Anda di halaman 1dari 15

Pernahkah kalian

mendengar kata Tri Trisandya berasal dari kata “Tri” yang


Sandya? bermakna tiga, dan Sandya yang
memiliki makna sembahyang. Jika
digabungkan, Trisandya memiliki arti
tiga kali sembahyang.

Sikap Duduk Padmasana Sikap Duduk Bajrasana


Dharma Gita Panca Gita

Dharma Gita, secara etimologi berasal dari • Suara kentongan (kulkul), yaitu suara yang
bahasa Sanskerta, yaitu dari kata menandakan dimulainya
“dharma” yang memiliki arti kebenaran atau pelaksanaan upacara yadnya.
keagamaan dan kata “gita” yang • Suara gong (gamelan), yaitu suara dari alat
artinya tembang, nyanyian, atau lagu. Jadi, musik tradisional yang
Dharma Gita memiliki pengertian dibawakan saat pelaksanaan upacara.
yaitu nyanyian, lagu, atau tembang keagamaan • Suara kidung, yaitu suara yang keluar dari para
yang dinyanyikan untuk umat saat
mengiringi pelaksanaan upacara yadnya dalam menyanyikan tembang keagamaan.
agama Hindu. Dharma Gita • Puja mantram yang dilantunkan oleh
yang dibawakan biasanya disesuaikan dengan pemimpin upacara keagamaan
jenis upacara yadnya yang (Sulinggih, pemangku, dan sebagainya)
dilaksanakan. • Suara Genta (Bajra), yaitu suara yang
dihasilkan dari genta yang
dibawakan Sulinggih saat melantunkan mantram
puja.
 Nyanyian dan tarian adalah penjabaran sikap dan perilaku sang
Sulinggih atau sang Sadhaka saat memimpin upacara yadnya. Puja
Mantram Sulinggih berkembang menjadi nyanyian atau gita, suara
genta atau bajra menjadi gemuruh gamelan alat musik, sedangkan
tangan atau sikap Mudra dari sang Sulinggih menjadi tari-tarian yang
dibawakan untuk mengiringi upacara yadnya tersebut.
Jenis-Jenis Dharma Gita

nyanyian atau lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak


atau nyanyian ketika mengasuh anak. Sekar rare juga
Sekar Rare merupakan kumpulan
lagu-lagu dolanan yang dinyanyikan oleh anak-anak
dalam permainan
tradisional. mengasuh anak. Di dalam Sekar Rare
terdapat lirik lagu yang
berisi pesan moral, budi pekerti, cerita tentang
pengetahuan dan kesusilaan.
Kumpulan Contoh - Contoh Sekar Ketut Garing :
Rare / Tembang Rare :
Ketut garing, nyeneng di menguwi
Miong-miong :
Raras cara kuta, semu cara badung
Miong-miong, alih ja bikule
Tindak cara tabanan, tayungane cara denbukit.
Bikul gede-gede, nuin mokoh-mokoh
Cara denbukit, nganutin denbukit
Kereng pesan ngerusuhin.
Boya tiang boya, tiang wang kadungu,
Juk meng juk kul 3x
Tiang juru pencar, di arep tiange dungki,
Dija nemeng ditu nengkul
Dungki cenik, misi be kepiting,

Adepa di klating, banga pipis satus,

Nanggu satus tigang benang.


tembang
macepat, pupuh, atau geguritan. Lirik-lirik
yang terkandung di dalamnya sarat akan nilai
Sekar Alit
kerohanian, kesusilaan, dan pengetahuan maupun
yang bersifat romantis. Tembang Sekar Alit diatu
oleh “padalingsa” yang berupa pupuh (Macapat)
dimana masing-masing nama pupuh memiliki
jumlah padalingsa yang berbeda. Contoh pupuh
antara lain: Pupuh Ginada, Mijil, Pucung, Pupuh
Maskumambang, Ginanti, Dandang Gula, Sinom,
Durma, Pangkur, dan pupuh Semarandana.

Padalingsa adalah aturan yang digunakan dalam


pembuatan ataupun pelantunan pupuh
 Pupuh Dandang Gula dengan pada lingsa 10I, 10A, 8E, 7U, 9I, 7A, 6U, 8A, 12I, 7A

Pupuh Durma pada lingsanya 12A, 8I, 6A, 8A, 8I, 5A, 7I

Pupuh Ginada pada lingsanya 8A, 8I, 8A, 8U, 8A, 4I, 8A

Pupuh Ginanti pada lingsanya 8U, 8I, 8A, 8I, 8A, 8I

Pupuh Maskumambang pada lingsanya 4A, 8I, 6A, 8I, 8A

Pupuh Mijil pada lingsanya 10I, 6O, 10E, 10I, 6I, 8U

Pupuh Pangkur pada lingsanya 8A, 11I, 8U, 7A, 12U, 8A

Pupuh Pucung pada lingsanya 4U, 8U, 6A, 8I, 4U, 8A

Pupuh Semarandana pada lingsanya 8I, 8A, 8O, 8A, 8A, 8U, 8A

Pupuh Sinom pada lingsanya 8A, 8I, 8A, 8I, 8I, 8U, 8A, 8I, 4U/A, 8A
 Penentuan padalingsa pupuh pucung
Bibi anu
lamun payu Luas mandus
Antenge tekekang
Yatnain ngabe mesui
Tiuk puntul
Bawang anggo pesikepan
Sekar Madya Sekar Madya disebut juga dengankekidungan atau
tembang tengahan, yaitu nyanyian yang
ditembangkan untuk mengiringi upacara (Yajna).
Isi tembangnya disesuaikan dengan jenis upacara
yang dilaksanakan dalam agama Hindu.
Sekar madya memakai aturan padalingsa, dan
biasanya menggunakan bahasa jawa kuno yang
berpadu dengan bahasa Bali. contohnya antara lain
berbagai jenis kidung Panca Yajna.
Kidung Warga Sari “
Purwakaning dll”
Sekar Agung sering disebut dengan istilah wirama
atau kekawin. Kekawin
Sekar Agung diikat oleh guru-laghu, yaitu panjang pendeknya suara
yang dilantunkan.
Jenis-jenis kekawin sangat banyak. dimana jenis
dharma gita ini berisi ajaran
keagamaan yang disajikan dalam bahasa Jawa Kuno
maupun berbahasa
PALAWAK
SLOKA
YA

Palawakya yaitu pembacaan sloka yang


Sloka merupakan bait-bait dari kitab suci yang
menggunakan irama tertentu dan menggunakan
dilantunkan menggunakan irama mantra. Isi dari
bahasa Jawa Kuno. Dalam Kitab Sarasamuscaya
sloka sendiri mengandung nilai-nilai pujaan kepada
yang menggunakan bahasa Jawa Kuno sering dibaca
Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya
menggunakan irama Palawakya.
• Dara melayu cantik jelita
Jika tersenyum sungguh menawan
Berakhir sudah acara kita
Sampai jumpa di minggu depan

Anda mungkin juga menyukai