Anda di halaman 1dari 19

LANDASAN YURIDIS

PENDIDIKAN
KELOMPOK 12 :
• DHEA AMANDA (2008276/37)
• MILA MERLIANA RIDWAN (2000421/03)
• UTARI (2004812/23)
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN

02
PENGERTIAN LANDASAN YURIDIS
01 LANDASAN YURIDIS
PENDIDIKAN
PENYELENGGARAAN SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL

LANDASAN YURIDIS STANDAR NASIONAL


03 PENYELENGGARAAN SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL PADA
JALUR,JENJANG DAN SATUAN
04 PENDIDIKAN SD/MIPADA
GURU SEBAGAI PENDIDIK
NASIONAL
PENDIDIKAN
PENGERTIAN LANDASAN YURIDIS
PENDIDIKAN

Landasan hukum pendidikan adalah dasar atau pondasi perundang-undangan yang


menjadi pijakan dan pegangan dalam pelaksanaan pendidikan di suatu Negara. Dalam
hal ini aturan yang menjadi dasar hukum pendidikan di Indonesia .
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARA SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
1. Cita-cita Pendidikan dan Amanat UUD Negara R.I. Tahun 1945 (UUD 1945) Mengenai Penyelenggaraan
Sistem Pendidikan Nasional
2. Definisi Pendidikan, Pendidikan Nasional dan Sistem Pendidikan Nasional
• Pendidikan. Pada Pasal 1 ayat 1 Undang-undang R.I. No.20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa : “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
• Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 ayat 2 UU R.I.
Tahun 2003).
• Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan nasional yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Pasal 1 ayat 3 UU R.I No.20 Tahun 2003).
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARA SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
3. Dasar, Visi, Misi, Fungsi, Tujuan, Strategi Pendidikan Nasional, dan Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan
• Dasar Pendidikan Nasional dinyatakan pada pasal 2 UU RI Nomor 20 tahun 2003 bahwa : “Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945”
• Visi pendidikan tersebut, Sistem Pendidikan Nasional :
 Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia
 Membantu dan memfasilitasi penegmbangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam
rangka mewujudkan masyarakat belajar.
 Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang
bermoral.
 Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.
 Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Penjelasan Atas UU RI No.20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional.
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARA SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
• Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 UU RI No. 20/2003, serta
berdasarkan visi dan misi tersebut diatas, “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembngkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Sementara Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (pasal 3 dn penjelasan atas UU RI
No. 20/2003).
• Strategi Pembangunan Nasional. Pembaharuan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Adapaun
Strategi Pembangunan Pendidikan Nasional meliputi :
 Pelaksanaan pendidikan agama setra akhlak mulia.
 Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
 Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
 Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan.
 Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan.
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARA SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
 Penyediaan sarana belajar yang mendidik.
 Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan.
 Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata.
 Pelaksanaan wajib belajar.
 Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan
 Pemberdayaan para masyarakat
 Pusat pembudayaaan masyarakat
 Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional (penjelasan atas UU RI No. 2/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).
• Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam konteks sistem pendidikan nasional ditegaskan agar penyelenggaraan
pendidikan didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
 Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
 Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang seistemik dengan sistem terbuka dan multi maksna.
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARA SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
 Pendidikan diselnggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat.
 Pendidikan diselenggrakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas
peserta didik dalam proses pembelajaran.
 Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, berhitung, bagi segenap warga
masyarakat.
 Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan (pasal 4 UU RI No.20/2003).
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARA SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
4. Hak dan kewajiban warga Negara, Orang Tua, Masyarakat dan Pemerintah
• Hak dan Kewajiban Warga Negara. Sebagaimana terdapat dalam pasal 5 dan 6 UU RI Nomor 20 tahun 2003,
• Hak dan Kewajiban Orang Tua. Sebagaimana dalam pasal 7 UU RI No. 20/2003 adalah :
 Orang tua berhak memilki satuan pendidikan dalam memperoleh informasi tentang anaknya
 Orang tua bekewajiban kepada anaknya untuk memberikan pendidikan selama wajib belajar.
• Hak dan Kewajiban Msyarakat. Sebagaimana dalam pasal 8 dan 9 UU RI No. 20/2003 adalah:
 Pasal 8
“Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.”
 Pasal 9
“Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.”
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARA SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
• Hak dan Kewajiban Msyarakat. Sebagaimana dalam pasal 8 dan 9 UU RI No. 20/2003 adalah
 Pasal 8
“Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.”
 Pasal 9
“Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.”
• Hak dan Kewajiban Pemerintah. Sebagaimana diatur dalam pasal 10 dan 11 UU RI No. 20/2003 adalah sebagai berikut :
 Pasal 10
“Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan me-ngawasi penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
 Pasal 11
“Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan
yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.”
“Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.”
LANDASAN YURIDIS
PENYELENGGARAAN
SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL PADA
JALUR,JENJANG DAN
SATUAN PENDIDIKAN
Berdasarkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi
jalur pendidikan dan program serta pengelolaan pendidikan.

• Jalur Pendidikan

1. Jalur Pendidikan SekolahMerupakan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara
berjenjang dan bersinambungan. Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah, dan mempunyai
keseragaman pola yang bersifat nasional.
2. Jalur Pendidikan Luar Sekolah Merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan yang diselenggarakan di luar sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan tidak bersinambungan. Yang bersifat tidak formal dalam arti
tidak ada keseragaman pola yang bersifat nasional.
Jenjang pendidikan
Merupakan suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran ( UU RI No. 2 Tahun
1989 Bab 1 Pasal 1 Ayat 5 ).
A.Jenjang Pendidikan DasarPendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan
untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,pengetahuan,dan keterampilan dasar dan juga
berfungsi mempersiapkan peserta yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.UU RI
No 2 Tahun 1989 pasal 14 ayat 1 menyatakan bahwa “warga negara yang berumur 6 tahun berhak mengikuti
pendidikan dasar”. Ayat 2 “warga negara yang berumur 7 tahun berkewajiban mengikuti pendidikan dasar/yang
setara sampai tamat.
B. Jenjang Pendidikan MenengahPendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah pendidikan dasar
diselenggarakan di SLTA yang berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum,kedinasan,dan keagamaan.
C.Jenjang pendidikan tinggiMerupakan lanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik/professional yang dapat
menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan,teknologi dan kesenian. Pendidikan ini juga
berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional
• Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut
perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institut dan universitas.

SEKOLAH TINGGI UNIVERSITAS AKADEMI


perguruan tinggi yang perguruan tinggi yang terdiri atas perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan
akademik atau professional dalam menyelenggarakan pendidikan terapan dalam satu cabang atau
suatu disiplin ilmu pada bidang akademik/profesianal dalam sebagian cabang ilmu pengetahuan
tertentu. sekolompok disiplin ilmu tertentu teknologi dan kesenian tertentu.

POLITEKNIK INSTITUT
perguruan tinggi yang perguruan tinggi yang terdiri sejumlah
menyelenggarakan pendidikan fakultas yang menyelenggarakan
terapan dalam sejumlah bidang pendidikan akademik/profesioanl dalam
sekelompok disiplin ilmu yang sejenis.
pengetahuan khusus.
STANDAR
NASIONAL
PENDIDIKAN
SD/MI PADA
GURU SEBAGAI
PENDIDIK
NASIONAL
Standar nasional pendidikan SD/MI pada guru sebagai pendidik nasional
termaktub dalam PP 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Yang termuat dalam beberapa pasal diantaranya :
Pasal 28
● Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
● Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi
oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
● Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi:
a. Kompetensi pedagogik;
b. Kompetensi kepribadian;
c. Kompetensi profesional; dan
d. Kompetensi sosial.
● Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki
keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan.
● Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan (4) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Pasal 29
Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a.kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
b.latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi; dan
c.sertifikat profesi guru untuk SD/MI
Pasal 30
1.Pendidik pada SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas dan guru mata pelajaran yang penugasannya
ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.
Pasal 31
1.Pendidik pada pendidikan tinggi memiliki kualifikasi pendidikan minimum:
a.lulusan diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) untuk program diploma;
b.lulusan program magister (S2) untuk program sarjana (S1); dan
c.lulusan program doktor (S3) untuk program magister (S2) dan program doktor (S3).
2.Selain kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) butir a, pendidik pada program vokasi harus
memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan yang dihasilkan oleh
perguruan tinggi.
3.Selain kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) butir b, pendidik pada program profesi harus
memiliki sertifikat kompetensi setelah sarjana sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan yang dihasilkan
oleh perguruan tinggi.
Pasal 32
1. Pendidik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar sebagaimana
diatur dalam Pasal 28 sampai dengan pasal 31.
2. Selain syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 sampai dengan Pasal 31 menteri
yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama dapat memberikan kriteria
tambahan.

Pasal 33 Pasal 34
1. Pendidik di lembaga kursus dan lembaga Rasio pendidik terhadap peserta didik
pelatihan keterampilan harus memiliki ditetapkan dalam Peraturan Menteri
kualifikasi dan kompetensi minimum yang
dipersyaratkan. berdasarkan usulan dari BSNP.
2. Kualifikasi dan kompetensi minimum sebagai
mana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
THANK YOU
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai