Anda di halaman 1dari 14

Perkembangan Sejarah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :

Ibu Nila Safina , M.Pd

Persentasi Oleh:
Kelompok 1

M. Ridhona Z.Nur Dikot Aritonang Ahmad Muarrif Ridho MR. Arisnan E.KA Mhd.Aulya Idham Z.Nur
71190211117 71190211133 71190211127 71190211081 71190211116

Fakultas Agama Islam


Universitas Islam Sumatera Utara
Medan 04 Oktober 2019
A . Perjalanan Sejarah Bahasa Indonesia

1. Sebelum masa kolonial

2. Masa kolonial

3. Pergerakan
Nasional
1. Sebelum masa kolonial

Bahasa melayu kuno sudah digunakan sejak abad ke7 masehi, yaitu pada masa kejayaan
kerajaan Sriwijaya. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa peninggalan prasasti yang ada

Bukti bukti tertulis pertama mengenai bahasa melayu itu ditemukan di dalam prasasti prasasti sekitar
tahun 680 Masehi. Prasasti prasasti yang terdapat di Sumatera pada awal kerajaan Sriwijaya antara lain :

 Prasati kedukan bukit (683 M)


 Prasasti talang tuwo di dekat Palembang (684 M)
 Prasasti kota kapur di Bangka (686 M )
 Prasasti karang birahi terletak antara Jambi dan sungai Musi(688 m)

Keempat prasasti di atas menggunakan bahasa melayu kuno yang dicampur dengan kata kata bahasa sansekerta
Beberapa abad kemudian , pada tahun 1536 ditemukan sebuah prasasti di Pagaruyung ,
Minangkabau yang berisi prosa yang diselingi puisi

Pada tahun 1380 di Minyetujoh, Aceh terdapat batu nisan yang berisi syair / puisi tertua . Setelah tahun ini,
antara abad 14 sampai 17 banyak didapati hasil kesusastraan lama dalam bentuk pelipur lara, hikayat, dongeng, dan
sebangainya. Dalam masa perkembangan itu, baik bahasa maupun isi ceritanya menerima unsur unsur dari luar untuk
memperkaya bahasa melayu, yaitu dari bahasa Arab – Persia dengan unsur unsur islamnya, dan bahasa sansekerta
dengan unsur unsur hindunya.
2. Masa kolonial

Ketika Malaka jatuh ke tagan Portugis pada tahun 1511 , sejak saat itu orang barat mulai
berdatangan ke nusantara . Mereka menghadapi suatu kenyataan bahwa bahasa melayu telah menjadi
bahasa resmi dan bahasa perantara dalam pergaulan dan perdagangan

Disamping berdagang , bangsa Portugis dan Belanda datang ke Indonesia untuk ,menyebarkan
agama , yaitu dengan mendirikan sekolah agama. Dalam proses pembelajaran tersebut , para misionaros
terbentur dalam soal bahasa pengantar . Usaha usaha untuk meggunakan bahasa Portugis atau Belanda
sebagai bahasa pengantar selalu mengalami kegagalan. ( seiring dengan itu pula Belanda kemudian
menancapkan kukunya di Indonesia sebagai negri jajahan pada tahun 1602, VOC).
3. Pergerakan
Nasional
Perjuangan untuk mengusir penjajah Belanda membutuhkan persatuan. Dengan timbulnya
pergerakan nasional (kebangsaan) terasa perlu adanya suatu bahasa nasional sebagai tali pengikat yang
kukuh dari bermacam-macam suku bangsa di Indonesia.

Beberapa organisasi kepemudaan dalam pertemuan itu mulanya agak sulit untuk menetukan
bahasa mana yang akan dijadikan sebagai bahasa persatuan. Tiap daerah tampaknya lebih suka
menggunakan bahasanya sendiri
Berdasarkan faktor diatas, maka pada saat kongres pemuda Indonesia di Jakarta pada tanggal 28
oktober 1928 diperoleh hasil yang sangat gemilang yang diadakan ikrar bersama-sama yang terkenal
dengan nama sumpah pemuda, isinya:

1. Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia.

2. Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia.

3. Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.


Setelah Indonesia merdeka yaitu pada tanggal 17 agustus 1945 . Kemudian bahasa
indonesia dinyatakan sebagai bahasa negara (pasal 36 UUD 1945). Selanjutnya pada
tahun 1948 dilaksanakan konferansi antar Indonesia. Usaha-usaha untuk
menyempurnakan bahasa indonesia terus dilakukan sehingga jauh berbeda dari bahasa
melayu yang menjadi asalnya. Mengingat pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara, maka pada tahun 1954 dilaksanakan kongres bahasa Indonesia kedua di Medan.
Dalam kongres ini bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa politik dan budaya
nasional.
Tahun 1972 ditetapkan berlakunya ejaan bahasa indonesia yang

disempurnakan (eyd) dan pedoman umum pembentukan istilah yang diresmikan

oleh presiden Soeharto pada tanggal 17 agustus 1972. Kemudian, pada tanggal 28

oktober 1978 dilaksanakan kongres bahasa Indonesia ketiga di Jakarta.dalam

kongres itu dinyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan

kesatuan, bahasa komunikasi sosial, bahasa budaya dan ilmiah dengan sifat-sifat:

kecendikiaan (logis), lugas (to the point), penalaran(reasoning), ekonomi kata

(words of economy) dan baku (standard).


B. Politik Bahasa Nasional

Sejarah petumbuhan bahasa Indonesia sangat erat kaitannya dengan bahasa daerah dan bahasa
asing . Itulah sebabnya jika kita berbicara tentang bahasa Indonesia , kita tidak dapat melepasakan diri dari
masalah bahasa daerah dan bahasa asing

Bahasa Indonesia adalah bahasa melayu yang sudah diperkaya dengan berbagai unsur daerah dan bahasa asing

Karena itu bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing merupakan suatu yang padu , tidak
dapat dipisah pisahkan , dan memilki hubungan timbal balik. Hubungan itu mempunyai dampak positif dan
dampak negatif.
Politik bahasa nasional pertama sekali dibicarakan dalam pra seminar di Jakarta pada tanggal 29-
31 oktober 1974, kemudian dilanjutkan dengan seminarr tanggal 23-28 februari 1975 juga di Jakarta. Para
bahasawan dan budayawan dalam kedua pertemuan itu telah membahas politik bahasa nasioanl yaitu
bahasa Indonesai bersangkut paut dengan masalah nasional secara luas. Kepala pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa . Amran Halim menyebutkan bahwa tujuan politik bahasa nasional antara lain:

1. Perencanaan dan perumusan kerangka dasar kebijaksanaan di dalam kebahasaan

2. Perumusan dan penyusunan ketentuan dan garis garis kebijaksanaan umum mengenai
penelitian , pengembangan, pembakuan dan pengajuan bahasa termasuk sastra;

3. Dan penyusunan rencana pengembangan kebijaksanaan nasioanl


. Jelaslah politik bahasa nasioanl menempatkan kedudukan bahasa indonesia pada titik pusat.
Bahasa indonesia menjadi urusan negara sesuai dengan pasal 36 UUD 1945. Sehubungan dengan
kesatuan itu, jelaslah bahasa Indonesia sebagai bahasa negara tidak hanya dipakai sebagai bahasa
penghubung /pergaulan dalam tingkat nasioanl , melainkan juga sebagai bahasa resmi kenegaraan.
Bahasa indonesia digunakan dalam semua kesempatan, pertemuan, pembicaraan yang sifatya resmi
baik lisan maupun tulisan.

Sebagai bahasa negara , bahasa indonesia mempunyai multifungsi yakni:

1. Dalam pelaksanaan administrasi pemerintah

2. Dalam pendidikan dan pengajaran baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh swasta

3. Dalam pengembagan nasioanl

4. Dalam peningkatan mutu media massa (surat kabar,majalah,radio,televisi),dan

5. Dalam penulisan buku buku pelajaran dan buku buku ilmu pengetahuan (asli maupun terjemahan).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai