Anda di halaman 1dari 25

SKRIPSI

ANALISIS PADA INVESTASI PERANCANGAN PLTD DAN PLTS DALAM SISTEM HYBRID DENGAN
MENGGUNAKAN SIMULASI PERANGKAT LUNAK HOMER
Dosen Pembimbing :
Bapak Muchamad Nur Qosim S.T., M.T.

Dosen Penguji :
1.
2.
3.

Dibuat Oleh :
Harry Prasetyo
201911130
Teknik Elektro

PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2023
LATAR BELAKANG
Di Indonesia sangat banyak potensi sumber daya alam yang sangat dibutuhkan pada zaman Pada project ini sangat dibutuhkan atau bisa dibilang sebagai solusi sebagai pengurangan emisi
modern sekarang. Salah satunya dalam penggunaan bahan bakar sebagai kebutuhan seluruh dan juga sebagai kebutuhan dari Desa Sapat tersebut. Dengan adanya pengoperasian PLTD
pembangkit listrik di Indonesia. Adapun bahan bakar yang digunakan sebagai media beberapa selama 24 jam operasi, bisa membuat banyak kerugian yang dihasilan dikarenakan banyaknya
pembangkit diantara lainnya yaitu, Batu Bara, Gas LNG, Solar, Biosolar B30, dan lain-lain. Di terbuang hasil produksi. Dengan daya yang terpasangan oleh PLTD sekitar 405 kW sedangkan
Indonesia terdapat beberapa pembangkit yaitu, PLTU (Uap), PLTP (Panas Bumi), PLTG (Gas), pada beban sapat hanya di 255 kW untuk beban puncaknya.
PLTGU (Gas dan Uap), PLTA (Air), PLTD (Diesel), masih banyak lagi. Karena dalam
penggunaan bahan bakar tersebut juga berperngaruh terhadap nilai biaya investasi nya sendiri.
Pelaksanaan kegiatan simulasi pembangkit ini dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan Desa
Sapat dan mengetahui NPC, COE, Total produksi energi dalam investasi pada Pembangkit
PLTD merupakan pembangkitan mengandalkan sebuah mesin diesel sebagai mulai jalannya. Listrik Tenaga Diesel dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di daerah Riau dengan sistem
Pada PLTD ini menghasilkan energi mekanis yang digunakan untuk memutar sebuah rotor yang hybrid, dengan menggunakan bantuan software HOMER (Hybrid Optimization Model For
terdapat pada generator untuk menghasilkan listrik. Umumnya menggunakan bahan bakar Solar Electric Renewables). Berdasarkan dengan pembahasan diatas, maka penulis mengangkat judul
tetapi pada pembahasan kali ini yaitu menggunakan bahan bakar dari Biosolar B30. Bahan Bakar pembahasan tentang “Analisis pada investasi perancangan PLTD dan PLTS dalam sistem hybrid
Biosolar B30 adalah bahan bakar resmi dari pertamina pencampuran bahan bakar 30% FAME dengan menggunakan simulasi perangkat lunak Homer”.
(Fatty Acid Methyl Ester) dan 70% campuran solar.

Pada PLTD ini khususnya Riau dengan bahan bakar yang digunakan Biosolar B30, manfaat
dari segi harga dan segi penggunaannya sangat relatif lebih efisien dibandingkan dengan solar
biasa, karena mengurangi emisi pada intinya. Hanya saja penggunaan bahan bakar Biosolar B30
kandungan energinya lebih rendah dari pada solar biasa. Dimana pihak PT PLN masih
menggunakan bahan bakar solar biasa, dengan memanfaatkan yang ada yaitu biomassa sangat
dibutuhkan dalam perkembangan sekarang. Zaman sekarang memang sudah memiliki potensi
menuju EBT (Energi Baru Terbarukan) dengan adanya Project Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) adalah pembangkit yang memanfaatkan sumber energi yang berasal dari Matahari.
RUMUSAN MASALAH
Pembahasan rumusan masalah di rangkum dalam bentuk poin-poin diantaranya sebagai berikut :

2 3
1

Bagaimana merancang perhitungan Berapa Efisiensi Energi terhadap


Bagaimana merancang PLTD dan nilai biaya investasi PLTD dan PLTS konfigurasi PLTD dan PLTS dalam
PLTS dalam sistem hybrid dengan sistem hybrid dengan menggunakan sistem hybrid dengan menggunakan
menggunakan aplikasi HOMER aplikasi HOMER aplikasi HOMER.
1
Mengetahui komponen yang dibutuhkan
dalam perancangan suatu sistem pada
PLTD dan PLTS dalam sistem hybrid
dengan menggunakan aplikasi HOMER

2
TUJUAN Mengetahui cara perhitungan nilai biaya
Kegiatan penelitian ini ada tujuan-tujuan dalam kegiatan ini investasi pada PLTD dan PLTS dengan
antara lain: menggunakan bantuan aplikasi HOMER

Memahami dalam pemanfaatan sumber


energi dilihat dari potensi pengoptimalan
kebutuhan tenaga listrik
MANFAAT
Dalam penelitian ini, penulis berharap tujuan yang disampaikan dapat teridentifikasi secara ideal untuk
mencapai manfaat sebagai berikut:

1 2

Dapat menerapkan pengetahuan dalam Dapat dijadikan salah satu bahan


melakukan perancangan suatu pembangkit
sumber acuan sebagai penunjang
dengan menggunakan bantuan aplikasi HOMER
pembelajaran oleh semua mahasiswa
RUANG LINGKUP
Untuk membatasi permasalahan dalam pembahasan skripsi, penulis memberikan pembahasan secara
terarah dan tepat agar pembahasan tidak meluas. Dalam skripsi penulis membahas :

2 3
1
Mengenai sistem skematik sistem Membahas komponen-komponen Membahas outputan dari
hybrid pada PLTD dan PLTS yang terkait sistem hybrid pada PLTD pembangkit listrik PLTS
menggunakan aplikasi HOMER dan PLTS pada aplikasi HOMER menggunakan aplikasi HOMER

4 5

Membahas metode perhitungan nilai Membahas bagaimana efisiensi dari


biaya investasi PLTD menggunakan sistem hybrid yang dihasilkan dengan
aplikasi HOMER menggunakan aplikasi HOMER
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI

BY CLAUDIA ALVES Thesis Defense Presentation Template


LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
DESAIN PENELITIAN

Diagram Alir Penelitian


METODE ANALISIS DATA • Cost of Energy(COE)

COE, salah satu parameter untuk menentukan harga pada penjualan per unit listrik (kWh).
Kegiatan ini membutuhkan metode dalam menganalisis data-data untuk sebagai penunjang
Juga dilakukan memakai cara menggunakan rumus yaitu :
dalam mempermudah kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini. Kemudian data-data yang
sudah didapatkan akan disajikan atau di bagikan dalam bentuk perhitungan ataupun grafik.
Setelah itu, dengan adanya teori pendukung kegiatan penelitian ini dilakukan dalam
membandingkan dengan praktek nyata untuk bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan
Dimana :
tujuan. Dengan ini data-data yang sudah terkumpul akan diolah dalam bentuk persamaan,
COE = Harga penjualan listrik per kWh ($)
sebagai berikut : ∑annualized cost = Total dari biaya tahunan sisi system ($)
Etotal produksi = Total produksi energi (kWh)
• Net Present Cost (NPC)
• Payback Period
NPC, jumlah dana untuk jangka waktu pemasangan serta pengoperasian pada komponen-
komponen pembangkit sepanjang umur proyek tersebut. suatu nilai tersebut dibuat dengan Adalah timing untuk diperlukan dalam membalikkan pada dana investasi yang akan
menggunakan rumus, sebagai berikut : dikeluarkan dalam pembangunan sebuah proyek. Dengan itu adanya persamaan untuk mencari
nilai Payback Period :
𝑁𝑃𝐶 = 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑎𝑐𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑂&𝑀 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑎𝑙𝑣𝑎𝑔e
Dimana :
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 (𝑡) = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢n
Capital cost = Pembiayaan modal pada komponen ($) Dimana :
Replacement cost = Pembiayaan termasuk pergantian komponen ($) Payback Period = Waktu dalam pengembalian investasi (tahun)
O&M cost = Pembiayaan yang termasuk operasional dan perawatan ($) Biaya investasi = Modal yang akan dikeluarkan (Rp)
Fuel cost = Pembiayaan yang termasuk bahan bakar ($)
Salvage = Pembiayaan yang termasuk sisa pada komponen ($) Suatu project disebut pantas ketika pada waktu mengembalikan modal itu kurang dari umur
proyek tersebut. Dan apabila modal tersebut dalam mengembalikan tersebut lebih dari umur
• Total Produksi Energy project, project dinyatakan tidak pantas diimplementasikan. Pada Perhitungan ini juga
Total produksi Energy ini sebagai parameter untuk mengetahui hasil yang sudah dihasilkan dipengaruhi oleh pendapatan per tahun. Jadi untuk persamaan pendapatan per tahun sebagai
dalam memproduksi yang sudah dirancang. Persamaan sebagai berikut : berikut :

Etotal produksi = EPLTD + EPLTS Hasil yang didapatkan 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = Keseluruhan jumlah Energy Production 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎l
Dimana : Dimana :
Etotal produksi = Total energi listrik yang diproduksi (kWh) Hasil yang didapatkan per tahun = Sudah diterima dalam per tahun (Rp)
EPLTD = Total energi listrik yang di hasilkan PLTD (kWh) Keseluruhan jumlah Energy Production = Energi listrik dihasilkan dalam per tahun (kWh)
EPLTS = Total energi listrik yang di hasilkan PLTS (kWh) Harga jual = Dana diadakan dalam per kWh (Rp)
HASIL PENELITIAN

• Kondisi Desa Sapat • Beban Desa Sapat

Desa Sapat memiliki luas daerah sekitar 13.521,26 km². Pada Desa Sapat ini dalam Perhitungan beban dicoba untuk mencermati pertimbangan jenis beban yang didasarkan
penggunaan PLTD dengan daya terpasang 405 KW. Dalam ketergantungan penggunaan pada keadaan bermacam-macam sistem pembangkit listrik yang hendak dipasang
terhadap bahan bakar untuk BBM sendiri pada PLTD lumayan besar, selain BBM juga dengan membuat pola pemanfaatan 24 jam seperti yang ditunjukkan pada tabel. Serta
membutuhkan biaya pengangkutan pelumas sehingga menyebabkan BPP pada Desa buat hasil akhir dari perhitungan dari tabel merupakan grafik dari beban setiap hari di
sapat sendiri lumayan besar. Sesuai kebutuhan pada Desa Sapat sendiri didominasikan Desa Sapat Riau yang diarahkan pada grafik dibawah ini.
oleh beban rumah tangga, publik, dan sosial. Dengan Jumlah penduduk sekitar
676.983.
Permasalahan yang sering terjadi pada PLTS adalah PLTS memiliki sifat intermitensi,
sehingga bisa dikombinasikan dengan PLTD guna mencegah dari sifat intermitensi itu
sendiri pada PLTS. Adanya pembangkit-pembangkit lain dapat mengurangi biaya
tersebut dalam mendistribusikan pada BBM untuk bahan bakar PLTD ini.

Adanya PLTS ini untuk memenuhi kebutuhan dari beban Desa Sapat yang memang
optimasi pemakaian Listrik bisa sepenuhnya digunakan tiap hari dari pagi, siang dan
sore. Kemudian menutup kerugian dari pihak PLN dalam penggunaan PLTD yang
memang beban Sapat bisa untuk malam hingga ke pagi.
Kapasitas konfigurasi Sistem pembangkit

Parameter output hasil simulasi diatas bisa dipaparkan buat perbandingan antar
Gambar diatas menampilkan profil beban listrik dengan total energi sebesar konfigurasi sistem pembangkit listrik yang sudah dirancang sebagai berikut:
4897,959184 kWh serta beban puncak sebesar 255,1020408 kW.
a. Perbandingan antara Electric Production dan Consumption AC primary load
• Konfigurasi Sistem Hybrid pada PLTD dan PLTS
Hasil simulasi HOMER penciptaan tenaga listrik (Electric Production) serta konsumsi
Pada konfigurasi ini terdapat 2 macam model sistem PLTH yang akan diterapkan pada Desa tenaga pada beban (Consumption AC primary load) bisa di amati pada grafik dibawah.
Sapat, sebagai berikut :
• Diesel Genset
• PV dan Diesel Genset
Bentuk skema dapat di lihat pada Gambar 4.3 untuk konfigurasi Diesel Genset dan Gambar
4.4 untuk konfigurasi PLTS dengan Diesel Genset.

Skematic PLTD HOMER Skematic sistem hybrid PLTS-PLTD

• Simulasi hasil Hybrid menggunakan Aplikasi HOMER

Simulasi hasil sistem hybrid memakai aplikasi HOMER mendapatkan kapasitas sistem Grafik perbandingani Electric Production dan Consumption AC primary load
maksimal yang mampu memenuhi kebutuhan beban di Desa Sapat Riau yang diarahkan
pada tabel
Diagram bulanan rata-rata produksi listrik Diesel Genset
Sistem PV

Pada konfigurasi ini sistem PV yang ditampilkan pada gambar 4.8 didapatkan kalau
Electric Production yang dihasilkan sebesar 390.614 kWh/yr, sebaliknya
mengkonsumsi beban sebesar 1.787.756 kWh/yr. Perihal ini dapat dipaparkan jika
sistem dari produksi tenaga listrik sebesar 390.614 kWh/yr serta faktor kapasitas dari
PV sebesar 17,2%, dimana diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Diagram bulanan rata-rata produksi listrik PV + DG

Dari Gambar 1 diatas bisa di amati kalau dari keempat konfigurasi sistem ada
perbandingan dalam jumlah penciptaan tenaga listrik. Produksi tenaga listrik pada
sistem konfigurasi Diesel Genset sebesar 1.789.660 kWh/yr dan pada sistem
konfigurasi PV + DG sebesar 1.903.672 kWh/yr. Jadi, Capacity Factor yang dihasilkan oleh konfigurasi pada sistem PV yang tergantung
pada keseriusan sinar matahari serta efisiensi dari material panel sehingga energi
Gambar 1 serta Gambar 2 menerangkan produksi rata-rata listrik setiap bulan dalam keluaran yang dihasilkan sebesar 17,2% dari kapasitas yang terpasang sebesar 260 kW
setahun. Pada konfigurasi sistem Diesel Genset tampaknya hanya satu sumber produksi sehingga energi yang dihasilkan PV sebesar 44,6 kW serta keluaran tenaga listrik per
untuk mensuplai beban dalam setahun sebaliknya dikonfigurasi sistem PV + Diesel hari sebesar 1.070 kWh/d, sehingga total penciptaan energi dari PV dalam setahun ialah
Genset memproduksi tenaga listrik sebesar 1.903.672 kWh/yr (100%) dengan rincian 1.070 kWh/d x 365 hari merupakan 390.550 kWh/yr.
produksi PV sebesar 390.614 kWh/yr (20,5%), Diesel Genset sebesar 1.513.058
kWh/yr (79,5%).
b. Perbandingan Net Present Cost
Hasil perbandingan total biaya totalitas sistem dari masing-masing konfigurasi bisa dilihat
pada gambar dibawah ini.

Perbandingan COE tiap-tiap konfigurasi sistem

Ditinjau dari Gambar perbandingan CEO bisa di jelaskan kalau harga jual listrik per kWh
pada konfigurasi sistem Diesel Genset sebesar 0.363 US$/kWh, buat konfigurasi sistem PV +
Perbandingan NPC tiap-tiap konfigurasi sistem
Diesel Genset 0.325 US$/kWh.

Pada tabel dibawah ini mencantumkan hasil perhitungan harga jual listrik ataupun biaya
penyediaan pembuatan pembangkit serta ditaksir biaya konsumsi listrik di Desa Sapat dengan
Dapat dilihat kalau nilai Net Present Cost pada konfigurasi sistem Diesel Genset sebesar
estimasi operasional pembangkitan 24 jam.
$11.467.581,83 yang mempunyai nilai paling tinggi dari pada konfigurasi sistem PV + Diesel
genset. Setelah itu nilai NPC pada sistem konfigurasi PV + Diesel Genset sebesar
$10.276.227,32. Total NPC telah mencakup seluruh biaya – biaya yang dikeluarkan
sepanjang jangka waktu proyek tersebut berlangsung serta dalam suatu perencanaan, yang
terdiri dari biaya pengadaan komponen, biaya penggantian, biaya perbaikan serta
pemeliharaan, biaya bahan bakar serta biaya suku bunga. Tarif dasar listrik tiap-tiap konfigurasi sistem

Perkiraan biaya listrik per bulan

Asumsi 1 bulan = 30 hari


Pemakaian mencakup beban dalam 1 hari 4.898,1 kWh/hari
• Analisis Operasi Konfigurasi Sistem Pembangkit

a. Konfigurasi Sistem Pembangkit DG


b. Konfigurasi Sistem Pembangkit PV + DG
Konfigurasi pembangkit yang hendak dirancang merupakan konfigurasi sistem Diesel
Genset yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan beban warga di desa Sapat. Pada
simulasi HOMER dihasilkan pemancingan pembangkit dengan konfigurasi Diesel Genset
sebagai sumber tenaga primer yang ditunjukkan sebagai berikut:

Time series plot operational PV+DG

Bersumber pada Gambar diatas bisa dipaparkan kalau konsumsi listrik dengan konfigurasi
sistem PV + Diesel Genset pada 9 Juli jam 08:00 hingga jam 16:00 memakai PV buat
Time series plot operational DG
memenuhi permintaan beban. Pada 9 Juli Jam 07:00 Diesel Genset menghadapi penyusutan
kapasitas sehingga Diesel Genset digantikan oleh PV untuk di aktifkan. Buat sistem ini
Bersumber pada Gambar diatas bisa dipaparkan kalau konsumsi listrik dengan konfigurasi
operasional Diesel Genset sepanjang 14 jam dari jam 17:00 hingga 07:00. Produksi tenaga
sistem Diesel Genset diibaratkan pada Dibulan Januari rata – rata sudah memenuhi
listrik PV di jam 08:00 hingga 16:00 digunakan sebagai suplai utama ke beban. Dengan
kebutuhan listrik sesuai kebutuhan. Pada 16 Januari jam 06:00 dan jam 13:00 kurva beban
sistem PV + DG terjadi kelebihan energi sebesar 101.711 kWh/yr. Terjadinya kelebihan
menghadapi penyusutan di nilai beban dasarnya sehingga keluaran tenaga listrik Diesel
energi ini difungsikan untuk permintaan beban yang meningkat tiap tahunnya. Dilihat dari
Genset melekat kelebihan tenaga tiap tahun sebesar 1.905 kWh/yr. Bila di amati kurva beban
kurva beban sudah memenuhi dari permintaan beban tersebut.
total pemakaian pembangkit tipe Diesel Genset ini telah memenuhi permintaan beban di
Desa Sapat Riau.
• Net Present Cost ( NPC )
Net Present Cost digunakan untuk mencari total biaya pembangunan pembangkit listrik b. Konfigurasi Sistem PV + DG
sepanjang siklus hidup proyek. Perhitungan NPC pada masingmasing konfigurasi sistem
hendak mencakup biaya yang terdiri dari Capital cost, Replacement cost, O&M cost, Fuel
cost serta Salvage ataupun nilai sisa pada masingmasing komponen disetiap konfigurasi
sistem. Perhitungan Net Present Cost (NPC) sebagai berikut :

a. Konfigurasi Sistem Diesel

Rincian biaya konfigurasi sistem PV+DG

Buat menghitung nilai Net Present Cost (NPC) dari konfigurasi sistem ini bisa digunakan
rumus pada persamaan :
Rincian biaya konfigurasi sistem Diesel Genset
NPC = 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑎𝑐𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑂&𝑀 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 – 𝑆𝑎𝑙𝑣𝑎𝑔𝑒
= $ 66.547,08 + $ 461.718,03 + $ 1.651.559,93 + $ 8.115.449,11 − (−$ 19.046,84)
Buat menghitung nilai Net Present Cost (NPC) dari konfigurasi sistem ini bisa digunakan = $ 10.314.320,99 ≈ Rp 156.375.937.005,96
rumus pada persamaan :

NPC = 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑎𝑐𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑂&𝑀 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 – 𝑆𝑎𝑙𝑣𝑎𝑔𝑒
= $ 0.00 + $ 459.516,04 + $ 1.694.105,97 + $ 9.323.106,52 − (−$ 9.147,71)
= $ 11.485.876,2 ≈ Rp 174.145.410.771,70
• Cost Of Energy
• Total Produksi Energi
Cost of Energy dihitung buat menghitung harga pembelian energi listrik tiap 1 kWh yang
Tabel dibawah merupakan catatan gabung tabel total produksi energi yang dihasilkan oleh tiap
dihasilkan dari konfigurasi sistem.
tiap konfigurasi sistem dalam setahun.
Buat menghitung nilai COE yang dikeluarkan dari konfigurasi sistem yang digunakan
a. Total Produksi Energi Sistem Diesel Genset rumus pada persamaan

a. Konfigurasi sistem Diesel Genset

b. Total Produksi Energi Sistem PV + DG

Total annualized cost Diesel Genset

Annualized cost digunakan untuk mengidentifikasi total biaya tahunan yang dikeluarkan dari
Bersumber pada Tabel 4.5 total produksi tenaga listrik dari konfigurasi sistem Diesel Genset
skema konfigurasi sistem. Pada Gambar 4.15 bisa di amati kalau total pembayaran tahunan
memperoleh hasil 1.513.058 kWh/yr dengan proporsi atau efisiensi 100%. Tabel 4.6 total produksi
yang dikeluarkan dari sistem sebesar $ 648,120.12 bila diubah dalam rupiah sebesar Rp
tenaga listrik dari konfigurasi sistem PV + Diesel Genset diperoleh hasil berbentuk PV sebesar
9.826.602.913,13. Sehingga bisa mencari nilai COE dari konfigurasi sistem Diesel genset.
390.614 kWh/yr dengan proporsi atau efisiensi 20,5%, Diesel Genset sebesar 1.513.058 kWh/yr
dengan efisiensi 79,5%. Buat konfigurasi sistem satu ini bisa dipaparkan kalau PV sebagai suplai
pembangkit listrik buat memenuhi kekurangan dari produksi tenaga listrik Diesel Genset.

Bersumber pada perhitungan COE diatas dikenal biaya pembelian energi listrik per 1 kWh
sebesar $0.363/kWh, bila diubah ke dalam rupiah setara dengan Rp 5.455,53. Hasil optimasi
pada aplikasi HOMER serta perhitungan yang diikatkan pembayaran yang dikeluarkan untuk
pembelian tenaga listrik per 1 kWh sebesar $0.363 atau sebesar Rp 5.455,53.
b. Konfigurasi sistem PV + Diesel Genset

Bila dalam wujud tabel serta grafik batang hingga semacam yang ditampilkan pada tabel dan
gambar dibawah ini

Perbandingan perhitungan COE

Total annualized cost PV+DG

Annualized cost digunakan untuk mengidentifikasi total biaya tahunan yang dikeluarkan
dari skema konfigurasi sistem. Pada Gambar 4.16 bisa di amati kalau total pembayaran
tahunan yang dikeluarkan sebesar $580.787,68 bila dikonversikan dalam rupiah sebesar Rp
8.805.351.098,69. Sehingga bisa mencari nilai COE dari konfigurasi sistem Diesel Genset.

Bersumber pada perhitungan COE diatas dikenal biaya pembelian tenaga listrik per 1 kWh
sebesar $0.322/kWh, bila diubah ke dalam rupiah setara dengan Rp 4.881,86. Hasil optimasi Grafik perbandingan perhitungan COE
pada aplikasi HOMER serta perhitungan keterkaitan tarif biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian tenaga listrik per 1 kWh sebesar $0.325 ataupun sebesar Rp 4.927,34.
• Payback Period b. Konfigurasi sistem PV + DG

Pada skematik konfigurasi pembangkit listrik yang dirancang bisa dihitung Payback Period
dengan memakai persamaan dibawah ini

Bayaran investasi ataupun Net Present Cost (NPC) buat membangun pembangkit listrik pada
konfigurasi sistem ini sebesar $ 10.314.320,99 bila ditarik ke dalam rupiah jadi sebesar Rp
Harga jual listrik untuk daerah Sapat bersumber pada Permen ESDM 169 tahun 2021 sebesar 156.375.937.005,96. Jadi buat perhitungan Payback Period nya selaku berikut :
Rp 1.374,43. Total produksi energi yang dihasilkan oleh sistem Diesel Genset sebesar 1.789.660
kWh/yr, buat sistem PV + DG sebesar 1.903.672 kWh/yr. Sehingga hasil per tahun yang
dihasilkan oleh pembangkit merupakan :
a. Konfigurasi sistem DG

Dari perhitungan diatas perolehan buat pengembalian modal investasi dini dalam
pembangunan pembangkit listrik (PV + DG) diperlukan waktu sepanjang 59 Tahun 7 Bulan. Bila
disajikan dalam wujud tabel hingga semacam yang diarahkan pada tabel dibawah.
Bayaran investasi ataupun Net Present Cost (NPC) buat membangun pembangkit listrik pada
konfigurasi sistem ini sebesar $11,485,876.2 bila ditarik ke dalam rupiah jadi sebesar Rp
174.145.410.771,70. Jadi buat perhitungan Payback Period nya selaku berikut :

Didapatkan hasil berupa waktu pengembalian modal investasi awal untuk pembangunan
pembangkit listrik dengan konfigurasi sistem Diesel Genset melebihi waktu pengerjaan proyek
dan untuk konfigurasi sistem PV + DG. Hal tersebut disebabkan dengan penggunaan pembangkit
energi terbarukan yang mampu menekan Biaya pembangkit serta mampu mengembalikan nilai
Dari perhitungan diatas perolehan buat pengembalian modal investasi dini dalam pembangunan investasi awal dengan cepat.
pembangkit listrik (Diesel Genset) diperlukan waktu sepanjang 70 Tahun 8 Bulan.
NB : Pada pembahasan Payback Period ini hanya melihat kerugian pada penggunaan PLTD
sendiri dan adanya PLTS dengan sistem hybrid untuk menyesuaikan kebutuhan dari beban Desa
Sapat.
KESUMPULAN

Pada pembahasan skripsi ini yang membahas pemanfaatan energi terbarukan yang digunakan untuk menyesuaikan kebutuhan dari Desa Sapat itu sendiri yang
memang tidak terjadinya keseimbangan beban dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dapat disimpulkan bahwa

• Dari hasil yang sudah di skema untuk perencanaan dalam sistem hybrid mulainya merancang sistem pembangkit PLTD dengan kapasitas yang memang sudah
ada atau eksisting yaitu 405 kW dalam penggunaan 100% dan disimulasikan dengan memakai aplikasi HOMER untuk total produksi energi listriknya
mendapatkan sebesar 1.789.660 kWh/yr. Untuk PV dengan menggunakan sistem energi terbarukan dalam penggunaannya kapasitas yang dibutuhkan sebesar
260 kW dengan lifetime 25 tahun dengan derating factor 98% penurunan awal kinerja dari PV tersebut, untuk penggabungan dari PV dengan tegangan DC
yang akan diubah menjadi tegangan AC menggunakan komponen Inverter. Komponen yang digunakan pada pembahasan ini yaitu tipe inverter Huawei
50KTL dengan kapasitas 200 kW. Kemudian adanya data beban dari Desa sapat yang memiliki beban puncak sebesar 255 kW per 24 jam atau perhari.

• Pada konfigurasi sistem pembangkit ini memiliki biaya – biaya yang mengacu pada investasi dalam proyek perencanaan PLTS sistem hybrid. Dengan
kapasitas yang digunakan pada PLTD dan PLTS mampu menghasilkan kapasitas sebesar 1.915.874 kWh/yr, dengan kapasitas tersebut cukup untuk kebutuhan
Desa Sapat itu sendiri yang dimana sebelum mencapai suatu tujuan tersebut dibutuhkan biaya-biaya seperti : bahan bakar, O&M, salvage, operating,
replacement, capital dan resource yang akan mendapatkan nilai biaya dari NPC. Kemudian, menunjang kepada nilai biaya yang berkaitan dengan COE untuk
nilai NPC total nya sekitar $11,485,876.2 untuk PLTD itu sendiri kemudian untuk di hybrid kan dengan total sebesar $10,266,359. Yang sudah di calculate
atau disimulasikan dengan menggunakan aplikasi HOMER. Yang dimana selisihnya lumayan besar yaitu $1,219,517.2. Pada payback period yang sudah di
kalkulasi dengan rumus yang ada sesuai dengan jurnal, didapatkan pada PLTD payback period nya 70 tahun 8 bulan. Sedangkan untuk konfigurasi sistem
PLTD dan PLTS yang menggunakan sistem hybrid didapatkan payback period nya 59 tahun 1 bulan, Mendapatkan saving 20 tahun.

• Efisiensi produksi energi yang dihasilkan sistem hybrid lumayan besar sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dari Desa Sapatnya. Dimana
awal dari menggunakan PLTD sebagai penghasil produksi listrik utama dan jangka pemakaiannya selama 24 jam. Dan sudah dapat ketentuan dari pihak PLN
yang merasa tidak sesuai dengan beban yang diberikan oleh PLTD. Dikarenakan beban Sapat tidak seimbang dengan beban kapasitas yang terpasang oleh
PLTD. Beban puncak Sapat terletak di 255 kW. Sehingga membuat PLN merasa rugi dan mengambil tindakan PLTD yang dari operasi kerjanya 24 jam
menjadi operasi 14 jam, sehingga membuat Desa sapat tidak dapat merasakan penggunaan listrik 24 jam. Dibuatnya PLTS untuk di hybrid kan dengan PLTD
untuk memanfaatkan sebagai kebutuhan dari Desa Sapat. Energi yang dihasilkan sistem hybrid 78,5% dari PLTD dan 21,5% dari PV atau PLTS. Total
produksi energi yang dihasilkan sebesar 1,915,874 kWh/yr.
DAFTAR PUSTAKA
Alvianingsih, G., & Simanjuntak, J. C. H. (2021). Analisis Tekno-Ekonomi Hibrid Sistem PLTD
PLTS Di Pulau Gersik, Belitung Menggunakan Perangkat Lunak Homer. SUTET, 11(1), 1– Ilintamon, A., Pakiding, M., Tumaliang, H., Elektro, T., Sam, U., Manado, R., Kampus, J., &
12.https://doi.org/10.33322/sutet.v11i1.1372 Manado, B.-U. (t.t.). Analisis Unjuk Kerja Sistem Produksi Listrik Pada Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel Waena. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 8.
Otong, M., Mas, I., & Artikel, I. (2017). Optimasi Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida
Menggunakan Homer Di Pulau Tunda. ud/ Setrum, 6(1), 1. Ilmiah, J., & Teknika, S. (2012). Optimalisasi Energi Terbarukan pada Pembangkit Tenaga
Listrik dalam Menghadapi Desa Mandiri Energi di Margajaya (Renewable Energy Optimization
Raji L, Zhigilla, B., & Wadai. (t.t.). Using Homer Software for Cost Analysis of StandAlone of Electrical Power Generation toward the Energy Self-Sufficient Village in Margajaya) (Vol. 15,
Power Generation for Small Scale Industry in Nigeria: A Case Study Lumatec Aluminium Nomor 1).
Products a. Dalam INTERNATIONAL JOURNAL OF APPLIED TECHNOLOGY RESEARCH
(Vol. 2021, Nomor 2). https://ijatr.polban.ac.id/ijatr/ Masrianto, E. S., & Rahman, R. (t.t.). STUDI TENTANG PROSES PEMBANGKITAN
LISTRIK TENAGA DIESEL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR SEKTOR
Sukmawidjaja, M., Jurusan Teknik Elektro, D., Universitas Trisakti, F., & Jurusan Teknik TELLO MAKASSAR.
Elektro, A. (2013). PENYENGAT TANJUNG PINANG KEPULAUAN RIAU. 11(1), 17–42.
Gambar 2.1 Pangsa Pasar Global Panel Surya Polikristalin. (n.d.).
RIZKY DANAR APRILIANANDHA. (2020). SIMULASI HOMER UNTUK PERANCANGAN
https://osceolaenergi.com/2019
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS ENERGI TERBARUKAN LOKAL PADA
DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, TERTINGGAL. IT PLN. Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian Dan, P., Ardiansyah, A., Nyoman
Setiawan, I., & Wayan Sukerayasa, I. (2021). PERANCANGAN PLTS ATAP ON GRID
Saputra, A. W., & Ariana, I. M. (2016). Implementasi Power Turbin pada Diesel Generator di
SYSTEM PENGEMBANGAN KOTA PROBOLINGGO (Vol. 8, Issue 4).
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dalam meningkatkan produksi energi listrik.
Jurnal Teknik ITS, 5(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v5i2.18836
Surya Bimantara, A., Nyoman Satya Kumara, I., & Gede Ariastina, W. (n.d.). Desember 2021
Sawitri, K., & Gemahapsari, P. (t.t.). Studi Keandalan Ketersediaan Daya PLTD (Pembangkit Abid Surya Bimantara, I Nyoman Satya Kumara (Vol. 8, Issue 4).
Listrik Tenaga Diesel) pada Jaringan Listrik Daerah “X.”
Uli, I., & Simanjuntak, V. (2022). Analisa Anti Islanding pada Inverter 3 Fase PLTS Hybrid 5
Sukmawidjaja, M., Jurusan Teknik Elektro, D., Universitas Trisakti, F., & Jurusan Teknik Kw Terhadap Jaringan PLN. https://doi.org/10.30651/cl.v5i2
Elektro, A. (2013). PENYENGAT TANJUNG PINANG KEPULAUAN RIAU. 11(1), 17–42.
ATYANTA HARINATHA AP., B. R. (2020). PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT
Chamdareno, P. G., & Hilal, H. (t.t.). Analisa Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid PLTDPLTS di LISTRIK BERBASIS ENERGI TERBARUKAN LOKAL UNTUK DAERAH TERDEPAN,
Pulau Tunda Serang Banten (Vol. 1, Nomor 1). TERLUAR DAN TERTINGGAL. IT-PLN.
TERIMA KASIH

HARRY PRASETYO

Anda mungkin juga menyukai