Anda di halaman 1dari 87

SISTEM

KO OKR
eloDmpIo N
k 1 AT
1.WIRA LESTARI
MODUL 7
.Y E S I E K A P E R T I WI
2
S UT R I A R A M AD H A N I
3.
I
4.RESKI OKTAVIAN
. S E L V Y A F N Y P U T RI
5
6.SRI MULIANDANI
28. SELVY AFNY PUTRI
HAL 7.5 – 7.14

A. SISTEM BILANGAN REAL


B. SISTEM KOORDINAT KARTESIUS
SISTEM BILANGAN REAL DAN KOORDINAT
Apa itu
himpunan
A. SISTEM BILANGAN REAL bilangan real?

Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang


merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan
bilangan irasional
HIMPUNAN

Apakah kamu Yang termasuk himpunan

tahu apa itu


himpunan?

Kumpulan huruf vokal Kumpulan hewan berkaki dua

Jadi, himpunan adalah kumpulan objek-objek (abstrak atau konkret) yang didefinisikan dengan
jelas (well defined), jadi keanggotaannya harus jelas
HIMPUNAN

Himpunan biasanya A, B, C, D, dan


dinyatakan dengan seterusnya
Simbol “{...}”
huruf kapital

Anggota (elemen) a, b, c, d, dan seterusnya.


Lambang anggota elemen
himpunan biasanya suatu himpunan adalah
menggunakan huruf “” (baca: anggota/elemen)
kecil “” (baca: bukan
anggota/elemen)
HIMPUNAN

Contoh:

• Himpunan huruf vocal  V = {a, i, u, e, o}

• Himpunan bilangan asli  N = { 1, 2, 3, …}

• Himpunan bilangan bulat  Z = { …, -2, -1, 0, 1, 2, …}


Himpunan bilangan
Himpunan bilangan asli
Rasional

HIMPUNAN
Himpunan bilangan
Himpunan bilangan cacah
BILANGAN irrasional

Himpunan bilangan bulat Himpunan bilangan Real


1. BILANGAN ASLI (N)

Himpunan bilangan asli atau disebut juga himpunan


bilangan bulat positif dapat ditulis sebagai ….

BILANGAN ASLI

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

N = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ….}
Contoh:

Tuliskan bilangan asli yang kurang dari 15!


Penyelesaian:

Himpunan bilangan asli kurang dari 15


N = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 }
2. Bilangan cacah (W)

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang


bukan negative atau himpunan bilangan asli ditambah 0

BILANGAN ASLI
nol

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

W = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ….}
Contoh himpunan bilangan cacah:

1. B adalah himpunan bilangan cacah kurang


dari 6
 B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}
2. A adalah himpunan bilangan cacah kelipatan 2
 A = {2, 4, 6, 8, 10, … }
3. Bilangan Bulat (Z)

Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan


asli (bilangan bulat positif), nol dan lawannya (bilangan
bulat negatif)
Bilangan bulat negatif nol Bilangan bulat negatif

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Z = { -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, …}


Penulisan bilangan bulat
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Bilangan bulat negatif Bilangan bulat positif

Untuk membaca bilangan bulat negatif di awali dengan kata negative di depan
dan ditulis dengan tanda ( - ).
Contoh:
Bilangan -1 dibaca negatif satu
Bilangan -5 dibaca negatif lima
Bilangan -10 dibaca negatif sepuluh
4. Bilangan Rasional (Q)

Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

a, b , b 0

Keterangan:
a = penyebut Contoh:
b = pembilang
himpunan
= bilangan bulat
, ,5= = ,3=
Bentuk desimal dari bilangan rasional
Bentuk desimal dari bilangan rasional sebagai hasil pembagian
terhadap pembilang oleh penyebut menghasilkan bilangan di
belakang koma yang tervatas serta berakhir dengan pengulangan
bilangan nol, dan berulang tidak terbatas.

Contoh:
(bilangan di belakang koma terjadi
= 0,571428571428571…. pengulangan 571428 dan tidak terbatas)

= 0,8750… (bilangan di koma tidak berulang dan berakhir


dengan pengulangan bilangan nol)
5. Bilangan Irasional (H)

Bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk


A, b , b 0

Contoh:

,,, =

Bilangan
rasional
Bentuk desimal dari bilangan Irrasional
Bentuk desimal dari bilangan irrasional menghasilkan bilangan di
belakang koma yang tidak berulang dan tidak berakhir dengan
pengulangan bilangan nol.
Contoh:

= 2,645713110645… (bilangan di belakang koma tidak berulang


dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan
pengulangan bilangan nol

= 6,0827625302982…. (bilangan di belakang koma tidak berulang


dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan pengulangan
bilangan nol)
6. Bilangan Real (R)
Gabungan bilangan rasional dengan bilangan irasional. Semua
bilangan real dapat dinyatakan dalam bentuk desimal.

Keterangan:
Q
N = bilangan asli Z H
W = bilangan cacah
W
Z = bilangan bulat N
Q = bilangan
rasional
R = bilangan real
H = bilangan
Irrasional
R
Kerapatan

Diantara dua bilangan real sembarang yang berlainan x dan y, terdapat suatu
bilangan real lain dapat hyga di rumuskan (x+y) Sehingga dapat dikatakan bahwa
diantara dua bilangan real sembarang yang lain terdapat bilangan rasional maupun
irrasional.

Contoh:
Tentukan kerapatan antara 2 dan 3

Jawab:
(2 + 3) = = 2,5
B. SISTEM KOORDINAT KARTESIUS
Pengertian Sistem Koordinat Kartesius Apa itu sistem
koordinat
Di dalam ilmu matematika sistem Y kartesius?
koordinat kartesius digunakan untuk
menentukan posisi atau letak dari sebuah
titik/lokasi/benda pada bidang datar. Garis vertikal
(sumbu y)
Sistem koordinat
Garis horizontal
X
kertesius dilukiskan
oleh dua buah garis (sumbu x)

Titik nol/titik
asal
Garis horizontal atau yang disebut juga sumbu x terdiri
dari x positif dan x negatif,

X negatif X positif
digambarkan digambarkan
X posisinya di
posisinya di
sebelah kiri angka sebelah kanan
0 angka 0
Garis vertikal atau yang disebut juga sumbu y
Terdiri dari y positif dan y negatif

Y
y positif
digambarkan
posisinya di
sebelah atas
angka 0

y negatif
digambarkan
posisinya di sebelah
bawah angka 0
Cara penulisan sistem koordinat kartesius
Untuk menuliskan sebuah titik pada
sistem koordinat kartesius adalah sebagai Y
berikut:

Misalkan titik A yang terletak pada sistem


koordinat kartesius, maka cara y A (x,y)
penulisannya adalah A (x,y)

X
x
absis
ordinat
Menentukan koordinat sebuah titik pada bidang
koordinat kartesius
Y
B (2, 4)
4
A (-3, 3) 3
2

X
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1
-2
C (-2, -3) -3

-4 D (3, -4)
Menentukan letak/posisi sebuah titik koordinat pada
bidang koordinat kartesius
Y
Diketahui koordinat
Titik K (4,1), L (-2,4), L (-2,4) 4
M (-4, -2), N (2, -4)
3
Gambarkan titik-
2
titik tersebut pada
bidang koordinat
kartesius 1 K (4,1)

X
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1

M (-4, -2) -2
-3

-4
N (2, -4)
Menghubungkan beberapa titik koordinat pada
bidang koordinat kartesius menjadi sebuah bidang
datar
Y

P (3,4) S (-3,4) 4 P (3,4)


Q (3, -4) 3
R (-3,-4) 2
S (-3,4)
1

X
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1
-2
-3

R (-3,-4) -4 Q (3, -4)


RUMUS
JARAK
15.YESI EKA VERTIWI
(HAL 7.15 – 7.18 )
856792317
RUMUS JARAK

Ketika dua titik dihubungkan dengan garis


lurus bagian garis antar dua titik disebut ruas
garis (a line segmen). Panjang ruas garis
tersebut menunjukkan jarak antara dua titik di
dua ujung ruas garis tersebut .
Theorema Pytagoras dapat digunakan untuk
menentukan Panjang ruas garis yang tidak
sejajar dengan sumbu koordinat.
CONTOH SOAL
y
6 B(5,5)
5
4
3 C(5,3)
2
A(2,3)
1
x
0 1 2 3 4 5 6

Tentukan jarak antara titik A


(2,3) dan B (2,5)
CONTOH SOAL
Pertama, gambarlah garis horizontal melalui A (2,3) dan garis vertical
melalui B(5,5). Kedua garis tersebut berpotongan di C (5,3) hingga
terbentuk segitiga siku-siku ABC.
Dari gambar dapat diketahui Panjang ruas garis :
AC = 5 – 2 = 3 BC = 5 – 3 = 2
Berdasarkan teorema Phytagoras :
(AB)² = (AC)² + (BC)²
(AB)² = 3² + 2²
(AB)² =9–4
(AB)² = 13
(AB) =
Jadi jarak antara titik A dan B adalah
PERSAMAAN LINGKARAN
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik (x,y)
pada bidang yang berjarak sama terhadap satu titik
tetap yang disebut pusat lingkaran, jarak titik-titik
(x,y) terhadap titik pusat disebut jari-jari (radius)
dan dilambangkan r.
Jika titik pusat lingkaran P(a,b) dan jarak titik-titik
Q(x,y) terhadap titik pusat P berjarak r, maka dengan
rumus jarak kita akan memperoleh hubungan
antara titik Q(x,y), P(a,b) dan r.
Lingkaran dengan Pusat P(a,b)

Q(x,y)

P(a,b) C

0
Gambar diatas merupakan duplikat segitiga
pada lingkaran.
Hubungan antara titik Q(x,y), P(a,b) dan r dapat
ditunjukkan dengan menerapkan Theorema
Pytagoras.
Q(x,y)

r² = (x-a)² + (y-b)²
r (x-a) r=
P(a,b)
C
(y-b)
CONTOH SOAL
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di titik
P(2,3) dan melalui titik A(4,5).

Jari-jari lingkaran adalah :


r=
r=
r=
r=
LANJUTAN
y

A(4,5) Persamaan lingkaran yang


r dimaksud adalah :
r² = (x-a)² + (y-b)²
P(2,3)
² = (x – 2)² + (y – 3)²
x 8 = (x – 2) + (y – 3)²

Gambar lingkaran dengan


pusat P(2,3) dan melalui A(4,5)
21. WIRA LESTARI
Halaman 7.18 – 7.25

E. SISTEM KOORDINAT KUTUB


F. HUBUNGAN KOORDINAT KUTUB
DENGAN KOORDINAT KARTESIUS
E. Sistem Koordinat Kutub

Sistem koordinat kutub adalah suatu system koordinat 2- dimensi dimana


setiap titik pada bidang ditentukan dengan jarak dari suatu titik yang telah
ditetapkan dan suatu arah yang telah ditetapkan.

Dalam system koordinat kartesius, tempat kedudukan titik pada bidang


ditunjukkan oleh pasangan terurut bilangan real (x,y). Makna ini berlaku juga
sebaliknya yaitu pasangan terurut bilangan rasional (x,y).
y P (r,)

Sinar garis tetap, atau


Sumbu kutub
.
r
Sinar garis OP
Kutub atau
Titik asal
𝜃
o x
Titik P adalah titik sebarang pada bidang (Lihat
gambar). Dalam system koordinat kutub, titik P
terletak pada jarak r satuan dari titik asal/kutub,
dan sinar garis OP membentuk sudut terhadap
sumbu kutub.
Sudut bernilai positif jika arah pengukuran sudut berlawanan dengan arah
pergerakan jarum jam dan bernilsi negative jika arah pengukuran sudut searah
dengan pergerakan jarum jam.
CONTOH SOAL: y

Gambarkan koordinat kutub : P (r, )


a. P (r,
b. P (r, -) r
c. P (r, )
0
40
P (r, -)
-

P (r, -)

Gambar 7.16
Koordinat r pada titik P(r,

aris yang membentuk sudut dengan sumbu kutub.


Dengan panjang yang sama, nilai r negative jika
merupakan kepanjangan dari sinar garis OP
(dengan arah yang berlawanan arah sinar garis OP
yang membentuk sudut dengan sumbu kutub melalui
kutub).
F. HUBUNGAN KOORDINAT DENGAN KOORDINAT KARTESIUS

Jika sumbu-sumbu pada system koordinat kutub dan system


koordinat kartesius dihimpitkan
Hingga saling menutupi, maka letak suatu titik pada system
koordinat kutub yang ditandai dengan pasangan teurut ( r, ) dan
titik pada system koordinat kartesius yang ditandai dengan
pasangan terurut (x,y) dapat dihubungkan oleh persamaan
berikut:
y
P(x,y)
P (r,

Pada segitiga OPR dengan rumus


Pythagoras terdapat hubungan:
sin = y = r sin
Cos = x = r cos y

==
x

o x R
Hubungan koordinat kutub dan koordinat kartesius tersebut diatas
berlaku pada seluruh kuadran pada bidang kartesius. Penentuan besarnya
sudut kuadran dapat menggunakan sifat fungsi tangen di setip kuadran,
yaitu:

Pada kuadran I, nilai x positif dan nilai y positif sehingga


tan =  nilai tan positif

Pada kuadran II, nilai x negative dan nilai y positif sehingga


tan =  nilai tan positif

Pada kuadran III, nilai x negative dan nilai y negatif sehingga


Tan = tan =  nilai tan positif
Jika diketahui titik-titik

1
koordinatnya
P (4,4)
Ubahlah menjadi koordinat cartesius atau
koordinat kutub!

Diketahui koordinat cartesius P (4,4), maka digunakan rumus dan


perhitungannya sebagai berikut:

r= +
r=
Tan =
= arctan 1
=

Jadi koordinat kutubnya dari P (4,4) adalah

P= ()
Diketahui Koordinat Kartesius:
Ubahlah ke Koordinat Kutub:
Titik A ( 4,4)
4 A

2
(x,y) Maka : r=

Tan =
r 4 √3

tan =
PENYELESAIAN: tan =
4
Titik A ( 4,4)  r =
r= tan
r=
tan
r= 8

Jadi A ( 4,4) <==> A(8, )


Diketahui Koordinat Kutub :
Titik A ( 12, )

3
Maka : x = r. cos
B (r,
y = r. sin

12

o
150 PENYELESAIAN:
y = r. sin
Titik A ( 12, = 12. sin
= 12. cos = 12. sin
= 12. – = 12.
cos y=6
= 12. -
= -
Jadi B (12, )  B (-6
6. SUTRIA RAMADHANI

KB 2.Persamaan linear 7.33-7.39


Apa itu
persamaan
linear?

• Persamaan linear adalah persamaan dari ilmu aljabar di mana


persamaan ini sukunya mengantung konstanta dengan variable
tunggal.
• Kenapa bisa disebut linear ?
• Karena tiap hubungan matematis di gambarkan dengan garis lus
dalam suatu koordinat kartesius
SIFAT-SIFAT PERSAMAAN LINEAR

 Penjumlahan, pengurangan,perkalian dan pembagian bilangan kedua


ruas tidak mengubah persamaan nilai
Persamaan jika di pindaha ruas maka penjumlahan berubah jadi
pengurangan. Jika perkalian berubah menjadi pembagian dan sebaliknya
BERIKUT INI PENUANGAN AIR DI TANGKI
Waktu Volum Relasi
0 31 31 = 0 + 31 31 = 10(0)+31
1 41 41 = 10 + 31 41 = 10(1)+31
Volum air (Liter)

2 51 51 = 20 + 31 51 = 10(2)+31
10

61 = 30 + 31 61 = 10(3)+31
9

8 -10-
-9-
3 61
7
-8-
6
-7- 4 71 71 = 40 + 31 71 = 10(4)+31
5 -6-
-5-
81 = 50 + 31 81 = 10(5 )+31
4

3
-4-
-3-
5 81
2 -2-
1 -1-
Dan seterusnya
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Waktu (Menit)
x f(x) f(x)= 10x = 31
RUMUS DAN CONTOH
Bentuk Umum fungsi linear
Dik : nilai x pada persamaan 10x + 10 = 10x – 5
Di tanya : berapa nilai x ?

Jawab
y = ax + b 10x + 10 = 5 x -5
10x – 5 x = -5 -10
5 x = -15
x =-
x = -3

Jadi, Nilai x adalah -3


PENGERTIAN PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
• Persamaan linear dua variable adalah dua persamaan dari linear dua variabel. Kedua variable
mempunyai hubungan dan bisa memiliki satu penyelesaian

• Langkah – langkah untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan persamaan linear dua
variabel :

• - melakukan pergantian setiap besaran di dalam masalah dengan variabel dan di nyatakan
• dengan simbol atau huruf
• - Membuat suatu model matematika dari suatu masalah
• - mencari solusi yang tepat dari permasalahan dan menggunakan metode persamaan linear dua
• variabel
PENYELESAIAN PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
• Penyelesaian dari persamaan linear dua variabel adalah pasangan terurut dari bilangan (x,y) yang
menyebabkan persamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar.

• Contoh : persamaan y = x+ 2 pada (-6,-1)


y = x+ 2

• -6 = (-1) + 2
=- +2 Karena hasilnya tidak sama maka (-6,-1) bukan lah
penyelesaian dari persamaan y = x+ 2
=
MENGGAMBAR PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

• MENGGAMBARKAN PERSAMAAN LINEAR Y = X+ 2


X y = x+ 2 Solusi y = x+ 2
y
-4 (-4)+ 2 = 0 (-4,0)
4
-2 (-2)+ 2 = 1 (-2,1) 3 (4,4)
(2,3)
0 (0)+ 2 = 2 (0,2) (-2,1)
2 (0,2)

(-4,0) 1
x
2 (2)+ 2 = 3 (2,3) 0

-4 -3 -2 -1 -1 1 2 3 4
4 (4)+ 2 = 4 (4,4) -2
Penjelasan persamaan linear dua variabel

• Himpunan bilangan real adalah himpunan pengganti untuk x dan y, maka setiap solusi dari
persamaan merupakan koordinat titik titik pada garis, maka penyelesaian y = x+ 2 maka di
sebut dengan persamaan garis

Koordinat gambar dari persamaan yang ekuivalen


dengan
ax + by = c, x dan y € {Bilangan real}
Dimana a, b, c adalah bialngan real dengan a dan b kedua
nya tidak sama dengan nol berupa garis lurus
Titik potong garis terhadap sumbu –x dan -y
Intercept adalah menggambar garis dengan hanya menentukan dua titik yang
merupakan titik-titik potong garis dengan sumbu-sumbu koordinat.

Intercept –y (x=0) Intercept –y


Intercept –x (y=0) 0,2
Intercept –x

1,0
Contoh soal titik potong garis terhadap sumbu –x dan -y

Persamaan 4 x -4 y = 8 Persamaan 4 x -4 y = 8 Gambar kedua titik pada bidang koordinat pada garis 4 x – 4 y = 8
Jawab Jawab
y = 0 maka x = 0 maka
4x - 4y = 8 4x - 4y = 8 y
4x-4 (0)=8 4(0) - 4y = 8
0,2
4x=8 -4y = 8
x=2 y= 2 2,0 x
x-intercept adalah (2,0) y-intercept adalah (0,2)
3. SRI MULIANDANI

7.39 – 7.46
Kemiringan (Slope) atau Gradien Garis

(2,0)
o x • Gambar disamping adalah :

1. Garis lurus yang memotong sumbu –x pada x=2


dan sumbu –y pada y = 4
2. Garis yang menanjak dari kiri ke kanan yaitu
(0,-4) menanjak 2 satuan untuk setiap pergerakan 1
satuan ke kiri ke kanan

Garis 4x – 2y = 8
Pengertian Kemiringan (Slope)

Kemiringan (Slope) atau Gradien garis merupakan ukuran dari


Langkah pada gambar sebelumnya

Gradien Garis Lurus merupakan laju perubahan dari koordinat –y


dari suatu titik pada suatu garis lurus terhadap koordinat -x
CONTO
H y
4 (2,4)
1. Gambarkan persamaan garis y= 2x
B y = 2x
Jawab : 2 (1,2)
y = 2x
x y O
(0,0)
x Garis y = 2x
2 4 2 -2 -1 1 2
1
1 2 A
1 2 (-1,-2) -2
0 0
1 2
-1 -2 -4
(-2,-4)
1 -2 -4 2
Untuk semua bilangan real m , gambar dalam bidang koordinat dari
persamaan

y = mx
Adalah garis yang mempunyai gradien m dan melalui titik asal (0,0)
2. Tentukan Gradien Garis yang melalui titik (, ) = (-3,2) dan (, ) = (2,5). Gambarkan!

Jawab :
(2 –(-3)) = 5
Gradien : m = = =

Jika kita ubah titik (, ) = (2,5) dan (, ) = (-3,2), maka


y Hasilnya adalah
5
(2,5) m= = =

(5 - 2)= 3 Hal ini menunjukkan bahwa urutan penamaan dari titik memberikan
hasil yang sama

2
(-3,2) Gradien artinya yaitu untuk :
• Setiap gerakan 5 satuan ke kanan menyebabkan garis bergerak ke atas
O x 3 satuan atau
• Setiap gerakan 5 satuan ke kiri menyebabkan garis bergerak ke bawah
-3 2 3 satuan
Garis dengan Gradien
KESIMPULAN GRADIEN GARIS LURUS

1. Gradien garis lurus positif, jika arah garis dari kiri ke kanan atas
2. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu –x adalah nol, karena arah garis vertical tidak ada
3. Gradien garis lurus negatif, jika arah garis dari kiri ke kanan bawah
4. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu –y tidak terdefinisi, karena arah garis horizontal tidak ada
(menyebabkan pembaginya nol dan hasilnya tidak didefinisikan). Hal ini berarti garis yang sejajar sumbu
–y tidak mempunyai gradien
5. Misalnya garis lurus k gradiennya dan garis lurus j gradiennya . Jika garis k dan garis j saling tegak lurus,
maka gradien-gradiennya menunjukkan hubungan
- dengan ≠ 0 atau . = -1
6. Garis-garis lurus yang sejajar (parallel ) mempunyai gradien yang sama
y y
y Gradien positif y Gradien tidak
Gradien negatif terdefinisi
Gradien nol

x
x x x

(a) (b) (c) (d)

Macam-macam Gradien Garis


CONTO
H
3. Tentukan gradien garis yang melalui titik-titik (-2,2) dan (3,2). Gambarkan garis tersebut!

Jawab :

Gradien = 0
Umpamakan (,y) = (-2,2) dan (, ) = (3,2) maka
(-2,2) 2 (3,2)
gradien garis :

o
m= = = =0 x
-2 3
3. Tentukan gradien garis yang melalui titik (3,2) dan (3,-3). Gambarkan garis tersebut!

Gradien = tidak di definisikan Jawab :


y

-2 (3,2)

Umpamakan (, ) = (3,2) dan (, ) = (3,-3) maka


o x gradien
garis : 3

m -3= = = (3,-3)
= tidak didefinisikan
Menentukan Persamaan Garis yang Melalui Titik dengan Gradien
Tertentu

Jika (, ) adalah titik pada garis dan (, ) adalah titik laon pada garis yang sama, maka gradien dari (, ) ke
(, ) adalah

m= Diubah bentuk menjadi =m


()

Dengan demikian

= m ()

Adalah persamaan garis dengan gradien m dan melalui titik (, )


CONTO
H
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,1) dan gradien 3

Jawab :

= m ()
y – 1 = 3 (x-2)
y – 1 = 3 x-6
y = 3x-5
Menentukan Persamaan Garis dengan y-intercept dan Gradien
Diketahui

y y
1
4 (2,4) (0,4)

2 y= 2x + 4
y= 2x
2 y= 2x
(1,2)

o (0,0)
x
-2 -1 1 2 x (0,0)

(-1,-2) -2

(-2,-4) -4

Garis y = 2x dan y = 2x +4
Untuk menentukan y-intercept, ganti x dengan 0 pada setiap persamaan garis

y = 2x y = 2x + 4
y = 2 (0) y = 2 (0) + 4
y =0 y -intercept y=4

Jika garis memotong sumbu –y(y-intercept) di b, maka titik potong tersebut adalah (0,b)
Persamaan garis yang melalui titik (0,b) dengan gradien m adalah

y – b = m (x-0) y = mx + b
y – b = mxMerupakan persamaan garis dengan m adalah gradien dan
y = mxb+adalah
b titik potong garis terhadap sumbu-y (y-intercept)
CONTO
H
Berikut ini contoh persamaan garis bentuk y = mx + b

Persamaan garis gradien y-


intercept

y = mx + b m
b

y = 3x +5
y = -2x – 4

y= - x+ -

y = 12 0
12
X =5 tidak ada
tidak ada
R E SK I O K TA V I A N I
7.47-7.54
B . P E R T ID A K S A M A A N
L INIER
• Contoh 7.30

Tentukan gradien dan y- intercept dari


persamaan 3x+2y = 6
Jawab : DIPEROLEH :

Persamaan tersebut diubah menjadi bentuk y A. GRADIEN = (-).


= MX + B. B. Y- INTERCEPT = 3. (GARIS TERSEBUT MEMOTONG
• 3x + 2y = 6 SUMBU -Y DITITIK (0.3)).

• 2y = -3x + 6
• Y=(-)x+3
UNTUK MEMBUKTIKAN (- ) BENAR GRADIEN DARI
GARIS 3X + 2Y = 6, KITA GUNAKAN TITIK LAIN
(-2, 6) y
YAITU (-2, 6) DAN (4, -3).
6 -
Y=(-) x+3
APAKAH TITIK (-2,6) DAN (4, -3) BERADA PADA
GARIS? 3 - (0, 3)
(-2,6):3(-2) + 2(6) = 6 DAN 6 = 6 (BENAR) -2 2 4
0
l l l
(4,-3) 3(4) + 2(-3) = 6 DAN 6 = 6(BENAR). x
SEKARANG APAKAH BENAR -GRADIEN GARIS?
M = = = ( ) (BENAR) -3 _

Gambar 7.37
Garis -Y=(-) x+3
CONTOH 7.31
GARIS-GARIS SEJAJAR DI GAMBARKAN SEBAGAI
GARIS-GARIS PADA BIDANG DATAR YANG TIDAK TUNJUKKAN APAKAH GARIS 9X+6Y= 2 DAN 3X = 10-2Y
BERPOTONGAN, BERAPAPUN JARAK ANTAR GARIS- SEJAJAR?
GARIS TERSEBUT. JAWAB :
DUA GARIS SALING SEJAJAR JIKA DAN HANYA JIKA BENTUK KEDUA GARIS DIUBAH MENJADI Y= MX+B,
1. KEDUA GARIS TERSEBUT MEMILIKI GRADIEN YAITU:
YANG SAMA
9X+6Y= 2 3x = 10 – 2 y
2. KEDUA GARIS TERSEBUT MEMILIKI Y - 2y= -3x +10
6Y = -9X+2 y =(-)x +
INTERCEPTBYANG BERBEDA. y= (-)x+ 5
Y=(-)X +
Y = (- )X +
MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS YANG MELALUI DUA TITIK

(, ) DAN (, ) ADALAH TITIK TITIK PADA SATU GARIS DAN


(X, Y) ADALAH TITIK LAIN PADA GARIS YANG SAMA
DENGAN GRADIEN. GRADIEN GARIS DARI ( , ) KE (X,Y) KARENA TITIK (X,Y), (, ) DAN (, ) TERLETAK PADA
ADALAH DAN GRADIEN GARIS DARI ( , ) KE (, ) ADALAH , GARIS YANG SAMA MAKA GRADIEN GARIS DARI (, )
YAITU KE (X,Y) SAMA DENGAN GRADIEN GARIS DARI (, ) KE
(, ) SEHINGGA DIPEROLEH
= DAN =
= ATAU =

= Atau =
Merupakan persamaan garis yang melalui titik (, ) dan (, )
CONTOH 7.33
TENTUKAN PERSAMAAN GARIS YANG MELALUI TITIK (2, -3) DAN (5, 1)
JAWAB : PERSAMAAN GARIS YANG DIMAKSUD ADALAH
= DAN DISEDERHANAKAN MENJADI
= ATAU Y +3 = (X-2)
Y = X- - 3 ATAU Y = X-
B. PERTIDAKSAMAAN LINEAR
Y
Y= X-2
(A)
0
I
GAMBAR 7.3 9 2 X

MENGGAMBARKAN GARIS Y= X-2.


GAMBAR 7.39
-2 -
(B) GAMBAR Y = X-2 DENGAN WILAYAH (A)
DAN (B)
PERTIDAKSAMAAN LINEAR DALAM X DAN YDAPAT DITULIS DALAM SALAH SATU BENTUK-BENTUK BERIKUT:
1. AX + BY < C 2. AX + BY > C
3. AX + BY ≤ C 4. AX + BY ≥ C
DIMANA A, B, DAN C ADALAH BILANGAN REAL DAN A DAN B TIDAK KEDUANYA NOL.

CO NTOH 7.34 :

A. 3AX-2Y < 6 B. 4X + Y > 8

C. X + 5Y ≤ 10 D. X ≥ 5
HIMPUNAN PENYELESAIAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR
Penyelesaian dari pertidaksamaan linear adalah pasangan terurut dari bilangan real yang
menyebabkan pertidaksamaan menjadi pernyataan yang bernilain benar.
Contoh 7.35
APAKAH TITIK (3,2) DAN (5,1) merupakan penyelesaian dari 3x – 2y < 6?
Jawab :
Untuk titik (3 , 2) x diganti dengan 3 dan y diganti dengan 2 sehingga 3 (3) -2 (2) < 6 ↔9 -4 < 6 (benar)
Dengan demikian (3, 2) adalah penyelesaian dari 3x – 2y < 6.
Untuk titik (5, 1) silahkan anda coba!
• Gambar himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear adalah setengah bidang koordinat untuk menunjukkan
bahwa setengah bidang koordinat merupakan himpunan, penyelesaian pertidaksamaan linear yang diberikan blm,
setengah bidang koordinat tersebut diarsir.Berikut langkah menggambarkkan himpunan penyelesaian vdari ax + by <
c.1. Gambar garis batas ax + by = c dengan bentuk putus-putus

• L, merupakan batas dari setengah bidang yang memuat himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan yang diberikan.

• 2. Gunakan titik sebarang p (a, b) untuk menguji (biasanya yang lebih mudah digunakan adalah titik (0,0) ) dimana p
adalah suatu titik pada salah satu dari setengah bidang. Gantikan x dengan abdan y dengan b pada pertidaksamaan
yang diberikan.

• 3. Jika (a, b) adalah salah satu solusi dari ax + by < c, arsirlah daerah setengah bidang yang memuat p (a, b). Jika (a, b)
bukan solusi dari ax +by < c, arsirlah daerah setengah bidang yang tidak memuat p ( a,b)langkah diatas dapat digunakan
untuk bentuk pertidaksamaan lainnya

• (1) ax +by > c ; (2) ax + by ≤ c ; (3) ax + by ≥ c


Contoh 7.38 :

Gambarkan daerah penyelesaian pertidaksamaan linear 2x+3y < 6jawab :

1. Gambarkan garis batas 2x+ 3y = 6 ( secara tidak putus putus, karena lambang pertidaksamaan nya memuat sana dengan
"≤") dengan menentukan titik potong garis terhadap sumbu - x dan sumbu -y , yaitu :titik potong garis terhadap sumbu -x ,y =
0 x = 3 dititik (3,0)titik potong garis terhadap sumbu -y, x = 0 y = 2 dititik (0, 2)garis 2x +3y = 6 membagi bidang koordinat
menjadi dua bagian.

2. Gunakan titik (0,0) untuk menguji apakah setengah bagian bidang koordinat vyang memuat titik (0,0) adalah daerah
penyelesaian pertidaksamaan 2x+ 3y ≤ 6 yang dimaksud(0,0) 2 (0) +3(0) ≤6 0 ≤ 6 ( benar)jadi benar bahwa
setengah bagian bidang koordinat yang memuat titik (0,0) adalah daerah penyelesaian pertidaksamaan 2x + 3y ≤6, yang
dimaksud

3.Karena (0,0) adalah penyelesaian pertidaksamaan 2x + 3y ≤6 setengah bagian daerah bidang koordinat terarsir yang
memuat (0,0) adalah gambar dari himpunan penyelesaian yang diinginkan (perhatikan gambar 7.42)
y

(0,2) 2x+ 3y = 6

(3,0) Gambar 7.42


x PENYELESAIAN 2X + 3Y ≤6
0

2x +3y ≤6
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai