Dharma Gita, secara etimologi berasal dari • Suara kentongan (kulkul), yaitu suara yang
bahasa Sanskerta, yaitu dari kata menandakan dimulainya
“dharma” yang memiliki arti kebenaran atau pelaksanaan upacara yadnya.
keagamaan dan kata “gita” yang • Suara gong (gamelan), yaitu suara dari alat
artinya tembang, nyanyian, atau lagu. Jadi, musik tradisional yang
Dharma Gita memiliki pengertian dibawakan saat pelaksanaan upacara.
yaitu nyanyian, lagu, atau tembang keagamaan • Suara kidung, yaitu suara yang keluar dari para
yang dinyanyikan untuk umat saat
mengiringi pelaksanaan upacara yadnya dalam menyanyikan tembang keagamaan.
agama Hindu. Dharma Gita • Puja mantram yang dilantunkan oleh
yang dibawakan biasanya disesuaikan dengan pemimpin upacara keagamaan
jenis upacara yadnya yang (Sulinggih, pemangku, dan sebagainya)
dilaksanakan. • Suara Genta (Bajra), yaitu suara yang
dihasilkan dari genta yang
dibawakan Sulinggih saat melantunkan mantram
puja.
Nyanyian dan tarian adalah penjabaran sikap dan perilaku sang
Sulinggih atau sang Sadhaka saat memimpin upacara yadnya. Puja
Mantram Sulinggih berkembang menjadi nyanyian atau gita, suara
genta atau bajra menjadi gemuruh gamelan alat musik, sedangkan
tangan atau sikap Mudra dari sang Sulinggih menjadi tari-tarian yang
dibawakan untuk mengiringi upacara yadnya tersebut.
Jenis-Jenis Dharma Gita
Pupuh Durma pada lingsanya 12A, 8I, 6A, 8A, 8I, 5A, 7I
Pupuh Ginada pada lingsanya 8A, 8I, 8A, 8U, 8A, 4I, 8A
Pupuh Semarandana pada lingsanya 8I, 8A, 8O, 8A, 8A, 8U, 8A
Pupuh Sinom pada lingsanya 8A, 8I, 8A, 8I, 8I, 8U, 8A, 8I, 4U/A, 8A
Penentuan padalingsa pupuh pucung
Bibi anu
lamun payu Luas mandus
Antenge tekekang
Yatnain ngabe mesui
Tiuk puntul
Bawang anggo pesikepan
Sekar Madya Sekar Madya disebut juga dengankekidungan atau
tembang tengahan, yaitu nyanyian yang
ditembangkan untuk mengiringi upacara (Yajna).
Isi tembangnya disesuaikan dengan jenis upacara
yang dilaksanakan dalam agama Hindu.
Sekar madya memakai aturan padalingsa, dan
biasanya menggunakan bahasa jawa kuno yang
berpadu dengan bahasa Bali. contohnya antara lain
berbagai jenis kidung Panca Yajna.
Kidung Warga Sari “
Purwakaning dll”
Sekar Agung sering disebut dengan istilah wirama
atau kekawin. Kekawin
Sekar Agung diikat oleh guru-laghu, yaitu panjang pendeknya suara
yang dilantunkan.
Jenis-jenis kekawin sangat banyak. dimana jenis
dharma gita ini berisi ajaran
keagamaan yang disajikan dalam bahasa Jawa Kuno
maupun berbahasa
PALAWAK
SLOKA
YA