Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

(PAK)
Pertemuan kedua

KELAS XI
SEMESTER GENAP
Editor: Eti Handayani, S.Pd
SEJARAH KORUPSI

1. Pra kemerdekaan
a. Masa pemerintahan kerajaan: motif kekuasaan, kekayaan dan wanita. Tahun 1680
perpecahan kesultanan banten dan peristiwa di masa kerajaan mataram Islam.
b. Masa penjajahan: perdagangan pribadi, jual-beli jabatan, praktik suap.
2. Pasca kemerdekaan (masa Indonesia modern)
a. Orde lama, ada beberapa badan pemberantasan korupsi yang dibentuk yaitu:
Badan Pengawas Kerja Aparatur Negara (BAPEKAN), Panitia Retooling Aparatur
Negara (PARAN), Komando Tertinggi Retooling Aparatur Revolusi (Kontrar)
b. Orde baru, ada Tim Pemberantas Korupsi (TPK), Komite Empat (Prof. Johannes,
I.J Kasimo, Mr Wilopo dan A. Tjokroaminoto) dan Tim Operasi Ketertiban (Opstib)
dan Komisi Anti Korupsi (KAK).
Era Reformasi, ada Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(TGPTPK), Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN) dan Komisi
Ombudsman Nasional.
DASAR HUKUM
PEMBERANTASAN KORUPSI
• Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang
bersih dan bebas korupsi
• UU RI No. 8 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
• Dibentuklah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diatur dalam
Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.

Note:
Kolusi adalah kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk
melakukan suatu tindakan yang seolah-olah wajar, tetapi bertujuan
memperoleh keuntungan dengan cara merugikan pihak lain.
Nepotisme adalah cara yang dilakukan dengan memberikan fasilitas
khusus kepada kerabat dekat, pengangkatan jabatan tertentu dan
penerimaan pegawai baru untuk sanak keluarga.
Kerugian Uang Penggelapan dalam
Suap menyuap Pemerasan
Negara Jabatan

Bentuk-bentuk Korupsi

Benturan
Perbuatan Curang Gratifikasi
Kepentingan

Gratifikasi adalah pemberian biaya tambahan berupa, uang, barang, komisi


pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan Cuma-Cuma, dan fasilitas lainnya.
Korupsi Trans Aktif

Korupsi Memeras

Korupsi Inventif

7 Tipologi KORUPSI Korupsi Kekerabatan

Korupsi Defentif

Korupsi Ontogeni

Korupsi Dukungan
(1) korupsi trans aktif merupakan kesepakatan yang terjadi antara pihak
penerima dan pemberi demi memperolah keuntungan kedua belah pihak.
(2) korupsi memeras merupakan kesepakan yang dilakukan oleh pihak pemberi
untuk dipaksa menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam darinya
contohnya penyiksaan, intimidasi dan penawaran jasa perantara
(3) korupsi inventif yakni pemberian jasa atau barang tertentu tanpa ada
hubungan tertentu dari pihak yang bersangkutan misalnya penyogokan,
menerima hadiah, meminta komisi dan memberi uang jasa
(4) korupsi kekerabatan yakni memberikan jabatan kepada saudara atau kerabat
tanpa ada seleksi tertentu dengan memanfaatkan jawaban yang dimiliki.
(5) korupsi defensif merupakan perbuatan penipuan berupa pemerasan demi
mempertahankan diri.
(6) korupsi ontogeni adalah salah satu tindak korupsi yang dilakukan secara
sendiri misalnya menipu, mencuri, merampok dan lain-lain.
(7) korupsi dukungan yakni korupsi yang dilakukan secara tidak langsung
menyangkut imbalan langsung, seperti memalsukan kertas suara dalam
pemilihan umum, manipulasi peraturan, dan memetakan tempat wilayah dalam
pemilihan umum agar dapat unggul.
FAKTOR PENYEBAB PRAKTIK KORUPSI

1. Faktor Ekonomi: dilatarbelakangi upaya memenuhi kebutuhan


sehari-hari, serta keinginan yang berlebihan
2. Faktor Politik: dilatarbelakangi oleh unsur kepentingan politik
oleh pemegang kekuasaan. Politik diartikan sebagai usaha untuk
memperoleh kekuasaan, menjalankan kekuasaan dan
mempertahankan kekuasaan dengan menghalalkan berbagai cara.
3. Faktor Hukum: secara umum hukum dapat dilihat dari dua sisi,
yakni dari segi UU dan lemahnya penegakkan hukum.
NILAI-NILAI ANTIKORUPSI

1. Kejujuran
2. Kepedulian
3. Kemandirian
4. Kedisiplinan
5. Tanggung jawab
6. kerja keras
7. Sederhana
8. Keberanian
9. Keadilan
TUGAS 2

• Carilah artikel atau berita di media massa tentang tindak pidana


korupsi (rentang waktu 2023-2024) yang menunjukkan adanya
impunity dan penghentian perkara.
• Solusi apakah yang kamu tawarkan untuk menegakkan supremasi
hukum khusus tindak pidana korupsi di Indonesia.
KESIMPULAN?

Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya.


Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.
(Johann Wolfgang Von Goethe)

Anda mungkin juga menyukai