di Komunitas
Pemicuan STBM
• Pemicuan STBM adalah kegiatan untuk memfasilitasi
masyarakat dalam melakukan analisis terkait perilaku
higienitas dan sanitasi.
• Tujuannya adalah agar masyarakat mau mengubah
perilaku higienitas dan sanitasinya menjadi lebih baik.
• Tiga kegiatan utama pemicuan STBM:
– Pra pemicuan
– Pemicuan
– Pasca Pemicuan
Kegiatan Pra Pemicuan
Informasi Kepemilikan
Informasi Pendidikan
Kondisi
Sarana
Demografi & Pekerjaan Geografis Sanitasi
Observasi Kebiasaan
PHBS Masyarakat Sarana &
Aliran Sungai, Tradisi/ Program
Prasarana
Kolam, Rawa Budaya Masyarakat Sanitasi
a. Pemetaan (Mapping),
b. Penelusuran Desa (Transect
Walk),
c. Alur Kontaminasi (Oral Fecal),
d. Simulasi Air yang telah
Terkontaminasi
e. Diskusi Kelompok Terfokus
(FGD/Focus Group Discussion) Prof. Robert Chamber,
pengembang PRA & tools-nya
Diskusi Kelompok
• Bagi peserta menjadi 5 kelompok (sesuai pilar STBM)
• Diskusikan di masing-masing kelompok 2 topik berikut:
1. Apa yang potensial untuk dijadikan elemen/faktor pemicu
perubahan perilaku higiene dan sanitasi (misalnya budaya atau
adat atau kepercayaan masyarakat atau tatanan yang dianut oleh
masyarakat, aturan agama yang wajib ditaati). metaplan hijau
2. Apa saja faktor yang mungkin menghambat orang untuk
mengubah perilaku higiene dan sanitasi (5 pilar STBM)
metaplan merah
• Satu lembar metaplan untuk satu pernyataan.
• Kelompokkan pada dua flipchart yang berbeda.
• Sajikan hasil diskusi kelompok & buat rangkuman hasil diskusi.
Diskusi Pleno
• Klarifikasi & lakukan pendalaman hasil diskusi
kelompok (agar tidak ada faktor-faktor yang
relevan namun tidak terungkap)
• Lakukan diskusi untuk merumuskan alat-alat
partisipatif yang tepat untuk digunakan dalam
pemicuan setiap faktor/elemen (mencakup 5 pilar
STBM).
ELEMEN PEMICU DAN
FAKTOR PENGHAMBAT
PEMICUAN
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU
ALAT/TEKNIK YANG
FAKTOR YANG DIPICU DIGUNAKAN
TRANSECT WALK
DIAGRAM ALUR:
SIMULASI AIR YANG
MENGANDUNG
ALAT/TEKNIK YANG
FAKTOR YANG DIPICU DIGUNAKAN
ALAT/TEKNIK YANG
FAKTOR YANG DIPICU DIGUNAKAN
FGD:
PERHITUNGAN JUMLAH TINJA,
SAMPAH DAN LIMBAH CAIR
PEMETAAN :
TAKUT SAKIT PEMETAAN RUMAH WARGA
YANG TERKENA DIARE/
MALARIA/DEMAM
BERDARAH/PENYAKIT AKIBAT
KONDISI SANITASI YANG
BURUK (DENGAN DIDUKUNG
DATA PUSKESMAS).
DIAGRAM ALUR:
ALUR KONTAMINASI
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU
ALAT/TEKNIK YANG
FAKTOR YANG DIPICU DIGUNAKAN
ALAT/TEKNIK YANG
FAKTOR YANG DIPICU DIGUNAKAN
FGD:
PRIVACY/ TERUTAMA KAUM
HARGA DIRI PEREMPUAN
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU
ALAT/TEKNIK YANG
FAKTOR YANG DIPICU DIGUNAKAN
MEMBANDINGKAN
KONDISI DI DESA
YANG BERSANGKUTAN
DENGAN MASYARAKAT
KEMISKINAN “TERMISKIN” SEPERTI
DI BANGLADESH,
INDIA ATAU DAERAH
MISKIN LAIN DI
INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT
PEMICUAN
2. PENGANTAR PERTEMUAN
Jelaskan tujuan keberadaan fasilitator
(Catatan: tujuannya adalah untuk belajar
tentang kebiasaan masyarakat yang
berhubungan dengan kesehatan lingkungan)
Jelaskan bahwa fasilitator akan banyak
bertanya dan minta kesediaan masyarakat
yang hadir untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan dengan jujur.
Jelaskan bahwa kedatangan fasilitator ke sini
bukan untuk memberikan bantuan dalam
bentuk apapun (uang, semen, bahan
material, dll), melainkan “untuk belajar”.
Minta kesediaan masyarakat yang hadir
untuk mengikuti pertemuan sampai selesai.
Cara Memfasilitasi Proses Analisis Kondisi
Sanitasi secara Partisipatif
3. PENCAIRAN SUASANA
Lakukan pencairan suasana untuk menciptakan
suasana akrab antara fasilitator dan masyarakat
sehingga masyarakat akan terbuka untuk
menceritakan apa yang terjadi di kampung tersebut.
Pencairan suasana bisa dilakukan dengan
permainan yang menghibur, mudah dilakukan oleh
masyarakat, melibatkan banyak orang dan ada
hubungannya dengan topik yang akan dianalisis.
Sebagai upaya untuk menarik perhatian anggota
masyarakat yang masih di rumah untuk segera
hadir dalam pertemuan.
4. Fasilitator bisa memulai dengan pertanyaan : “Siapa yang
melihat atau mencium bau kotoran manusia atau sampah
atau air limbah pada hari ini?” “Di mana saja biasanya
masyarakat BAB, buang sampah dan membuang limbah
cair rumah tangga?”.
5. Sepakati bersama tentang penggunaan kata BAB dan
kotoran manusia dengan bahasa setempat (misal “Berak”
untuk BAB dan “Tai“ untuk kotoran manusia). Sepakati
juga istilah untuk limbah cair dan sampah. Gunakan kata-
kata ini selama proses analisis.
Proses Pengantar dan Pencairan Suasana
Cara Memfasilitasi Proses Analisis Kondisi
Sanitasi secara Partisipatif
6. Beberapa metode/teknik PRA dapat digunakan untuk
memfasilitasi proses analisis. Urutan metode yang
digunakan tidaklah penting.
Tujuan :
Untuk melihat dan mengetahui tempat
yang paling sering dijadikan tempat
BAB, tempat buang sampah
(sembarangan) & lokasi-lokasi
genangan air (limbah cair RT).
Dengan mengajak masyarakat berjalan
ke sana dan berdiskusi di tempat
tersebut, diharapkan masyarakat akan
merasa jijik.
Memicu rasa malu bagi orang yang
biasa BAB, buang sampah
sembarangan dan buang air limbah di
tempat tersebut.
Proses Transect Walk
Tujuan :
Mengajak masyarakat untuk
menganalisis bersama tentang
cara kuman penyakit yang
terdapat pada tinja, sampah
dan limbah cair rumah tangga
dapat masuk ke tubuh manusia
dan menimbulkan penyakit.
Alat yang digunakan :
Gambar-gambar alur penularan
penyakit yang disebabkan oleh
tinja (diagram 6F), sampah dan
limbah cair rumah tangga.
Potongan – potongan kertas
Spidol
Proses Diskusi Alur Kontaminasi
1. Ajukan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
Mungkinkah tinja yang dibuang di
sembarang tempat masuk ke
mulut kita (termakan)?
Melalui apa saja?
Bagaimana dengan sampah?
Lewat apa saja?
Bagaimana dengan limbah cair
RT?
Lewat apa saja?
Minta masyarakat
menuliskan/menggambarkan
alurnya atau gunakan gambar
peraga untuk menunjukkan alurnya.
Proses Diskusi Alur Kontaminasi
Catatan;
• Bisa dilakukan saat transek,
pemetaan dan FGD.
Proses Simulasi Air yang Terkontaminasi
Alternatif 1
1. Siapkan 2 gelas air minum (bisa gunakan
AMDK gelas yang masih disegel).
4. Minta peserta yang minum air tadi untuk meminum kembali air yang
telah dicelup dengan kotoran. Tawarkan juga peserta yang lain
untuk meminumnya.
Alternatif 2
1. Siapkan 1 ember air dari sumur milik warga atau dari
sungai yang bersih.
• Pembahasan meliputi:
• FGD untuk menghitung volume/jumlah
tinja, sampah dan limbah cair rumah
tangga dari masyarakat yang BAB di
tempat terbuka, dari masyarakat yang
buang sampah sembarangan dan dari
masyarakat yang limbah cair rumah
tangganya belum dikelola dengan benar
selama 1 hari, 1 bulan, dalam 1 tahun
dst.,
• FGD tentang harga diri/privacy, agama,
kemiskinan dll.
Proses FGD Menghitung Volume Tinja, Sampah &
Limbah Cair RT
1. Menghitung volume tinja:
Ada berapa orang yang masih
BAB di sembarang tempat?
Berapa kali setiap orang
biasanya BAB dalam sehari?
Berapa banyak (kg) dalam
sekali BAB?
Hitung jumlah tinja dalam
sehari, seminggu, sebulan,
setahun dst.
Konversikan jumlah tinja
dalam ukuran karung beras,
berapa karung dan berapa
tinggi jika ditumpuk seperti
padi/ beras.
Proses FGD Menghitung Volume Tinja, Sampah &
Limbah Cair RT
2. Menghitung sampah:
Ada berapa jumlah rumah di Dusun
ini?
Berapa banyak (kg) setiap rumah
membuang sampah dalam sehari?
Hitung jumlah sampah dalam
seminggu, sebulan, setahun dst.
JENIS SARANA
NO. NAMA WARGA SANITASI YANG TANGGAL TANGGAL TANDA
AKAN DIBUAT MULAI SELESAI TANGAN
Pleno Masyarakat
Tujuan :
1. Memicu kembali antar RT untuk memastikan target perubahan
perilaku yang lebih luas dan kongkrit
2. Mengkonsolidasikan RTL antar RT sehingga menghasilkan RTL di
tingkat kelurahan
3. Meningkatkan motivasi masyarakat dan RT untuk melaksanakan
rencana kegiatan yang disusun
Pleno Masyarakat
RW 1 RW 2
NO ASPEK KATEGORI
RT 1 RT 2 RT 3 RT 1 RT 2 RT 3
MENGAJARI MEMFASILITASI
YANG HARUS DILAKUKAN & DIHINDARI
OLEH FASILITATOR STBM
MEMBERITAHUKAN MEMBIARKAN
APA YANG BAIK DAN MEREKA
YANG BURUK MENYADARINYA
SENDIRI
YANG HARUS DILAKUKAN & DIHINDARI
DALAM STBM
JANGAN LAKUKAN LAKUKAN
?
Paska Pemicuan
Membangun ulang komitmen
(kapan & melalui forum apa
saja?)
Opsi teknologi sanitasi untuk 5
pilar STBM Pelatihan apa yg
dibutuhkan?
Membangun jejaring layanan
penyediaan sanitasi (kebutuhan
kloset kemana?, sampah hasil
pemilahan dengan pihak man
Pendampingan &
Monitoring
Pengembangan media promosi
untuk perubahan perilaku yang
berkelanjutan
MembangunUlang
Membangun UlangKomitmen
Komitmen
Pahami Hidrogeologi
Opsi Teknologi untuk Pilar 2 STBM
Air Baku
Air Minum
PENGELOLAAN AIR MINUM RUMAH TANGGA
Pengelolaan air minum rumah tangga, meliputi:
1. Pengolahan Air Baku
Apabila air baku keruh perlu dilakukan pengolahan awal. Pilihan teknologinya
meliputi:
Pengendapan dengan gravitasi alami,
Penyaringan dengan kain,
Pengendapan dengan bahan kimia/tawas.
Filtrasi/Penyaringan:
Biosand filter
Keramik filter
Khlorinasi:
Khlorin cair
Khlorin tablet
Penggumpalan dan
Disinfeksi
Sodis
(Solar Water Disinfection)
Merebus
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
MODIFIKASI WADAH PENYIMPANAN
AIR MINUM
128
Lanjutan Pilar 3: Apakah jika sudah di-treatment akan aman?
131
Menyimpan peralatan pengolah pangan Mencuci bahan pangan dengan
dengan aman dan menjaga air minum/air higine sanitasi
kebersihannya. yang mengalir 132
Cuci Tangan Pakai Sabun Menutup makanan yang
dan Air mengalir sebelum disajikan dengan baik dan benar
mengolah bahan pangan 133
Opsi Teknologi untuk Pilar 4 STBM
3R ARTINYA:
REDUCE : KURANGI,
REUSE : PAKAI
ULANG,
RECYCLE: DAUR
ULANG.
MENGAPA HARUS DAUR ULANG?
1. Daur ulang mengurangi kebutuhan akan bahan alam mentah
seperti logam, kayu dan minyak. Karena itu daur ulang dapat
mengurangi dampak kerusakan lingkungan
2. Secara keseluruhan daur ulang dapat mengurangi jumlah
pembuangan gas pabrik yang mencemari udara. Karena daur
ulang memerlukan energi yang lebih sedikit dibandingkan
dengan pembuatan material baru.
3. Daur ulang menguntungkan secara materi dibandingkan
dengan pembakaran dan penimbunan sampah.Misalnya hasil
daur ulang sampah dapat dijual dan memberikan keuntungan
4. Daur Ulang membantu menciptakan kelestarian lingkungan.
Daur ulang tidaklah sulit, kita dapat memulainya dari sampah
yang ada di rumah kita.
KUNCI DAUR ULANG ADALAH MEMILAH
SAMPAH, SULITKAH?
Pemicuan:
untuk Verifikasi dan
membangkitk Membangun Evaluasi deklarasi
an rasa butuh komitmen Monitoring terhadap Kampung/Des
masyarakat dengan terhadap rencana a STBM untuk
terhadap masyarakat progress yang tindak lanjut menyatakan
sarana terhadap telah dicapai dan dilakukan bahwa
sanitasi rencana oleh pemicuan wilayah
melalui tindak lanjut masyarakat. ulang bila tersebut telah
perubahan yang telah diperlukan. menerapkan 5
perilaku disepakati. pilar STBM.
secara
kolektif.
Alat Partisipasi dalam Proses
Monitoring
1. Pemetaan & Skoring Pemetaan
melihat akses masyarakat
terhadap sarana sanitasi
(sebelum dan sesudah).
2. Rating Scale atau Convinient
Melihat dan mengetahui
apa yang dirasakan masyarakat
(sebelum & sesudah) dan
mengetahui apa yang
masyarakat rasakan dengan
sarana sanitasi yang dimiliki
pada saat itu.
Pengembangan Media Promosi untuk Perubahan
Perilaku yang Berkelanjutan