Dosen Pengampu :
Persentasi Oleh:
Kelompok 1
M. Ridhona Z.Nur Dikot Aritonang Ahmad Muarrif Ridho MR. Arisnan E.KA Mhd.Aulya Idham Z.Nur
71190211117 71190211133 71190211127 71190211081 71190211116
2. Masa kolonial
3. Pergerakan
Nasional
1. Sebelum masa kolonial
Bahasa melayu kuno sudah digunakan sejak abad ke7 masehi, yaitu pada masa kejayaan
kerajaan Sriwijaya. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa peninggalan prasasti yang ada
Bukti bukti tertulis pertama mengenai bahasa melayu itu ditemukan di dalam prasasti prasasti sekitar
tahun 680 Masehi. Prasasti prasasti yang terdapat di Sumatera pada awal kerajaan Sriwijaya antara lain :
Keempat prasasti di atas menggunakan bahasa melayu kuno yang dicampur dengan kata kata bahasa sansekerta
Beberapa abad kemudian , pada tahun 1536 ditemukan sebuah prasasti di Pagaruyung ,
Minangkabau yang berisi prosa yang diselingi puisi
Pada tahun 1380 di Minyetujoh, Aceh terdapat batu nisan yang berisi syair / puisi tertua . Setelah tahun ini,
antara abad 14 sampai 17 banyak didapati hasil kesusastraan lama dalam bentuk pelipur lara, hikayat, dongeng, dan
sebangainya. Dalam masa perkembangan itu, baik bahasa maupun isi ceritanya menerima unsur unsur dari luar untuk
memperkaya bahasa melayu, yaitu dari bahasa Arab – Persia dengan unsur unsur islamnya, dan bahasa sansekerta
dengan unsur unsur hindunya.
2. Masa kolonial
Ketika Malaka jatuh ke tagan Portugis pada tahun 1511 , sejak saat itu orang barat mulai
berdatangan ke nusantara . Mereka menghadapi suatu kenyataan bahwa bahasa melayu telah menjadi
bahasa resmi dan bahasa perantara dalam pergaulan dan perdagangan
Disamping berdagang , bangsa Portugis dan Belanda datang ke Indonesia untuk ,menyebarkan
agama , yaitu dengan mendirikan sekolah agama. Dalam proses pembelajaran tersebut , para misionaros
terbentur dalam soal bahasa pengantar . Usaha usaha untuk meggunakan bahasa Portugis atau Belanda
sebagai bahasa pengantar selalu mengalami kegagalan. ( seiring dengan itu pula Belanda kemudian
menancapkan kukunya di Indonesia sebagai negri jajahan pada tahun 1602, VOC).
3. Pergerakan
Nasional
Perjuangan untuk mengusir penjajah Belanda membutuhkan persatuan. Dengan timbulnya
pergerakan nasional (kebangsaan) terasa perlu adanya suatu bahasa nasional sebagai tali pengikat yang
kukuh dari bermacam-macam suku bangsa di Indonesia.
Beberapa organisasi kepemudaan dalam pertemuan itu mulanya agak sulit untuk menetukan
bahasa mana yang akan dijadikan sebagai bahasa persatuan. Tiap daerah tampaknya lebih suka
menggunakan bahasanya sendiri
Berdasarkan faktor diatas, maka pada saat kongres pemuda Indonesia di Jakarta pada tanggal 28
oktober 1928 diperoleh hasil yang sangat gemilang yang diadakan ikrar bersama-sama yang terkenal
dengan nama sumpah pemuda, isinya:
1. Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia.
oleh presiden Soeharto pada tanggal 17 agustus 1972. Kemudian, pada tanggal 28
kongres itu dinyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan
kesatuan, bahasa komunikasi sosial, bahasa budaya dan ilmiah dengan sifat-sifat:
Sejarah petumbuhan bahasa Indonesia sangat erat kaitannya dengan bahasa daerah dan bahasa
asing . Itulah sebabnya jika kita berbicara tentang bahasa Indonesia , kita tidak dapat melepasakan diri dari
masalah bahasa daerah dan bahasa asing
Bahasa Indonesia adalah bahasa melayu yang sudah diperkaya dengan berbagai unsur daerah dan bahasa asing
Karena itu bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing merupakan suatu yang padu , tidak
dapat dipisah pisahkan , dan memilki hubungan timbal balik. Hubungan itu mempunyai dampak positif dan
dampak negatif.
Politik bahasa nasional pertama sekali dibicarakan dalam pra seminar di Jakarta pada tanggal 29-
31 oktober 1974, kemudian dilanjutkan dengan seminarr tanggal 23-28 februari 1975 juga di Jakarta. Para
bahasawan dan budayawan dalam kedua pertemuan itu telah membahas politik bahasa nasioanl yaitu
bahasa Indonesai bersangkut paut dengan masalah nasional secara luas. Kepala pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa . Amran Halim menyebutkan bahwa tujuan politik bahasa nasional antara lain:
2. Perumusan dan penyusunan ketentuan dan garis garis kebijaksanaan umum mengenai
penelitian , pengembangan, pembakuan dan pengajuan bahasa termasuk sastra;
2. Dalam pendidikan dan pengajaran baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh swasta
5. Dalam penulisan buku buku pelajaran dan buku buku ilmu pengetahuan (asli maupun terjemahan).
Terima Kasih