Anda di halaman 1dari 24

LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN

oleh :
Drs. IBNU UBAIDILAH, MA

program PGSD
stkip bina mutiara sukabumi

pengertian
Kata
landasan
berarti
melandasi
atau
mendasari atau titik tolak.
Kata yuridis (=hukum) dapat dipandang sebagai
aturan baku yang patut ditaati.
Landasan hukum pendidikan dapat diartikan
peraturan baku sebagai tempat berpijak atau
titik tolak dalam melaksanakan kegiatankegiatan pendidikan.
Landasan yuridis pendidikan Indonesia ada-lah
seperangkat konsep peraturan perundang
-undangan yang menjadi titik tolak sistem
pendidikan Indonesia

1. Pendidikan Menurut UUD 1945


Undang undang dasar 1945 merupakan hukum tertinggi di Indonesia.
Pasal-pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam UUD 1945 hanya 2
pasal yaitu pasal 31 dan 32 yang mengatur tentang pendidikan dan
kebudayaan.
Pasal 31 UUD 1945 sebagai berikut :
Ayat 1 : Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
pemerintah wajib membiayainya.
Ayat 3 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak yang mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Ayat 4 : Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja
negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendid ikan nasional.
Ayat 5 : Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Pasal 32 UUD 1945 sebagai berikut :


Ayat 1 : Memajukan kebudayaan
nasional serta memberi kebebasan
kepada masyarakat untuk
mengembangkannya.
Ayat 2 : Negara menghormati dan
memelihara bahasa daerah
sebagai bagian dari budaya
nasional.
Pendidikan dan kebudayaan adalah
dua unsur yang saling mendukung
satu sama lain. Bila pendidikan maju,

2. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003


Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 merupakan produk hukum dalam bidang pendidikan
yang disusun atas dasar penyempurnaan dari
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989.
UU No. 20 Tahun 2003 ini disahkan di Jakarta
pada 8 Juli 2003 oleh Presiden Republik
Indonesia yakni Megawati Soekarnoputri.
UU No. 20 Tahun 2003 ini mengatur tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
UU No. 20 Tahun 2003 ini terdiri dari 22 BAB,
77 Pasal dan 252 Ayat.

Definisi pendidikan sebagaimana


termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003
Tentang SISDIKNAS, yakni:
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Secara ringkas, Undang-Undang No 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mencakup
keseluruhan aspek yang diperlukan yaitu:
Definisi , dasar, fungsi dan tujuan
Prinsip penyelenggaraan
Hak dan kewajiban pemerintah dan masyarakat
Jalur, jenjang dan jenis
Bahasa pengantar, wajib belajar
Standar Pendidikan Nasional
Kurikulum
Pendidik dan tenaga kependidikan
Sarana prasarana, dana
Pengelolaan Pendidikan dan peran masyarakat
Evaluasi, akreditasi, sertifikasi
Pengawasan

1. Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan (BAB II)


.Dasar Pendidikan, pasal 2 bahwa : "Pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945".
.Hakekat fungsi pendidikan nasional yang ditetapkan
dalam Pasal 3, yakni : "mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa".
.Tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam pasal
tersebut (pasal 3) adalah : "Untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab".

2. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan


Sebagaimana ditetapkan dalam Bab III, pasal 4 :
"Pendidikan diselenggarakan dengan prinsip
demokratis, berkeadilan, serta menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa; prinsip satu
kesatuan yang sistemik; prinsip pembudayaan
dan pember-dayaan peserta didik; prinsip
keteladanan, mem-bangun kemauan, dan
mengembangkan kreati-vitas peserta didik;
prinsip pengembangan buda-ya membaca,
menulis dan berhitung; prinsip pemberdayaan
semua komponen masyarakat".

3. Hak dan Kewajiban


Dijelaskan dalam Bab IV, pasal 5 :
"Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu", dan
"Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap
keberlang-sungan penyelenggaraan pendidikan".
4. Peserta Didik
Ditetapkan dalam Bab V, pasal 12
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak : "mendapatkan pendidikan agama sesuai
de-ngan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh
pendi-dik yang seagama", dan "mendapatkan
pelayanan pen-didikan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampu-annya".

5. Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan


Dalam Bab VI dijelaskan secara rinci mengenai jalur,
jenjang dan jenis pendidikan.
Pada pasal 13 disebutkan : "Jalur pendidikan terdiri
atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang
dapat saling melengkapi dan memperkaya", dan
"diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui
tatap muka dan/atau melalui jarak jauh".
6. Standar Nasional Pendidikan
Sebagaimana ditetapkan dalam Bab IX, pasal 35,
menyebutkan :
"Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala".

7. Kurikulum
Sebagaimana ditetapkan dalam Bab X pasal 36, 37, 38 yang
intinya dijelaskan :
"Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik".
8. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(Bab XI) pasal 39, 40, 41, 42, 43 dan 44, yang menguraikan
antara lain tentang tugas, hak dan kewajiban pendidik dan
tenaga kependidikan
9. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Ditetapkan dalam Bab XII pasal 45 ayat 1 dijelaskan bahwa :
"Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan
sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan
sesuai dengan per-tumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan
peserta didik".

10. Pendanaan Pendidikan


Pada pasal 46 ayat 1 yang menetapkan:
"Pendanaan pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah dan masyarakat".
Pasal 47 ayat a dan 2, yakni : "Sumber
pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan
prinsip keadilan, kecukupan, dan berkelanjutan,
dan Pemerintah, Pemerintah Daerah, serta
masyarakat mengerahkan sumber daya yang
ada sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku".

3. UU RI No. 14 Tahun 2005


Tentang Guru dan Dosen

Undang undang nomor 14 Tahun 2005


tentang Guru dan Dosen (UUGD) memuat hal
hal umum yang berlaku bagi guru dan dosen,
dan ketentuan yang berlaku khusus bagi guru,
serta ketentuan yang khusus berlaku bagi
dosen.
Isi UUGD
a. Terdiri dari 8 Bab dab 84 Pasal, 205 ayat
b. Umum: 6 Bab, 15 Pasal, 23 ayat
c. Tentang Guru: 1 Bab, 37 Pasal, 96 ayat
d. Tentang Dosen: 1 Bab, 32 Pasal, 86 ayat
Dalam penyajian di sinI hanya dikemukakan
materi yang berkaitan dengan guru saja.

Bab IV tentang Guru


a. Bagian Ke-1 : Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi (Ps 813)
b. Bagian Ke-2 : Hak dan Kewajiban (Ps 14-20)
c. Bagian Ke-3 : Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Ps 21-23)
d. Bagian Ke-4 : Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan
Pemberhentian (Ps 24-31)
e. Bagian Ke-5 : Pembinaan dan Pengembangan (Ps 32-35)
f.
Bagian Ke-6 : Penghargaan (Ps 36-38)
g. Bagian Ke-7 : Perlindungan (Ps 39)
h. Bagian Ke-8 : Cuti (Ps 40)
i.
Bagian Ke-9 : Organisasi Profesi dan Kode Etik (Ps 41- 44)
1. Guru (Pasal 1 ayat (1) UU No. 14 tahun 2005 UUGD) adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidi- kan
usia dini.

2. Prinsip Profesional Guru : Pasal 7 Ayat (1)


a. Memiliki bakat, minat, panggilan dan idealisme
b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang
pendidikan yang sesuai
c. Memiliki kompetensi yang diperlukan
d. Memiliki ikatan kesejawatan & kode etik profesi
e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan
f. Memperoleh penghasilan yang sesuai dengan
prestasi kerjanya
g. Memiliki kesempatan pangembangan profesi
h. Memiliki jaminan perllindungan hukum
i. Memiliki organisasi profesi

3. Persyaratan Guru
a. Memiliki kualifikasi akademik S1/D4
b. Memiliki kompetensi
1) Pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik.
2) Kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, beraklak mulia, arif, dan
berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta
didik.
3) Sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
4) Profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luar dan mendalam.

5. Tentang Sertifikasi
a. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan
sertifikat pendidik.
b. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan.
c. Sertifiikasi pendidik dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki Program pengadaan pengadaan tenaga kependidikan
yang terakreditasi dan ditetapakan oleh pemerintah.
d. Sertifikat pendidik dilaksanakan secara obyektif, transparan,
dan akuntabel.
6. Hak hak Guru (Pasal 15)
Penghasilan diatas kebutuhan minimum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a meliputi gaji pokok, tunjangan yang
melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan
yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan
dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

7. Tunjangan Profesi (Pasal 16)


a. Pemerintah memberikan tunjangan
profesi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15 ayat (1) kepada guru yang telah
memiliki sertifikat pendidik yang
diangkat oleh penyelenggara pendidikan
dan/atau satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
b. Tunjangan profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan setara
dengan 1 (satu) kalli gaji pokok guru
yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah

4.

PP No. 19 Tahun 2005


Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan ini merupakan penjabaran dari UndangUndang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Sebagaimana tercantum dalam ketentuan umum pasal 1 PP
No. 19/2005, yang dimaksud dengan
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Fungsi Standar Nasional Pendidikan ini sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan
dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.
Tujuan SNP untuk menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.

BSNP ini memiliki beberapa wewenang meliputi:


1. Mengembangkan standar nasional pendidikan
2. Menyelenggarakan ujian nasional
3. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan
pemerintah daerah dalam penjaminan dan
pengendalian mutu pendidikan
4. Merumuskan kriteria kelulusan dari satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Berdasarkan PP No. 19/2005, terdapat delapan standar
pendidikan nasional yang digarap oleh BSNP, yaitu:
1)Standar Isi; 2) Standar Proses; 3) Standar Kompetensi
Lulusan; 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
5) Standar Sarana dan Prasarana; 6) Standar
Pengelolaan; 7) Standar Pembiayaan; 8) Standar
Penilaian Pendidikan

Pengertian 8 standar pendidikan


1) Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran ayang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi ini memuat kerangka dasar, struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satua
pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.
2) Standar proses ini meliputi pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
3) Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang berkaitan dengan sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan.

4) Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan


merupakan standar nasional tentang kriteria
pendidikan, prajabatan dan kelayakan fisik maupun
mental serta pendidikan dalam jabatan dari tenaga
guru dan tanaga kependidikan lainnya.
5) Standar Sarana dan Prasarana merupakan kriteria
minimal tentang ruang belajar, perpustakaan, tempat
olahraga, tempat ibadah, tempat bermain dan
rekreasi, laboratorium, bengkel kerja, sumber belajar
lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran.
6) Standar Pengelolaan meliputi perencanaan
pendidikan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
pengelolaan pendidikan di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, dan pada tingkat nasional.

7) Standar Pembiayaan merupakan standar nasional


yang berkaitan dengan komponen dan besarnya biaya
operasional satuan pendidikan selama satu tahun.
8) Standar Penilaian Pendidikan merupakan standar
nasional penilaian pendidikan tentang mekanisme,
prosedur, instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik.
Penilaian yang dimaksud di sini adalah penilaian pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
meliputi: penilaian hasil belajar oleh pendidik,
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
Sedangkan bagi pendidikan tinggi, penilaian tersebut
hanya meliputi: penilaian hasil belajar oleh pendidik
dan satuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai