Anda di halaman 1dari 35

Presentasi

PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN


PESANTREN INKLUSI DALAM
MENINGKATKAN LAYANAN
PEMBELAJARAN BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
(Studi Kasus di Pesantren Nurul Huda Pasirkuda Cianjur)
Oleh:

Deden S.
01/28/24
1
Slide I
ASPEK PENDIDIKAN KARAKTER DI PESANTREN:

01/28/24 2
INSTRUMEN PKP
1. Fasilitas
2. Kyai sebagai pemimpin dan figur sentral
3. Jiwa dan Filsafat Hidup
4. Berasrama
5. Integrated
a) Integrasi Tripusat Pendidikan
b) Integrasi Jalur Pendidikan
c) Integrasi Kurikulum
d) Integrasi Iman-Ilmu-Amal
6. Komprehensif
7. Kemandirian
8. Orientasi kemasyarakatan

Diadopsi dari; POLA PENDIDIKAN PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA


01/28/24 Oleh: DR. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA 3
KARAKTER

KARAKTER adalah Watak, tabiat,


akhlak atau keperibadian seseorang
yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebijakan
(virtues) yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, berfikir, bersikap dan
bertindak
01/28/24 4
Hakekat Karakter
Menurut Simon Philips dalam Buku Refleksi Karakter Bangsa
(2008:235), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju
pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan
perilaku yang ditampilkan.

Sedangkan Doni Koesoema A (2007:80) memahami bahwa


karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap
sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas
dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan
yang diterima dari lingkungan, misalnya lingkungan keluarga
pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.” Hal
yang selaras disampaikan dalam Buku Refleksi Karakter Bangsa
(2008:233) yang mengartikan karakter bangsa sebagai kondisi
watak yang merupakan identitas bangsa.

01/28/24 5
KARAKTER SANTRI:

01/28/24 6
PENDIDIKAN KARAKTER
MENURUT UU SISDIKNAS

1) Beriman&bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,


2) berakhlak mulia,
3) sehat,
Pedoman
4) berilmu,
Penelitian
5) cakap, saya
6) kreatif,
7) mandiri,
8) menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Pasal 3).
01/28/24 7
RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN
KARAKTER KEMDIKNAS

Enam Program Utama dalam RAN


Kementerian Pendidikan Nasional adalah
Pengembangan Pendidikan Karakter, yaitu
(1) Harmonisasi Kebijakan dan Regulasi
Pendidikan Karakter, (2) Pengembangan
Sinergi dan Konsep Pendidikan karakter,
(3) Pengembangan Kapasitas Sumber
Daya, (4) Penelitian Pendidikan Karakter,
(5) Perintisan Model Pendidikan Karakter,
(6) Implementasi dan Diseminasi Model
Pendidikan Karakter.
01/28/24 8
PENDIDIKAN KARAKTER DLM
4 PILAR UNESCO

LEARNING TO KNOW
LEARNING TO DO
LEARNING TO BE
LEARNING TO LIVE TOGETHER

01/28/24 9
PENDIDIKAN KARAKTER
menurut Dr. Thomas Lickona:
Dapat dipercaya (trustworthy)
sifat jujur (honesty)
integritas (integrity)
Memperlakukan orang lain dengan hormat (treats people with respect)
Bertanggungjawab (responsible),
Adil (fair),
Kasih sayang (caring)
Warganegara yang baik (good citizen)

 TRUSTWORTHINESS  HONESTY
 RESPECT  COURAGE
 RESPONSIBILITY  DILIGENCE
 FAIRNESS  INTEGRITY
 CARING  CITIZENSHIP
01/28/24 10
Slide II
PESANTREN:
Sejarah Pesantren di Banten
Peran Pesantren di Banten dibidang Agama,
Dakwah dan Sosial
Ulama&Tokoh Masyarakat di Banten
(perspektif sejarah)
Model Pendidikan Pesantren di Banten

01/28/24 11
KENAPA PESANTREN:

1. Peran Sejarah
Posisi pesantren dilihat dari tiga periode sejarah
bangsa (masa penjajahan, masa orbe, masa reformasi)
5 Element Dasar Lahirnya Pesantren:
1. Kyai
2. Santri
3. Pondok atau Asrama
4. Masjid
5. Pengajaran
2. Letak Geografis Banten
01/28/24 12
KARAKTER SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN
menurut; DR. K.H. ABDULLAH SYUKRI ZARKASYI, M.A.
PIMPINAN PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PONOROGO

1. Komprehensif
a. kognitif, afektif, psikomotorik
b. al-tarbiyah al-‘aqliyyah,
al-tarbiyah al- ruhiyyah,
al-tarbiyah al-khuliqiyyah,
al-tarbiyah al-ijtima’iyyah.
al-arbiyah al-jismiyyah,
2. Kemandirian: lembaga, sistem, kurikulum, dana
3. Orientasi kemasyarakatan
01/28/24 13
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DI PESANTREN
menurut; DR. K.H. ABDULLAH SYUKRI ZARKASYI, M.A.
PIMPINAN PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PONOROGO

Keikhlasan
Kesederhanaan
Kemandirian
Ukhuwwah Islamiyyah
Jiwa Bebas

01/28/24 14
PENDEKATAN PENELITIAN

Pendekatan fenomenologis;
berusaha untuk memahami makna peristiwa
serta interaksi pada orang-orang dalam
situasi tertentu. Pendekatan ini
menghendaki adanya sejumlah asumsi yang
berlainan dengan cara yang digunakan
untuk mendekati perilaku orang dengan
maksud menemukan “fakta” atau
“penyebab”.
01/28/24 15
Lanjutan........
..

PENDEKATAN INI DIDUKUNG OLEH TEORI:


EMILE DURKHEIM, ROBERT N. BELLAH,
THOMAS LUCKMANN, DAN CLIFFORD GEERTZ

01/28/24 16
PERILAKU SOSIOLOGIS
(Emile Durkheim)

PER
Dikembangkan oleh Emile Durkheim dlm The Rules of

I LA
Sociological Method th.1895 dan Suicide th . 1897.

KU
• Mengarahkan

MA
• Mengubah

SA
• Kepaduan (cohesiveness) • Mengendalikan
• Komitmen (commitment)

DA
PERILAKU MASA LALU

TA
NG
POTENSI
MANUSIA

Ikut serta / tdk sibuk

N
• Apa yg jadi motif dg kegiatan sendiri An

PA
• Bgm pola perilakunya M da

RA
• Apa ciri individu Jk emu tdk

TE
bu ha ku dp
ku ny l b t

KU
a o
“A social fact is identifiable through the power of bl la

LA
•M jr
• M en dr

RI
external coercion which it exerts or is capable of PE c
em ob
pr a
exerting upon individuals” (Durkheim, [1895] 1982, ak
tik
p. 56). ka
n
Robert N. Bellah
“Beyond Belief : Essays on Religion in a Post-Tradisionalist World”

1) Agama sebagai persoalan teoritis yang utama


dalam memahami tindakan sosial,
2) kaitan antara agama dan berbagai wilayah
kehidupan sosial lainnya, seperti ekonomi, politik
dan kelas sosial,
3) mempelajari peran, organisasi dan gerakan-
gerakan keagamaan.

01/28/24 18
Robert N. Bellah
(Tokugawa Religion)

Pengaruh Agama melalui Pranata keluarga

Pemahaman etika untuk mengabdi tanpa batas tidak


hanya berlaku dalam lingkup negara melainkan juga
untuk mengatur rumah tangga pedagang. Untuk
menaikkan, memenuhi dan menjaga harga diri
keluarga dan kewajiban sakral lainnya, sikap dan
tingkah laku sombong, malas, dan tidak jujur
dianggap sebagai tingkah laku terkutuk. Seseorang
tidak boleh mengurangi dan atau menjatuhkan nama
baik kelurga atau menghancurkan usaha keluarga,
karena ini akan menimbulkan rasa malu luar biasa
bagi nenek moyangnya.
19
Thomas Luckmann
Teori Konstruksi Sosial
“the Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge”

Istilah konstruksi sosial atas realitas ( social


construction of reality) didefinisikan sebagai
proses sosial melalui tindakan dan interaksi
dimana individu menciptakan secara terus-
menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami
bersama secara subyektif.

01/28/24 20
Lanjutan........
..

Dalam perspektif ini, Thomas Luckman melihat


kenyataan sosial lebih diterima sebagai
kenyataan ganda daripada hanya suatu
kenyataan tunggal. Kenyataan kehidupan sehari-
hari memiliki dimensi-dimensi obyektif dan
subyektif. Masyarakat sebagai produk manusia
dan manusia sebagai produk masyarakat.

01/28/24 21
CLIFFORD GEERTZ
“Trikotomi”
Kata kunci kebudayaan adalah; ide
tentang makna (meaning,
significance). Manusia adalah hewan
yang terkurung dalam jaring-jaring
makna yang mereka pintal sendiri.

Kemudian dikenal dengan istilah


Thick Description (lukisan mendalam)
01/28/24 22
APA ITU FENOMENOLOGI?

Menurut Edmund Husserl, salah satu tokoh


utama fenomenologi, tujuan fenomenologi
adalah untuk mempelajari bagaimana
fenomena manusia dialami dalam struktur
kesadaran manusia, dalam tindakan yang
melibatkan aspek kognitif dan persepsi
Fenomenologi berusaha memahami bagaimana
individu membangun makna-makna.

01/28/24 23
Lanjutan........
..

Metode fenomenologis yang digunakan


adalah yang dikemukakan oleh Husserl
yang disebut Wesensschau: melihat gejala
sebagai esensi, sebagai gejala murni ada.

01/28/24 24
TOLERANSI

Sikap dan tindakan yang


menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap,
dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.

TOLERANSI dapat mencegah konflik komunal


01/28/24 25
Lanjutan........
..
TOLERANSI BERAGAMA

Toleransi dalam konteks ini dapat


dirumuskan sebagai satu sikap keterbukaan
untuk mendengar pandangan yang
berbeda, berfungsi secara dua arah yakni
mengemukakan pandangan dan menerima
pandangan dan tidak merusak pegangan
agama masing-masing dalam ruang lingkup
yang telah disepakati bersama.

01/28/24 26
Lanjutan........
..
Perkataan atau term toleransi merujuk pada istilah
yang dikemukakan Rohi Baalbaki, berasal dari
bahasa Inggris tolerance atau tolerantia dalam
bahasa Latin.
Dalam bahasa Arab istilah ini merujuk
kepada kata tasamah atau tasahal yaitu; to
overlook, excuse, to tolerate, to be indulgent,
tolerant, forbearing, lenient, merciful.
Perkataan tasamah; bermakna hilm dan
tasahul; diartikan indulgence, tolerance, toleration,
forbearance, leniency, lenitt, clemency, mercy dan
kindness.
01/28/24 27
Lanjutan........
..

Menurut terminologi, toleransi yaitu;


1)Bersifat atau bersikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan)

2)Berpendirian (pendapat, pandangan,


kepercayaan, kebiasaan, dsb) yang berbeda
dan atau yang bertentangan dengan
pendiriannya.
(Kamus Besar B.Indonesia Edisi. 2 Cetakan 4 Th.1995).

01/28/24 28
PRINSIP-PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA
SESUAI NASH AL-QURAN

Adapun hubungan prinsip-prinsip toleransi sebagai


berikut:
1.Kaum muslimin walaupun sebagai penguasa
dilarang memaksa orang-orang kafir untuk masuk
Islam. (Al Baqarah: 256)
2.Kaum muslimin harus tetap berbuat adil walaupun
terhadap orang-orang kafir dan dilarang mendhalimi
hak mereka. (Al-Maidah: 2)
3.Orang-orang kafir yang tidak menyatakan
permusuhan terang-terangan kepada kaum muslimin,
dibolehkan kaum muslimin hidup rukun dan damai
bermasyarakat, berbangsa dengan mereka

01/28/24 29
AGENDA BESAR
Visi Indonesia 2025: Menerapkan agama dalam hidup
sehari-hari dan kerukunan intern dan antar umat
beragama serta mengembangkan toleransi atas
keberagaman budaya. (UU No. 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun
2005 – 2025)

Kerukunan hidup beragama artinya hidup dalam


suasana damai, tidak bertengkar, walaupun
berbeda agama. Kerukunan umat beragama
merupakan program pemerintah meliputi semua
agama, semua warga negara RI. (UUD 1945 Pasal
29 ayat 1 dan ayat 2)
01/28/24 30
DASAR HUKUM PENELITIAN
1. Al-Quran
KONSEP TEOLOGIS = 2. Al-Hadits
3. Pendapat Ulama
KONSEP YURIDIS
• UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
• UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional tahun 2005 – 2025
• PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
• Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional tahun 2010-2014
• Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pembangunan Nasional Tahun
2010
• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010
yang mengamanatkan program penguatan metodologi dan kurikulum
dengan cara menyempurnakan kurikulum dan metode pembelajaran aktif
berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing
dan karakter bangsa.
bangsa
01/28/24 31
• Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
• Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
• Permendiknas No, 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan Nasional
• Peraturan Mendagri No. 34 Th 2006 dan UU No.40 Th.2008
• Peraturan Mendagri No. 34 Th 2006 dan UU No.40 Th.2008
• Peraturan mentri dalam negri no 8 thn 2006 tentang Forum
Kerukunan Umat Beragama
• Peraturan Bersama antara Menteri Agama Nomor 9 Tahun
2006 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2006
tentang: Pedoman pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah dalam memelihara kerukunan Umat Beragama,
pemberdayaan Forum kerukunan Umat Beragama, dan
pendirian Rumah Ibadat
01/28/24 32
BUKU RUJUKAN
Ahmad Ropiq, Pemberdayaan Pesantren: Menuju Kemandirian dan
Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan,
(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005)
Asrori. S. Karni, Etos Studi Kaum Santri: Wajah Baru Pendidikan
Islam, (Bandung: Mizan, 2009)
Benjamin J. Hubbard, George Bush, (eds)., Tiga Agama Satu Tuhan”,
kumpulan naskah beberapa pemikir, (Bandung: Mizan, 2006)
Doni Koesoema. A, Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger;
MengembangkanVisi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik
Karakter, (Jakarta: Grasido, 2009)
Doni Koesoema. A, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global, (Jakarta: Grasido, 2007)
Florian Pohl, Islamic Education and The Public Sphere; Today’s
pesantren in Indonesia, (Germany: Waxmann Verlag Gmbh. 2009)
Howard Hendricks, Teaching to change lives, (Oregon: Multnomah
Publisher, 1987)
01/28/24 33
Komarudin Hidayat dan Putu Widjanarko, (ed)., Reinventing Indonesia:
Menemukan Kembali Masa Depan Bangsa, (Jakarta: Mizan, 2008)
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
1996)
Mariasusai Dhavamony, Phenomenology of Religion, (Roma: Gregorian
University Press, 1973) diterjemahkan kembali tahun 2010 oleh kelompok
studi agama Driyarkara
Muhammad Hamidullah, The Prophet’s Establishing a State and His Succession,
(Pakistan: Hijra Council, 1988)
Muhammad Asad, Islam at The Crossroads, (Kuala Lumpur: The Other
Press)
Muzammil Qomar, Prof. Dr., M. Ag., Pesantren; Dari Transformasi Metodologi
Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama, 2007)
Ratna Megawangi, Pendidikan karakter: Solusi Tepat untuk Membangun
Bangsa, (Jakarta: BP MIGAS Star Energy, 2004)
01/28/24 34
Shireen T. Hunter., (ed), Repormist Voices of Islam; Mediating Islam
and Modernity, (New York, Armonk, 2010) cet, ke 10
Zainal Abidin Ahmad (ZAA), menerbitkan bukunya yang berjudul
Piagam Nabi Muhammad S.A.W.: Konstitusi Negara Tertulis
Pertama di Dunia (Jakarta: Bulan Bintang, 1973).
Zuhairi Misrawi, Al-Quran Kitab Toleransi; Tafsir Tematik Islam
Rahmatan Lil Alamin, (Jakarta: Grasido, Pustaka Oasis, 2007)

01/28/24 35

Anda mungkin juga menyukai