Anda di halaman 1dari 3

Kasusastraan Bali

Ken Telaga Emas

18 / XI DPIB 1

Pengertian Kesusastraan Bali

Kesusastraan Bali adalah karya tulis yang berisi ungkapan dari pikiran, kepandaian, serta
menggunakan gaya bahasa yang bagus, yang keluar dari pikiran yang berbudi luhur. Dan ditulis
memakai Bahasa Bali, serta boleh ditulis dalam tulisan Bali atau latin.

Pembagaian Kesusastraan Bali

I. Menurut Bentuk / Rupa

A. Sastra Tembang (Gending / sekar)

a) Pengertian Tembang

Tembang adalah karya sastra mengguakan Bahasa Bali, Tulisan Bali atau Latin. Dan dalam
pembuatannya menuruti aturan-aturan tembang yang berupa bait. Seperti aturan - aturan banyak
baris, banyak suku kata pada baris dan aturan suara. Tembang adalah salah satu cabang kesenian
daerah Bali yang termasuk seni vocal tradisional sebagai pencetusan estetika melalui rangkaian
nada-nada yang berlaraskan pelog / peluselendra baik yang dibawakan dengan suara maupun
instrumentalia (alat musik).

b) Fungsi Tembang

Tembang memiliki berbagai fungsi diantaranya :

1. Sebagai hiburan Manusia

2. Sebagai sarana untuk mengiringi upacara keagamaan / upacara Yadnya

3. Sebagai sarana utuk melestarikan budaya

4. Sebagai sarana untuk menyampaikan nasehat.

c) Pembagian Tembang

Mengenai pembagian tembang para sastrawan pada saat munculnya tembang mempunyai
pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan dan pendapatnya masing-masing. Dalam hal
ini kita mengambil salah satu pendapat dari bapak I Ketut Sukrata, beliau membagi tembang menjadi
4 bagian yaitu :

1) Sekar Rare

Sekar Rare adalah nyanyian atau lagu-lagu yang juga disebut gegendingan. Biasa dinyanyikan
oleh anak-anak, dipakai mengiringi gambelen menggunakan bahasa daerah, memakai sajak bebas,
isinya sebuah cerita samapi selesai, setiap lagu punya nama tersendiri dan didalamnya selalu
diselipkan ajaran- ajaran susila.

2) Sekar Alit

Sekar Alit adalah nyanyian atau lagu-lagu yang juga disebut geguritan berupa pupuh (macapat)
yang susunannya terikat pada banyak baris pada setiap pupuh, banyak suku kata pada setiap baris,
labuh suara (lingsa) kata terakhir setiap baris dan berisi ajaran-ajaran agama. Pupuh (tembang) itu
dapat dibedakan antara lain :

a) Pupuh Sinom

b) Pupuh Semarandana

c) Pupuh Pucung

d) Pupuh Pangkur

e) Pupuh Dandang Gula

f) Pupuh Durma

g) Pupuh Ginada

h) Pupuh Ginanti

i) Pupuh Mijil

j) Pupuh Maskumambang

3) Sekar Madya

Sekar Madya adalah nyanyian atau lagu-lagu yang berisikan puji-pujian terhadap Ida Sang
Hyang Widhi Wasa. Yang termasuk Sekar Madya adalah kidung. Kidung adalah nyanyian suci yang
dilagukan pada waktu upacara keagamaan. Kidung biasanya dilagukan bersama-sama. Sayair kidung
merupakan susunan kata-kata dan kalimat yang indah. Syair itu dilantunkan dengan lagu yang merdu
dan suara yang baik sehingga menampilkan karya seni yang bermutu. Nyanyian suci yang hikmat
dapat menghantarkan fikiran dan hati kita sujud bhakti kehadapan Sang Hyang Widhi. Kidung
biasaya dilantunkan pada upacara keagamaan yaitu Panca Yadnya. Masing-masing upacara Yadnya
memiliki jenis kidung yang berbeda-beda. Kidung juaga dapat dibedakan menjadi 5 macam seperti
berikut ini.

a. Kidung Dewa Yadnya adalah kidung yang dipakai mengiringi upacara Dewa Yadnya.

b. Kidung Bhuta Yadnya adalah kidung yang dipakai mengiringi upacara Bhuta yadnya.

c. Kidung Manusa Yadnya adalah kidung yang dipakai mengiringi upacara Manusa Yadnya.

d. Kidung Pitra Yadnya adalah kidung yang dipakai mengiringi upacara Pitra Yadnya.

e. Kidung Rsi Yadnya dalah kidung yang dipakai untuk mengiringi upacara Rsi Yadnya.

4) Sekar Agung

Sekar agung adalah nyanyian atau lagu-lagu atau tembang yang terkait pada susku kata dalam
setiap baris (wrtta), letak guru lagu atau (matra) dan purwa kanti, tembangnya bebas asal enak
didengar dan tidak meninggalkan guru l

agu, berisi ajaran agama. Yang termasuk Sekar Agung adalah :

a. Palawakya seperti membaca skola-sloka Sarasamuscaya.

b. Kekawin seperti : Kekawin ramayana, Kekawin Arjuna Wiwaha, dll.


B. Sastra Gancaran

Gancaran adalah karya sastra yang menggunakan Bahasa Bali yang ditulis tidak mengikuti
aturan-aturan dalam tembang. Gancaran Bali purwa dibagi menjadi 6 diantaranya :

1) Cerita (Dongeng)

2) Cerita Badbad (Hikayat)

3) Cerita Wiracarita (Epos)

4) Cerita Dewa-Dewa (Mitos)

5) Cerita Tempat (Legenda)

6) Palawakya (Prosalisasi)

II. Menurut Jaman

a. Sastra Bali Purwa (klasik,kuna)

Kesusastraan Bali Purwa, ialah kesusastraan yang telah diwarisi sejak jaman lampau dan lekat
sekali kaitannya dengan Pustaka Suci Agama Hindu, misalnya : Buku-buku Weda, yang telah
menjelma menjadi kesusastraan Nusantara Kuna diantaranya Kesusastraan Bali Purwa. Selanjutnya
Kesusastraan Bali Purwa itu kalau dilihat dari bentuk dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai
tersebut dimuka, yaitu : tembang, gancaran dan palawakya.

b. Sastra Bali Anyar (Moderen)

Kesusastraan Bali Anyar, ialah Kesusastraan Bali yang telah mendapat pengaruh dari
Kesusastraan Nasional yaitu kesusastraan Indonesia. Kesusastraan Bali Anyar dapat dibedakan
berupa :

a) Satua Bawak (Cerpen)

b) Satua Dawa (Novel)

c) Puisi Bali Anyar

d) Lelampahan (Drama)

III. Kesustraan Bali Menurut Cara Menuturkan

a. Sastra Gantian

Sastra gantian ini pada umumnya anonim dan cara penyampaiannya merupakan bahasa lisan
secara turun temurun. Bentuknya ada yang merupakan tembang ada yang berupa gancaran.

b. Sastra Sesuratan

Sastra sesuratan ini timbul setelah orang-orang Bali mengenal huruf, baik huruf Bali maupun
huruf latin. Bentuknya ada berupa tembang, gancaran dan palwakya. Selanjutnya setelah mendapat
pengaruh dari kesusastraan Indonesia munculah kesusastraan Bali Modern.

Anda mungkin juga menyukai