Anda di halaman 1dari 14

BIMBINGAN TEKNIS

PENYUSUNAN LAPORAN DAN KINERJA KEUANGAN


BERBASIS BALANCE SCORE CARD

Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA


Pengurus ARSADA – Komite Risiko PERSI – Komite Audit Unair
Akuntan Publik – Konsultan Keuangan – Dewan Pengawas RS – Dosen Akuntansi

Surabaya, 2 – 3 Maret 2023

Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 1


INDIKATOR KEUANGAN
No Indikator Satuan Standar Bobot

a Rasio kas % 80 - 100 5


b Cost recovery rate (CRR) % > 60 5
c Profit margin % 10 - 15 3
d Rasio kewajiban Thd aset % < 10 2
e Pertumbuhan pendapatan % >7 5
Jumlah 20

Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 2


LAPORAN KEUANGAN BLUD SESUAI
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

1. Laporan Realisasi Anggaran;


DATA YANG
DIGUNAKA 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
N 3. Neraca;
4. Laporan Operasional;
5. Laporan Arus Kas;
6. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
7. Catatan Atas Laporan Keuangan

Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 3


PENJELASAN INDIKATOR KEUANGAN
No Indikator Satuan Definisi Operasional Perhitungan

Ketersediaan kas dan setara kas Kas dan Setara Kas


a Rasio kas % untuk membayar kewajiban jangka Kewajiban Jk. Pendek
x 100%
pendek
Kemampuan pendapatan RSD Pendapatan RSD
b Cost recovery ate (CRR) % untuk membiayai beban Beban operasional
x 100%
operasional
Kemampuan RSD dalam melakukan Surplus Operasional
c Profit margin % efisiensi biaya Beban operasional
x 100%

Rasio kewajiban Thd Proporsi aset yang dibiayai dari Total Kewajiban
d % x 100%
aset utang Total Aset

Pertumbuhan Kemampuan RSD dalam Pend Th ini - Pend Th lalu


e % x 100%
pendapatan pertumbuhan pendapatan Pend Th lalu

Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 4


Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 5
PENJELASAN LAPORAN KINERJA KEUANGAN
1. Indikator Kinerja Keuangan merupakan salah satu perspektif kinerja
berdasarkan Balance Score Card yang ditetepkan dengan Peraturan Kepala
Daerah.
2. Standar merupakan standar kinerja keuangan yang ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.
3. Target merupakan target kinerja sesuai RBA tahun anggaran yang
bersangkutan.
4. Realisasi merupakan hasil kerja keuangan sesuai indikator yang ditetapkan
pada tahun anggaran yang bersangkutan.
5. Selisih merupakan selisih antara realisasi dengan target.
6. % merupakan persentase selisih terhadap target.
Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 6
ANALISIS KINERJA KEUANGAN
1. Rasio Kas melebihi standar dan target sebesar 30% sebagai akibat
perolehan surplus LO dan pencairan klaim pasien Covid-19 pada
akhir tahun 2021. Atas terjadinya over likuid kas tersebut
berdampak pada kelebihan kemampuan likuiditas rumah sakit yang
dapat digunakan pada tahun 2022 untuk pengembangan layanan,
peningkatan mutu layanan dan rasionalisasi biaya-biaya operasional
yang masih belum layak, misalnya biaya bimtek, pemeliharaan,
insentif pegawai dll. Selain itu, kelebihan likuiditas tersebut juga
dapat dimanfaatkan untuk mencukupi persediaan bahan habis pakai
untuk kebutuhan 3 bulan ke depan sesuai formularium.
Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 7
ANALISIS KINERJA KEUANGAN
2. CRR melebihi target 70% tercapai 80% atau mengalami kenaikan
sebesar 6,67% yang berdampak positif terhadap kemandirian RS
dalam memenuhi biaya operasional.
Pencapaian kinerja ini disebabkan karena peningkatan produktivitas
sekaligus efisiensi relatif rumah sakit sebagai akibat pelayanan
pasien Covid-19. Pencapaian CRR tahun 2021 tidak dapat diartikan
bahwa pada tahun-tahun berikutnya akan terulang lagi ketika
pandemi covid-19 tidak lagi terjadi. Oleh karena itu yang perlu
masih dibutuhkan dukungan APBD untuk mencukupi biaya RS
sekitar 40% sesuai standar.
Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 8
ANALISIS KINERJA KEUANGAN
3. Profit Margin atau kemampuan RS memperoleh Surplus Operasional
melebihi 7,5% dari target 12,5% menjadi 20%. Kinerja ini terjadi
karena pelayanan pasien Covid-19 yang berdampak terhadap
produktivitas dan efisiensi relatif.
Peningkatan kinerja ini berdampak terhadap peningkatan likuiditas
RS antara lain ditunjukkan dari kenaikan Rasio Kas yang over likuid,
yang akan digunakan untuk pengembangan, peningkatan mutu
layanan, kecukupan modal kerja, persediaan dan rasionalisasi biaya.

Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 9


ANALISIS KINERJA KEUANGAN
4. Sovabilitas yang diukur dengan rasio kewajiban terhadap aset
dengan target 5% terealisasi 8% atau mengalami penurunan
(kenaikan relative kewajiban terhadap aset) sebesar 3%.
Meskipun solvabilitas mengalami penurunan 3%, dengan proporsi
kewajiban terhadap aset sebesar 8%, RS masih cukup solvable
dalam arti tidak terdapat pengaruh signifikan besaran jumlah
kewajiban terhadap kemampuan RS untuk memenuhi kewajiban
pembayarannya.

Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 10


ANALISIS KINERJA KEUANGAN
5. Pertumbuhan pendapatan tahun 2021 melebihi target dari 10%
terealisasi 18% atau melebihi 8% dari target. Pencapaian kinerja ini
disebabkan karena pelayanan pasien Covid-19 sebagaimana
diuraikan sebelumnya.
Namun demikian, realisasi pendapatan tahun 2021 tidak dapat
digunakan sebagai dasar yang baik untuk penyusunan RBA tahun
2022 karena pandemi telah relatif berakhir. Dasar yang baik untuk
RBA tahun 2022 adalah dengan membuat asumsi pemulihan
kunjungan pasien umum dan JKN dari seperti tahun 2019.

Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 11


KESIMPULAN
1. Kinerja keuangan tahun 2021 sangat memuaskan, namun
dapat bersifat temporer karena pandemi Covid-19.
2. Peningkatan kinerja kauangan berdampak pada
peningkatan likuiditas yang perlu dimanfaatkan dan
dituangkan dalam RBA maupun Renstra tahun berikutnya.
3. Dampak peningkatan kinerja keuangan positif terhadap
kinerja pelayanan, mutu pelayanan dan mamfaat bagi
masyarakat.
Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 12
PENILAIAN KINERJA OLEH DEWAS
PERBAIKAN MINTA LAPORAN
LAPORAN KINERJA KEPADA
OLEH MANJ. MANAJEMEN RSD

tidakk
MENGGUNAKAN
BSC

tidakk LAPORAN
BERISI TARGET LAKUKAN
DAN REALISASI PENILAIAN DEWAS

Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA 13


THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai