Kemiskinan Masyarakat
Apa Itu kemiskinan Pesisir
Merupakan penyebab
kemiskinan secara klasik di
mana kemiskinan selalu karena bencana alam
dikaitkan dengan struktur memang berakibat
Disebabkan oleh
budaya masyarakat merusaknya aset berharga
beberapa hal yang
setempat di mana budaya milik masyarakat seperti
bersifat struktural
dijadikan sebagai alasan tempat tinggal, harta
penyebab sekelompok benda dan Gagal Panen
manusia di tempat miskin
STRUKTURAL YANG DI MAKSUDKAN
ADALAH
2. STRUKTUR
POLITIK
1. STRUKTUR 3. FAKTOR
EKONOMI BUDAYA
TIMPANG
D. KEBIJAKAN SOSIAL MENDUKUNG KESEJAHTERAAN NELAYAN
Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik. Kebijakan sosial merupakan
ketetapan pemerintah yang dibuat untuk menanggapi isu-isu yang bersifat publik, yakni mengatasi
masalah sosial atau memenuhi kebutuhan masyarakat banyak termasuk masalah nelayan beserta
kemiskinannya.
Kebijakan sosial adalah ketetapan yang didesain secara kolektif untuk mencegah terjadinya
masalah sosial (fungsi preventif), mengatasi masalah sosial (fungsi kuratif) dan mempromosikan
kesejahteraan (fungsi pengembangan) sebagai wujud kewajiban Negara (state obligation) dalam
memenuhi hak-hak sosial warganya (Edi Suharto, 2006, 2007).
MASALAH KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDONESIA DI MATA DUNIA
1. ANALISIS
3. TINGKAT
2. KONDISI
PENDIDIKA
ALAM
N NELAYAN
4. POLA
KEHIDUPAN
NELAYAN
5. KONDISI
ALAT 6. PROGRAM
TANGKAP PEMERINTAH
SEBAB – SEBAB KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR DI INDONESIA
1. Analisis
Secara umum, kemiskinan masyarakat pesisir disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar
masyarakat, antara lain kebutuhan akan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, infrastruktur.
Di samping itu, kurangnya kesempatan berusaha, kurangnya akses terhadap informasi, teknologi
dan permodalan, budaya dan gaya hidup yang cenderung boros, menyebabkan posisi tawar
masyarakat miskin semakin lemah.
2. Kondisi Alam
Kompleksnya permasalahan kemiskinan masyarakat nelayan terjadi disebabkan masyarakat
nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi ketidakpastian (uncertainty)
dalam menjalankan usahanya. Musim paceklik yang selalu datang tiap tahunnya dan lamanya pun
tidak dapat dipastikan akan semakin membuat masyarakat nelayan terus berada dalam lingkaran
setan kemiskinan (vicious circle) setiap tahunnya.
3. Tingkat pendidikan nelayan
Nelayan yang miskin umumnya belum banyak tersentuh teknologi modern, kualitas sumber daya manusia
rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya juga sangat rendah. Tingkat pendidikan nelayan berbanding
lurus dengan teknologi yang dapat dihasilkan oleh para nelayan, dalam hal ini teknologi di bidang penangkapan
dan pengawetan ikan. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain
disebabkan oleh bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengawetan
ikan yang baik.
4. Pola kehidupan nelayan sendiri.
Stereotipe seperti boros dan malas oleh berbagai pihak sering dianggap menjadi penyebab kemiskinan nelayan.
Padahal kultur nelayan jika dicermati justru memiliki etos kerja yang handal.
5. Kondisi Alat Tangkap dan Pemasaran hasil tangkapan
Tidak semua daerah pesisir memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hal tersebut membuat para nelayan
terpaksa untuk menjual hasil tangkapan mereka kepada tengkulak dengan harga yang jauh di bawah
harga pasaran. Kondisi ini yang selalu mengakibatkan nelayan tidak pernah untung, keterbatasan
infrastruktur menjadikan nelayan merugi, tidak seimbangnya antara biaya yang dikeluarkan untuk
melaut, dengan keuntungan hasil jual, karena harga dipermainkan oleh pihak tengkulak.
6. Program pemerintah yang tidak memihak nelayan
Banyak program telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan
nelayan. Program yang bersifat umum antara lain Program Inpres Desa
Tertinggal (IDT), Program Keluarga Sejahtera, Program Pembangunan Prasarana
Pendukung Desa Tertinggal (P3DT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK),
dan Program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Sedangkan program yang secara
khusus ditujukan untuk kelompok sasaran masyarakat nelayan antara lain
program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (PEMP) dan Program Pengembangan
Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil (PUPTSK).Namun, secara umum
program-program tersebut tidak membuat nasib nelayan menjadi lebih baik
daripada sebelumnya.