Anda di halaman 1dari 15

11.

Alat musik petik untuk hiburan masyarakat dayak


disebut?

Jawab:Kecapi

Kecapi atau kacapi berbentuk seperti dayung berdawai dua. Kecapi


terbuat dari bahan kayu ringan (kayu jalutung) serta bernada minor.
Kecapi termasuk alat musik petik yang dimainkan seperti memainkan
gitar ini terdiri atas dua atau tiga dawai atau senar.

Dahulu dawai atau senar kecapi dibuat dari rotan yang diraut halus
dan dikencangkan melintang di atas rongga resonansi. Sekarang senar
terbuat dari tali nilon atau kawat baja untuk senar gitar. Kacapi biasa
digunakan untuk mengiringi beberapa kesenian daerah. Salah satunya
yaitu pantun yang disebut Karungut dan seni tari seperti Manganjan.

Dahulu merupakan salah satu alat musik untuk mengiringi Tari


Kinyah atau tarian perang karena dianggap mampu menjadi semacam
”roh” untuk memberi kekuatan dan keberanian kepada para pemuda
dan lelaki Dayak. Untuk mengiringi tarian perang atau Kinyah
tersebut, kecapi biasanya dikombinasikan dengan rebab, suling,
kangkanong atau katambung. Permainan kacapi biasa disebut
mangacaping.

12.Seorang pemimpin dalam upacara tiwah disebut


Jawab:Basir atau telun

Setiap agama memiliki orang yang dianggap suci atau


rohaniwan. Demikian pula dengan umat Hindu suku
Dayak Kaharingan. Orang suci atau rohaniwan mereka
disebut Basir atau Pisor. Mereka ini mempunyai
kedudukan terhormat di mata umat Hindu Kaharingan.
Merekalah yang bertugas untuk memimpin setiap
upacara keagamaan. Malahan mereka dijuluki pula
sebagai Ulama Kaharingan.
Sebutan Basir atau Pisor disesuaikan dengan daerah
masing-masing umat. Tidaklah semua orang dapat
menjadi Pisor atau Basir. Kedudukan ini hanya dijabat
oleh mereka yang secara turun-temumn nenek
moyangnya telah menjadi Basir atau Pisor, di samping
persyaratan lainnya. Jadi, Jabatan Basir atau Pisor ini
adalah jabatan warisan berdasarkan keturunan.
Ajaran yang diberikan oleh para Basir atau Pisor
kepada muridnya tergantung sekali kepada
pengetahuan dan kemahiran gurunya yang diperoleh
dari nenek moyangnya. Oleh sebab itu tidaklah perlu
heran bila setiap Basir atau Pisor ajarannya berbeda-
beda satu dengan lainnya. Dan hal ini berdampak pula
pada upacara ritual yang mereka laksanakan. Satu
sama lain berbeda. Dalam pemujaan bahasa yang
dipergunakan adalah bahasa Sangiang. Atau disebut
pula sebagai bahasa Hatalla, bahasa Tuhan.
Persyaratan untuk menjadi Basir atau Pisor adalah
sebagai berikut:
1. Dapat mengendalikan diri, bersikap dan berperilaku
yang baik dan santun.
2. Menguasai bahasa Sangiang dengan baik.
3. Beragama Hindu Kaharingan.
4. Sudah dinobatkan atau dikukuhkan oleh Sangiang
melalui Bahan.
Persyaratan untuk belajar menjadi seorang Basir atau
Pisor Duhung Handepang Telun adalah menghaturkan
berbagai peralatan untuk calon Guru, berupa:
1. Sepasang pakaian (sinde mendeng) untuk Guru
yang akan mengajarkan berbagai cara untuk menolak
bala, atau hal yang tidak baik.
2. Lilis lamiang I kapucuk untuk memberikan semangat
bagi Guru yang akan mengajar maupun murid yang
sedang belajar agar semangatnya seperti cahaya
lamuing, tidak pernah luntur atau susut meskipun
diasah berkali-kali. Lamiang juga merupakan alat
penangkal terhadap pengaruh jahat.
3. Amas sakiping (2.700 mg) untuk memberikan
cahaya terang, agar pikiran dan semangat guru dan
murid menjadi lebih pandai, cerdas serta mudah
memahami pelajaran yang diberikan.
4. Imbalan jasa, sesuai kesepakatan.
Tugas yang dilaksanakan oleh para Basir atau Pisor itu
berbeda-beda. Pada saat sebagai pengobat yang
bertugas adalah Basir Upu, Basir Pendamping, dan
Basir Panggapit. Mereka yang bertugas pada
upacara hanteran liau adalah Basir Duhung Handepang
Telun atau Pisor sebagai tukang hanteran. Jadi,
peranan Basir Duhung Handepang Telun yang utama
adalah keterlibatannya dalam melakukan tugas
memimpin upacara tiwah sebagai tukang hanteran Roh
Liau Balaivang Panjang dan Roh Liau Karahang Tulang.
Basir Duhun Handepang Telun ini mempunyai
pengetahuan yang amat tinggi dan mahir dalam
melaksanakan semua upacara agama Hindu
Kaharingan. Beliau ini kemampuannya melebihi para
Basir Upu, Basir Panggapit, dan Basir Pandamping.
Basir Duhung Handepang Telun adalah rohaniwan yang
melaksanakan upacara tiwah bersama Basir Upu, Basir
Panggapit dan Basir Pendamping. Beliau pada waktu
melakukan upacara sebagai
tukang hanteran mengenakan pakaian kebesaran
seperti Raja Pampulau Hawun, Randin Talampe
Batanduk Tunggal pada saat Beliau melaksanakan
Tiwah Suntu di Batu Nindang Tarung Kereng Angker
Batilung Nyaring.
Ada dua tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang
Basir atau Pisor, yakni sebagai:
1. Penuntunan dan pembimbing umat dalam bidang
keagamaan
Dalam hubungannya dengan pembinaan umat, Basir
Duhung Handepang Telun berkewajiban pula sebagai
ulama Hindu Kaharingan. Beliau wajib memberikan
tuntunan dalam tata kehidupan beragaman kepada
umat yang datang memohon petunjuk tentang memilih
hari yang baik untuk melaksanakan upacara
keagamaan.
2. Pelayan umat dalam melaksanakan upacara
keagamaan
Basir Duhung Handepan Telun mempunyai tugas yang
amat berat dalam melaksanakan upacara ritual
keagamaan Tiwah. Beliau bertugas sebagai Tukang
Hanteran Liau, manaur padi, dan memandu para duda
dan janda Kanjan Pahi.
Itulah gambaran sekilas tentang Basir dan Pisor
sebagai rohaniwan Hindu yang ada di umat Hindu
Kaharingan Kalimantan Tengah. (Sumber : Acara
Agama Hindu Kaharingan STAHN Tampung Penyang,
Palangkaraya, 2007).

13.sebutkan apa saja alat musik tradisional dayak yang


dipukul disebut?
Jawab:Gong, dan ketambung
Garantung (Gong)
Garantung (Gong)
Garantung adalah gong yang terdiri dari lima atau tujuh buah,
terbuat dari tembaga. Bunyi yang dihasilkan oleh Garantung
berbeda dengan bunyi yang dihasilkan oleh gong yang terdapat
dalam gamelan Jawa. Sebagai contoh, bunyi yang dihasilkan
oleh gong pada Gamelan Jawa terdengar getaran bunyi lebih
panjang, sedangkan pada Garantung getaran bunyi pendek.

Katambung

Katambung
Katambung ialah alat musik perkusi sejenis gendang yang
biasa digunakan dalam upacara-upacara adat. Ukuran panjang
75 cm terbuat dari kayu ulin dan bagian yang dipukul dengan
telapak tangan terbuat dari kulit ikan buntal yang telah
dikeringkan berdiameter 10 cm.

Alat musik ini biasa digunakan oleh masyarakat suku Dayak


Ngaju yang tinggal di Kalimantan Tengah dan di perkirakan
berkembang sebelum abad 10 Masehi. Bentuk alat musik ini
tergolong unik karena menyerupai labu siam atau labu air.

Ketambung digunakan pada upacara besar atau upacara yang


berkaitan dengan upacara gawi belom (memotong pantan) dan
gawi matey. Pada upacara gawi belom katambung digunakan
untuk mengiringi penyambutan tamu, sedangkan pada upacara
gawi matey katambung ditabuh pada saat upacara tiwah
(kematian), termasuk pada upacara balian ngarahang tulang
(mengangkat tulang belulang), balian tantulak (penguburan),
dan balian untung (upacara syukuran setelah penguburan
maupun mengangkat tulang belulang).

Cara Memainkan - Cara memainkan alat musik Katambung


yaitu dengan cara menabuh agar katambung mengeluarkan
bunyi yang indah. tekniknya yaitu kulit membran di pukul
dengan jari tangan kanan. sementara tangan kiri memegang
badan katambung. atau di letakan di atas pelimping dengan
posisi jari-jarinya menjulur kedepan(menjuntai kebawah kulit
membran). sedangkan bagian tengah katambung cukup hanya
dengan disanggah. katambung biasanya dimainkan dalam
bentuk kelompok yang beranggotakan 5-7 orang. pamimpinya
oleh masayarakat setempat disebut upu.

14.Tiang panjang untuk mengikat hewan korban pada


acara tiwah adalah?
Jawab:Sapundu

Foto untuk : Local Wisdom : Patung SAPUNDU


----SAPUNDU, patung kayu Tabalien dalam Upacara Adat
TIWAH Suku dayak Ngaju , Kalimantan Tengah----
Sapundu adalah berupa sebuah tiang berukir yang terbuat dari
kayu Ulin/Kayu Besi, atau dalam bahasa dayak dikenal dengan
nama kayu "Tabalien". jenis kayu ini merupakan jenis yang
sangat kuat dan tahan lama. Pada bagian atasnya dibentuk
menyerupai manusia. Patung Sapundu bukanlah ornamen
pelengkap dari upacara TIWAH, tapi merupakan bagian penting
dari upacara itu sendiri. bukan hanya digunakan untuk
mengikat hewan yang akan di korbankan (Sapi, Kerbau, Babi,
dll).
Biasanya, patung yang ada pada bagian atas Sapundu dibuat
menuruti jenis kelamin dari leluhur yang akan ditiwahkan.
Apabila jenis kelamin perempuan, maka patung akan dibuat
dengan motif patung perempuan. Begitu juga sebaliknya.
Sapundu dianggap sebagai bentuk penghormatan dan bukti
kasih kepada para leluhur dan dipercaya memiliki kekuatan
mistis. Sapundu merupakan media yang harus selalu ada pada
setiap pelaksanaan Upacara Tiwah. Patung ini biasanya
dipasang di tempat pelaksanaan Upacara Tiwah dengan
sebelumnya melakukan sebuah ritual khusus terlebih dahulu
untuk pemasangannya.

15.Rumah kecil tempat menyimpan tulang para leluhur


suku dayak?
Jawab:Sandung
Rumah Tulang Leluhur

Rumah-rumah kecil bernama sandung.


Rumah kecil itu adalah tempat penyimpanan tulang-
tulang leluhur.

Hal ini terkait dengan kepercayaan Kaharingan yang


dianut Suku DayakNgaju yang ada
di Kalimantan Tengah.

Setelah upacara Tiwah, tulang-tulang leluhur kemudian


diletakkan di dalam rumah kecil berbahan kayu itu.

Dalam sebuah sandung, biasanya berisi tulang-tulang


satu sampai tujuh orang leluhur.

BACA JUGA: Tari Enggang, Tari untuk Memuliakan


Nenek Moyang

Macam-Macam Sandung

Ada beberapa macam sandung.

Biasanya sandung didirikan dengan menggunakan 4


tiang.

Namun, ada pula yang didirikan menggunakan 6 tiang,


namanya sandung raung.

Sandung bertiang satu khusus digunakan bagi tulang-


tulang orang yang meninggal karena dibunuh.

Di beberapa daerah, sandung dikenal dengan sebutan


lain yaitu pambak.

Pambak bentuknya mirip sandung, hanya tiangnya


tidak setinggi sandung.

Pambak ukurannya lebih besar, dapat memuat lebih


banyak tulang, bahkans ampai ratusan.
Ada pula pambak yang tidak memiliki tiang,
bangunannya langsung didirikan di atas tanah.

BACA JUGA: Pakaian Tradisional Orang Dayak, Penuh


Warna

Letak Sandung

Letak sandung biasanya tidak terlalu jauh dari tempat


tinggal orang-orang yang masih hidup.

Maksudnya supaya keturunan yang tinggal di dekatnya


masih tetap mengingat leluhurnya.

Sandung itu wajib dijaga dan dirawat oleh keluarga


yang tinggal di sekitarnya.

Leluhur yang tulangnya ada dalam sandung itu ada


yang menurunkan satu keluarga saja, ada pula yang
berkembang menjadi satu kampung.

Penduduk kampung bergantian atau bersama-sama


merawat sandung itu

16.Sebutkan alat perang suku dayak yang digunakan


pada masa lalu disebet?
Jawab:Mandau,Sumpit,Rabayung,Tombak
17.Kepala suku dalam masyarakat dayak?
Jawab:MANTIR ADAT atau DAMANG
18.Alat yang dimainkan oleh para basir pada saat
upacara tiwah?
Jawab: gandang garantung,dan Kangkanong
Garantung (dibaca garattung) adalah salah satu alat
musik Batak Toba, Sumatra Utara yang merupakan pembawa
melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada.
Klasifikasi instrument ini termasuk ke dalam kelompok
xylophone.
Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan
sebagai pembawa ritem variable pada lagu-lagu tertentu,
dimainkan dengan cara mamalu (memukul 5 bilah nada).
Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas
sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya. Alat musik
ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk
tangan kiri dan tangankanan. Sementara tangan kiri berfungsi
juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritme, yaitu
tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan
sekaligus dalam memainkan sebuah lagu.

19siapa nama gubernur pertama,lahir


dimana,tanggal,bulan dan tahun lahir?
Jawab:
Nama:tjilik riwut
dibesarkan di belantara Kalimantan, adalah pencinta alam
sejati juga sangat menjunjung tinggi budaya leluhurnya. Ketika
masih belia, ia telah tiga kali mengelilingi pulau Kalimantan
hanya dengan Tjilik Riwut yang dengan bangga selalu
menyatakan diri sebagai "orang hutan" karena lahir dan
berjalan kaki, naik perahu dan rakit. Dia menamatkan
pendidikan dasarnya di kota kelahirannya. Selanjutnya dia
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Perawat di Purwakarta
dan Bandung.
Tjilik Riwut adalah salah satu putera Dayak dari suku Dayak
Ngaju yang menjadi anggota KNIP. Perjalanan dan
perjuangannya kemudian melampaui batas-batas kesukuan
untuk menjadi salah satu pejuang bangsa. Penetapannya
sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No.
108/TK/Tahun 1998 pada tanggal 6
November 1998 merupakan wujud penghargaan atas
perjuangan pada masa kemerdekaan dan pengabdian
membangun Kalimantan (Tengah).

Lahir 2 Februari 1918

Kasongan, Kalimantan Tengah

Meninggal dunia 17 Agustus 1987 (umur 69)

Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan


20.Kegiatan pada saat menanam atau memanen pada
secara gotong royong dalam masyarakat dayak
disebut?
Jawab:Handep manugal dan Handep manggetem

Anda mungkin juga menyukai