum bahwa peralatan utama dapat operasi sangat tergantung dari peralatan
bantu atau peralatan utama dapat dijalan bila peralatan bantunya sudah beroperasi
normal.
Kebutuhan untuk menjalankan peralatan bantu, maka dibutuhkan energi
listrik, energi listrik / daya dapat dipasok dari pembangkit kapasitas kecil yang
terdapat pada unit pembangkit itu sendiri misalnya : diesel start up
Diesel Start Up d engan kapasitas kecil hanya digunakan untuk
mengoperasikan / menjalankan peralatan bantu agar peralatan utama dapat
dapat beroperasi dengan aman. Setelah unit Pembangkit sudah sinkron dengan
sistem atau masuk dalam sistem, maka diesel star up stop kembali, sedangkan
energi/daya keperluan peralatan bantu diambil dari luar sistem melalui Unit
Auxiliary transformator ( Transfomator Bantu ) .
Kategori unit pembangkit ini disebut unit pembangkit yang dapat Start Up dan
tidak tergantung dari pasok daya dari luar atau disebut unit pembangkit yang
dapat“ Black Start “ misalnya : PLTG, PLTA dan PLTD.
Disisi lain terdapat juga unit pembangkit, dimana untuk keperluan
start up peralatan bantu cukup kira-kira 5 s/d 6 % dari kapasitasnya, maka untuk
keperluan energi /daya menjalankan / startnya peralatan bantu sangat tergantung dari
pasok energi / daya dari luar dan hanya untuk keperluan start up dan setelah
masuk kesistem dan berbeban diatas 5 %, maka kebutuhan akan energi / daya
untuk peralatan bantu diambil atau dipasok dari unit sendiri.
Kategori unit pembangkit ini disebut unit pembangkit yang tidak dapat start
apabila tidak ada pasok energi/daya listrik dari luar atau unit pembangkit yang tidak

17
dapat “ Black Start “ misalnya : PLTU dengan bahan bakar minyak dan PLTU
dengan bahan bakar batubara.
Dibawah ini dapat dilihat beberapa diagram sistem kelistrikan pada
Unit Pembangkit Tenaga Listrik ( PLTG, PLTGU, PLTU, dll ).

Gambar 4: Diagram Kutub Tunggal PLTG


Sistem kelistrikan sederhana PLTG
Keterangan :
1. Sub sistem pembangkit.
2. Sub sistem penguatan generator.
3. Sub sistem pemakaian sendiri.
4.
5. Sub siatem battery.
6. Sub sistem gardu induk dan distribusi.
7. Sub sistem telekomunikasi.

18
Gambar 5: Diagram Sistem Kelistrikan PLTU
Keterangan :
1. Sub sistem pembangkit.
2. Sub sistem penguatan generator.
3. Sub sistem pemakaian sendiri.
4. Sub sistem pembangkit darurat.
5. Sub siatem battery.
6. Sub sistem gardu induk dan distribusi
7. Sub sistem telekomunikasi.

19
Gambar 6. Diagram Sistem Kelistrikan PLTG/U

20
Diagram Sistem Kelistrikan PLTP
Keterangan :
1 Sub sistem pembangkit.
2 Sub sistem penguatan generator.
3 Sub sistem pemakaian sendiri.
4 Sub sistem pembangkit darurat.
5 Sub siatem battery.
6 Sub sistem gardu induk dan distribusi
7 Sub sistem telekomunikasi.
1. Untuk pemakaian sendiri tegangan rendah 380 Volt diambil dari Station Board
A dan B dan Unit Board A dan B dengan melalui transfomator 6 kV/380 Volt.
2. Kemudian suplai pada essential service board diambil dari station board 380 Volt
1A atau unit board 380 Volt 1 B.

21
3. Melalui station board 380 Volt atau unit board 380 Volt, suplai dapat diberikan
ke MCC Boiler dan MCC Turbin, termasuk MCC alat bantu lainnya.
4. Apabila semua sudah operasi dengan normal sesuai prosedur start up Unit
Pembangkit, maka generator dapat disinkronkan dengan jaringan secara otomatis
atau manual.
5. Kemudian setelah pembebanan generator sampai dengan + 10 % beban
nominal, maka pemakaian sendiri dapat diambil alih dari out put generator
sendiri dengan melalui Unit Service Transformator ( UST ) dan pemasokan dari
start up bus dapat dilepas. Proses pengambil alihan dapat dilakukan secara
otomatis atau manual.
6. Demikian sebaliknya bila unit akan shutdown, maka apabila beban
sudah diturunkan mencapai + 10 %, sendiri diambil dari start up bus ( SST )
dan pasok dari generator sendiri dilepas. Proses tersebut dengan melalui
prosedur atau sequential yang telah ditetapkan, baik dengan cara otomatis atau
manual.
Single Line Sederhana PLTU lainnya dapat dilahat dibawah ini :

22
Gambar 7: Distribusi Power Supply Alat Bantu Pada PLTU
Kondisi Unit Stop / Akan Dioperasikan
Agar unit PLTU / alat-alat bantu unit bisa beroperasi , dimana generator
belum membangkitkan energi / daya listrik , maka sumber tegangan disalurkan /
diambil dari jaringan luar / Switchyard melaui Station Transformator dengan
kondisi Circuit Breaker ( CB ) atau PMT.

CB/PMT 6 kV SST : // CB/PMT UT 380 Volt : //

Bus Tie 6 kV : // CB/PMT ST 380 Volt : //

CB/PMT 6 kV UST : // Bus Tie 380 Volt : //

CB/PMT ST 6 kV : // CB/PMT 6 kV : //

23
Gambar 8 .

Kondisi Normal Operasi

CB/PMT 6 kV SST : // PMT UT 380 Volt : //

CB/PMT 6 kV UST : // PMT ST 380 Volt : //

BUS T 6 kV : // ( lepas ) BUS T 380 Volt : // ( lepas )

CB/PMT 6 kV UT : // CB/PMT 6 kV ST : //

24
Gambar 9 .

Pengisian Tegangan Essential Board


Tegangan Normal
PMT 380 Volt UB Essential : //
PMT INCOMER 380 Volt UB Essential : //
PMT SB 380 Volt Essential : //
PMT INCOMER 380 Volt SB Essential : // ( lepas )
PMT Emergency : // ( lepas)

25
Gambar 10.

Kondisi Reserve
PMT 380 Volt UB Essential : //
PMT INCOMER 380 Volt UB Essential : // ( lepas )
PMT SB 380 Volt Essential : //
PMT INCOMER 380 Volt SB Essential : //
PMT Emergency : // ( lepas )

26
Gambar 11

Kondisi Emergency
PMT 380 Volt UB Essential : //
PMT INCOMER 380 Volt UB Essential : //
PMT SB 380 Volt Essential : //
PMT INCOMER 380 Volt SB Essential : //
PMT Emergency : //

27
Gambar 12.

6.2.1. Sistem kelistrikan PLTG


Sistem kelistrikan PLTG sebetulnya lebih simple dan sederhana
dibandingkan dengan sistem pembangkit yang lainnya, karena pemakaian
sendiri banyak memanfaatkan energi poros ( putaran ), energi putaran dari turbin
dimanfaatkan melalui assecories gear. Oleh sebab itu PLTG dikategorikan
Pembangkit yang dapat “ Black Start “ Yang perlu dipahami pada PLTG
adalah sebagai penggerak awalnya menggunakan diesel atau cranking. Apabila

28
penggerak awalnya menggunakan diesel yang terkopel pada pada poros
PLTG, maka tidak terdapat sistem kelistrikan tegangan menengah, hanya
khusus tegangan rendah, tetapi apabila penggerak awal menggunakan cranking (
Motor Listrik ), maka terdapat sistem kelistrikan tegangan menengah,
kemungkinan dari diesel khusus ( Diesel Start Up ) atau dari pasok dari luar
sistem.
Dalam pengoperasian sistem kelistrikan, khususnya PLTG dengan
mengaju a Single atau One Line diagram masing – masing : PLTG Jhon Brown,
Westing House dan General Electrik, maka terdapat perbedaan yaitu :
Untuk PLTG Jhon Brown ( lihat single/one line diagram sistem kelistrikan )
( perhatikan Single Line Diagram kelistrikan )
Kondisi normal operasi
- Disconecting switch ( DS ) 1 : Masuk ( // ) berada di sistem 70 kV

- Disconecting switch ( DS ) 2 : Masuk ( // ) berada di sistem 70 kV

- Oil Circuit Breaker Line (52 L) : Masuk ( // ) berada di sistem 70 kV

- Oil Circuit Breaker Generator (52 G) : Masuk ( // ) berada di sistem 12 kV

- Fuse Switch 12 kV yang berada di Bus 12 kV kondisi masuk ( // )


yang berfungsi untuk memberikan pasokan supply listrik untuk peralatan
bantu tegangan rendah atau Motor Control Centre ( MCC ). Pasokan supply listrik
untuk peralatan bantu diambil dari Bus 12 kV dan diturunkan tegangan menjadi
380 Volt melalui transformator bantu ( Auxiliary Transformator ) dan masuk ke
MCC cubicle, pada MCC cubicle melalui main breakernya digunakan untuk
mengisi bus tegangan rendah dan baru didistribusikan oleh breaker -
breaker lain - ainnya untuk melayani beban ( misalnya Fin Fan ).

Untuk keperluan MCC Essential di pasok dari MCC Normal melalui


Breaker atau Tie Breaker yang terdapat di MCC Cubicle.

29
Gambar 12
Kondisi normal operasi
- Disconecting switch ( DS ) 1 : Masuk ( // ) berada di sistem 70 kV
- Disconecting switch ( DS ) 2 : Masuk ( // ) berada di sistem 70 kV
- Oil Circuit Breaker Line ( 52 L ) : Masuk ( // ) berada di sistem 70 kV
- Oil Circuit Breaker Generator (52 G) : Masuk (// ) berada di sistem 12 kV

30
- Fuse Switch 12 kV yang berada di Bus 12 kV kondisi masuk (// ) yang
berfungsi untuk memberikan pasokan supply listrik untuk peralatan bantu
tegangan rendah atau Motor Control Centre ( MCC ).
Pasokan supply listrik untuk peralatan bantu diambil dari Bus 12 kV
dan diturunkan tegangan menjadi 380 Volt melalui transformator bantu (
Auxiliary Transformator ) dan masuk ke MCC cubicle, pada MCC cubicle
melalui main breakernya digunakan untuk mengisi bus tegangan rendah
dan baru didistribusikan oleh breaker - breaker lainnya untuk melayani
beban ( misalnya Fin Fan ).Untuk keperluan MCC Essential di pasok dari MCC
Normal melalui Breaker Coupling atau Tie Breaker yang terdapat di MCC Cubicle.
Kondisi Start Up.
- Disconecting Switch ( DS ) : Masuk ( // ) dan DS 2 Lepas ( // ) atau
sebaliknya.
- Oil Circuit Breakler Line ( 52 L ) : Masuk ( // )
- Oil Circuit breaker Generator ( 52 G ) : Lepas ( // )
- Bus 12 kV untuk keperluan start alat bantu di MCC 380 Volt dipasok dari luar
line 70 kV melalui DS 1 atau DS 2, Oil Circuit Breaker Line ( 52 L ) ,
Fuse Switch 12 kV dan transformator bantu ( Aux Transformator ).
- Fuse Switch 12 kV : Masuk ( // )
- Main breaker 380 Volt : Masuk ( // )untuk mengisi Bus 380 Volt (MCC).
dan seterusnya didistrubusi oleh breaker - breaker yang terdapat di MCC ke
beban termasuk untuk MCC Essential.
Kondisi Generator PLTG mau synkron dengan Sistem 70 kV, kondisi
pasok sistem kelistrikan sama kondisi Start Up, hanya synkron disisi 12 kV
(tegangan menengah) yaitu dengan memasukkan Oil Circuit breaker Generator (
52G ), apabila persyaratan synkron sudah terpenuhi.
Pemakaian dari unit sendiri secara otomatis berlangsung, apabila generator
atau sudah mencapai beban minimum.
Kondisi Emergency
- Oil Circuit Breaker Generator ( 52 G ) :Trip ( // )
- Oil Circuit Breaker Line ( 52 L ) : Trip ( // )

31
- Disconecting Switch ( DS ) : DS 1 lepas ( // ) dan DS 2 lepas ( // )
- Fuse Swich 12 kV : Masuk ( // ).
- Power supply untuk peralatan bantu, khusus essential dilayani dari UPS
melalui Inverter untuk peralatan bantu menggunakan AC dan yang
menggunakan sumber DC dipasok langsung dari bateray, untuk sementara
waktu ,sambil menungu power supply dari diesel emergency masuk.
Kondisi Stop Normal ( Shut Down )
Setelah generator mencapai beban minimum atau nol :
- Oil Circuit Breaker Generator ( 52 G ) : lepas ( // ), sehingga untuk power
alat bantu yang masih harus operas i disupply dari luar sistem/ line luar yaitu
bus 70 kV melalui generator transformator ( Main Transformator)
diturunkan tegangannya menjadi 12 kV untuk mengisi bus 12 kV dan
melalui fuse switch ( posisi masuk ) dan transformator bantu ( aux
transformator diturunkan tegangan menjadi 380 Volt untuk mengisi bus pada
MCC.
Apabila diperlukan untuk pelaksanaan / pekerjaan overhoul bahwa seluruh
peralatan dan bus 12 kV dan switchgear tegangan rendah/MCC harus bebas
tegangan,untuk pelaksanaannya adalah :
- Oil circuit breaker line ( 52 L ) : Lepas ( // ).
- Disconecting Switch 1 dan 2 : Lepas ( // ).
- Fuse Switch 12 kV : Lepas ( // ).
- Dieisel Emergency : Off ( Posisi Manual )

PLTG Whesting House ( Lihat Single/One Line Diagram Sistem Kel;istrikan )

32
Kondisi Normal Operasi

33
- Breaker 52 G ( Generator Circuit Breaker ) 11,5 kV : // ( Masuk )
- Breaker 52 L ( Line Circuit Breaker ) 70 kV : // ( Masuk )
- Disconecting Switch ( DS ) 1 dan 2 : // ( Masuk )
- Inter Switcch 11,5 kV untuk supply pemakaian sendiri (manual operasi) : //
- Circuit Breaker Compact 380 Volt : // ( Masuk )
- Main Breaker MCC 380/220Volt supply dari auxiliary Transformator : //
Pada sistem ini, untuk kebutuhan power upply disisi tegangan rendah
380/ 220 Volt atau MCC dipasok dari Bus 11,5 kV diturunkan tegangan
melalui 2 ( dua ) buah Transfomator yaitu Auxiliary Transformator dan Station
Service Transformator dan power supply untuk pemakaian sendiri didapat dari
unit sendiri
Kondisi Start UP
- Disconecting Switch ( DS ) 1 dan 2 : // ( Masuk )
- Breaker 52 L ( Line Circuit Breaker ) : // ( Masuk )
- Breaker 52 G ( Generator Circuit Breaker ) : // ( Lepas )
- Inter Switch 11,5 kV : // ( Masuk )
- Main Breaker 380 Volt supply dari aux transformator : // ( Masuk )
- Compact Circuit Breaker 380 Volt : // ( Masuk )
Pada kondisi ini pasok untuk start peralatan bantu, diambil dari luar unit,
yaitu melalui line 70 kV.
Kondisi Stop Normal ( Shut Down )
- Breaker 52 G ( Generator Circuit Breaker ) : // ( Lepas )
- Breaker 52 L ( Line Circuit Breaker ) : // ( Masuk )
- DS 1 dan 2 70 kV : // ( Masuk )
- Inter Switch 11,5 kV : // ( Masuk )
- Main Breaker 380 / 220 Volt Supply dari Aux Transformator : // ( Masuk )
- Circuit Breaker Compact 380 Volt : // ( Masuk )

Pada sistem ini, keperluan power supply untuk peralatan bantu unit didapat
dari line luar yaitu 70 kV diturunkan tegangannya dengan power transformator
menjadi 11,5 kV dan dari 11,5 kV tegangannya diturunkan lagi menjadi 380 /

34
220 Volt melalui 2 ( dua ) transformator yaitu Auxiliary Transformator dan
Station Service Transformator.
Kondisi Emergency
- Breaker 52 G ( Generator Circuit Breaker ) : // ( Lepas )
- Breaker 52 L ( Line Circuit Breaker ) 70 kV : // ( Lepas )
- Disconecting Switch ( DS ) 1 dan 2 : // ( Lepas )
- Inter Switch 11,5 kV : // ( Lepas )
- Circuit Breaker Compact 380/220 Volt : // ( Lepas )
- Main Breaker 380 Volt dari Aux Transfofmator : // ( Lepas )
Pada kondisi ini, untuk keperluan paralatan bantu dipasok dari UPS dan
Diesel Emergency dan breakernya terdapat pada MCC
Pengoperasian Sistem Kelistrikan Pembangki Listrik Tenaga Panas Bumi ( PLTP )

35
36
37
38
Single Line Diagram PLTG/U

39

Anda mungkin juga menyukai