Anda di halaman 1dari 34

KEHAMILAN DENGAN ASD

Presenter : dr. Dinda Basri


Supervisor : dr.Christoffel L. Tobing, M.Ked(OG), Sp.OG, Subsp.K.Fm
PENDAHULUAN
penyakit jantung pada kehamilan merupakan penyebab atau morbiditas
dan mortalitas yang signifikan dan terjadi antara 1-4% dari semua
kehamilan

Presentasi paling umum → gagal jantung, infark miokard, aritmia, atau


diseksi aorta

kematian kardiovaskular ibu di Illinois menemukan bahwa 28,1% kematian


jantung ibu berpotensi dianggap dapat dicegah karena masalah
penyedia layanan kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA

Fisiologi Kardiovaskular pada Kehamilan


Volume darah meningkat secara substansial selama kehamilan rata-rata 50%
Konsumsi oksigen meningkat 3 kali lipat, dan tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat
selama kontraksi

Tekanan Darah

Resistensi pembuluh darah sistemik menurun Penurunan tekanan darah termasuk tekanan
(-21%) karena efek relaksasi otot polos dari darah sistolik (TDS), tekanan darah diastolik
progesteron, NO, prostaglandin. (TDD), mean arterial pressure, dan TDS sentral
selama kehamilan → terjadi saat awal kehamilan
penurunan secara keseluruhan MAP (usia 6-8 minggu gestasi).
sebesar 5–10 mmHg
Wanita dengan indeks massa tubuh (IMT)
>25kg/m2 sebelum kehamilan menunjukkan
peningkatan TDS
TINJAUAN PUSTAKA

Fisiologi Kardiovaskular pada Kehamilan


Curah Jantung (Cardiac Output) Denyut Jantung

Curah jantung (CO) mulai meningkat dari minggu meningkat selama beberapa minggu pertama
ke-5 → mencapai puncaknya 40-50% pada sekitar kehamilan dan memuncak di trimester dua akhir
30-34 minggu. atau trimester tiga awal.

meningkat dengan rata-rata 10 hingga 20 denyut


Perubahan Volume Plasma dan Massa per menit.
Eritrosit

Volume darah mulai meningkat dari sekitar


minggu ke-6, kemudian membesar dengan
cepat hingga maksimum 40-50% di atas tingkat
wanita tidak hamil pada 30- 34 minggu. Levelnya
tetap hampir statis sampai persalinan

Suplementasi zat besi meningkatkan massa sel


darah merah sebesar 30%. Jumlah retikulosit
meningkat 2%
TINJAUAN PUSTAKA

Fisiologi Kardiovaskular pada Kehamilan

Perubahan kardiovaskular normal selama


kehamilan
TINJAUAN PUSTAKA

Atrial Septal Defect


terjadi pada 25% anak-anak

Terdapat 4 tipe ASD dimulai dari rentang


yang paling sering hingga paling jarang:

Defek ostium sekundum

Defek ostium primum

Defek sinus venosus

Defek sinus koronari

Gambaran skematik lokasi defek ASD.


Atrial Septal Defect

Epidemiologi
insidensi 56 kasus tiap 100.000 kelahiran hidup

saat ini ASD diperkirakan mengenai 100 individu tiap


100.000 kelahiran hidup

65-70% pasien dengan defek sekundum, 50% defek


septum atrial primum

40-50% defek sinus venosus adalah wanita.

berkaitan dengan konsumsi rokok, penggunaan


antidepresan, diabetes, indeks glikemik yang tinggi
dan usia ibu (≥35 tahun).
Atrial Septal Defect

Patofisiologi
Pada defek besar, rasio aliran darah pulmonal- Shunt yang telah terjadi lama menyebabkan
ke-sistemik dapat meningkat 1,5 kali lipat dan • gangguan reservoir dan fungsi pompa atrium
memicu kaskade perubahan miokardium dan kanan,
vaskulatur pulmonal • dilatasi dan hipertropi sel miokardium serta
• fibrosis ventrikel kanan, serta cedera sel yang
menyebabkan peningkatan konsetrasi
Faktor-faktor yang menurunkan shunt kiri ke troponin-I.
kanan → penyebab anatomis (misal stenosis
katup atau pembuluh darah) atau penyebab
fungsional (misal penyakit vaskular pulmonal). Remodeling dinding vaskular pulmonal melalui
→ proliferasi sel miointimal,
→ peningkatan otot polos media, dan
→ peningkatan kolagen menyebabkan
penyempitan atreriolar dan
→ akhirnya menyebabkan hipertensi pulmonal
Atrial Septal Defect

Manifestasi Klinis
sering kali asimptomatik sindrom Eisenmenger akan menampilkan gejala
sianosis kronis
murmur ejeksi sistolik yang halus di atas area
pulmonal Apabila terdapat bukti stroke atau transient
ischemic attack akibat klot darah perifer, hal ini
disertai dengan suara jantung S2 fixed splitting harus dicurigai sebagai ASD
yang luas

menyebabkan intoleransi aktivitas, disritmia


jantung, palpitasi, peningkatan insidensi
pneumonia, hipertensi pulmonal dan peningkatan
mortalitas
Atrial Septal Defect

Pengaruh ASD terhadap Kehamilan


tipe sekundum merupakan tipe yang paling Penutupan ASD jarang diperlukan selama
banyak diderita oleh pasien ASD wanita (65- kehamilan
70%)
dapat dipertimbangkan dengan klinis sianosis
Kehamilan dengan ASD memiliki toleransi baik; karena shunt kanan-ke-kiri dan masalah
kecuali yang disertai dengan hipertensi pertumbuhan fetus. Namun hal ini tidak perlu
pulmonal dilakukan dalam konteks adanya peningkatan
resistensi vaskular pulmonal.
Kehamilan dengan ASD yang belum diterapi
berkaitan dengan Bypass kardiopulmonal selama kehamilan
• peningkatan risiko preeklampsia (7%; odds tidak secara umum meningkatkan risiko
ratio 3.5), mortalitas maternal namun berhubungan
• berat badan kecil dari usia kehamilan (21%; dengan peningkatan risiko mortalitas fetus 10-
odds ratio 2.0) dan 15%
• mortalitas fetus/perinatal (2–3%; odds ratio
2.1).
Hipertensi Pulmonal
kondisi hemodinamik dan patofisiologis yang didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan pulmonal rerata lebih dari atau sama dengan 25 mmHg
saat istirahat.

Hipertensi pulmonal membawa peningkatan resiko mortalitas maternal,


dilaporkan berkisar antara 9%- 28%.

Epidemiologi
Pada individu berusia lebih dari 65 tahun, prevalensinya sekitar 10%.

Di Inggris,
prevalensi kasus HP adalah 97
kasus tiap 1 juta populasi dengan Di Amerika Serikat, nilai ini adalah
rasio perempuan:laki-laki adalah 4,5-12,3 tiap 100.000 populasi.
1,8.
Patofisiologi
Klasifikasi klinis terbaru yang
bisa disebabkan oleh berbagai kondisi
mengelompokkan HP menjadi 6 kelompok • peningkatan kontraktilitas arteriol pulmonal,
• disfungsi endotel,
Hipertensi Arteri Pulmonal (HAP)
• remodeling dan
• proliferasi sel-sel otot polos dan sel endotel,
Penyakit veno-oklusif pulmonal
serta
• trombus in situ.
HP akibat penyakit jantung kanan

HP akibat penyakit paru dan/atau hipoksemia akibatnya menyebabkan peningkatan resistensi


vaskular pulmonal sehingga gagal ventrikel
HP dengan tromboemboli kronik kanan dapat terjadi.

HP dengan mekanisme multifaktor atau tidak jelas.


Pengaruh Hipertensi Pulmonal pada
Manifestasi Klinis Kehamilan
Gejala tidak spesifik mortalitas tetap tinggi pada wanita dengan
hipertensi arteri pulmonal (16-30% mortalitas
dispneu saat membungkuk (bendopnea) dan maternal)
sinkop
Perubahan fisiologi normal saat kehamilan
trias kongesti vena servikal, asites dan edema ditoleransi buruk oleh wanita dengan hipertensi
pulmonal.
sianosis perifer atau sentral
Selain itu, keadaan hiperkoagubilitas kehamilan
suara jantung kedua dari komponen katup meningkatkan risiko emboli pulmonal dan
pulmonal yang lebih terdengar jelas trombosis arteri pulmonal

mumur sistolik maksimum pada parasternal kiri


Selama persalinan, risiko komplikasi meningkat
pada insufisiensi katup trikuspid
akibat terdapat pergeseran volume plasma akibat
kehilangan darah dan kontraksi uterus, reaksi
vasovagal terhadap nyeri, asidosis dan hiperkarbi.
Hal ini makin memperparah resistensi vaskular
pulmonal dan risiko komplikasi tromboemboli
Tatalaksana
Ekokardiografi merupakan kunci tahapan Spironolakton → pengobatan gagal jantung
diagnostik pada hipertensi pulmonal dikontraindikasikan
pada ibu hamil dikarenakan obat ini memiliki
Penilaian lengkap termasuk saturasi oksigen dan efek anti androgenic
pemeriksaan fungsi ventrikel kanan harus
dilakukan setiap kunjungan.
Diuretik yang disarankan untuk ibu hamil
adalah jenis Furosemid
Rencana terminasi mendetail, termasuk waktu dan
cara persalinan yang optimal harus diputuskan
oleh tim obstetrik jantung. ESC untuk wanita hamil dengan penyakit
jantung hipertensi pulmonal disarankan
Tromboemboli merupakan risiko utama dimana Bosentan
antikoagulan harus dipertimbangkan. Namun obat ini memiliki efek teratogenik
Diuretik mungkin diperlukan untuk pasien dengan sehingga pasien harus diberitahu terkait efek obat
gagal jantung dan defisiensi besi harus juga ini terhadap fetus
ditatalaksana

Anestesi regional biasanya lebih dipilih


daripada anestesi umum.
Manajemen kehamilan dengan penyakit jantung

Prinsip Penanganan Anterpartum Prinsip Penanganan Intrapartum

skrining ekokardiogram janin diindikasikan pada harus ditentukan antara usia kehamilan 20-30
usia kehamilan 18-22 minggu karena risiko minggu
kelainan jantung bawaan pada janin diperkirakan mencakup manajemen induksi, persalinan, dan
4-10%. monitoring pascapartum serta rencana
pengawasan
Profilaksis aspirin dosis rendah dimulai antara 12-
28 minggu kehamilan dan dilanjutkan sampai Wanita dengan penyakit jantung stabil dapat
persalinan. menjalani persalinan pervaginam pada usia
kehamilan 39 minggu, dengan persalinan sesar
pada indikasi obstetri.
Pengobatan segera untuk hipertensi berat

Antikoagulasi harus ditinjau secara cermat


oleh Pregnancy Heart Team selama kehamilan
dan disesuaikan dengan tepat pada saat
anestesi neuraksial dan persalinan
Manajemen kehamilan dengan penyakit jantung

Prinsip Penanganan Intrapartum Prinsip Penanganan Postpartum

Untuk wanita yang menerima profilaksis heparin kematian terkait kardiomiopati peripartum (25-100
dengan berat molekul rendah, penghentian per 100.000 kelahiran hidup) penyebab utama
dianjurkan setidaknya 12 jam sebelum induksi (23%) kematian pascapartum
persalinan terjadwal atau sesar
sindrom koroner akut diperkirakan 2,7-8,1 per
Untuk pemberian unfractioned heparin dengan 100.000 persalinan, tingkat yang diketahui tiga kali
dosis 7.500 unit secara subkutan dua kali sehari lipat hingga empat kali lipat lebih tinggi selama
atau lebih, direkomendasikan dihentikan dengan periode kehamilan dan pascapartum
interval 12 jam serta evaluasi status koagulasi.
monitoring yang lebih lama → menggunakan
pulseoksimetri, auskultasi paru, pencatatan
Edema paru biasanya dapat dicegah dengan
keseimbangan cairan, dan monitoring
menjaga keseimbangan cairan yang teliti.
perkembangan klinis sesak napas atau batuk.
Konsensus menyarankan profilaksis antibiotik

Tromboprofilaksis → 0,5 mg / kg enoxaparin setiap


12 jam
Manajemen kehamilan dengan penyakit jantung

Klasifikasi WHO untuk resiko kardiovaskuler maternal


Manajemen kehamilan dengan penyakit jantung

Modifikasi Klasifikasi Risiko Kehamilan WHO untuk


Wanita Dengan Penyakit Kardiovaskular
LAPORAN KASUS
DATA UMUM

Nama : Ny. I KU : Rencana operasi sesar elektif


Umur : 19 tahun T :
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga • Kontrasi His (-). • Riwayat perut dipijat (-).
Suku/Agama : Jawa / Islam • Darah yang keluar • Riwayat batuk (-).
bergumpal (-). • Riwayat sesak napas (-).
Alamat : Medan • Riwayat ketuban bocor (-). • Riwayat demam (-).
Tanggal masuk : 07 Desember 2023 • Riwayat keluar cairan dari • Riwayat BAK dan BAB
Paritas : G1 P0 A0 kemaluan (-). dalam batas normal.
Rekam medis : 00-22-60-12
Nama Suami : Tn. U RPT : Diagnosa defek septum atrial
Umur : 20 tahun sekundum saat usia 1.5 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta RPO : Nebul ventolin
Suku/Agama : Jawa / Islam Riwayat KB :-
Riwayat Operasi :-
HPHT : 10 Maret 2023
TTP : 17 Desember 2023
Riwayat ANC : 1x di bidan, 3x di dokter
Sp.O.G
Riwayat Persalinan : 1. Hamil ini
LAPORAN KASUS
Status Presens: STATUS GENERALISATA

Sens : Compos Mentis Anemis : (-) Kepala


TD : 110/70 mmHg Ikterik : (-) Mata : Conj. palpebra inferior pucat (-/-) ,
HR : 78 x/min Sianosis : (-) sclera ikterik (-/-)
RR : 20 x/min Dispnu : (-) Leher : pembesaran KGB (-)
Temp : 36,6ºC Oedem : (-) Toraks
KU : Cukup BB : 55 kg Cor : S1>S2 (+) normal, murmur (-)
KG : Baik TB : 145 cm Pulmonal : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
KP : Cukup LILA : 25.5 cm (-/-)
Ekstremitas
Superior : dalam batas normal
Inferior : dalam batas normal
LAPORAN KASUS
STATUS OBSTETRIKUS: PEMERIKSAAN PELVIS:

Abdomen : Membesar asimetris Promontorium : Teraba (9 cm)


TFU : 3 jari dibawah processus Garis Innominate : Teraba seluruhnya
xiphoid (33 cm) Arcus Pubis : < 90o
Sisi keras : Kiri Spina Ischia : Menonjol
Bagian bawah : Kepala (5/5) Sacrum : Konkaf
His : (-) Coccygeus : Mobile
Gerak janin : (+) CV : CD – 1.5 (9 – 1.5 = 7.5 cm)
DJJ : 145 x/min
PBJ : (33-13) x 150 = 3100 gr Kesimpulan :
Contracted pelvic
STATUS GINEKOLOGIS:

VT : Tidak dilakukan
LAPORAN KASUS
USG TAS (05/12/23)

• Janin tunggal, intrauterin, anak hidup


• Fetal movement (+), Fetal heart rate (+) 152
x/min
• BPD : 94.9 mm
• HC : 334.5 mm
• AC : 310.9 mm
• FL : 74.3 mm
• CER : 56.20 mm
• MVP : 4.54 cm
• S/D Ratio : 2.53
• Placenta : Fundal Anterior Grade III
• EFW : 3.065 gr
• Kesan:
IUP 39 minggu + Presentasi Kepala + Fetus
Hidup
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DIAGNOSIS
(05/12/2023) Primigravida + IUP 39 minggu + Presentasi
kepala + Fetus hidup + ASD Sekundum +
Contracted pelvis

RENCANA
• Operasi sesar elektif
• IVFD RL 20 tpm
• Inj Ceftriaxone 2 gr (profilaksis dan skin
test)
• Konsultasi ke Departemen anestesi,
pediatri, dan kardiologi (acc operasi
dengan risiko rendah)
• Lapor ke supervisor dr. Riza Hendrawan
Nasution, Sp.O.G → Acc operasi
LAPORAN KASUS
Laporan Sectio Caesarea a/i Primigravida + IUP 39 minggu + Presentasi kepala + Fetus
hidup + ASD Sekundum + Contracted pelvis (8 Desember 2023)

• Lahir bayi laki-laki, BB 3100 gr, PB 48 cm, A/S 9/10, dan anus (+)
• Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
• Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan bethadine dan alcohol 70 % pada dinding abdomen lalu ditutup
dengan doek steril kecuali lapangan operasi
• Dibawah anastesi spinal dilakukan insisi pfanensteil pada kutis, kemudian dilakukan insisi dan kontrol
perdarahan pada sub kutis dengan menggunakan electrocauter dan dilakukan sampai fascia, otot
dikuatkan secara tumpul.
• Peritoneum dijepit dengan pinset anatomis dan insisi kemudian dilebarkan ke atas dan ke bawah dengan
electrocauter, tampak cavum abdomen, dipasang hack blast
• Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, identifikasi SBR dan ligamentum rotundum, tampak
bulging tunika serosa.
• Lalu plika vesicouterina digunting secara konkaf kekiri dan kekanan dan disisihkan ke bawah kearah blast
secukupnya
LAPORAN KASUS
Laporan Sectio Caesarea a/i Primigravida + IUP 39 minggu + Presentasi kepala + Fetus
hidup + ASD Sekundum + Contracted pelvis (8 Desember 2023)

• Selanjutnya dinding uterus di insisi secara korporal sampai menembus subendometrium. Kemudian
endometrium ditembus secara tumpul dan diperlebar sesuai arah sayatan.
• Kemudian dengan meluksir kepala maka lahir bayi laki-laki, BB 3100 gr, PB 48 cm, A/S 9/10, dan anus (+)
• Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting diantaranya.
• Plasenta dilahirkan dengan traksi pada tali pusat dan penekanan pada fundus. Kesan plasenta lahir
lengkap.
• Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dijepit dengan oval klem.
• Kavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa selaput ketuban dengan kassa steril terbuka sampai tidak ada
selaput atau bagian plasenta yang tertinggal. Kesan kavum uteri bersih.
• Dilakukan penjahitan hemostatis figure of eight pada kedua ujung robekan uterus dengan benang chromic
cat-gut no. 2.0 dinding uterus dijahit lapis demi lapis jelujur terkunci overhecting. Evaluasi: Tidak ada
perdarahan.
• Lalu peritoneum dijahit dengan plain cat-gut no. 2.0. Kemudian dilakukan jahitan aproksimal otot dinding
abdomen dengan plain cat-gut no. 2.0 secara continous
LAPORAN KASUS
Laporan Sectio Caesarea a/i Primigravida + IUP 39 minggu + Presentasi kepala + Fetus
hidup + ASD Sekundum + Contracted pelvis (8 Desember 2023)

• Kedua ujung fascia dijepit dengan kocher, lalu dijahit secara jelujur dengan Vicryl no. 1
• Sub kutis dijahit secara simple suture dengan plain cat-gut no. 2.0
• Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vicryl no. 3.0
• Luka operasi ditutup dengan sufratulle, kasa steril dan hyafix
• Liang vagina dibersihkan dari sisa-sisa darah dengan kapas sublimat hingga bersih
• Perdarahan durante operasi: 250 cc.
• KU ibu post operasi: stabil dan dipindahkan ke ruang pemulihan

Terapi : Rencana :
• IVFD RL 1 flash + oxytocin 10 IU → drip 20 tpm • Monitor vital sign, kontraksi uterus, perdarahan
• Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam post partum, dan produksi urin
• Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam • Cek lab darah rutin 2 jam post operasi Sectio
• Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam Cesarea
LAPORAN KASUS
Hasil laboratorium tanggal 08/12/2023
(Post-operasi)

Hb : 11.1 gr/dl N : 12-16 gr/dl


Leukosit : 10.320/mm3 N : 4000-11000/uL
Hematokrit : 33.1 % N : 36.0-42.0/%
MCV : 84.9 N : 81-99
MCH : 28.5 N : 27.0-31.0
MCHC : 33.5 N : 31-37
Trombosit : 226.000/mm3 N : 150.000 - 400.000/uL
LAPORAN KASUS
Follow Up Tanggal 9 Desember 2023

SOAP 09/12/2023 pukul 08.00 WIB


S Nyeri luka operasi (+)
Status Present
Sens CM
TD (mmHg) 115/70 mmHg
N (x/menit) 76 x/menit
RR (x/menit) 18 x/menit
T (°C) 36.5°C
Status Obstetrik
Abd Soepel, peristaltik (+) normal
TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi kuat
Luka operasi Tertutup verban, kesan kering
Perdarahan (-), lochia (+) rubra
BAK (+), via kateter, UOP 80 cc/ jam, kuning jernih
BAB (-), flatus (-)
A Post Sectio Cesarea a/i contracted pelvis + ASD Sekundum + PD-1
Terapi IVFD RL 1 flash + oksitosin 10 IU 20 tpm Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam Inj.
Ranitidine 50 mg/12 jam
Rencana Aff kateter Mobilisasi bertahap
ANALISIS KASUS
ASD adalah kelainan jantung kongenital asianotik yang Pada kasus ini
paling umum terjadi (10%). ASD lebih sering terjadi pada
Pasien ini merupakan Ny I, 19 tahun, G1P0A0,
wanita dengan rasio 1 banding 2 dan seringkali ditoleransi
Jawa, Islam, SMA, dan bekerja sebagai IRT. Ny. I
dengan baik selama kehamilan. ASD sebagian besar tetap
memiliki riwayat ASD sejak usia 1.5 tahun dan
asimtomatik pada anak-anak dan sering muncul gejala setelah
tidak mendapatkan intervensi operatif. Tetapi Ny. I
usia 40 tahun. Hampir 90% dari pasien yang tidak diobati
tidak mengeluhkan adanya sesak napas. Selain
datang dengan keluhan dispnea, kelelahan, palpitasi, atau
itu, tidak ditemukan adanya tanda gagal jantung
aritmia
dan paru-paru

Informasi tentang adanya riwayat ASD pada pasien sangat Pada kasus ini
penting untuk diagnosis dan tatalaksana yang benar. Bila
Pada pasien ini, kondisi hemodinamik masih stabil
ASD menyebabkan gangguan hemodinamik yang siginifikan,
dan tidak ada gejala yang signifikan, sehingga
maka pemilihan teknik persalinan menjadi lebih menantang.
pasien dapat dikategorikan sebagai ASD dengan
Berdasarkan literatur, ASD tanpa komplikasi dengan atau
NYHA grade I tanpa ada komplikasi. Tetapi pada
tanpa intervensi sebelumnya memiliki risiko komplikasi yang
pasien ini tidak dilakukan persalinan pervaginam
rendah (<1%). Pada kondisi seperti, persalinan pervaginam
karena pasien memiliki panggul yang kecil.
masih dapat dilakukan baik pada ASD yang sudah diperbaiki,
maupun belum
ANALISIS KASUS

Kehamilan dengan ASD terisolasi tanpa ada


gangguan hemodinamik seperti hipertensi Pada kasus ini
pulmonal dapat digolongkan dengan mWHO kelas ASD pada pasien ini belum diperbaiki tetapi tidak
II, yaitu terjadi peningkatan kecil persentase ada gangguan hemodinamik yang signifikan,
mortalitas dan peningkatan sedang morbiditas ibu, sehinga pasien ini dapat dikategorikan dengan
dengan kemungkinan komplikasi jantung sebesar mWHO kelas II. Pasien ini juga memiliki risiko
6-10%. Katergori ini berlaku untuk ASD yang operasi ringan-sedang.
sudah diperbaiki, maupun yang belum.
ANALISIS KASUS
Sebuah penelitian di Thailand pada primigravida
menunjukan bahwa tinggi 145 cm kebawah dapat
meningkatkan risiko disporposi cephalopelvis Pada kasus ini
sebesar 2.4 kali.24 Wanita umumnya memiliki
Selain ASD, pasien ini memiliki contracted pelvis.
jenis pelvis gynecoid dengan kriteria bentuk
Selain tinggi Ny. I yaitu 145, pemeriksaan pelvis
pelvis inlet sedikit oval; midpelvis yang dangkal,
Ny. I menunjukan dengan conjugate diagnolasi
spina ischia yang tumpul, sacrum luas dan
sebesar 9 cm dan congjugata vera sebesar 7.5
melengkung; pelvis outlet arcus pubis antara 90-
cm.
100o. Selain itu berdasarkan ukuran pelvis inlet,
pelvis gynecoid memiliki ukuran rata-rata
conjugate diagonalis sebesar 12 cm

Pada kasus ini


Teknik persalinan dengan operasi sesar Pada pasien ini pemilihan metode persalinan sesar
diindikasikan pada pasien dengan contracted diindikasikan berdasarkan kondisi panggul pasien
pelvis, terutama pada pasien dengan disporposi yang kecil yaitu berdasarkan pemeriksaan pelvis
cephalopelvis. (CD = 9 cm, CV= 7.5 cm, dan promontorium
menonjol).
KESIMPULAN

ASD adalah kelainan jantung kongenital asianotik yang


paling umum terjadi seringkali ditoleransi dengan baik
selama kehamilan. Walau demikian, ASD menyebabkan
peningkatan risiko mortalitas-morbiditas ibu dan janin.
Pada pasien dengan ASD tanpa komplikasi, persalinan
pervaginam masih dapat dilakukan. Sedangkan pada
kasus ini, dilakukan persalinan sesar dengan indikasi
contracted pelvis
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai